You are on page 1of 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan
yang penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan
baik dapat diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan
posiisi siswa dalam kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik
akan merupakan feed back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar.
Idiealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan
prosedur dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur
penilaian yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan
perlakukan yang adil pada siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu, tempat,
dan berbagai keragaman pada siswa. Sedangkan instrumen yang standar adalah
instrumen yang disusun menggunakan prosedur pengembangan instrumen yang baku
dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran.
Salah satu hasil belajar yang selalu dinilai oleh para guru adalah hasil belajar kognitif.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan
mengevaluasi.
Penilaian kognitif merupakan penilaian yang dilakukan oleh guru untuk
mengukur tingkat pencapaian dan penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan.
Kompetensi pengetahuan merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang harus dkuasai
oleh siswa melalui proses pembelajaran. Untuk itu, dalam makalah ini kami akan

1
membahas mengenai penilaian kognitif dan oprerasionalnya dalam proses
pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kognitif ?
2. Bagaimana tujuan dan ciri-ciri penilaian ranah kognitif ?
3. Bagaimana tinkatan pengukuran ranah kognitif ?
4. Bagaimana Revisi Taksonomi Bloom Ranah Kognitif ?
5. Bagaimana Instrumen Penilaian Kognitif ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui kognitif
2. Untuk mengetahui tujuan dan ciri-ciri penilaian ranah kognitif
3. Untuk mengetahui tinkatan pengukuran ranah kognitif
4. Untuk mengetahui Revisi Taksonomi Bloom Ranah Kognitif
5. Untuk mengetahui Instrumen Penilaian Kognitif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOGNITIF
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition yang artinya pengertian,
mengerti. Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan
saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Naimah, 2012). Pengertian
yang luasnya dari cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser dalam Naimah, 2012). Selain itu penegrtian kognitif menurut
Chaplim dalam Naimah (2012) diartikan sebagai :
1. Proses kognitig, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai,
dan kemampouan mempertimbangkan.
2. Kemampuan mental atau inteligensi.
Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi
populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan,
menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan
afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa (Desmita dalam Naimah, 2012)
Selanjutnya, Ibda (2015) mengungkapkan bahwa teori perkembangan kognitif
Piaget adalah salah satu teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan
dan mengiterprestasikan obyek dan kejadian-kejadian di sekitarnya. Bagaimana anak
mempelajari ciri–ciri dan fungsi dari objek –objek, seperti mainan, perabot dan
makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, teman. Bagaimana cara anak
belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam

3
objek-objek atau peristiwa-peristiwa, dan untuk membentuk perkiraan tentang objek
dan peristiwa tersebut.
Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi walaupun
proses berfikir dan konsepsi anak mengenai realitas telah dimodifikasikan oleh
pengalamannya dengan dunia sekitar dia, namun anak juga berperan aktif dalam
menginterprestasikan informasi yang ia peroleh dari pengalaman, serta dalam
mengadaptasikannya pada pengetahuan dan konsepsi mengenai dunia yang telah ia
punya (Ibda, 2015).
Dari uraian di ats dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memecahkan suatu persoalan malalui
proses berfikir, mrnghubungkan, menilai, serta mempertimbangkan dalam
menyesuaikan diri atas tuntuan baru dengan sarana ataupun alat bantu dalam
mencapai tujuan.

B. TUJUAN DAN CIRI-CIRI RANAH PENIALAIN KOGNITIF


Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi
yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Adapun ciri-ciri ranah penilaian dalam aspek kognitif adalah
1. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
hafalan saja
2. Pada tingkat pemahaman, peserta didik dituntu untuk menyatakan masalah
dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suau konsep atau prinsip.

4
3. Pada tingkat penerapan, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip
dan konsep dalam situasi yang baru
4. Pada tingkat analisis peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan
pendapat serta menemukan hubugan sebab-akibat
5. Pada tingkat sintesis peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita,
komposisi hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan
pengetahuannya
6. Pada tingkat evaluasi, peserta didik dituntut mengevaluasi informasi seperti
bukti sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk didalamnya judgement
terhadap hasil analisi untuk membuat kebijakan.

C. TINGKATAN PENGUKURAN RANAH KOGNITIF


Daryanto, 2012 menyatakan dalam hubungannya dengan satuan pelajaran,
ranah kognitif memegang peranan paling utama yang menjadi tujuan pengajaran di
SD, SMP dan SMA pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam
aspek kognitif. Aspek kognitif dibedakan atas 6 jenjang menurut taksonomi Bloom
(1956) yang diurutkan secara hierarki piramida. Sistem klasifikasi Bloom itu dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Level ranah kognitif dalam bentuk


piramida

Tingkatan C1- C6 dalam ranah kognitif menurut Bloom adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan atau Knowledge (C1)

5
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali
materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus,
konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta
metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun
menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik
menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, membilang,
mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indeks,
memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru,
mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari,
mentabulasi, memberi kode, menelusuri, dam menulis.
b. Pemahaman atau Comprehension (C2)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam memahami
materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu :
1. Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain)
2. Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
3. Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya
sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, merinci,
mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,
mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas,
menyimpulkan, meramalkan, merangkum, dan menjabarkan.
c. Penerapan atau Application (C3)
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan
informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan

6
pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta
didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi
baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapakan, menyesuaikan,
mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun,
membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih, menggali,
mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan,
mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses,
mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, dan
mentabulasi.
d. Analisis atau Analysis (C4)
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas.
Kemampuan ini dapat berupa :
1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi).
2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan).
3. Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi
organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam
beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta
menemukan hubungan sebab akibat.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mendiagnosis,
menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan, mengkorelasikan,
merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan,
menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan,
memilih, mengukur, melatih, dan mentransfer.
e. Sintesis atau Synthesis (C5)

7
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik.
Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau
kegiatan yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Di jenjang ini, peserta
didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan
berbagai ilmu dan pengetahuan.
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan,
mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi,
menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang,
merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk,
merumuskan, menggeneralisasi, menggabungkan, memadukan, membatas,
mereparasi, menampilkan, menyiapkan, memproduksi, merangkum, dan
merekonstruksi.
f. Evaluasi atau Evaluation (C6)
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu
hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan
dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu
untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan
baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Di jenjang ini,
peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di dalamnya melakukan
pembuatan keputusan dan kebijakan..
Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,
memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan,
mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi,
mengetes, mendukung, memilih, dan memproyeksikan.

D. REVISI TAKSNOMI BLOOM RANAH KOGNITIF

8
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
Revisi tersebut meliputi:
1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan level masih
sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan mendasar terletak
pada level 5 dan 6. Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
 Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
 Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami).
 Pada level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
 Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
 Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
 Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami), applying
(menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai),evaluating (menilai) dan
creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan
tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.
Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom dapat digambarkan sebagai
berikut:

9
Gambar 2. Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom

Gambar 3. Revisi ranah kognitif dalam bentuk piramida

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan


Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order
Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara logika
adalah sebagai berikut:
 Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya
terlebih dahulu.

 Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu.

 Sebelum kita menganalisa maka kita harus menerapkannya dulu.

 Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisa dulu

10
 Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.
Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. Ada yang
beranggapan bahwa semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap yang
berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung
kreasi tiap orang. Namun demikian, memang diakui bahwa pentahapan itu
sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi. Kritik lain
mengatakan bahwa higher level (Menganalisa, mengevaluasi dan mencipta)
sebenarnya bersifat setara sehingga bentuk segitiga menjadi seperti di bawah ini.
(Anderson and Krathwohl, 2001; dalam Wikipedia)

Gambar 4. Piramida higher level

Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat perhatian.
Skill menekankan aspek psikomotorik yang membutuhkan koordinasi jasmani
sehingga lebih tepat dipraktekkan bukan dipelajari. Attitude juga merupakan
faktor yang sulit diubah selama proses pembelajaran karena attitude terbentuk
sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi baru dilakukan pada ranah
kognitif yang difokuskan pada knowledge.

11
Berikut ini adalah penjelasan dan pilihan kata kerja kunci dari ranah
kognitif yang telah direvisi (Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K, 2011) :

REVISI RANAH KOGNITIF – PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


NO Kategori Penjelasan Kata kerja kunci
1 Mengingat Kemampuan menyebutkan Mendefinisikan, menyusun
kembali informasi / daftar, menjelaskan,
pengetahuan yang mengingat, mengenali,
tersimpan menemukan kembali,
dalam ingatan. Contoh: menyatakan, mengulang,
menyebutkan arti mengurutkan, menamai,
taksonomi menempatkan, menyebutkan
2 Memahami Kemampuan memahami Menerangkan, menjelaskan,
instruksi dan menegaskan menterjemahkan,
pengertian/makna ide atau menguraikan, mengartikan,
konsep yang telah menyatakan kembali,
diajarkan baik dalam menafsirkan,
bentuk lisan, tertulis, menginterpretasikan,
maupun grafik/diagram. mendiskusikan,
Contoh : Merangkum menyeleksi, mendeteksi,
materi yang telah diajarkan melaporkan, menduga,
dengan kata-kata sendiri mengelompokkan, memberi
contoh, merangkum
menganalogikan,
mengubah, memperkirakan.
3 Menerapkan Kemampuan melakukan Memilih, menerapkan,
sesuatu dan melaksanakan, mengubah,
mengaplikasikan konsep menggunakan,
dalam situasi tetentu. mendemonstrasikan,
Contoh: Melakukan proses memodifikasi,
pembayaran gaji sesuai menginterpretasikan,
dengan sistem menunjukkan, membuktikan,
berlaku. menggambarkan,
mengoperasikan,
menjalankan
memprogramkan,
mempraktekkan, memulai.
4 Menganalisis Kemampuan memisahkan Mengkaji ulang,
konsep kedalam beberapa membedakan,
komponen dan membandingkan,
mnghubungkan satu sama mengkontraskan,
lain untuk memisahkan,

12
memperoleh pemahaman menghubungkan, menunjukan
atas konsep tersebut secara hubungan antara variabel,
utuh. Contoh: memecah menjadi beberapa
Menganalisis penyebab bagian, menyisihkan,
meningkatnya Harga menduga,
pokok penjualan dalam mempertimbangkan
laporan keuangan dengan mempertentangkan, menata
memisahkan komponen- ulang, mencirikan, mengubah
komponennya. struktur, melakukan
pengetesan,
mengintegrasikan,
mengorganisir,
mengkerangkakan.
5 Mengevaluasi Kemampuan menetapkan Mengkaji ulang,
atau menilai derajat sesuatu berdasarkan mempertahankan,
norma, kriteria atau menyeleksi,
patokan tertentu Contoh: mempertahankan,
Membandingkan hasil mengevaluasi, mendukung,
ujian siswa dengan kunci menilai, menjustifikasi,
jawaban mengecek, mengkritik,
memprediksi, membenarkan,
menyalahkan.
6 Mencipta Kemampuan memadukan Merakit, merancang,
unsur-unsurmenjadi menemukan, menciptakan,
sesuatu bentuk baru yang memperoleh,
utuh dan koheren, atau mengembangkan,
membuat sesuatu yang memformulasikan,
orisinil. Contoh:Membuat membangun, membentuk,
kurikulum dengan melengkapi, membuat,
mengintegrasikan pendapat menyempurnakan, melakukan
dan materi dari beberapa inovasi, mendisain,
sumber menghasilkan karya.

E. INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

1. Tes Tertulis

13
Tes tertulis merupakan tes yang soal dan jawabannya diberikan kepada siswa
dalam bentuk tulisan. Menjawabnya tidak selalu direspon dengan menulis jawaban,
tetapi dapat juga dalam bentuk lain, seperti member tanda, mewarnai, menggambar.
Tes tertulis dapat mengukur kemampuan siswa dalam jumlah besar dalam tempat dan
waktu yang terpisah.
Penilaian tes tertulis tidak bias digunakan untuk menilai kompetensi keterampilan
karena tes tertulis tidak mampu mengungkap kompetensi yang yang diukur, sebab
keterampilan berada di ranah psikomotorik dan seharusnya diukur dengan unjuk kerja
dan produk.
a. Pilihan Ganda
Tes ini pada pokoknya menghadapkan kepada siswa sejumlah alternative
jawaban, umumnya antara 3 sampai 5 alternatif untuk setiap soal dan tugas siswa
dalah memilih salah satu diantara alternatif tersebut berdasarkan sesuatu dasar
pertimbangan tertentu. Sebelum memasuki uraian dengan contoh – contoh ada
baiknya kalau diberikan definisi tentang beberapa pengertian yang akan selalu
kembali dipergunakan dalam uraian – uraian selanjutnya. Stem adalah bagian pokok
dari soal yang merumuskan isi soal. Stem ini bias jawaban yang menyertainya
dinamakan options atau kalau diterjemahkan secara berbentuk pertanyaan, perintah
maupun kalimat tidak sempurna. Alternatif – alternatif langsung pilihan–pilihan.
Alternatif yang benar dinamakan key atau kunci, sedangkan alternatif–alternatif
lainnya yang bertujuan mempersulit proses pencapaian jawaban yang benar
dinamakan distractors atau kalau secara langsung diterjemahkan sebagai jawaban
pengecoh.

1) Jenis-jenis Tes Pilihan Ganda


Ada beberapa jenis tes bentuk pilihan ganda, yaitu
a) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai jawaban
yang benar. Tugas peserta didik adalah memilih satu jawaban yang benar.

14
b) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan
untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan
antara pernyataan dan alasan (sebab- akibat)
c) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan dan pernyataan mempunyai
beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan
jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang
salah tersebut
d) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang
semuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar. Tugas peserta
didik adalah memilih jawaban yang paling benar
e) Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang
memiliki beberaapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas
peserta didik adalah mencari satu jawaban yang paling benar dan
melengkapinya.

2) Kaidah Penulisan
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-kaidah
sebagai berikut
a) Materi
(1) Soal harus sesuai dengan indikator.
(2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.
(3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benaratau yang
paling benar.
b) Konstruksi
(1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
(2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
(3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.
(4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.
(5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
(6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan
jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

15
(7) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau
kronologisnya.
(8) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yangterdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
(9) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
c) Bahasa
(1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
(2) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan
digunakan untuk daerah lain atau nasional.
(3) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
(4) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.

3) Penskoran

Keterangan :
= Skor
B = Jumlah jawaban benar
S = Jumlah jawaban salah
p = banyak pilihan jawab (opsi) untuk setiap soal
1 = bilangan tetap

Contoh :
Seorang peserta didik A di tes dengan soal bentuk pilihan ganda sebanyak 10
soal. Ternyata, peserta didik A menjawab soal dengan betuk sebanyak 8 butir soal,
berarti jumlah jawaban yang salah 2 soal. Jumlah alternatif jawaban (option) = 4 .
Dengan demikian skor peserta didik :

Skor :

16
Disamping rumus disamping, ada juga rumus lain. Menurut Ainur Rofieq (2008)
cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu “penskoran tanpa ada
koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda
bobot”.
1) Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang
dijawab benar mendapat nilai satu (bergantung pada bobot soal). Skor
peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang
dijawab benar.

Keterangan :
B = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah soal

2) Penskoran ada koreksi jawaban, yaitu pemberian skor dengan


mempertimbangkan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab.
Adapun rumusnya adalah

Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
S = Jumlah soal yang dijawab salah
p = Jumlah pilihan jawaban tiap soal (option)
1 = Bilangan tetap
N = Jumlah soal
Catatan : Soal yang tidak dijawab diberi skor 0.

17
3) Penskoran dengan butir beda bobot, yaitu pemberian skor dengan
memberikan bobot berbeda untuk sejumlah soal. Biasanya bobot butir
soal menyesuaikan dengan tingkatan kognitif (pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi) yang telah ditetapkan guru.

Keterangan :
B = Jumlah soal yang dijawab benar
b = bobot setiap soal
Si = skor ideal (skor yang mungkin dicapai jika semua soal dapat
dijawab dengan benar)

4) Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari soal bentuk soal pilihan ganda yaitu
a) Materi yang diujikan dapat mencakup sebagian besar dari bahan
pengajaran yang telah diberikan
b) Jawaban siswa dapat dioreksi (dinilai) dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban
c) Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah sehingga
penilainnya bersifat objekif
d) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif
e) Soal dapat digunakan berulang-ulang
f) Soal dapat digunakan untuk peserta jumlah tes yang banyak

Adapun kekurangan dari bentuk soal pilihan ganda, yaitu


a) Tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir rendah kurang
dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih tinggi, dan
b) Jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu butir soal mereka
dapat menjawab dengan cara menebak
c) Menuliskan soalnya relatif lebih sulit dan lama
d) Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih
untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga guru benar-benar

18
terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes objektif yang dapat
mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya sekedar ingatan.

b. Isian
Completion test biasa disebut dengan tes isian, tes menyempurnakan atau tes
melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya
yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan ini adalah pengertian yang kita minta dari
siswa. Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat-kalimat pendek seperti
diatas, tetapi merupakan kalimat-kalimat berangkai dan memuat banyak isian.
1) Kaidah Penulisan
Dalam menyusun tes isian hendaknya memperhatikan hal-hal berikut
a) Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu
jawaban yang kelihatan logis.
b) Jangan mengutip kalimat atau pernyataan yang tertera pada buku atau
catatan.
c) Diusahakan semua tempat kosong sama panjang.
d) Diusahakan hendaknya semua pernyataan jangan mempunyai lebih dari
satu tempat kosong.
e) Jangan mulai dengan tempat kosong.

Contoh tes isian


Pada katabolisme glukosa (respirasi sel) akan dihasilkan
a. CO2 yang merupakan hasil tahap ....................... dan ................... yang
terjadi dalam ....................
b. Air dihasilkan pada tahap .......................
c. Energi dalam bentuk ATP paling banyak dihasilkan pada .....................

2) Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari tes isian adalah
a) Masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.
b) Butir-butir item tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan
testee secara bulat atau utuh mengenai suatu hal atau suatu bidang.
c) Cara penyusunan itemnya mudah.

19
Sedangkan kelemahannya adalah
a) Cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan dan
pengenalan saja.
b) Karena tes tertuang dalam bentuk rangkaian cerita , maka tes ini pada
umumnya banyak memakan tempat.
c) Sifatnya kurang komprehensif, sebab hanya dapat mengungkap
sebagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.
d) Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.

c. Jawaban Singkat
Tes tertulis ini diberikan guru kepada peserta didik berupa pertanyaan yang
memerlukan jawaban secara singkat. Tes tertulis bentuk ini cocok digunakan untuk
mengukur kompetensi pengetahuan yang sifatnya hafalan. Soal menuntut peserta tes
untuk memberikan jawaban singkat berupa kata, frase, nama tempat, nama tokoh,
lambang, atau kalimat yang sudah pasti.
Kemampuan yang diukur yaitu menyebutkan istilah, fakta, prinsip, metode atau
prosedur, menginterpretasi data sederhana, memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan angka, memanipulasi simbol matematika, melengkapi persamaan.
Jenis soalnya dalam bentuk kalimat perintah, kalimat tanya, atau kalimat tidak
lengkap. Penskoran soal dengan cara memberikan skor 1 untuk jawaban yang benar
dan skor 0 untuk jawaban yang salah.
Keunggulan soal ini adalah mudah dibuat, siswa harus memberikan jawaban
secara tertulis sedangkan kelemahannya, sangat sukar untuk mengukur hasil
pembelajaran yang sangat kompleks, kesukaran dalam hal penskoran.
1) Kaidah Penulisan
a) Menggunakan kalimat tanya lebih baik daripada menggunakan kalimat
pernyataan atau berita.

20
b) Pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga jawaban yang muncul
dapat disampaikan sesingkat mungkin.
c) Apabila lembar jawaban ingin dijadikan satu lembar dengan lembar
soal sebaiknya disediakan kolom jawaban yang terpisah dengan
soalnya.
d) Hindari penggunaan susunan kalimat yang persis sama dengan buku
teks.
e) Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga hanya ada satu
kemungkinan jawaban yang benar.

d. Benar Salah
Tes tertulis benar salah adalah suatu bentuk tes tertulis dimana soalnya berupa
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar atau salah. Karakteristik
soal ini adalah mudah disusun dan dapat mengungkap materi atau konsep yang cukup
luas.
1) Kaidah Penulisan
a) Hati-hati dalam memilih kalimat yang dapat memberi petunjuk kepada
peserta didik untuk menebak jawaban hanya secara spekulatif.
b) Hindari penggunaan kalimat negatif lebih dari dua kali.
c) Hindarkan kalimat yang memiliki arti ganda.
d) Sebaiknya menggunakan kalimat positif.
e) Gunakan kalimat yang singkat dan padat.
f) Usahakan jumlah jawaban benar tidak terlalu berbeda dengan jawaban
salah.
g) Penyusunan pernyataan benar dan salah secara acak.

2) Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
a) Tes ini baik untuk hasil-hasil dimana hanya ada dua alternatif jawaban.
b) Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan membaca.
c) Sejumlah soal relatif dapat dijawab dalam tipe tes secara berkala.

21
d) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.
Kelemahan
a) Sulit menuliskan soal benar salah di luar tingkat pengetahuan yang bebas
dari maksud ganda.
b) Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa peserta didik mengetahui
soal dengan baik.
c) Faktor peserta didik untuk menebak sangat besar, karena jawaban hanya
dua kemungkinan yaitu benar dan salah.
e. Menjodohkan
Tes ini merupakan tes tertulis yang terdiri dari dua macam kolom paralel, tiap
kolom berisi pernyataan yang satu menempati posisi sebagai soal dan satunya sebagai
jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk menjodohkan kesesuaian antar dua
pernyataan tersebut. Menjodohkan ini dapat berupa antara peristiwa dengan orang,
peristiwa dengan hari, peristiwa dengan tempat, istilah dengan definisi, alat dengan
penggunaan.
1) Kaidah Penulisan
a) Masalah yang dikemukakan hendaknya terdiri dari masalah yang
sejenis.
b) Jumlah kata-kata yang dipakai dalam pernyataan kurang lebih 15 kata.
c) Pernyataan yang menjadi jawaban hendaknya disusun dalam kalimat
yang lebih pendek dan ringkas.
d) Pernyataan yang menjadi soal, diletakkan sebelah kiri dengan diberi
nomor, sedangkan jawaban diletakkan disebelah kanan dengan
menggunakan abjad.
2) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a) Waktu membaca merespon relatif singkat
b) Mudah untuk dibuat
c) Penilaian mudah, objektif dan dipercaya
Kelemahan
a) Materi soal menjodohkan dibatasi oleh faktor ingatan atau pengetahuan
sederhana saja.

22
b) Sulit menyusun soal menjodohkan yang mengandung sejumlah respon
yang homogen.
f. Uraian
Soal ini menuntut peserta didik untuk mengingat, memahami, dan
mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
dengan menggunakan kata-kata sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis
kemampuan misalnya mengemukakan pendapat, berpikir kritis, kreatif dalam
menyelesaikan suatu masalah.
1) Jenis-jenis
a) Tes uraian terbuka atau bebas, artinya butir soal yang ditanyakan hanya
menyangkut masalah utama yang dibicarakan, tanpa memberikan arahan
tertentu dalam menjawabnya. Dengan demikian, peserta didik dapat
mengembangkan pemikirannya dalam menjawab soal.
b) Tes uraian tertutup atau terbatas, artinya butir soal yang ditanyakan sudah
mengarah ke masalah tertentu, sehingga jawaban peserta didik harus sesuai
dengan apa yang dituntut dari soal tersebut secara terstruktur.
2) Syarat Penggunaan
a) Apabila jumlah peserta tes relatif sedikit.
b) Apabila waktu penyusunan soal terbatas.
c) Biaya dan tenaga untuk menggandakan soal tidak memadai.
d) Waktu untuk melakukan pemerikasaan hasil cukup panjang.
e) Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan berpikir analitik, sintetik
dan evaluatif.
f) Apabila guru ingin mengukur kemampuan dan keluasan wawasan peserta
didik.
3) Kaidah Penulisan
1. Aspek Materi
a. Soal sesuai indikator
b. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
c. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
d. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah taua
tingkat kelas.

2. Aspek konstruksi

23
a. Rumusan kalimat soal harus menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Ada pedoman atau rubrik penskoran.
d. Tabel, gambar, grafik, peta disajikan dengan jelas dan terbaca.
3. Aspek bahasa
a. Rumusan soal komunikatif.
b. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan
penafsiran ganda atau salah pengertian.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
e. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung
peserta didik.
4) Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a) Mengukur aspek kognitif yang lebih tinggi.
b) Mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik.
c) Melatih kemampuan berpikir yang teratur.
d) Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
e) Penyusunan soal tidak membutuhkan waktu yang lama.
f) Menghindari sifat terkaan dalam menjawab soal.
g) Menggali kemampuan berpikir kritis peserta didik.
h) Mampu memberikan gambaran yang tepat pada bagian-bagian yang belum
dikuasai peserta didik.
Kelemahan
a) Sampel soal sangat terbatas sehingga bahan materi yang diujikan terbatas
pula.
b) Cara pemeriksaaan jawaban agak sulit dan bisa subjektif.
c) Membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengoreksi.
d) Tidak mampu mencakup materi esensial seluruhnya.

5) Kata Kerja Operasional soal Bentuk Uraian


 Membandingkan
(1) Jelaskan persamaan dan perbedaan antara...dan...
(2) Bandingkan dua cara berikut tentang...
 Hubungan sebab akibat
(1) Apa penyebab utama...
(2) Apa akibat...
 Memberi alasan (justifying)

24
(1) Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa?
(2) Jelaskan mengapa kamu setuju atau tidak setuju tentang...
 Meringkas
(1) Tuliskan pernyataan penting yang termasuk...
(2) Ringkaslah dengan tepat isi...
 Menyimpulkan
(1) Susunlah beberapa kesimpulan yang berasal dari data...
 Berpendapat
(1) Berdasarkan..., apa yang akan terjadi bila...
 Mengelompokkan
(1) Kelopokkan hal berikut berdaarkan...
 Menciptakan
(1) Tulislah beberapa cara sesuai dengan ide anda tentang...
 Menerapkan
(1) Selesaikan hal berikut dengan menggunakna kaidah...
(2) Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman...
 Analisis
(1) Manakah penulisan yang salah pada paragraf...dan...
(2) Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama...
 Sintesis
(1) Tuliskan sebuah laporan...
 Evaluasi
(1) Apakah kelebihan dan kelemahan.....dan...
(2) Berdasarkan kriteria..., tuliskanlah evaluasi tentang...

Rubrik Penskoran
1. Dimanakah letak lambung?
2. Jelaskan enzim-enzim yang dihasilkan oleh pankreas?
3. Apakah jenis zat makanan yang dicerna pada lambung?

No Rubrik Penskoran Skor


1 Lambung terletak di sebelah kiri dalam rongga perut 2
2 Pepsin untuk mengubah protein menjadi pepton 2
Renin untuk menggumpalkan kasein dalam susu 2
HCl untuk mengasamkan dan membunuh bakteri dalam 2
lambung
3 Pada lambung terjadi pencernaan protein 2
Skor Maksimal 10

25
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang dipergunakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi, terutama pengetahuan (kognitif) dimana guru memberikan pertanyaan
langsung kepada peserta didik secara lisan (verbal) dan ditanggapi oleh peserta didik
secara langsung.

a. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan pengetahuan peserta didik.
2) Jika pertanyaan belum jelas, guru dapat memperjelas pertanyaan secara
langsung.
3) Guru dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai mendetail
4) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu seperti membaca dan memahami
konsep tertentu.
5) Dapat mengetahui kemampuan komunikasi peserta didik.
Kekurangan
1) Hubungan dan emosional antara guru dan peserta didik mempengaruhi
hasil.
2) Pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik sering tidak sama
jumlahnya maupun tingkat kesukarannya.
3) Mwmbutuhkan banyak waktu.
4) Kebebasan peserta didik untuk menjawab menjadi berkurang.
5) Guru dalam memberikan penilaian sering terpengaruh oleh kepribadian
peserta didik.
b. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan
1) alokasi waktu bagi setiap peserta didik
1) Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk dinilai dengan tes
lisan.
2) Menyusun indikator
3) Menentukan kriteria kunci yang menunjukkan capaian indikator belajar
4) Menyusun kriteria kunci kedalam rubrik penilaian.
5) Menyusun pedoman pertanyaan yang menunjukkan kemampuan
menggunakan bahasa lisan, sistematika berpikir, memecahkan masalah,

26
mengungkapkan hubungan sebab akibat dan mempertanggungjawabkan
pendapat tau konsep.
6) Menyiapkan lembaran penilaian, berupa format yang akan digunakan untuk
mencatat skor hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap soal.
Pelaksanaan
2) Melaksanakan tes lisan kepada peserta didik satu per satu.
3) Menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun.
4) Menyampaiakn pertanyaan secara ringkas dan jelas.
5) Menyeimbangkan Menghindari memberikan kalimat yang mengarahkan ke
kkunci jawaban.
6) Memberikan waktu tunggu yang cukup untuk menjawab soal.
7) Menghindari sikap yang bersifat menekan dan menghakimi.
8) Mengisi lembar penilaian untuk setiap pertanyaan.
9) Menghitung skor langsung setelah tes
c. Acuan Kualitas Instrumen
1) Dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
2) Sesuai dengan indikator pembelajaran.
3) Sederhana dan hanya memuat kata-kata kunci dan mudah digunakan pada
saat ujian lisan.
4) Dapat mencakup semua respon yang mungkin muncul dari peserta didik.
5) Dapat memetakan kemampuan peserta didik.

d. Contoh Instrumen dan Penskoran


Sekolah :
Nama siswa:
Kelas :
Mata Pelajaran :
Menurutmu apa saja manfaat tumbuhan bagi manusia?
No Rubrik Penskoran Skor
1 Bahan makanan: padi, jagung, gandum, tebu Skor 4 jika menjawab
Bahan bangunan: kayu jati, kayu mahoni 4 jawaban benar
Bahan bakar: kelapa sawit Skor 3 jika menjawab
Obat: jahe, mahkota dewa, mengkudu 3 jawaban benar
Skor 2 jika menjawab
2 jawaban benar
Skor 1 jika menjawab
1 jawaban benar

27
Nilai Akhir = x 100

3. Penugasan dengan Lembar Kerja


Instrumen penugasan berupa pekerjaan atau proyek yang dikerjakan secara
individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian ini bertujuan
untuk pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang telah
dipelajari atau dikuasai.
a. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan
1) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.
2) Menetapkan tugas yang akan dibuat siswa.
3) Menentukan rencana pengerjaan tugas apakah individual atau kelompok.
4) Menetapkan pendekatan yang digunakan dalam penskoran apakah holistik
atau analitis.
5) Menetapkan batas waktu pengerjaan tugas.
6) Merumuskan tahapan pelaksanaan tugas.
7) Menetapkan kriteria penilaian tugas.
8) Menyusun rubrik penilaian tugas.
Pelaksanaan
1) Mengkomunikasikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
2) Menyampaikan kompetensi dasar yang akan dicapai melalui tugas tersebut.
3) Menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik.
4) Menyampaikan batas waktu pengerjaan tugas.
5) Menyampaikan peran setiap anggota kelompok jika tugas dikerjakan secara
berkelompok.mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan.
6) Menilai kesesuaian tugas dengan kriteria penilaian.
7) Memetakan kompetensi peserta didik berdasarkan rubrik.
8) Memberikan umpan balik kepada peserta didik sesuia dengan hasil
deskripsi data yang diperoleh dari instrumen pengamatan.
b. Peraturan Penilaian
1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
3) Pemberian tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

28
4) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
5) Tugas harus bersifat adil
6) Tampilan kualiatas tugas yang dihasilkan harus disampaikan dengan jelas.

c. Contoh Instrumen dan Penskoran


Sekolah :
Nama siswa :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Identifikasi perbedaan sifat zat padat, cair dan gas!
Dikumpulkan minggu depan pada saat mata pelajaran IPA.

No Rubrik Penskoran Skor


1 Zat Padat Skor 3 jika menjawab 3
Mempunyai bentuk dan volume tertentu jawaban benar
Jarak antar partikel sangat rapat Skor 2 jika menjawab 2
Gerak partikel tidak bebas jawaban benar
Skor 1 jika menjawab 1
jawaban benar
2 Zat Cair Skor 3 jika menjawab 3
Bentuk tidak tetap tetapi volume tetap jawaban benar
Jarak antar partikel lebih renggang Skor 2 jika menjawab 2
Gerak partikel bebas tapi terbatas jawaban benar
Skor 1 jika menjawab 1
jawaban benar
3. Zat Gas Skor 3 jika menjawab 3
Volume dan bentuk tidak tetap jawaban benar
Jarak antar partikel sangat renggang Skor 2 jika menjawab 2
Gerak partikel sangat bebas jawaban benar
Skor 1 jika menjawab 1
jawaban benar

Nilai Akhir = x 100

29
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang
dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta
didik dalam asepek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman,
penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kompetensi pengetahuan
merefleksikan konsep-konsep keilmuan yang harus dikuasai oleh peserta didik
melalui proses pembelajaran.
Kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi, kritis dan kreatif perlu
dilatih dan dikondisikan dengan baik oleh guru melalui pembelajaran dan penilaian.
Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui tiga cara, yaitu:
1. Tes tertulis dengan menggunakan butir soal.
Bentuk soal terdiri atas pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar salah,
menjodohkan, dan uraian.
2. Tes lisan dengan bertanya langsung terhadap peserta didik menggunakan
daftar pertanyaan.
3. Penugasan atau proyek dengan lembar kerja tertentu yang harus dikerjakan
oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu.

30
Dalam penyusunan suatu tes hendaknya sesuai dengan kaidah-kaidah
penyusunan soal sehingga dapat menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel
(konsisten). Hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dimanfaatkan untuk
memetakan pencapaian kompetensi peserta didik dan perbaikan kualitas
pembelajaran.

B. SARAN
Semoga makalah ini bias menjadi sumber bacaan bagi kita agar lebih
memahami bagaimana cara penilaian kognitif yang baik dan benar serta bagaimana
operasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Hamid Huzaifah. 2009. RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN
PSIKOMOTORIK. Avaitable at
https://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-
psikomotorik/ . Diakses pada tanggal 15 Maret 2018. Ibda, F. (2015).
Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1).
Naimah, M. (2012). Peran positive deviance guru dalam mendukung perkembangan
kognitif anak berkebutuhan khusus: Penelitian tindakan di SDN 04 Krebet, Ds.
Sidowayah Kec. Jambon. Kab. Ponorogo (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Pendidikan, P. P. (2007). Panduan Penulisan Soal Pilihan Ganda. Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 1.
Pusat Penilaian Pendidika. 2016. Panduan Penulisan Soal. Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K. (2011). Taksonomi Bloom. Jurnal:
Pusdiklat KNPK.

31

You might also like