You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya teknologi saat ini bagi negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia pendidikan memegang peranan penting dalam
pembangunan dan merupakan kunci utama pembangunan bangsa. Salah satu
tujuan pembangunan Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
seperti yang tercantum dalam UUD 1945, dan tujuan tersebut dapat tercapai
melalui pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia,
baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan maupun teknologi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, menuntut warga negara Indonesia
mampu menguasainya, sehingga mampu bersaing dengan negara lain. Laju
perkembangan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas pendidikan, oleh karena
itu kualitas pendidikan harus mendapat perhatian khusus.
` Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah
kurikulum. Kurikulum merupakan acuan bagi setiap satuan pendidikan dalam
menyelenggarakan pendidikan. Wujud nyata dari pemerintah untuk
mempersiapkan lulusan pendidikan dalam memasuki era globalisasi yang penuh
tantangan adalah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
menurut Mulyas (2006 : 44)
“KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan serta merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya
pada jalur pendidikan sekolah.” menurut Masnur Muslich (2007:17)
KTSP dikembangan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan
karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat dan peserta didik sekolah
sebagai satuan pendidikan dituntut untuk mengembangkan strategi, menentukan
prioritas mengendalikan pemberdayaan sebagai potensi sekolah dan lingkungan
sekitar.
Menyikapi penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolah,
pendekatan pembelajaran yang seharusnya dikembangkan adalah berpusat pada
siswa. Pendekatan pembelajaran haruslah melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Proses belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja
siswa sendiri. Melvin (2006:9) mengemukakan bahwa :

“Yang dapat membuahkan hasil belajar yang berkelanjutan hanyalah


kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus banyak
mengerjakan tugas, mereka harus menggunakan otak untuk mengkaji gagasan,
memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif
harus gesit, menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan sering
meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving
about dan thiking aloud).

Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengar,


melihat, mengajukan pertanyaan dan membahasnya dengan orang lain bukan
cuma itu siswa perlu mengerjakannya dengan cara menggambarkan sesuatu
dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya mencoba mempraktikkan
keterampilan dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah
mereka dapatkan. Jadi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) siswa harus aktif.

Fakta yang terjadi dalam proses belajar setiap hari yaitu kurangnya
motivasi dan partisipasi siswa dalam belajar, khususnya dalam bidang bertanya
dan menanggapi, hampir dalam setiap pertemuan siswa tidak bertanya tentang
yang dipelajarinya dan kurang menanggapi apa yang di sampaikan oleh guru, guru
tidak mengerti apa yang dihadapi oleh siswa. Apakah siswa tersebut sudah
mengerti dan faham tentang pelajaran yang disampaikan oleh guru atau
sebaliknya, siswa tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guru.

Penyebab terjadinya hal demikian adalah rendahnya minat belajar siswa.


Siswa kurang aktif dan kurang tertarik dengan pelajaran sosiologi , maka
diperlukan suatu pembaharuan yang harus dilakukan oleh guru. Seorang guru
harus mampu memotivasi siswanya agar siswa tertarik dan aktif dalam belajar
Sehingga tercapai tujuan pendidikan. Dengan fenomena yang di uraikan di atas
maka peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul ”PENINGKATAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X3 DALAM PELAJARAN
SOSIOLOGI DENGAN METODE TANYA JAWAB DI SMA N 2 WAJO”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uaraian di atas maka rumusan masaah dalam penelitian ini
adalah untuk melihat Bagaimana meningkatan aktivitas belajar siswa pada
pelajaran sosiologi pada kelas X3 dengan metode tanya jawab di SMAN 2 wajo.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah Upaya peningkatan aktifitas siswa pada
pembelajaran sosiologi pada kelas X3 dengan metode tanya jawab di SMAN 2
Wajo.
d. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
Pengalaman dan bekal bagi peneliti untuk mengajar di masa yang akan datang
Pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan referensi untuk mengajar bagi guru-guru.
Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran sosiologi di sekolah
menengah atas.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pusat 1, ayat 15 dikemukakan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Satuan
Pendidikan. Menurut Mulyasa (2006 : 19) “Penyusunan KTSP dilakukan oleh
satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan”. Dari kutipan diatas dapat dikemukakan bahwa KTSP dikembangkan
sesuai dengan kondisi satuan pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
Kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulisnya,
melainkan dinilai dari proses pelaksanaannya di dalam kelas. Hal ini sesuai
dengan pendapat Robert S Zais dalam Nana, (1997 : 6) yang menyatakan
“Kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan
suatu yang fungsional yang beroperasi di kelas, yang memberikan pedoman,
mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas”. Oleh karena
itu, kesuksesan pelaksanaan kurikulum dapat dinilai dari tingkat keberhasilan
aktivitas belajar dan pembelajaran di dalam kelas.
2. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan.
Hal ini senada dengan yang diungkapkan Slameto (1995:2), ”belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut maka guru hendaknya
dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui karakteristik siswa yang akan mengikuti
proses pembelajaran. Kesiapan guru dalam mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian bahan ajar. Hal ini
penting sekali agar guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang
akan diberikan, menggunakan prosedur ajar yang serasi, dan mengadakan
diagnosis atas kesulitan. (Hamalik, 2004:101)
Belajar merupakan suatu proses yang kompleks dan proses ini terjadi pada
semua orang seumur hidupnya. Dengan belajar diharapkan akan terjadi proses
perubahan tingkah laku. Menurut Hamalik (2001: 40) : “Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.
Proses dalam hal ini merupakan kegiatan yang berlangsung secara
berkeseimbangan, bertahap, bergilir, berkesinambungan, dan memberikan
karakteristik terhadap pembelajaran itu”. Belajar dapat terjadi melalui interaksi
antara individu dengan lingkungan. Proses belajar tidaklah berlangsung secara
instant tetapi proses ini berlangsung secara bertahap, bergilir dan selalu
berkesinambungan sehingga pada akhirnya memberikan hasil berupa perubaha
tingkah laku.
Pembelajaran merupakan proses pendidikan dalam lingkup persekolahan.
Menurut Suherman (2001 : 9) ”proses pembelajaran adalah proses sosialisasi
individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, sumber atau fasilitas dan
teman sesama siswa”. Dari pendapat tersebut terlihat bahwa dalam pembelajaran,
siswa haruslah membangun pengetahuannya secara aktif, sehingga dapat
menguasai pembelajaran secara optimal.
Proses pembelajaran sosiologi mencakup tiga aspek yaitu Kognitif, Afektif
dan Psikomotor. Proses pembelajaran hendaknya mengikutsertakan siswa secara
aktif agar dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya, sesuai dengan
apa yang telah diungkapkan oleh Suryosubroto (1997 : 73).
Proses pembelajaran hendaknya mengikutsertakan siswa secara aktif guna
mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara lain kemampuan
mengamati, menginterprestasi, dan meramalkan, mengaplikasikan konsep,
merencanakan penlitian serta mengkomunikasikan hasil penemuan. Pembelajaran
yang lebih menitik beratkan pada keaktifan dan keterlibatan siswa dapat
menimbulkan rasa puas yang tinggi.
3. Pengertian Pendidikan Sosiologi
Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai
imu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan
pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis
berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir
untuk mengungkapkan realitas sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat
dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Pengajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan siswa mengaktualisasikan potensi-potensi diri mereka
dalam mengambil dan mengungkapkan status dan peran masing-masing dalam
kehidupan sosial dan budaya yang terus mengalami perubahan.
Adapun tujuan pengajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas pada
dasarnya mencangkup dua sasaran yang bersifat kognitif dan bersifat praktis.
Secara kognitif pengajaran sosiologi dimaksudkan untuk memberikan
pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara
rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai
suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk
mengembangkan keterampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis
dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta
berbagai masalah sosial yang ditemukan dalam kehidupan sehari-sehari.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman (Nama, 2002 : 22). Kemampuan yang dimiliki siswa
tersebut penerimaan dan dapat diulang-ulang dengan hasil belajar yang sama.
Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan salah satu indikator
yaitu tes. Hasil tes ini kemudian dianalisis oleh guru dan diberikan penilaian.
Menurut Suharsimi (2005 :7) tujuan penilaian adalah ”untuk mengetahui siswa-
siswa mana yang berhak melanjutkan pembelajaran karena sudah berhasil
meguasai materi pembelajaran dan siswa mana yang belum berhasil menguasai
materi pembelajaran serta mampu mengatahui apakah metode mangajar yang
digunakan sudah tepat atau belum”. Seorang siswa dapat diketahui berhasil atau
tidak dalam pembelajaran apabila ia berhasil dalam penilaian, dan bagi guru dapat
diketahui apakah sudah efektif proses belajar mengajar yang dilakukan atau
belum.
Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu ranah Kognitif, Efektif
dan Psikomotor. Bloom yang dikutip Nana (2002: 22-23) menyatakan bahwa :
”Hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga ranah Kognitif, ranah Efektif,
dan ranah Psikomotor. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek yakni: pengetahuan dan ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sistesis dan evalisi. Ranah Efektif berkenaan dengan sikap yang
terdiri dari lima aspek yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah Psikomotor berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemapuan bertindak”.
Penilian pada ranah Kognitif maksudnya pengukuran hasil belajar siswa yang
berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, dan
penalaran. Teknik penilaian hasil belajar pada aspek Kognitif, dapat dilakukan
dengan ujian tulis dan lisan. Bentuk instrumen tes menjodohkan. Sedangkan
bentuk instrumen tes lisan dapat berupa daftar pertanyaan.

B. KERANGKA BERPIKIR
Meningkatkan aktivitas belajar Sosiologi melalui metoda tanya jawab.
A. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa
bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru.
Metoda tanya jawab juga merupakan suatu metoda dimana siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru dan menangapi apa yang disampaikan oleh guru atau
menjawab pertanyaan dan menangapi jawaban teman, mengenai apa yang sedang
di pelajari pada pertemuan itu. Dengan metoda tanya jawab ini terdapat
komunikasi tiga arah yaitu guru dengan siswa,siswa dengan guru da siswa denagn
siswa. Dengan adanya hal demikian maka terciptalah aktivitas belajar yang baik.
Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa.
2. Untuk merangsang siswa berfikir
3. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum
dipahami.
Jenis pertanyaan, Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni
pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
1. Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan sudah tertanam pada siswa. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada
apa, kapan, di mana, berapa, dan yag sejenisnya.
2. Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana
cara berpikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Biasanya pertanyaan ini
dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
B. Aktifitas
Aktifitas merupakan suatu kegiatan yang di lakukan seseorang dalam
kehidupan sehari-harinya. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh manusia di
muka bumi tergantung kepada usianya masing-masing. Salah satunya pada anak
sekolah, kegiatan rutinitas keseharian mereka adalah sekolah. Mereka datang
kesekolah setiap hari senin sampai sabtu dan mengkuti kegiatan disekolah seperti
belajar.
C. HIPOTESIS TINDAKAN

Dengan demikian dapat diduga bahwa:

1. Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam


pembelajaran sosiologi baik secara efektif, aktif dan kreatif.

2. Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas belajar pada mata


pelajaran sosiologi siswa.
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 WAJO pada siswa kelas X3, dengan
jumlah siswa 34 orang, yang terdiri dari 15 orang Laki-laki dan 18 orang
Perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran sosiologi
berlangsung.Penelitian direncanakan selama 2 minggu dimulai pada akhir bulan
april.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran.


Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class
Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama untuk
peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan dan dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan. Penelitian ini menitik beratkan pada
adanya proses perbaikan dan perubahan secara terus menerus, yang dilaksanakan
secara bersiklus.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan model siklus yang


dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2004) yang terdiri dari komponen–
komponen Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Observasi (Observing)
dan Refleksi (Reflecting), dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada
siklus-siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian adalah untuk
dapat meningkatkan aktifitas dan pemahaman belajar siswa yang lebih baik
dimasa yang akan datang.

Penelitian direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari sekali
pertemuan tatap muka (tindakan). Pada setiap siklus dilakukan pengamatan
aktivitas siswa yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar (2 x 45 menit).
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini direncakan dalam dua siklus, pada setiap siklus penelitian
dilaksanakan empat kegiatan pokok yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
2. Tindakan (Acting)
3. Observasi (Observing)
4. Refleksi (Reflecting).
Rancangan siklus pertama adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
c. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
d. Merencanakan materi pokok pembelajaran
e. Memilih dan menentukan buku sumber atau buku penunjang yang
sesuai dengan materi pelajaran
f. Merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan skenario
pembelajaran
g. Menyiapkan instrument penelitian seperti : daftar nama siswa dan
lembaran observasi aktivitas.
2. Tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan
berkolaborasi dengan guru pamong. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Melakukan absensi, apersepsi dan motivasi
b. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran
c. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat
pada buku sumber
e. Proses Tanya Jawab berlangsung sekitar 20 menit
 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
 Siswa yang mampu menjawab pertanyaan berhak untuk mengajukan
pertanyaan kepada temannya.
 Begitu seterusnya
3. Observasi (Observing)
Dalam melakukan observasi atau pengamatan pada saat pembelajaran
berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan guru pamong sebagai pembimbing.
Caranya dengan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaran
observasi yaitu tentang aktivitas siswa.
Aspek-aspek yang diamati adalah :
1. Kemampuan siswa dalam bertanya kepada guru
2. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan teman
3. Kemampuan siswa dalam melengkapi jawaban teman.
4. Refleksi (reflecting)
Pada tahap ini mahasiswa PL (peneliti) bersama guru pamong berdialog
untuk mendiskusikan hasil pengamatan, mengevaluasi keberhasilan yang dicapai,
dan permasalahan yang ditemui pada siklus satu. Hasil refleksi dijadikan sebagai
dasar atau landasan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemui.
Rencana perbaikan dijadikan sebagai dasar untuk melakukan tindakan pada siklus
berikutnya (siklus dua ).

E. Data dan Instrumen Penelitian

1.Data
Sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, maka data pada penelitian ini adalah ;
a. Kemampuan siswa dalam bertanya kepada guru
b. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan teman
c. kemampuan siswa dalam melengkapi jawaban teman.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data (instrument penelitian) yang digunakan berupa
lembar observasi aktifitas siswa.
F. Tehnik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan Siswa
1. Taknik Analisis
Data analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik Persentase (%)
dengan rumus berikut : P = n / N x 100%
Keterangan:
P = Presentase aktif iswa
n = Skor yang diperoleh siswa
N = Poin maksimal
2. Kriteria keberhasilan siswa
Indikator keberhasilan siswa adalah:
Skor ; Tidak baik =1
Kurang baik =2
Cukup =3
Baik =4
Sangat baik =5
Jumlah Skor :
6 – 11 = Kurang
12 – 17 = Cukup
18 – 23 = Baik
24 – 30 = Sangat baik
Dan persentasenya :
1 - 20% = Kurang sekali
21 - 40% = Kurang
41 - 60% = Cukup
61 - 80% = Baik
81 - 100% = Sangat baik
Penelitian ini dianggap berhasil apabila jumlah siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran 61 – 80 % (baik).
Daftar Pustaka

Mulyasa. 2006. Kurikulum yang disempurnakan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.


Nana, Sudjana. 2002. Penilaian dan Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Melvin, L Silberman. 2004. Active Learning. 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusa Media dan Nuansa.
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi, Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Suryo Subroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tanggar, Mc dan Kemis. 1992. Penelitia Tindakan Kelas. Bandung: Sinar Baru.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X3 DALAM


PELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN METODE TANYA JAWAB
DI SMA N 2 WAJO
ANDI MAULANA MAPPEATI
156804

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018

You might also like