You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah tugas Sosiologi ini dengan baik dan selesai tepat
pada waktunya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya, makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada supaya tidak
terulang kembali.
Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................3
1.3 Maksud dan Tujuan ........................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN


A. Definisi Kemiskinan ..........................................................................................4
B. Indikator-Indikator Kemiskinan ...................................................................... 5
C. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan .............................................................. 6
D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia ............................................ 7
E. Tantangan Kemiskinan di Indonesia .................................................................8
F. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan ............................................ 9

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan .........................................................................................................11
3.2 Saran ...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang kita ketahui
khususnya di Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut
mengenai kehidupan bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah
pengangguran, masalah lingkungan hidup, dll. Permasalahan tersebut timbul akibat
semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak disesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini kemiskinan
masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini.
Pada kesempatan ini penulis mencoba memaparkan secara global kemiskinan
negara-negara di dunia, yaitu negara-negara berkembang yang nota-benenya ada di
belahan benua Asia. Kemudian juga pemaparan secara spesifik mengenai kemiskinan
di Negara Indonesia. Adapun yang dimaksudkan Negara berkembang adalah Negara
yang memiliki standar pendapatan rendah dengan infrastruktur yang relatif terbelakang
dan minimnya indeks perkembangan manusia dengan norma secara global. Dalam hal
ini kemiskinan tersebut meliputi sebagian Negara-negara Timur-Tengah, Asia selatan,
Asia tenggara dan Negara-negara pinggiran benua Asia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan kemiskinan yang terjadi, penulis mencoba untuk
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari kemiskinan?
2. Apa indikator terjadinya kemiskinan?
3. Faktor apa saja yang menjadi penyebab kemiskinan?
4. Bagaimanakah tingkat perkembangan kemiskinan di Indonesia?
5. Apa tantangan dalam menghadapi kemiskinan di Indonesia?
6. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan di Indonesia?
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hal materi agar
ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi
kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
3. Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan
di Indonesia.
4. Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan
dengan permasalahan dan upaya penyelesaian kemiskinan di Indonesia.
5. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas terstruktur dari
mata pelajaran Sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata “Miskin” mengandung arti tidak berharta (harta
yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata “fakir” diartikan
sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu
bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini bermula sejak masa neo-
klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi negatif (ketidakseimbangan)
antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tersebut
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa dikatakan dengan suatu
kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi yang dimana mereka ini tidak
dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-
kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan arti
definitif dari pada kemiskinan adalah sebuah keniscayaan. Berawal dari sekedar
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan
hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan komponen-komponen sosial dan
moral. Misal, pendapat yang diutarakan oleh Ali Khomsan bahwa kemiskinan timbul
oleh karena minimnya penyediaan lapangan kerja di berbagai sektor, baik sektor
industri maupun pembangunan. Senada dengan pendapat di atas adalah bahwasanya
kemiskinan ditimbulkan oleh ketidakadilan faktor produksi, atau kemiskinan adalah
ketidakberdayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan oleh pemerintah
sehingga mereka berada pada posisi yang sangat lemah dan tereksploitasi. Arti definitif
ini lebih dikenal dengan kemiskinan struktural.
Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut,
kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin
absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan,
pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada
usaha dari pihak lain yang membantunya.

B. Indikator-Indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan
sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika, antara lain sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan
papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan
dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita korban
kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan terpencil).
C. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu kemiskinan
alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam
(SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam.
Kemiskinan buatan diakibatkan oleh imbas dari para birokrat kurang berkompeten
dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga
mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. Dampaknya,
para ekonom selalu gencar mengkritik kebijakan pembangunan yang mengedepankan
pertumbuhan ketimbang dari pemerataan.
Di bawah ini beberapa penyebab kemiskinan menurut pendapat Karimah
Kuraiyyim, yang antara lain adalah:
1. Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang penting digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-
kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau
produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu
pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan
turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar
perkembangan pendapatan per-kapita:
· Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
· Politik ekonomi yang tidak sehat.
· Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
1) Rusaknya syarat-syarat perdagangan
2) Beban hutang
3) Kurangnya bantuan luar negeri, dan
4) Perang
2. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Terlihat jelas faktor ini sangat urgent dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan.
Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus
didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan
yang bisa dipertanggungjawabkan dengan maksimal
3. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari
tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan
adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena
kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita di depan publik dan banyaknya
pengangguran.
4. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber
pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
Selain itu, ada juga penyebab utama lain dari timbulnya kemiskinan ini,
diantaranya :
§ Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan
§ Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan
sempitnya lapangan pekerjaan
§ Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha
§ Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan seseorang
§ Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam
§ Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan
keluarga.
§ Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan
inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya jaminan
sosial terhadap masyarakat.

D. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia


Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan bahwa dalam lima tahun
terakhir keadaan kemiskinan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini diduga karena
pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan meningkatnya Gross
Domestic Product (GDP) dan atau disebabkan semakin luasnya kesenjangan social.
Hingga kini kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang menjadi isu
sentral di Indonesia. Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan
kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia,
Vietnam, dan Kamboja jika digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia
Tenggara tinggal di Indonesia.
Kemiskinan menjadi alasan rendahnya Human Development Index (Indeks
Pembangunan Manusia) Indonesia. Secara menyeluruh, kualitas manusia Indonesia
relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain
di dunia. United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan HDI
Indonesia di peringkat 124 dari 187 negara pada tahun 2011. Di tahun yang sama,
jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 30 juta orang, sebesar 37% dari jumlah
tersebut berada di daerah perkotaan dan 63% di daerah pedesaan.
Kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
dan papan secara terbatas, membuat anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya kemampuan untuk menabung
dan berinvestasi, minimnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan
dan jaminan sosial, serta menguatnya arus urbanisasi ke kota.

E. Tantangan Kemiskinan di Indonesia


Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya
tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan
masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Sebagaimana
yang ditunjukkan oleh rendahnya Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Indonesia
pada tahun 2002 sebesar 0,692. yang masih menempati peringkat lebih rendah dari
Malaysia dan Thailand di antara negara-negara ASEAN. Sementara, Indeks
Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia pada tahun yang sama sebesar 0,178. masih
lebih tinggi dari Filipina dan Thailand. Selain itu, kesenjangan gender di Indonesia
masih relatif lebih besar dibanding negara ASEAN lainnya.
Tantangan lainnya adalah kesenjangan antara desa dan kota. Proporsi penduduk
miskin di pedesaan relatif lebih tinggi dibanding perkotaan. Data Susenas (National
Social Ekonomi Survey) 2004 menunjukkan bahwa sekitar 69,0 % penduduk Indonesia
termasuk penduduk miskin yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Selain itu
juga tantangan yang sangat memilukan adalah kemiskinan di alami oleh kaum
perempuan yang ditunjukkan oleh rendahnya kualitas hidup dan peranan wanita,
terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masih rendahnya
angka pembangunan gender (Gender-related Development Indeks, GDI) dan angka
Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment Measurement,GEM).
Tantangan selanjutnya adalah otonomi daerah. di mana hal ini mempunyai peran
yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan masyarakat dari
kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam jangka waktu yang relatif
singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari kemiskinan pada skala nasional
terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Akan tetapi ketika
pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan lingkungan sekitar, hal ini sangat
berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke jurang kemiskinan, serta bisa
menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.

F. Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan


1. Penanganan Masalah Kurang Gizi dan Kekurangan Pangan
Penanganan masalah kurang gizi dan kekurangan pangan meliputi:
Perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan prioritas: penanggulangan kurang
energprotein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin
A, dan zat gizi mikro lainnya pada rumah tangga miskin.
· Peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas: penyaluran beras
bersubsidi untuk keluarga miskin.
2) Perluasan Kesempatan Masyarakat Miskin Atas Pendidikan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas pendidikan meliputi kegiatan
prioritas sebagai berikut :
· Penyediaan bantuan operasional sekolah untuk SD, SMP, Pesantren Salafiyah,
dan satuan pendidikan non Islam setara SD dan SMP.
· Beasiswa siswa miskin jenjang SMA.
· Pengembangan pendidikan untuk dapat membaca.
3) Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan
Perluasan kesempatan masyarakat miskin atas kesehatan meliputi kegiatan
prioritas sebagai berikut :
· Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas
· Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar terutama di daerah
perbatasan, terpencil, tertinggal, dan kepulauan.
· Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan terutama untuk penanganan penyakit
menular dan berpotensi wabah, pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi buruk dan
pelayanan ke gawat darurat.
· Pelatihan teknis bidan dan tenaga kesehatan untuk mengurangi tingkat kematian
pada kelahiran.
4) Perluasan Kesempatan Berusaha
Perluasan kesempatan berusaha meliputi peningkatan dukungan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin dengan kegiatan pokok:
· Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah rumah tangga miskin.
· Penasehat penataan hak kepemilikan dan sertifikasi lahan petani.
· Penyediaan sarana dan prasarana untuk usaha.
· Pelatihan ketrampilan untuk menjalankan usaha.
· Peningkatan pelayanan koperasi sebagai modal usaha
Upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan
penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.
Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.
Sebagai wujud gerakan bersama dalam mengatasi kemiskinan dan mencapai
Tujuan pembangunan Milenium, Strategi Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK)
telah disusun melalui proses partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders
pembangunan di Indonesia. Selain itu, sekitar 60 % pemerintah kabupaten/ kota telah
membentuk Komite penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPKD) dan menyusun
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) sebagai dasar arus utama
penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial dalam mengatasi
kemiskinan.
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:
· Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana
irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.
(ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii)
redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah
dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK).
· Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana
stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi
dan revitalisasi industri.
· Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan
pelayanan antara lain (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun
termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu (ii) jaminan pemeliharaan
kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.
Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di Indonesia :
Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di Bandung
dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25 Februari
1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan kegiatannya
pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang yang berada di
bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli berpegang teguh
pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku, ras, agama,
kepercayaan, ataupun haluan politik.
Oleh karena sumbangan dari para dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan
dengan permasalahan kelaparan dan kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli
melakukan targetting dengan sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/
Kotamadya Bandung, dan mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud
adalah orang yang miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai
Tukar Beras”.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap
pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam
kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah
kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun
harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu secara serius dan
bertanggung jawab agar dapat segera mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program
pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia
terbebas dari kemiskinan.
3. Marilah kita tingkatkan kepedulian dan kepekaan sosial untuk membantu
saudara kita yang masih mengalami kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
http://litamardiana.blogspot.com/2012/11/masalah-kemiskinan-di-
indonesia.html
http://yulliasurriaunnes.blogspot.com/2012/07/permasalahan-sosial-makalah-
kemiskinan.html
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-
kemiskinan/
http://appifrend.wordpress.com/2011/12/25/makalah-masalah-kemiskinan-
dan-penanggulangannya/
TUGAS MAKALAH
REKRUTMEN SUMBER DAYA MANUSIA

‘’Seleksi Kariawan”

FEBRIYANTI AYU WULANDARI


S1A1 16 298

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVESITAS HALU OLEO

KENDARI

2018

You might also like