You are on page 1of 3

International Law and International Relation

Pada jurnal ini menjelaskan bahwa apakah terdapat hubungan international dengan
hubungan antar negara dengan analisa para ahli hukum. Artikel ini terdapat 3 cara untuk
menggunakan bahan dan wawasan dari teori hubungan internasional untuk mentolak ukur
masalah substantif dan mencari solusi hukum yang lebih baik. Pertama dengan melihat apakah
teori ini dapat memecahkan suatu masalah. Kedua menjelaskan struktur dari beberapa hukum
internasional. Terakhir mendefinisikan ulang pengertian hukum dan institusi institusi
internasional.

Selanjutnya para peneliti hukum meneliti bagaimana sarjana hukum menegaskan kembali
nilai disiplin mereka sendiri bahwa posisi hukum dan hubungan internasional sama. Secara
khusus banyak pelaku hukum bersikeras tentang pentingnya hukum sebagai faktor penjelas
dalam analisis perilaku negara dalam sistem internasional. Mereka juga mencari untuk
menjelaskan mekanisme yang tepat atau jalur dimana aturan hukum bentuk tidak hanya hasil
politik tetapi juga aktor dan struktur social. Jadi para sarjana politik lebih mementingkan hasil
daripada proses politik itu sendiri.

Peneliti mengidentifikasikan tiga tema dalam penelitian interdisipliner yaitu


pemerintahan internasional, kontruksi sosial dan agensi liberal. Focus pada tema substantif
didirikan paradigma dan batas batas disiplin. Penelitian hubungan internasional focus pada hasil
dibandingan dengan proses pembentukannya.

Lalu peneliti hukum dan hubungan internasional memandang bahwa adanya prolifelasi
lembaga formal untuk kerjasama internasional. Pemerintah melakukan proporsi sebagian besar
dan berkembang dari luar negeri mereka, dalam rentang yang terus meningkat dari isu-daerah,
melalui berbagai perjanjian formal dan organisasi. Menanggapi, teoretikus hubungan
internasional jauh lebih tertarik dalam bentuk lembaga-lembaga internasional, atau lebih
tepatnya, perbedaan yang membentuk mereka. Selanjutnya, banyak kerjasama yang terlembaga
telah mengambil semakin "disahkan," atau bentuk konstitusi. Menyaksikan kecenderungan
bersaing dalam kehidupan internasional, ditandai dengan munculnya sekelompok fenomena
"globalisasi," "transnasionalisme" atau medievalisme. Ketiga hal ini membuat peningkatan
terhadap proporsi peranan aktor non-negara, peningkatan ekonomi serta adanya isu-isu
internasional.

Hubungan internasional tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik jika tidak
didukung instrumen hukum internasional yang mengikat dan dipatuhi negara-negara. Sebagaian
orang memandang bahwa keberadaan hukum internasional bukan saja sangat penting, melainkan
sebagai kebutuhan yang tidak dapat diabaikan dalam masyarakan internasional karena terdapat
suatu ketertarikan yang sama dari praktisi Hukum Internasional dan teoritis Hubungan
Internasional dalam mengidentifikasi serta menjelaskan kerjasama-kerjasama internasional
mengarahkan pada terjadinya suatu persekutuan yang dilakukan oleh teoritis Hubungan
Internasional dengan para praktisi Hukum Internasional

Dalam artikel ini terdapat bagaimana para peneliti hukum internasional menggunakan
teori yang dimiliki oleh hubungan internasional. Yang pertama yaitu para peniliti hukum
internasional menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan teori teori hubungan
internasional, karena hubungan internasional dijadikan sebagai landasan berpikirnya. Kedua
yaitu menjelaskan menjelaskan fungsi dan struktur lembaga hukum internasional, ketiga untuk
memeriksa dan reconceptualize lembaga tertentu atau hukum internasional secara umum.

Dalam jurnal kedua Competition Law and International Relation oleh David P Fidler
membahas tentang bagaimana hukum persaingan dalam hubungan internasional. Pada pandangan
pertama, hubungan dua bidang kegiatan dan studi yang sangat berbeda. Hubungan internasional,
secara tradisional dilihat, melibatkan interaksi Negara dan organisasi internasional dalam sistem
internasional. Sedangkan hukum persaingan membahas perilaku pelaku ekonomi internasional.
Hukum internasional dijadikan persaingan dalam hubungan internasional.

Hukum Persaingan sangat penting dalam Hubungan internasional. Pertama jika suatu
Negara mengadopsi sistem hukum persaingan, sistem dapat dicirikan sebagai "kepentingan
nasional". Untuk menggambarkan hukum persaingan sebagai kepentingan nasional berarti bahwa
Negara percaya bahwa regulasi kompetisi melayani nilai-nilai dan kepentingan dianggap penting
untuk pemerintahan untuk alasan domestik dan internasional. Kedua, hukum persaingan
langsung menyentuh isu-isu yang berkaitan dengan Negara kesejahteraan ekonomi dan
kekuasaan, yang jelas penting berkaitan dengan kepentingan nasional. Ketiga, hukum persaingan
menyatu dengan kepentingan nasional, misalnya, kadang-kadang termasuk keamanan nasional
sebagai salah satu tujuannya. Masalah keamanan nasional dalam hukum persaingan muncul
dalam dua konteks: dalam situasi domestic dan internasional. Keempat, hukum persaingan
merupakan kepentingan nasional dalam mendukung gagasan identitas nasional

Jadi kesimpulannya kedua artikel tersebut memiliki arti yang sama, dalam hukum
internasional terdapat hukum persaingan yang sangat penting dalam hubungan internasional.
artikel hukum internasional memiliki hubungan dengan hubungan internasional apakah dapat
berhu

http://www.jstor.org/stable/25699857?seq=1#page_scan_tab_contents

You might also like