You are on page 1of 6

Miftahul Jannah

A31115501

Metode Penelitian

Materi : Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif relasi metode pengumpulan data dan teknik-teknik analisis
data kadang tidak terelakkan, karena suatu metode pengumpulan data juga sekaligus adalah
metode dan teknik analisis data. Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan
data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik
analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter,
serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan
internet.

METODE WAWANCARA

1. Metode wawancara mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk


tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam
kehidupan informan.

2. Metode Wawancara Bertahap

Bentuk wawancara ini sedikit lebih formal dan sistematik bila dibandingkan dengan
wawancara mendalam, tetapi masih jauh tidak formal dan tidak sistematik bila dibandingkan
dengan wawancara sistematik. Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas dan juga
mendalam, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan
dinyatakan kepada responden dan telah dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara.

Karakter utama dari wawancara ini ialah dilakukan secara bertahap dan pewawancara
tidak harus terlibat dalam kehidupan sosial informan. Kehadiran pewawancara sebagai
peneliti yang sedang mempelajari objek penelitian yang dapat dilakukan secara tersembunyi
atau terbuka.
Kesulitan dalam wawancara bertahap ini sama ketika peneliti melakukan wawancara
mendalam dengan penyamaran, yaitu biasanya pada pencatatan hasil wawancara, yaitu kapan
harus mencatat dan bagaimana bentuk pencatatan yang tepat.

3. Bentuk-bentuk Subjek dan Objek Wawancara

Apabila dilihat dari subjek dan objek maka metode wawancaranya dibagi menjadi
beberapa bentuk, yaitu:

 Wawancara individu dengan individu, yaitu wawancara yang dilakukan antara


seseorang dengan lainnya.
 Wawancara individu dan kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan seseorang
terhadap suatu kelompok.
 Wawancara kelompok dengan individu, yaitu sekelompok pewawancara
mewawancarai seseorang.
 Wawancara kelompok dengan kelompok lainnya, yaitu dua kelompok yang saling
mewawancarai atau satu kelompok yang mewawancarai kelompok lainnya.

4. Melaksanakan Wawancara yang Baik

Berbicara dengan orang lain merupakan aktivitas yang relatif mudah, tetapi
melakukan wawancara merupakan kegiatan yang tidak mudah. Hal ini disebabkan
wawancara memiliki batas-batas metodologis yang harus dipatuhi oleh pewawancara. Untuk
melaksanakan wawancara dengan baik maka beberapa faktor utama yang harus diperhatikan,
yaitu bagaimana kemampuan pewawancara, apa isi wawancara, bagaimana situasi
wawancara, dan bagaimana kesiapan responden.

Paling utama di dalam melakukan wawancara adalah memerhatikan kemampuan


pewawancara dalam mengendalikan wawancaranya. Ini disebabkan efektivitas wawancara
banyak tergantung pada pewawancara.

5. Perlengkapan Wawancara

Wawancara dapat menggunakan beberapa alat bantu atau perlengkapan wawancara


seperti tape recorder, pulpen, pensil, blocknote, karet penghapus, stopmap plastik, daftar
pertanyaan, hardboard, surat tugas, surat izin dan daftar responden, bahkan peta lokasi juga
amat membantu. Perlengkapan-perlengkapan tersebut ada yang secara langsung bermanfaat
dalam wawancara seperti pulpen dan pensil, tetapi ada yang hanya berguna apabila
dibutuhkan.

METODE OBSERVASI

Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
observasi partisipasi, observasi tidak berstruktur, dan observasi kelompok tidak berstrukur.

1. Observasi partisipasi

Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi


terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam
aktivitas kehidupan objek pengamatan. Dengan demikian, pengamatan betul-betul menyelami
kehidupan objek pengamatan dan bahkan tidak jarang pengamat kemudian mengambil bagian
dalam kehidupan budaya mereka.

Ada beberapa persoalan pokok yang perlu perhatian khusus bagi participant observer
sehubungan dengan tugasnya, antara lain:

 Apa saja yang harus diobservasi?


 Bilamana dan bagaimana melakukan pencatatan?
 Bagaimana mengusahakan hubungan baik dengan objek pengamatan?
 Berapa lama dan luasnya partisipasi tersebut?

Hal yang perlu diperhatikan adalah membina hubungan baik antara pengamat dan
objek pengamatan. Hal tersebut kadang menjadi hambatan utama keberhasilan observasi ini.

2. Observasi Tidak Berstruktur

Observasi tidak berstruktur dimaksud, observasi dilakukan tanpa menggunakan guide


observasi. Dengan demikian, pada observasi ini pengamat harus mampu secara pribadi
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini,
yang terpenting adalah pengamat harus menguasai “ilmu” tentang objek secara umum dari
apa yang hendak diamati, hal mana yang membedakannya dengan observasi partisipasi, yaitu
pengamat tidak perlu memahami secara teoritis terlebih dahulu objek penelitian. Dengan
demikian akan membantu pekerjaannya dalam mengamati objek yang baru itu.
3. Observasi Kelompok

Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok.
Observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Misalnya, suatu tim peneliti yang sedang mengamati sekian gejolak perubahan harga pasar
akibat kenaikan BBM biasanya bekerja dengan mengamati sekian banyak gejala lain yang
berpengaruh terhadap perubahan harga pasar tersebut.

4. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Observasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan sebagai


pertimbangkan sebelum seseorang melakukan observasi dalam menentukan berhasil tidaknya
pengamat melakukan tugasnya.

 Hal-Hal yang Hendak Diamati. Dalam menentukan hal-hal yang perlu diamati,
pengamat harus mengamati kembali kepada masalah dan tujuan penelitian yang telah
dirumuskan.
 Bagaimana Mencatat Pengamatan. Mencatat hasil observasi harus memperhatikan
beberapa hal:
→ Waktu Pencatatan. Hal terbaik mencatat adalah pada saat objek pengamatan yang
diamati tersebut sedang terjadi, atau disebut dengan pencatatan langsung (on the
spot).
→ Cara Pencatatan. Apabila pencatatan on the spot tidak mungkin dilakukan, maka
pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata (keys words).
→ Mencatat di Sela Pengamatan. Cara ini adalah alternatif lain yang bisa dilakukan,
yaitu pengamat mencatat hasil pengamatannya di sela-sela objek pengamatan
tidak dapat direkam kegiatannya.

5. Alat Bantu Pengamatan

Untuk meningkatkan validitas hasil pengamatan diperlukan beberapa alat bantu, antar
lain kamera, tape record, maupun pembantu atau penerjemah. Dalam melakukan
pengamatan pengamat dapat menggunakan pembantu atau orang lain untuk bersama-sama
mengamati suatu objek pengamatan. Dengan menggunakan pembantu, berarti pengamat
dapat berdiskusi dengan objek pengamatan manakala muncul kesulitan atau problem yang
membutuhkan pemecahan bersama.
6. Kesulitan Umum Observasi

Beberapa kesulitan umum dalam metode observasi ini, terutama yang terjadi pada
pengamat dan objek pengamatan, antara lain:

 Sering kali pengamatan terbawa situasi subjektivitas saat melakukan pengamatan


ataupun mengetahui jalan keluarnya.
 Kadang pula pengamat terbawa situasi yang diamati sehingga melupakan fungsi
utamanya.
 Timbulnya gejala yang sering di observasi sering menyulitkan pengamat, terutama
kalau gejala itu sulit dipastikan kapan munculnya.

METODE DOKUMENTER

Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri data historis. Walaupun metode ini terbanyak digunakan pada
penelitian ilmu sejarah, namun kemudian ilmu-ilmu sosial lain secara serius menggunakan
metode dokumenter sebagai metode pengumpulan data. Secara detail bahan dokumenter
terbagi beberapa macam, yaitu:

 Otobiografi
 Surat-surat pribadi, buku-buku atau catatan harian, memorial
 Kliping
 Dokumen pemerintah maupun swasta
 Cerita roman dan cerita rakyat
 Data di server dan flashdisk
 Data tersimpan di website, dan lain-lain

Selain macam-macam bahan dokumenter di atas, dokumenter dibagi menjadi dua,


yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen Pribadi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku
harian, surat pribadi, dan otobiografi.

Dokumen Resmi. Dokumen resmi terbagi atas dokumen interen dan eksteren. Dokumen
interen dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri
seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pimpinan kantor, konvensi yaitu kebiasaan-
kebiasaan yang berlangsung di suatu lembaga dan sebagainya.

METODE BAHAN VISUAL

Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara objek


penelitian dengan peristiwa di masa silam atau peristiwa saat ini. Bahan visual juga memiliki
makna secara spesifik terhadap objek atau informan penelitian. Walau bahan visual ini bisa
digunakan dalam penelitian, namun karena bahan ini adalah bahan informasi sekunder.
Sehingga metode bahan visual ini hanya dapat digunakan sebagai metode sekunder.

METODE PENELUSURAN DATA ONLINE

Pada mulanya banyak kalangan akademisi meragukan validitas data online


sehubungan apabila data atau informasi itu digunakan dalam karya-karya ilmiah. Namun
ketika media Internet berkembang begitu pesat dan sangat akurat, maka keraguan itu menjadi
sirna kecuali bagi kalangan akademisi konvensional-ortodoks yang kurang memahami
perkembangan teknologi informasi sajalah yang masih mempersoalkan akurasi media online
sebagai sumber data maupun sumber informasi teori.

Secara teknis menggunakan metode ini mensyaratkan peneliti mempunyai


pemahaman teknis terhadap teknologi informasi, artinya peneliti harus memiliki keterampilan
mengoperasikan komputer dan media online seperti umpamanya Internet.

Prosedur terpenting pada penggunaan metode ini adalah menyebutkan sumber data.
Baik itu informasi teori maupun data, penyebutan sumber data sangat penting.

You might also like