You are on page 1of 46

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iii
BAB I ANATOMI ABDOMEN.......................................................................... 1
BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA...... 21
BAB III SISTEM UROLOGI WANITA.............................................................. 39
BAB IV SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH.............................................. 42
REFERENSI……………………………………................................................. 45

1
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Anatomi Pemukaan Dinding Abdomen............................................. 1
Gambar 2. Kuadran Empat Bagian Abdomen..................................................... 2
Gambar 3. Bagian-bagian Abdomen................................................................... 2
Gambar 4. Letak Organ Dalam Menurut Regio Pada Dinding Abdomen.......... 4
Gambar 5. Garis Langer...................................................................................... 5
Gambar 6. Inervasi Kulit Abdomen.................................................................... 5
Gambar 7. Fascia Camper dan Scarpa................................................................ 8
Gambar 8. Lapisan Otot Dinding Abdomen...................................................... 9
Gambar 9. Potongan Tranversal Setinggi Otot Rektus Abdominis................... 10
Gambar 10. Vaskularisasi dan Inervasi Dinding Abdomen................................ 13
Gambar 11.Aliran Vena dan Inervasi Dinding Abdomen................................... 14
Gambar 12. Vaskularisasi Dinding Dada dan Abdomen..................................... 14
Gambar 13. Limphatic Drainage Pada Rongga Abdomen.................................. 15
Gambar 14. Inervasi Saraf Pada Dinding Abdomen.......................................... 15
Gambar 15. Anatomi Fascia tranversalis diatas dan dibawah linea arcuata....... 16
Gambar 16. Organ Genitalia Eksterna................................................................ 18
Gambar 17. Daerah Vulva (Eksternal dan Internal)............................................ 20
Gambar 18. Organ Genitalia Interna................................................................... 21
Gambar 19. Vagina dan Sistem Vena.................................................................. 22
Gambar 20. Sistem Drainase Limfatik Pelvis dan Perineum.............................. 24
Gambar 21. Posisi Uterus................................................................................... 26
Gambar 22. Vaskularisasi Uterus dan Organ Sekitar.......................................... 28
Gambar 23. Inervasi Uterus dan Organ Sekitar.................................................. 28
Gambar 24. Pembentukan Segmen Bawah Rahim............................................. 29
Gambar 25. Posisi Uterus................................................................................... 26

2
Gambar 26. Lumen Tuba Palofii......................................................................... 30
Gambar 27. Potongan Median Sagital Pelvis Tampak Peritoneum (biru)
Menempel Pada Ovarium.............................................................. 31
Gambar 28. Vaskularisasi Uterus, Tuba Palofii dan Ovarium............................ 31
Gambar 29. Otot Pelvis (Dari Atas).................................................................... 32
Gambar 30. Otot Pubococygeus......................................................................... 33
Gambar 31. Posisi Uterus dan Ureter................................................................. 37
Gambar 32. Rectum dengan Sigmoidoscopy...................................................... 38
Gambar 33. Anatomi Rectum dan Kanalis Anal................................................ 39
Gambar 34. Kanal Anal Rectum......................................................................... 39

3
PENDAHULUAN

Dalam membantu proses diagnosis dan terapi perlu diketahui dan dipahami
proyeksi organ urogenitalia iterna dan viscera pada dinding ventrolateral abdomen.

Abdomen adalah bagian trunkus yang terletak di antara toraks dan pelvis.
Kavum abdominis dan pelvis menjadi satu disebut sebagai rongga abdominopelvikus.
Kavum abdominis dengan kavum toraksis dibatasi oleh diafragma, sedangkan dengan
kavum pelvis dibatasi oleh bidang datar yang meliputi apertura pelvis superior (aditus
pelvis / pintu atas panggul) dan pelvis sendiri.
Kavum abdominis terutama berisi organ-organ traktus digestivus, sebagian
organ traktus urogenitalis, lien, glandula suprarenalis dan pleksus nervosus system
otonom.
Sebelah dalam dinding kavum abdomen dilapisi oleh peritoneum parietale,
sedangkan peritoneum viscerale melapisi permukaan luar organ atau viscera
didalamnya. diantara kedua macam peritoneum tersebut terdapat cavum abdominis
peritonei.
Dinding abdomen terdiri dari dinding ventral, lateral, dorsal abdomen dan
diaphragm. Diafragma dan dinding dorsal abdomen dibahas pada topik yang lain situ,
sedangkan pada situs abdominis yang akan dibahas disini adalah dinding ventrolateral
abdomen , organ genitalis wanita , perineum , sebagian organ traktus digestivus dan
traktus urinarius.

4
BAB I. ANATOMI ABDOMEN

1.1 Dinding Abdomen

Abdomen berada anterior badan diantara toraks dan pelvis (Moore, 2014), dinding
abdomen terdiri daripada kulit, fascia superficialis, lemak, otot-otot, fascia transversalis
dan peritoneum parietale(Shaikh, 2014). Selain itu, untuk pengenalan lebih jelas
dilakukan pembagian area dinding abdomen berdasarkan garis anatomi.

Gambar 1. Anatomi permukaan dinding abdomen , di kutip dari (Sobotta, ed 13th)

Dinding abdomen terdiri daripada kulit, fascia superficialis, lemak, otot-otot, fascia
transversalis dan peritoneum parietale(Shaikh, 2014). Selain itu, posisi abdomen ada

5
diantara toraks dan pelvis (Moore, 2014), untuk pengenalan lebih jelas dilakukan
pembagian area dinding abdomen berdasarkan garis anatomi.

Abdomen terbagi atas empat kuadran berdasarkan garis Midlinedan garis Transumbilical
(Pansky, 2013)

Gambar 1. Kuadran empat bagian abdomen (Netter, 2014)

1) Right Upper Quadrant (RUQ) : Hepar dan kantong empedu


2) Left Upper Quadrant (LUQ) : Gastric dan limfa
3) Right Lower Quadrant (RLQ) : Cecum, ascending colon dan usus kecil
4) Left Upper Quadrant (LLQ) : Descending colon, sigmoid colon, dan usus kecil

Pembagian lain dikemukakan oleh Singh (2014) berdasarkan garis Midclavicula,


Transpiloryc, Intertubecular, yaitu

6
Gambar 2.Bagian-bagian abdomen (Pansky, 2013)
1) hypocondriaca dextra
2) epigastrica
3) hypocondriaca sinistra
4) lateralis dextra
5) umbilicalis
6) lateralis sinistra
7) inguinalis dextra
8) pubica
9) inguinalis sinistra

Pembagian diatas menentukan letak organ dalam (Singh,2014) yaitu


1. Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung empedu,
sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan
kelenjar suprarenal kanan.
2. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian
hepar.
3. hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal pankreas,
fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.

7
4. lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum dan jejenum.
5. Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah
duodenum, jejenum dan ileum.
6. Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.
7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan
ureter kanan.
8. Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan).
9. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.

Gambar 3. Letak organ dalam menurut regio pada dinding abdomen

Lapisan dinding abdomen dari luar ke dalam, yaitu


a. Kulit/kutis,
b. Sub kutis
c. Fascia superfisialis
d. Musculus / Otot
e. Fascia transversalis abdominis

8
f. Peritoneum parietale

1.1.1 Kulit
Kulit dinding abdomen dibatasi oleh garis Langer atau garis cleavage. Garis ini
berguna untuk menentukan arah kulit dengan fleksibilitas terendah serta sejajar
dengan serabut kolagen pada daerah dermis. Pada bagian atas dinding abdomen,
garis langer mengarah ke tranversal dan bagian bawah dinding abdomen lebih
ke oblique sejajar dengan lipatan inguinal

Gambar 4. Garis langer (Antoniades S, 2014)

Kulit abdomen diinervasi oleh ramus anterior thorakal (T) -7 sampai dengan
Lumbal (L) -1 nervus (N) thorakoabdominal. Ramus anterior T7-T9 nervus
thorakoabdominal menginervasi kulit diatas umbilikus, T10 menginervasi kulit
di sekitar umbilikus dan kulit dibawah umbilikus diinervasi oleh T11 nervus
thorakoabdominal, cabang kutaneus subcostal 12 (T12), N. Illiohipogastrika, N.
Illioinguinal 1 (L1)

9
Gambar 5. Inervasi kulit abdomen (glance)
Vaskularisasi dinding ventral berasal dari arteri cabang-cabang a. epigastrica
superior et inferior untuk daerah dekat garis tengah. Cabang-cabang a.
intercostalis, a. lumbalis, a. circumflexa illium profundus untuk daerah daerah
pinggang.
Aliran vena oleh v. thoracalis lateralis, v. epigastrica superficialis serta vv. Para-
umbilicales yang menghubungkan jalinan vena melalui umbilicus dan
sepanjang lig. teres heaptis ke v. porta dan membentuk anastomosis vena porta
sebagai sistemik yang penting
Aliran limfe dinding abdomen di atas umbilicus mengalir ke nll. Axilaris
anterior, di bawah umbilicus mengalir ke nll. Inguinalis superficilais

1.1.2 Sub kutis


Lapisan subkutis adalah lapisan dibawah kulit yang terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.. Sel-sel ini membentuk kelompok
yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-
sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di
lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.
Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasinya, ketebalan
subkutis abdomen dapat mencapai 3 cm. Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2
pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial)

10
dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian
atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di
pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah
berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran
getah bening (Djuanda, 2003)

1.1.3 Fascia Superfisialis


Terletak dibagian terbawah lapisan kulit, terdiri dari jaringan pengikat yang
mengandung lemak dengan ketebalan yang berbeda-beda ( kurang dari 1 cm
sampai dengan lebih dari 15 cm) tergantung dari bentuk badan. Fascia
superfisialis di atas umbilikus hanya terdapat 1 lapis kemudian menjadi 2 lapis
dibawah umbilikus, bagian teratas mengandung banyak lemak di sebut Fascia
Camper dan bagian terbawah yang mengandung banyak jaringan ikat disebut
Fascia Scarpa.
1.1.2.1 Fascia Camper (Lamina superficial)
Merupakan lapisan superficial dari tela subcutanea/ subcutis / fascia
superficialis merupakan jaringan ikat areolar yang banyak mengandung
lemak dimana pada orang yang gemuk tebal dan berwarna kuning. Pada
lapisan ini berjalan pembuluh darah dan saraf yang memelihara kulit
abdomen.
1.1.2.2 FasciaScarpa (Lamina profundus)
Merupakan lapisan profundus dari tela subcutanea, berbentuk lapisan
membranous dari jaringan kolagen. Fascia ini tampak jelas dapat
dipisahkan dari fascia Camper pada daerah bawah umbilicus. Kearah
medial melekat pada linea alba melanjutkan diri ke dorsum penis
sebagai ligamentum fundiforme penis dan terus ke tunika Dartos pada
scrotum.

11
Gambar 6.Fascia Camper dan Scarpa (Grant atlas)

1.1.4 Musculus / Otot


Dinding abdomen sebagian besar terdiri serat otot-otot dan aponeurosis serta
terdapat 5 bagian otot yaitu
A. Lateral :
 M. obliquus externus abdominis
 M. obliquus internus abdominis
 M. transversus abdominis
B. Ventral/anterior
 M. rectus abdominis
 M. pyramidalis

Lima otot dinding abdomen beserta fascianya saling bersatu dan mempunyai
fungsi sebagai berikut,
- Menggerakan trunkus
- Expirasi dengan melakukan depresi costa
- Melindungi organ viscera

12
- Meningkatkan tekanan intraabdominal untuk fungsi defekasi, miksi,
muntah, batuk dan partus.

Gambar 7. Lapisan otot dinding abdomen (A dan B) (sobotta)

13
Gambar 8. Potongan tranversal setinggi otot rektus abdominis (A. Diatas margin
kosta, B. Diatas umbilikus, C. Diatas simpisis pubis) (anatomyatglance)

Gambar 9. Origo-insersio otot dinding abdomen berserta fungsinya


Otot dinding perut bagian depan: M. Rektus Abdominis dan M. Piramidalis
(terletak dalam vagina muskuli rektus abdominis)
Otot/Persarafan Origo Insersio Fungsi
1.M.Rektus Abdominis Cartilago Costalis Crista Pubica ossis Menarik dada ke
Nn. Intercostalis tulang rusuk ke 5- Coxae arah pelvis,
(nn thoracici): 7 (permukaan Sympisis Pubica menekan perut,
percabangan ventral luar) pernafasan perut
yang jarang dari Nn Proc Xiphoideus (ekspirasi)
lumbalis bagian atas) Lig.Costoxiphodea
2. M. Pyramidalis Crista Pubica ossis Linea Alba Mengencangkan
Nn.interkostalis kaudal Coxae linea alba
(Nn. Thoracici) Sympisis Pubica
(otot tidak selalu ada) (ventral dari m.
Rektus abdominis)

Otot dinding lateral dinding perut: M.Obliquus externus abdominis, M.Obliquus

14
internus abdominis, dan M. Tranversus Abdominis bersama-sama. Pada laki-laki
m. cremaster terpisah dari m. obliquus abdominis internus dan dari m.
tranversus
Otot/Persarafan Origo Insersio Fungsi
1. m.obliquus externus tulang rusuk ke 5- Labium externus Aktif 1 sisi:
abdominis 12 (permukaan (crista illiaca), menarik kosta ke
Nn. Intercostalis kaudal luar berkaitan lig.inguinale, arah berlawanan,
(nn thoracici) dengan origo m. tuberculum fleksi lateral
N. illiohypogastricus serratus anterior) pubicum, crista tulang belakang.
N. illioinguinalis pubica, linea alba Aktif 2 sisi :
(plexus lumbalis) (berperan dalam menarik thorak
menyusun ke arah panggul,
lembaran depan menekan perut,
vagina musculi pernafasan perut
rektus abdominis) (ekspirasi)
2. m.obliquus internus Fascia Cartilago costalis Aktif satu sisi:
abdominis thoracolumbalis rusuk ke 10 (ke 9) rotasi thorax ke
Nn. Intercostalis kaudal (lembar samapi ke 12 (tepi sisi yang sama,
(nn thoracici) permukaan), linea bawah), Linea alba fleksi lateral
N. illiohypogastricus intermedia (crista (berperan pada tulang belakang.
N. illioinguinalis illiaca), penyusunan lembar Aktif dua sisi:
(plexus lumbalis) lig.inguinale (dua depan dan menarik thorak
pertiga lateral) belakang vagina ke arah panggul,
musculi recti menekan perutm
abdominis di atas pernafasan perut
linea arcuata, (ekspirasi)m m.
dibawahnya Cremaster
melintas seluruh menarik testis
serabut tendonnya dan kantong
menuju ke lembar testis ke atas
depan) pada laki-
laki serabut yang
paling bawah
memisahkan diri
menjadi
m.cremaster danb
masuk ke dalam
funiculus
spermaticus
M.tranversus abdominis Cartilago costalis Linea alba Menekan perut,
Nn.intercostalis caudal rusuk (ke-5, ke-6) (berperan pada pernafasan perut
(Nn. Thoracici): N. ke-7, ke-12 penyusunan lembar (ekspirasi)
Illiohypogastricus, (permukaan belakang vagina
N.illioingunalis (plexus dalam), proc. musculi recti
lumbalis), Costalis vertebra abdominis diatas
N.genitofemoralis lumbalis (diatas linea arcuata,

15
lembar dalam dibawah berperan
fascia pada penyusunan
thoracolumbalis), lembar depan).
labium internum Pada laki-laki
(crista iliaca), lig. serabut yang paling
Inguinale bawah
(sepertiga lateral) memisahkan diri
membentuk
m.cremaster dan
masuk ke dalam
funiculus
spermaticus

Dinding abdomen mendapat perdarahan dari cabang-cabang subcutan arteri


femoralis (arteri epigastrica superficialis) dan cabang-canbang arteri yang lebih
profundus (arteri epigastrica superior, arteri musculophrenica, arteri
intercostalis, arteri lumbalis, arteri circumflexa ilium profundus dan arteri
epigastrica inferior).Vena subcutan dibawah umbilicus mengalirkan darahnya
menuju vena saphena magna dan selanjutnya ke vena femoralis, disebelah atas
umbilicus ke vena thoracoepigastrica dan ke vena axillaris melalui vena
thoracica lateralis dan vena setinggi umbilicus menuju vena parumbilicus
selanjutnya ke vena porta

Gambar 9. Vaskularisasi dan inervasi dinding abdomen (Grant Atlas)

16
Aliran limfadinding abdomen mengalir ke dua arah dengan batas umbilicus,
sebelah superior umbilicus menuju Inn. Axillaris superficialis dan sebelah
inferior menuju Inn. subinguinales superficialis tractus horisontalis. InervasiNn.
Intercostales VII s/d XII yang berjalan seorang kearah inferoantero-medial
diantara m.transversus abdominis dan m. obliquus internus abdominis, n.
iliohypogastricus dan m.ilioinguinalis yang berasal dari segmen L1

Gambar 10. Aliran vena dan inervasi dinding abdomen (sobotta)

17
Gambar 11. Vaskularisasi dinding dada dan abdomen (sobotta)

Gambar 12. Limphatic drainagepada rongga abdomen

18
Gambar 13. Inervasi saraf pada dinding abdomen (sobotta)

1.1.5 Fascia transversalis abdominis


Fascia tranversalis merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang melingkupi
hampir seluruh kavum abdomen terletak antara bagian posterior otot tranversus
abdominis dengan bagian superfisial lemak ekstraperitoneal dan peritoneum.
Pada bagian superior fascia ini bergabung dengan fascia diagframa inferior,
pada bagian bawah dengan fascia illiaca dan pelvis, ke belakang dengan fascia
thoracolumbar, dan lateral ke arah puncak os illiaca. Diatas linea arcuata, fascia
tranversalis berperan pada pembentukan posterior sheath bersama dengan
lapisan posterior m. oblique internus abdominis dan m. tranversus abdominis.
Dibawah linea arcuata, posterior sheath dibentuk oleh fascia tranversalis dan
bersama dengan batas posterior ligamentum inguinal membentuk femoral
sheath untuk membentuk fascia spermatika internal serta berperan untuk
pembentukan dinding inguinal.

19
Gambar 11. Anatomi Fascia tranversalis diatas dan dibawah linea arcuata
(medscape)

1.1.6 Peritoneum parietale


Membran serous yang terdiri dari stratum mesothelium selapis dan jaringan ikat
kolagen/elastic. Warna putih agak biru dan mengkilat agak basah karena sekresi
cairan peritoneal yang serous. Jaringan sub serosa terdiri dari jaringan areolar,
yang melekat pada dinding abdomen agak padat membentuk fascia transversa
abdominis (fascia endoabdominal) pada pria membentuk saku besar yang
tertutup dan pada wanita saku yang terbuka pada bagian caudal/inferior pada
ujung-ujung bebas tuba uterine.
Fungsi peritoneum adalah
 Mengurangi pergeseran antar organ
 Tempat menimbun lemak pada orang yang gemuk
 Melokalisir proses infeksi dengan cara mensekresikan cairan
yangmempunyai daya anti-infeksi.
 Absorpsi bahan-bahan larutan melalui peritoneum sangat cepat seperti
injeksi yaitu dengan cara injeksi intra peritoneal.

20
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA

Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: genetalia
eksterna dan genetalia interna
2.1 Genetalia Eksterna

21
Gambar 12. Organ genetalia eksterna (lippincot william atlas)

2.1.1 Mons veneris / Mons pubis


merupakan tonjolan dibagian depan simfisis yang terdiri dari jaringan lemak
danjaringan ikat dan ditutupi oleh rambut pubis. Mons pubismengandung banyak
kelenjar sebasea dan berfungsi sebagai bantalansaat melakukan hubungan seks.
2.1.2 Bibir besar (Labia mayora)
Kelanjutan dari mons veneris dengan panjanglabia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm
dan agak meruncing ke bawah.Kedua labia mayora bertemu dibagian bawah dan
membentuk perineum, terdiri dari 2 bagian

2.1.2.1 Bagian luar


ditutupi oleh rambut, kelanjutan dari rambut padamons veneris.
2.1.2.2 Bagian dalam
merupakan lapisan yang mengandung kelenjar sebasea
2.1.3 Bibir kecil (labia minora)
Terletak dibagian dalamlabia mayora, merupakan lipatan kulit memanjangke arah
klitoris dan menyatu dengan fourchette.
2.1.4 Klitoris

22
Terletak pada ujung superior vulva dan bersifat erektil serta mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Fungsi utama
klitoris adalah stimulasi rangsangan seksual.
2.1.5 Vestibulum
Berbentuk lonjong dan terletak di antara labia minora, klitoris, fourchette.
Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dankelenjar
paravagina.
2.1.6 Perineum
Daerah antara introitus vaginadan anus, mengandung area muskular yang
membentuk dasar badan perinium.
2.1.7 Kelenjar Bartholin
Kelenjar di daerah vulva dan vagina yang berfungsi sebagai pelumas saat
hubungan seks
2.1.8 Himen (Selaput dara)
Jaringan yang menutupi vagina dan berlubang sebagai tempat keluar darah
menstruasi
2.1.9 Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal, terletakpada pertemuan ujung bawah labia
mayoradan labia minora, di bawah orifisium vagina. Daerah antara fourchette dan
himen terdapat fosanavikularis

23
Gambar 13. Daerah vulva ( eksternal dan internal)
Lippincot dan William Atlas

2.2 Genetalia Interna


A

24
B

Gambar 14. Organ genetalia interna (A. Anterior ; B. Posterior)


Lippincot dan William Atlas

2.2.1 Vagina
Vagina merupakan organ fibromuskular yang berongga yang menghubungkan
vulva dengan uterus. Rongga vagina sedikit mengalami kontriksi pada bagian
bawah saat melewati hiatus urogenital pada diafragma pelvis. Forniks vagina
posterior secara klinis untuk culdosintesis dan colpotomy posterior.
Lesi yang dapat terjadi pada vagina; kista inklusi epidermal, abnormalitas
terkait DES, dan kista ductus gartner. Vaskularisasi vagina berasal dari arteri
vagina dan percabangan dari uterus, rectal medial dan arteri pudenda interna.
Inervasi vagina bagian atas berasal dari plexus uterovaginal dan distal vagina
berasal dari saraf pudendal.

25
Gambar 15. Vagina dan sistem vena

(Essensial clinical anatomy)

Vaskularisasi dan Inervasi (D.Vaamonde et al.Exercise and Human Reproduction)


1. Arteri:
Vaskularisasi vagina berasal dari arteri vaginalis, arteri ini cabang dari dua arteri
besar yaitu arteri uterina dan arteri iliaca interna. Vagina bagian superior di
vaskularisasi oleh arteri vaginalis dari arteri uterina melalui percabangan
vesikovaginal dan cervicovaginal, segmen inferior pada dinding posterior dinding
vagina divaskularisasi melalui cabang arteri rektalis media. Arteri vaginalis berjalan
ke bawah menuju puncak vagina dan beranastomosis dengan cabang kontralateral,
dari a. uterina serta dari a. rektalis media membentuk “Azygos Artery of the vagina”
selain memvaskularisasi vagina, arteri vaginalis mensuplai darah untuk vesika
urinaria bagian inferior, bulbus vestibulum dan contiguous rektum.
2. Vena
Tiap sisi vena vaginalis membentuk plexus superfisialis dan submukosal yang
berhubungan dengan plexi uterina, vesika urinaria, dan rektalis, semuanya akan
menuju ke vena uterina, v. Vaginalis, v. rektal medialis yang berakhir di vena illiaka
interna.

26
3. Limfatik
Pembuluh limfe vagina atas bersama dengan a. uterina menuju ke nodus limfatika
iliaka interna dan obturator, pada vagina tengah bersama dengan a.vaginalis menuju
ke nodus limfatikus iliaka interna dan glutea, dan pada vagina bagian bawah menuju
ke nodus limfatikus inguinal superfisialis dan pararektal
4. persarafan
Saraf otonom yang menginervasi bagian atas vagina dan serviks berasal dari plexus
uterovaginal. Plexus hipogastrika inferior (simpatis) dan n. Splanchnic pelvis
(parasimpatis) selain bersifat vasomotor juga menghantarkan impuls
mechanoreceptor dari otot dan adventisia. Saraf yang menginervasi vagina posterior
bersifat somatik dan mencapai vagina melalui n. Pudendalis (Sacral Nerve Roots)

27
B

Kelompok Drainage
Nodus
limfatikus
Lumbar Gonad dan sekitarnya, nodus iliaka komunis (ovarium, tuba uterine kec.
(sepanjang vasa Isthmus dan bagian intrauterine, bagian fundus)
ovarium)
Mesenterica Rektum bagian superior, kolon sigmoid, kolon descenden, nodus
inferior pararektal
Iliaca interna Struktur inferior pelvis, struktur perineum bagian dalam, nodus sacralis
(meliputi dasar vesika urinaria, ureter inferior, kanal anal diatas linea
pectinea, rektum inferior, bagian atas dan tengah vagina, servik, korpus
uteri)
Iliaca eksterna Struktur pelvis anterosuperior, nodus inguinal bagian dalam ( vesika
urinaria superior, ureter bagian superior, bagian atas vagina, servik, korpus
uteri bagian bawah)
Inguinal Tubuh bagian bawah, drainase superior kuadran inferolateral tubuh
superfisialis termasuk dinding anterior abdomen di bawah umbilikus, regio gluteal,
struktur perineal superfisialis (uterus bagian superolateral dekat dengan
lig. Latum, kulit perineum termasuk vulva, ostium vagina dibawah himen,
preputium klitoris, kuluit perianal, kanal anal dibawah linea pektinea)
Inguinal dalam Gland klitoris, nodus inguinal superfisialis
Sakral Struktur pelvis bagian posteroinferior, rektum inferior, vagina inferior
Pararektal Rektum superior

Gambar 16. Sistem drainase limfatik pelvis dan perineum ( A dan B )


Essensial clinical anatomy

2.2.2 Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung
dan tampak buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di antara kandung
kemih dan rectum. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal
tuba fallopi
b. Korpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan
berbentuk segitiga
c. Seviks uteri yang berbentuk silinder.

28
Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum
sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih. Besar rahim
berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belum.
Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-
8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm.
Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Rasio
cervix: corpus sebelum pubertas adalah 2:1. Saat pubertas ratio berbanding
terbalik menjadi 1:2 hingga 1:3 dan 1:4 saat usia reproduksi.
Pada uterus terdapat dinding lapisan-lapisan yang membentuknya yaitu:
a. Endometrium
Endometrium membentuk lapisan epitelium bersilia pada dasar
jaringan penyambung atau stroma. Pada rongga uterus, ketebalan
endometrium ini terus menerus berubah selama menstruasi. Lapisan basal
tidak berubah, tetapi berfungsi sebagai fondasi untuk proses regenerasi
lapisan-lapisan di tasnya. Sel-sel epitel berbentuk kubus dan menyembul ke
bawah untuk membentuk kelenjar yang menyekresi mukus basa.
Endometrium serviks tidak menunjukkan respons yang sama terhadap
stimulus homonal selama siklus menstruasi. Di sini, sel epitel berbentuk
kolumnar dan tinggi, dan kelenjar penyekresi mukus adalah kelenjar rasemosa
yang bercabang. Endometrium serviks lebih tipis daripada korpus serviks dan
berlipat-lipat sehingga membentuk pola yang disebut “arbor vitae”. Bagian
serviks yang menonjol ke dalam vagina dilapisi oleh epitelium skuamosa yang
menyerupai epitel yang melapisi vagina. Titik tempat berlangsungnya
perubahan epithelium pada os eksternal disebut dengan taut skuamokolumnar.
b. Miometrium
Lapisan ini menebal di bagian atas uterus, tetapi menipis di bagian
ismus dan serviks. Serat-seratnya menyebar ke seluruh arah dan saling terjalin
untuk melapisi pembuluh darah serta limfe yang menjalar dari dan ke

29
endometrium. Lapisan luar dibentuk dari serat-serat longitudinal yng
menyambung dengan serat-serat tuba uterina, ligamen uterus, dan vagina.
c. Perimetrium
Lapisan ini merupakan membran serosa ganda, perluasan dari
peritoneum, yang menutupi uterus, melapisi semua bagian kecuali celah
sempit di kedua sisi dan dinding nterior serviks supravagia, tempat lapisan ini
melipat ke atas menutupi kandung kemih (Fraser, 2011)

Posisi normal uterus adalah anteversi dan antefleksi. Fleksi: sudut antara sumbu
panjang corpus uterus dengan servix sekitar 120º. Versi: sudut hubungan uterus
dengan vagina bagian atas sekitar 90º.15-20% wanita memiliki posisi uterus
retroversi.

Gambar 17. Posisi uterus (lippincot and william)

30
Arteri uterina beranastomosis dengan arteri ovarian dan arteri vaginal pada tiap sisi.
Arteri uterine menyilang ureter di bagian depan sekitar 1,5 cm dari os internal
sebelum akhirnya masuk ke ligamentum latum.. Vaskularisasi uterus meliputi
a. Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan
memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk
arteri spinalis uteri
b. Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba fallopi dan
ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
Adapun Inervasi uterus berasal dari plexus uterovaginal dan kontraksi otot rahim
bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui
ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada pertemuan ligamentum sakro
uterinum
Pada keadaan hamil mulai 28 minggu pada uterus akan terbentuk segmen bawah
rahim. Selama memasuki fase aktif persalinan, uterus berubah menjadi dua bagian
yang berbeda. Yaitu Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR).
Segmen atas yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan
maju, dibentuk oleh corpus uteri. Dan segmen bawah analog dengan istmus uterus
yang melebar dan menipis. Segmen bawah secara bertahap terbentuk ketika umur
kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat proses persalinan.Segmen atas
memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan karena diregang.Jadi secara singkat segmen atas
berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah
dan cerviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan
teregang yang akan dilalui bayi.

31
Gambar 18. Vaskularisasi uterus dan organ sekitar (Wolter Kluwer,2010)

Gambar 19. Inervasi uterus dan organ sekitar (Lippincot william)

32
Gambar 20. Pembentukan segmen bawah rahim

2.2.3 Tuba Falopii


Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterus hingga
suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus.
terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ken arah lateral mulai dari osteum
tuba internum pada dinding rahim , panjang rata-rata 10 cm dibagi menjadi pars
interstitialis, pars isthmika, pars ampularis dan infundibulum. Tuba falopii
berfungsi untuk mengambil ovum (ovum pick up), dan memberi nutrisi bagi
ovum yang telah dibuahi. Tuba falopii menghasilkan pyruvate yang merupakan
substrate penting bagi embrio. Pyruvate mengandung lebih sedikit glucose,
protein, dan potassium dibandingkan serum. Vaskularisasi berasal dari
cabangarteri ovarian dan arteri uterina, sehinggan tuba tidak menjadi gangrene
seperti appendik jika mengalami inflamasi karena memiliki dua sumber
arteri.Drainase vena melalui pleksus pampiniform menuju vena ovarian.
Inervasi berasal dari pleksus uterovaginal dan pleksus ovarian.

33
Gambar 21. Lumen tuba falopii

2.2.4 Ovarium
Ovarium merupakan struktur intraperitoneal berukuran 3 cm x 15 cm,
berbentuk seperti almond berwarna putih keabuan karena adanya tunica
albuginea yang compact dan normal tidak teraba dengan pemeriksaan bimanual.
Ovarium melekat antara dinding pelvis dan uterus melalui ligamentum
infundibulopelvicum pada bagian lateral dan ligamentum uterovesical pada
bagian medial. Ovarium melekat pada bagian posterior ligamentum latum oleh
mesovarium dan menempati fosa ovarian dinding pelvis.
Bagian permukaan ovarium merupakan sel kuboid yang dikenal sebagai epitel
germinal . Ovarium memiliki korteks yang tebal yang mengandung folikel pada
berbagai tahap yang bervariasi. Bagian medullamerupakan area yang kaya
pembuluh darah, terdiri dari jaringan fibromuskular, pembuluh darah dan saraf.
Vaskularisasi berasal dari arteri ovarian cabang dari aorta abdominalis yang
beranastomosis dengan arteri uterine. Drainase vena melalui pleksus
pampiniformnis. Inervasi saraf berasal dari pleksus ovarian yang meliputi
parasimpatis, simpatis postganglionic dan otonom aferen yang berasal dari
segmen T10 menjadikan ovariumsensitive terhadap perabaan.

34
Gambar 22. A dan B. Potongan median sagital pelvis tampak peritoneum (biru)
menempel pada ovarium

Gambar 20. Vaskularisasi uterus, tuba fallopi, dan ovarium (lippincot william)

2.3 Otot dasar Panggul


Dasar panggul terdiri dari organ-organ pelvis diluar peritoneum, fasia endopelvis, dan
tiga lapisan grup otot yang terdiri dari otot diaphragma pelvis yang merupakan bagian
dari sekelompok otot yang dilapisi fascea yang menutup pintu bawah panggul dan
terletak pada lapisan yang terdalam, otot diaphragma uroginetalis terletak pada

35
lapisan tengah, dan lapisan terluar adalah otot-otot sphingter rektum dan traktus
uroginetalis.
2.3.1 Diafragma pelvis (Lapisan terdalam)
Istilah otot dasar panggul (ODP) atau pelvic floor muscle atau diafragma pelvis
ditujukan pada sekelompok otot yang bekerja bersama dan sebagai sekat yang
memisahkan rongga pelvis dari anatomikal perineum, membentang dari rami pubis
hingga ke tulang koksegius. Diafragma pelvis terbentuk dari otot levator ani dan otot
koksigeus.

a. Otot levator ani


Otot levator ani terdiri dari tiga set otot yakni otot puborektalis, pubokoksigeus, otot
iliokoksigeus.

Gambar 23. Otot pelvis ( dari atas) (lippincot william atlas)

Otot Puborektalis ini yang melingkari anorektal bergabung dengan spingter ani
internal.Otot puborektalismenarik bagian depan persimpangan anorektal, ke arah

36
depan, membantu penutupan anus. Puborektalis dengan spingter ani eksternal bekerja
dalam satu kesatuan.

Gambar 24. Otot pubococygeus

Otot pubokoksigeus ini menyatu dengan otot dari sisi lain di belakanganus
membentuk ligamenkoksigeal dan melalui ligamen ini melekat pada koksikbagian
depan. Saat berkontraksi otot pubokoksigeus cenderung menarik koksik ke arah
depan dan mengangkat semua organ pelvis, menekan rektum dan vagina. Bila otot
pubokoksigeus berkontraksi secara keseluruhan akan menarik ketiga outlet tersebut
ke arah depan sehingga mengkerutkan lumen organ pelvis, di samping menyangga
kandung kemih dan kandungan. Sifat kontraktil ini sangat penting untuk memelihara
kontinensia urin, kontinensia faecal, dan mencengkeram vagina.
Kelemahan atau kerobekan otot pubovaginal dan penguluran saraf pudendal yang
terjadi saat proses kelahiran bisa menyebabkan vagina turun kebawah, prolaps organ
pelvis dalam berbagai bentuk dan tingkatan kelemahan otot dasar panggul misalnya

37
prolap uteri, systocele, urethrocele, atau rectocele, dan akan timbul masalah
berkenaan dengan fungsi seksual karena otot tersebut sulit mencengkeram dengan
optimal Otot iliokoksigeus melekat di dalam serabut anokoksigeus dan tepi luar dari
permukaan bawah koksik. Kontraksi otot iliokoksigeus cenderung menarik koksik
dari sisi ke sisi atau bila berkontraksi bersama kosik bergerak ke arah fleksi, dan
mengangkat rektum yang berada di levator plate. Levator plate adalah istilahyang
dipakai untuk menggabungkan lapisan pubokoksigeus dan lapisan iliokoksigeus yang
menyatu di belakang persimpangan anorektal dan masuk ke koksik. Pada bagian
depan otot dasar panggulmembuka di antara dua pubokoksigeus yang sering
diistilahkan sebagai levator hiatus

2.3.2 Diafragma uroginetale (lapisan tengah)


Merupakan lapisan muskulomembran yang terletak superfisial dari diafragma pelvis,
dibentuk oleh aponeurosis otot transfersus perinei profondus dan otot transfersus
perinei superfisialis (menyebar diantara rami iskiopubis mengelilingi duktus
uroginetalis), dan spingter uretrovaginal. Fungsi diafragma uroginetalis menekan
uretra dan dinding depan vagina, menyangga tubuh perineal dan introitus.

2.3.3 Lapisan terluar dasar panggul


Lapisan terluar dasar panggul dibentuk oleh otot-otot bulbospongiosus,
iskhiokavernosus, bulbokavernosus, dan transfersus perinei superfisalis.
a. Otot bulbospongiosus: berasal daribadan perineal dan melingkari vagina dan
uretra. Otot bulbospongiosus ber insertio menyilang pada badan
klitoris.Bulbospongiosus menutup saluran vagina.
b. Otot iskhiokavernosus berasal dari tuberositas iskii,ber insersio pada permukaan
bawah dan sisi dari kaki klitoris. Gerakan kedua otot ini terhadap klitoris
memungkinkan terjadinya respon/ereksi seksual wanita.

38
c. Otot bulbokavernosus mempunyai fungsi untuk mengecilkan intruitus vagina,
disamping memperkuat fungsi otot spingter uretrae internus yang terdiri dari otot
polos.
d. Otot Transfersus perinei superfisialis: berasal dari tuberositas iskhii dan melekat ke
badan perineal.Otot ini merupakan struktur fibromuskular yang berada pada
bagian tengah perineum, antara anus dan vagina serta merupakan otot superfisial
yang mempunyai fungsi menopang kanal anal. Serat-serat dari levator ani juga
menyatu dengannya.

Otot spingter urogenitalterdiri dari tiga bagian yakni:


a. Otot spingter uretra mengitari uretra regio tengah, berjalan melingkar kearah
posterior yang cenderung kurang sempurna pada orang dewasa. Otot tersebut
melekat pada jaringan fibrous yang disebut rhabdoSpingter.
b. Ototkompressor uretrae terletak di sebelah atas dari otot spingter uretrae, berasal
dari ramiiskiopubis, berjalan ke arah tengah depan melintasi arkus menyilang
permukan depan uretra.
c. Otot spingter uretrovaginalis: bercampur dengan kompressor uretrae bagian atas,
berasal dari samping vagina depan. Otot ini berjalan ke arah belakang melewati
uretra dan vagina dan berinsersi di belakang vagina ke dalam otot yang
berseberangan dan pada badan perineal.

Kontraksi ketiga otot tersebut untuk menekan, menarik masuk dan mengulur uretra.
Dua otot yang di bawah berfungsi menghentikan miksi voluntar.

39
BAB III. SISTEM UROLOGI WANITA

3.1 Ureter
Berasal dari ginjal menuju kandung kemih, panjang 25 cm dan berada retro
peritoneal. Anatomi ureter harus dipelajari untuk mencegah cedera saat
pembedahan. Hal tersebut dikarenakan letak ureter tidak selalu sama dan terdapat
variasi sumber arteri uterine. Cedera ureter seringkali terjadi pada ligamentum
infundibulopelvicum, sisi cervix, sudut vagina. Ureter tampak pucat dan ditandai
dengan adanya peristaltic. Ureter kadang memiliki duplikasi dan pada keganasan
serviks seringkali mengalami dilatasi. Vaskularisasi ureter berasal dari aorta
abdominalis, dan variasi dari ginjal, ovarium, arteri iliaca interna dan komunis,
arteri uterine dan vesicalis. Inervasi saraf berasal dari saraf simpatis dan
parasimpatis pleksus hipogastric superior, inferior, renal dan aorta (T10 – S4).

Gambar 25. Posisi arteri uterina dan ureter(Skandalakis’ surgical anatomy)

40
Gambar 26. Ureter melewati Arteri Uterine

Gambar 27. Posisi uterus dan ureter tunnel


3.2 Kandung Kemih
Berada pada posterior dari pubis, anterior dari cerviks, atas vagina dan
merupakan bagian dari ligamentum cardinal. Bagian lateral kandung kemih
melekat pada diafragma pelvis dan otot obturator internus.
Struktur kandung kemih terdiri dari bagian basal dan kubah pada bagian atas.
Bagian basal posterior merupakan trigonum dan detrusor pada anterior. Bagian

41
basal menerima persarafan simpatis dan bertanggung jawab dalam pengisian.
Bagian kubah menerima persarafan parasimpatis yang bertanggung jawab untuk
micturisi (pengosongan). Proses pengisian terjadi akibat relaksasi detrusor
dibawah pengaruh simpatis. Sensasi berkemih muncul jika mencapai volume 350
cc dan mencapai kapasitas maksimum pada 500-600 ml. Pengosongan kandung
kemih melalui kontrol voiding dari pontine dan melibatkan kontraksi detrusor.
Vaskularisasi vesika urinaria (VU) berasal dari arteri vesicalis superior, medial,
dan inferior dan berasal dari sedikit percabangan arteri obturator, gluteus inferior,
arteri uterine dan vaginal. Vena membentuk pleksus yang mengalirkan ke vena
iliaca interna. Inervasi VU berasal dari persarafan parasimpatis berasal dari S2-
S4 dan simpatis T11,T12,L1,L2
3.3 Uretra
Panjang uretra wanita sekitar 4 cm, diameter 6 mm dan tertanam pada dinding
anterior vagina. Pada pembedahan ginekologi kandung kemih dan uretra
proximal dapat dengan mudah dipisahkan dari bagian bawah uterus, cerviks, dan
vagina melalui jaringan avascular. Bagian distal vagina tidak dapat dipisahkan
dari vagina. Terdapat banyak kelenjar di muara uretra, yang membentuk kelenjar
scene’s parauretrayang homolog dengan kelenjar prostat pada pria. Vaskularisasi
1/3 atas uretra berasal dari arteri dan vena kandung kemih. 2/3 bagian uretra
berasal dari arteri vaginalis dan cabang pudendal internal. Inervasi saraf berasal
dari S3-S4

42
Gambar 28. Posisi uterus dan ureter

BAB IV. SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

4.1 Colon Sigmoid


Karakteristik berbentuk S yang berada pada bagian kiri pelvis. Pembuluh darah
berasal dari arteri sigmoid. Persarafan berasal dari pleksus mesentericum

4.2 Rectum
Kolon sigmoid berlanjut menjadi rectum pada region midsacral sekitar 15-20 cm
dari anal. Rectum berada pada posterior vagina sampai hiatus analis pada
diafragma pelvis yang membentuk sudut 90º ke arah posterior dan menjadi anal
canal.

43
Gambar 29. Rectum dengan sigmoidoscopy

4.3 Kanal anal


Panjang 2-3 cmpada distal anal sampai berujung menjadi orificium anal.

Gambar 30. Anatomi rectum dan kanalis anal

44
Gambar 31. Kanal anal rektum

45
REFERENSI :

Snell, Richard S.2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi


6.Jakarta:EGC

Putz, R.Pabst, R.2007.Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 jilid 2.Jakarta : EGC

Gupta S. Anatomy. In: A Comprehensive textbook of Obstetry and Gynecology. 2011.


Jaypee.

Berek, Jonathan S. Anatomy and Embriology. In: Berek’s and Novak’s Gynecology,
14th ed. 2007. Lipincott Williams & Wilkins.

Smith, JR. Sigmoidoscopy, cystoscopy and stenting. In: An Atlas of Gynecology


Oncology. 2001. Martin Dunitz Ltd

Cuningham, FG. Benign Disorder of Lower Reproductive Tract. In: Williams’


Gynecology. 2008. The McGraw-Hill Companies, Inc.

Rock, John A. Surgical Anatomy of the female pelvis. In: Te Linde’s operative
Gynecology, 10th Edition. 2008. Lippincot Williams & Wilkins

Skandalakis, J. and Colborn, G. (2007). Skandalakis' Surgical anatomy. [New York,


N.Y.]: McGraw-Hill Companies.

46

You might also like