You are on page 1of 9

KOMUNITAS

A. TUJUAN
1. Mendeskripsikan konsep komunitas
2. Menghubungkan konsep kemerataan, kemelimpahan, dan keanekaragaman
dalam komunitas
3. Struktur komunitas, pola-pola dalam komunitas, interaksi dalam komunitas,
klasifikasi intra komunitas, dan ekoton
4. Mengobservasi permasalahan terkait keanekaragaman organisme dalam
komunitas
5. Membuat prediksi tentang dampak yang ditimbulkan adanya kemelimpahan
organisme dalam suatu komunitas
B. ARTIKEL TERKAIT DENGAN KOMUNITAS
Komunitas merupakan kumpulan berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu, saling berinteraksi, dan saling mempengaruhi. Misalnya
hutan hujan tropis yang banyak dimiliki oleh Indonesia. Ciri yang dimiliki hutan tropis,
yaitu kecepatan daur ulang yang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi
(komunitas) hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara. Pada komunitas ini akan
banyak dijumpai serasah yang digugurkan oleh tanaman dan akan mengalami
dekomposisi, dan akan menghilang dalam waktu beberapa minggu. Hal ini disebabkan
oleh kehadiran jamur yang mempercepat proses penghancuran serasah. Namun adanya
penebangan hutan yang terjadi secara besar-besaran akan berdampak pada timbunan
hara yang dihasilkan dari penghancuran serasah oleh mikroba. Hara akan hanyut
bersama dengan hujan, sehingga tanah menjadi miskin hara.

Berdasarkan wacana tersebut identifikasilah permasalahan yang akan muncul


jika dilakukan pembukaan lahan untuk pertanian dan analisislah hubungan pembukaan
lahan dengan potensi hutan hujan tropis!

Gambar 1. Komunitas Hutan Hujan Tropis


Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar+hutan+hujan+tropis

C. MATERI

Sebuah komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup
secara bersama di dalam suatu lingkungan. Ahli ekologi mempelajari peranan masing-
masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka. Sebuah komunitas tumbuh-
tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut bioma.
Handout Komunitas 1
Batas-batas bioma yang berbeda pada umumnya ditentukan oleh iklim. Bioma yang
utama termasuk diantaranya padang pasir, hutan, tundra, dan beberapa tipe bioma air.

Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche). Sebuah
peran ekologi terdiri dari cara-cara sebuah spesies berinteraksi di dalam
lingkungannya, termasuk diantaranya faktor-faktor tertentu seperti apa yang dimakan
atau apa yang digunakan untuk energi, predator yang memangsa, jumlah panas, cahaya
atau kelembaban udara yang dibutuhkan, dan kondisi dimana dapat direproduksi.

Gambar 2. Komunitas serigala kutub (https://www.google.co.id)

1. Pengertian komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang sama
dan saling berinteraksi. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai
macam fluktuasi populasi dan interaksi satu dengan lainnya Contoh komunitas,
misalnya sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang,
burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang,
zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Dapatkah Anda menjelaskan hubungan
antara organisme pada komunitas sawah?.
Struktur, komposisi, dan distribusi komunitas ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti tipe tanah, posisi di bentang alam, ketinggian, iklim dan
ketersediaan air. Jenis-jenis komunitas ekologi meliputi hutan, padang rumput,
semak belukar, hutan, lahan basah, kelautan, dan kolam air.
Tanaman dan hewan asli dalam komunitas ekologi memiliki peran dan
hubungan yang berbeda, bersama-sama, berkontribusi pada berfungsinya
lingkungan yang sehat. Melindungi masyarakat asli juga mendukung layanan
ekosistem seperti udara bersih, lahan bersih dan air bersih. Semua berkontribusi
pada produktivitas lahan dan air agar lebih baik dan menguntungkan masyarakat.
Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita telah mengenal karakter
masing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk
herba, epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masing-
masing memiliki karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus
mengenal lebih dulu morfologinya, fisiologi dan sistem reproduksinya, serta
bagaimana kedudukannya dalam rantai makanan, bersifat planktonik, bentik atau

Handout Komunitas 2
perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah permukaan, ditengah atau
didasar perairan dan lain sebagainya.
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa
komponen yang masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing
dan dikenal sebagai struktur komunitas. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam
mempelajari struktur komunitas antara lain adalah:
a. Jenis organisme penyusunnya, misalnya untuk mempelajari komunitas mangrove
di Hutan Mangrove Taman Nasional Baluran, maka pertama kali yang harus
dilakukan adalah jenis-jenis mangrove apa saja yang hidup di sana
b. Densitas (kepadatan), misalnya berapa jumlah mangrove jenis ″A″ per meter
persegi
c. Keanekaragaman jenis
Nilai keanekaragaman jenis diukur dengan menghitung nilai indeks
keanekaragaman. Ada dua cara untuk menentukan angka indeks ini yaitu
menggunakan indeks keanekaragaman Simpson (D) atau dengan indeks
keanekaragaman Shanon-Wiener (H′). Rumus indeks-indeks tersebut adalah sebagai
berikut.

D=1–C

H′= -Σ Pi ln Pi

Keterangan:
C = Indeks dominansi = Σ(ni/N)2
Pi = Perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan seluruh jenis (ni/N)

Indeks Shanon-Wiener merupakan metode yang paling umum dipakai. Indeks ini
merupakan indeks terbaik untuk membuat perbandingan tanpa memisahkan
komponen-komponen keanekaragaman (Pielow dalam Deshmuksh, 1992).
Komponen tersebut adalah kekayaan jenis dan kesamarataan atau equilibilitas.
Keanekaragaman jenis merupakan karakteristik yang unik dalam tingkat
organisasi biologi yang diekspresikan melalui struktur komunitas. Suatu komunitas
dikatakan mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi apabila terdapat banyak
jenis dengan jumlah individu masing-masing relatif merata. Keanekaragaman
dimaksud adalah keanekaragaman jenis bukan untuk mencari kedudukan jenis
dalam takson, melainkan ditekankan pada dasar trofik, atau tingkatan fungsional
organisme. Nilai indeks keanekaragaman yang besar mengisyaratkan terdapatnya
daya dukung lingkungan yang besar terhadap kehidupan. Suatu lingkungan yang
memiliki keanekaragaman jenis yang besar umumnya akan terdiri dari populasi-
populasi yang masing-masing dengan jumlah individu yang relatif kecil. Sebaliknya,
lingkungan yang memiliki keanekaragaman jenis kecil umumnya dalam lingkungan
tersebut akan dihuni oleh jenis yang terbatas dengan jumlah individu melimpah.
Kategori angka indeks keanekaragaman jenis kedalam kelompok keanekaragaman
besar, kecil atau sedang dapat dilakukan dengan mengacu pada standar berikut.

Nilai (H’) Kategori


Keanekaragaman
0 < H’ < 2,0302 Kecil
2,0302 < H’ < 6,907 Sedang
H’ > 6,907 Besar

Handout Komunitas 3
2. Struktur Komunitas
Struktur komunitas dibedakan menjadi:
a. Struktur fisik
Struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati
b. Struktur biologi
Struktur biologi komunitas meliputi komposisi spesies, kelimpahan individu
dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies
dalam suatu komunitas. Struktur biologi dalam komunitas sebagian tergantung
pada struktur fisik komunitas.

3. Pemberian Nama Komunitas


Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat
komunitas dimaksud. Cara paling sederhana adalah dengan menggunakan kata-kata
yang dapat menunjukkan bagaimana wujud komunitas, seperti komunitas hutan jati,
padang rumput, plankton, terumbu karang padang lamun, mangrove, dll. Species
dominan atau organisme yang memberi wujud khas pada suatu komunitas dimana
terdapat satu atau beberapa organisme dengan jumlah yang banyak pada komunitas,
dapat dipergunakan untuk memberi nama komunitas tersebut. Nama komunitas
harus berarti dan sependek mungkin. Menurut Zoer'aini (2003), cara paling baik
untuk menamakan komunitas adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas
dan mantap, baik hidup maupun tidak. Secara ringkas pemberian nama komunitas
dapat didasarkan pada:
a. Bentuk-bentuk hidup atau struktur utama penyusunnya, seperti hutan pinus,
hutan jati, hutan bakau
b. Berdasarkan habitat dari komunitas, seperti komunitas pantai berbatu, berpasir,
berlumpur, komunitas laut dalam, komunitas air payau dll
c. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional, seperti komunitas plankton,
komunitas bentik, komunitas hutan hujan tropis dll

4. Kemerataan, Kemelimpahan, Keanekaragaman Organisme dalam


Komunitas
Menurut Odum (1998) indeks keseragaman (E) berkisar 0-1. Bila nilai
mendekati 0 berarti keseragaman rendah karena adanya jenis yang mendominasi,
dan bila mendekati 1 keseragaman tinggi yang menunjukkan tidak ada jenis yang
mendominasi. Nilai indeks dominasi yang tinggi menyatakan konsentrasi yang
tinggi (ada individu yang mendominasi), sebaliknya nilai indeks dominansi yang
rendah menyatakan konsentrasi dominansi yang rendah (tidak ada yang dominan).
Tingginya dominansi menunjukkan bahwa tempat tersebut memiliki kekayaan
jenis yang rendah dan sebaran tidak merata.
Salah satu contohnya adalah kelimpahan makrobenthos di sungai juga
mempengaruhi suatu perairan karena pola kemerataan kelimpahan makrobenthos
di setiap stasiun sungai berbeda–beda (Febbyanto, et al., tanpa tahun). Suatu
perairan yang sehat atau belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang
seimbang dari hampir semua spesies yang ada. Sebaliknya suatu perairan tercemar,
penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies yang
mendominasi (Odum, 1998).

5. Karakter Komunitas:

Handout Komunitas 4
a. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.
Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan
organisme.
b. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.
Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu
spesies di dalam suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah
atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan
penangkapan.
c. Suksesi adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke
satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat
diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homeostasis. Menurut konsep mutakhir suksesi
merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang
sangat sesuai dengan lingkungannya.
Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam
suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1) Suksesi Primer: Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat
gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga
terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun
oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah
longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan
(batu bara, timah, dan minyak bumi). Tahapannya sebagai berikut:
a) Akibat letusan gunung berapi yang memusnahkan semua kehidupan di
permukaan tanah.
b) Kolonisasi Awal: Spora lumut, biji tumbuhan atau bakteri autrotrof
sebagai organisme fotosintesis pertama yang muncul akibat terbawa oleh
angin dan tertanam di daerah tersebut.
c) Pertumbuhan pioner: Benih-benih yang tumbuh di lahan kosong tumbuh
dan berkembang biak. Jenis organisme yang datang pertama dan menjadi
penghuni pemula di lahan kosong sebagai pioner. Tumbuhan pioner akan
membentuk koloni-koloni.
d) Invasi: Selama proses kolonisasai di tempat yang baru keturunan dari
organisme pioner yang adaptasinya paling baik terhadap lingkungan
mampu bertahan dan terus menyebar atau mengadakan invasi secara luas.
e) Stabilisasi: Habitat dan ekosistem yang baru terbentuk terus mengalami
perubahan, baik dalam hal kondisi lingkungan fisik maupun komponen
biotik yang menghuninya. Perubahan akan terus terjadi sampai ekosistem
mencapai keaadan yang stabil.
f) Klimaks: Hubungan antara jenis-jenis organisme yang dominan pada
komunitas klimaks dengan habitat atau lingkungannya sudah sangat
harmonis, dan komunitas klimaks ini bersifat stabil atau tidak berubah
selama kondisi iklim dan keadaan geografisnya tetap sama.

Handout Komunitas 5
Gambar 3. Suksesi Primer
Sumber: https://www.google.co.id/search?q=gambar+suksesi+primer&dcr

2) Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi
dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat
disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi atau aktivitas manusia.

Gambar 4. Suksesi sekunder


Sumber: https://www.google.co.id/search?dcr=0&biw=1366&bih=631&tbm

6.Interaksi
Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi
antarkomponen ekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi,
dan antarkomunitas.
a. Interaksi Antar Organisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain
jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi
lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antarorganisme
dapat dikategorikan sebagai berikut.
1) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan
kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
2) Predasi adalah hubungan antara: mangsa dan pemangsa (predator).
Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup.
Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.

Handout Komunitas 6
Contoh: Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung hantu
dengan tikus.
3) Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila
salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan
dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh:
Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan sapi, dan benalu
dengan pohon inang.
4) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua organisme yang
berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber
makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
5) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies
yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium
yang hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
b. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara
langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh interaksi
antarpopulasi adalah sebagai berikut.
1) Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu
menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang ditumbuhi tumbuhan
lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik. Pada
mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur
Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu.
2) Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat
kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang diperlukan. Contoh, persaingan antara populasi kambing dengan
populasi sapi di padang rumput.

7. Ekoton
Ekoton merupakan zona transisi antara dua sistem daratan yang berbeda, atau
dua sistem akuatik yang berbeda, tetapi dapat pula antara sistem akuatik dengan
sistem daratan. Ciri yang ditunjukkan oleh ekoton adalah zona dengan vegetasi yang
relatif tinggi dan adanya pergantian antara dua area yang secara relatif sama. Sebagai
batasan ekologi, ekoton akan menengahi aliran energi, nutrisi dan organisme
sepanjang bentang alam, dan selanjutnya sangat penting dalam aliran gen, dan
komposisi komunitas. Ekoton memiliki keragaman dan kelimpahan spesies yang
tinggi.
Keragaman dan kelimpahan vegetasi pada daerah ekoton dipengaruhi oleh
karakteristik yang bermacam-macam, contohnya; organisme, sel dan komponen
selular yang berbeda juga respon terhadap material yang berbeda, atau reaksi dari
batasan faktor abiotik.

D. SOAL
1. Perhatikan grafik yang menunjukkan hubungan antara jumlah jenis (S) dan
jumlah individu per jenis (N/S). Analisislah grafik tersebut kaitkan dengan
komponen suatu komunitas.

Handout Komunitas 7
2. Berdasarkan konsep kelimpahan organisme, definisikan komunitas yang
tercemar, disertai dengan contoh.

E. Daftar Rujukan

Febbyanto, H., Irawan, B., Moehammadi, N., Soedarti, T. Tanpa tahun. Studi
Kelimpahan dan Jenis Makrobenthos di Sungai Cangar Desa Sumber Brantas
Kota Batu. Surabaya: Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Airlangga
Odum, E. P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Keempat. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press
Sartika, S. 2013. Keragaman Dan Pola Distribusi Vegetasi Pada Daerah Ekoton Di
Leuweung Sincang Garut Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia. (online)
diakses melalui
http://repository.upi.edu/590/4/S_BIO_0801346_CHAPTER1.pdfrepository.up
i.edu, tanggal 26 Januari 2018
Zoer’aini, D.I. 2003. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas
dan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.environment.gov.au/biodiversity/threatened/communities,diakses
tanggal 20 Februari 2018
http://www.pengertianpakar.com/2014/11/apa-itu-ekosistem-hutan-tropis.html,
diakses tanggal 20 Februari 2018
https://www.google.co.id/search?dcr=0&biw=1366&bih=631&tbm, diakses tanggal
20 Februari 2018

Handout Komunitas 8
Handout Komunitas 9

You might also like