Professional Documents
Culture Documents
Sistem Pertanian-Peternakan Terpadu
Sistem Pertanian-Peternakan Terpadu
LA ODE GHOERA
L1A1 15 287
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi kebijakan dalam menunanjang ketahanan pakan
2. Untuk mengetahu peran teknologi dalam menunjang ketahanan pakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi kebijakan dalam menunjang ketahanan pangan
Strategi ketahanan pangan di tengah peta perubahan perdagangan dunia
memang perlu dipertajam, dari sektor hulu sampai hilir. Beberapa prinsip dasar untuk
rekomendasi kebijakan yang dapat dirumuskan untuk meningkatkan ketahanan pangan
adalah sebagai berikut:
Pertama, mengintegrasikan upaya peningkatan pendapatan, pengentasan
kemiskinan dengan proses internalisasi dan sosialisasi ketahanan pangan melalui
konstruksi sosial dan peningkatan pendidikan serta pengetahuan gizi dan kesehatan.
Dengan kata lain harus dilakukan integrasi pembangunan ketahanan pangan ke dalam
kebijakan ekonomi makro Indonesia. Langkah awalnya dapat dimulai dengan upaya
akselerasi pembangunan pedesaan dengan fokus kepentingan golongan pendapatan
rendah. Dimensi pembangunan yang berorientasi pemerataan ini sangat relevan dengan
pembangunan yang berdimensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Akselerasi
pembangunan pedesaan dapat ditunjang oleh peningkatan aksesabilitas masyarakat
pedesaan, khususnya golongan pendapatan rendah, terhadap sumberdaya pembagunan
pertanian seperti lahan dan kredit. Di samping itu, strategi pembangunan pedesaan
yang mengarah pada penciptaan dan peningkatan kesempatan kerja, transfer
pendapatan yang seimbang dan stabilitas suplai bahan pangan masih tetap kompatible
dengan dimensi peningkatan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga
sekalipun.
Kedua, meningkatkan produksi, sebab isu ketahanan pangan nasional juga
menyangkut aspek aksesabilitas masyarakat, yang tentunya sangat berhubungan
dengan aspek distribusi dan konsumsi. Maksdunya, perhatian terhadap diversifikasi
pangan dan pengadaan beras yang sangat berakibat langsung pada kesejahteraan rakyat
Indonesia hendaknya dapat berimbang. Langkah yang perlu ditempuh adalah dengan
mengintegrasikan strategi diversifikasi pangan dengan pengembangan teknologi
pangan yang lebih membumi dan terjangkau masyarakat luas.
Ketiga, penguatan kapasitas daerah dalam merumuskan kebijaksanaan
ketahanan pangan yang sesuai dengan potensi daera. Analisis AHP menunjukkan
adanya perbedaan yang cukup signifikan antar daerah, sehingga penguatan harus
dilakukan pada tingkat kabupaten. Hal ini dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut
ini : a) Peningkatan penguasaan metodologi pengenalan akar masalah yang robust
untuk mengurai kompleksitas ketahanan pangan berbasis lokal di tingkat kabupaten, b)
Sinergi antara dinas-dinas Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, Kesehatan dan aparat
terkait lain untuk merumuskan kegiatan dan indikator kinerja ketahanan pangan di
tingkat kabupaten, c) Pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan Tupoksi masing-
masing dinas dan kantor terkait, d) Dukungan riset dengan arah untuk memunculkan
pangan alternatif/produk bernilai tambahnya yang mampu berperan sebagai pengganti
impor (import substitution), sebagai produk ekspor (export commodities), dan
membangun kebiasaan pangan (food habit) masyarakat berbasiskan pada sumberdaya
lokal yang unggul, e) Produk pangan yang akan dikembangkan secara nasional harus
memenuhi kriteria selera dan gaya hidup masyarakat modern pada umunya seperti
praktis, sederhana, dan terjangkau oleh masyarakat.
Keempat, peningkatan supply, kebijakan peningkatan produksi pangan ke
depan tidak lagi bertumpu pada produksi beras, namun produksi aneka ragam bahan
pangan dengan berorientasi mengembangkan komoditas pangan lokal. Dalam jangka
pendek diperlukan insentif produksi, pemasaran dan teknologi pasca panen bagi petani,
khususnya untuk produk umbi-umbian, pangan hewani, sayuran dan buah serta kacang-
kacangan yang tingkat konsumsinya masih rendah. Pengembangan ini dapat meraih
keberhasilan apabila memenuhi syarat sebagai berikut: a) melibatkan pihak swasta
khususnya industri pengolahan pangan dan Perguruan Tinggi yang kompeten di bidang
budidaya, produksi dan pengolahan pangan dengan sosialisasi yang memadai, b)
didukung pengembangan teknologi pengolahan pangan yang praktis, dengan peralatan
yang mudah diperoleh dan biaya murah, c) didukung oleh pengembangan standar mutu
yang jelas dan konsisten pada tingkat aplikasi dan pengawasan, d) didukung oleh
kontinyuitas produksi bahan baku produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan, e)
didukung kemudahan perizinan usaha produksi pangan lokal.
Kelima, untuk itu pendekatan klaster dengan melibatkan segenap potensi yang
ada merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan. Melalui strategi ini
diharapkan tumbuh langkah sinergis yang menguntungkan semua pihak dan pada
akhirnya bermuara dalam penguatan kemandirian bangsa.
Keenam, dari segi pengembangan teknologi, beberapa karakter yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut: a) Sederhana, tepat guna dan padat karya dengan
menggunakan bahan bakar yang ada di lokasi, b) berbasis kepada indigenous
knowledge, yaitu bahwa teknologi yang digunakan mengapresiasi dan sangat
menjunjung tinggi potensi lokal yang ada baik yang menyangkut kearifan, sumberdaya
alam termasuk juga energi, maupun khazanah pemikiran dan budaya yang ada, c)
mendorong terjadinya nilai tambah terhadap semua produk biomassa yang dimiliki
Indonesia. Nilai tambah yang terjadi di sepanjang rantai nilai komoditi inilah yang akan
menimbulkan keterkaitan hulu-hilir yang mencakup berbagai kegiatan ekonomi
sehingga menimbulkan keuntungan ekonomi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi kebijakan untuk menunjang ketahanan pangan
1. mengintegrasikan upaya peningkatan pendapatan, pengentasan kemiskinan
dengan proses internalisasi dan sosialisasi ketahanan pangan melalui konstruksi
sosial dan peningkatan pendidikan serta pengetahuan gizi dan kesehatan.
2. meningkatkan produksi
3. Ketiga, penguatan kapasitas daerah dalam merumuskan kebijaksanaan
ketahanan pangan yang sesuai dengan potensi daera.
4. peningkatan supply,
5. untuk itu pendekatan klaster dengan melibatkan segenap potensi yang
ada merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan. Melalui strategi
ini diharapkan tumbuh langkah sinergis yang menguntungkan semua pihak dan
pada akhirnya bermuara dalam penguatan kemandirian bangsa.
6. pengembangan teknologi
Peran teknologi terhadap ketahanan pangan adalah mebantu tersedianya pangan
dalam hal varietas unggul juga penyedian pupuk sehingga meningkatkan kualitas dan
kuantitas prodak pertanian dan perternakan sehingga dapat membantu ketahanan
pangan.
3.2 Saran
Makalah ini banyak memberi manfaat terhadap penulis dengan tugas ini banyak
wawaan pengethuan yang dapat diketahui oleh penulis itu sendiri.
Dartar Pustaka
https://inspirasitabloid.wordpress.com/2010/04/30/pemanfaatan-teknologi-dalam
pembangunan-ketahanan-pangan/