Professional Documents
Culture Documents
Karbohidrat
Karbohidrat
dengan rumus umum C6 (H2O)n. Karbohidrat merupakan sumber energi dan penyusun
struktur sel.
Terdapat beberapa jenis karbohidrat, antara lain monosakarida (glukosa, fruktosa,
ribosa), disakarida (laktosa, sukrosa, maltosa), dan polisakarida (glikogen pada hewan dan
selulosa pada tanaman). Uji kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau
jenis karbohidrat dalam suatu bahan, sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk
mengetahui jumlah kandungan karbohidrat dalam suatu bahan.
1. Uji Molisch
Prinsip
Pereaksi Molisch terdiri dari larutan α-naftol dalam alkohol 95%. Reaksi tergantung
pada pembentukan furfural dan derivat-derivat dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam
pekat, dan kombinasi dengan α-naftol untuk membentuk senyawa berwarna.
Uji Molisch merupakan uji umum untuk karbohidrat dan digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya karbohidrat dalam sampel. Uji Molisch bertujuan untuk membedakan
karbohidrat dengan senyawa bukan karbohidrat. Uji ini efektif untuk senyawa-senyawa yang
dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural yang
tersubstitusi seperti hidroksimetil furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan α-
naftol dan membentuk cincin berwarna ungun yang merupakan kondensasi antara furfural
atau hidroksimetil furfural dengan α-naftol.
2. Uji Benedict
Prinsip
Uji Benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui gula pereduksi.
Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gual yang mengandung guugus aldehid atau keton
bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Larutan benedict mengandung kupri
sulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Uji Benedict dilakukan pada suasana basa yang
menyebabkan terjadinya transformasi isomerik. Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari
CuSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepatdan membentuk Cu2O yang
merupakan endapan merah bata. Peraksi Benedict terdiri dari logam Cu dan larutan basa kuat.
GAMBAR
3. Uji Barfoed
Prinsip
Uji ini diguanakan untuk mendeteksi monosakarida yang terdapat dalam disakarida.
Uji ini mengguanakn larutan asam, berbeda dengan pereaksi benedict. Pereaksi Barfoed
terdiri dari kupri asetat yang dilarutkan dalam aquades dan ditambahkan dengan asam laktat.
Disakarida juga akan memberi hasil positif dengan uji ini jika larutan gula dididihkan dalam
waktu yang cukup lama sehingga terjadi hidrolisis. Pereaksi Barfoed dapat bereaksi positif
dengan karbohidrat yang memiliki gula pereduksi. Uji barfoed dilakukan pada suasana asam.
Pada suasana asam, reaksi osidasi akan lama terjadi, sehingga hanya monosakarida yang
dapat teroksidasi dengan cepat. Pemanasan pada uji ini harus dilakukandengan baikagar
monosakarida beraksi positif, sedangkan disakarida tidak. Peraksi Barfoed terdiri dari logam
Cu dan larutan asam pekat. Pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat
oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida, dan menghasilkan Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata.
4. Uji Fehling
Prinsip
Prinsip uji Fehling hampir sama dengan uji Barfoed dan uji Benedict, yaitu
mengguanakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O
(endapan merah bata) setelah dipanaskan pada suasana basa.
6. Uji Seliwanoff
Prinsip
Reaksi pada uji ini tergantung pada pembentukan 4-hidroksi-metil-furfural dan reaksi
dengan resorsinol (1,3-dihidroksi benzena) untuk membentuk kompleks berwarna merah.
Umumnya uji ini spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus ketosa. Pada uji
Seliwanoff ini, jika karbohidrat direaksikan dengan pereaksi seliwanoff, maka akan
menunjukan warna merah jika hasilnya positif. Warna merah merupakan hasil kondensasi
dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksimetil furfural yang
berasal dari konversi fruktosa oleh HCL panas, kemudian menghasilkan asam levulinat dan
hidroksimetil furfural.
Uji Seliwanoff ini bertujuan untuk membedakan gula aldosa dan ketosa. Ketosa
dibedakan dari aldosa karena adanya gugus fungsi keton atau aldehid pada gula tersebut. Jika
gula mempunyai gugus keton, maka gula tersebut tergolong ketosa; jika gula mempunyai
gugus aldehid, maka gula tersebut tergolong aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta ketika
dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
8. Uji Osazon
Prinsip
Prinsip uji Osazon adalah reaksi aldosa atau ketosa dengan hidrazin untuk membentuk
hidrazon. Dengan hidrazin yang berlebih, akan terbentuk produk oksidasi hidrazon. Tahap
berikutnya adalah reaksi ketosa atau aldehida –hidrazon dengan fenilhidrazin, yang
membentuk osazon. Osazon yang terbentuk ditunjukkan dengan terbentuknnya kristal.
9. Uji Bial
Prinsip
Reaksi ini tergantung pada pembentukan senyawa berwarna melalui kondensasi dari
dekomposisi produk karbohidrat dengan orsinol (3,5-dihidroksitoluena). Pereaksi ini terdiri
dari orsinol, asam hidroklorida, dan ferri klorida. Uji ini untuk menentukan adanya pentosa
dan pentosan.