Professional Documents
Culture Documents
982 2247 1 SM PDF
982 2247 1 SM PDF
Nutrisi parenteral (NP) merupakan salah satu alternatif dukungan nutrisi yang telah
terbukti dapat menunjang tumbuh kembang anak selama sakit. NP diindikasikan untuk
anak sakit yang tidak boleh atau tidak dapat mengkonsumsi makanan secara oral/enteral.
Mengingat komplikasinya maka pemberian NP harus benar-benar memperhitungkan
risk and benefit. Langlah-langkah pada tatalaksana NP meliputi: penentuan status nutrisi
(klinik, antropometrik & laboratorik), perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan
dan nutrien), pemilihan dan perhitungan cairan yang akan digunakan serta cara
pemberiannya (masing-masing atau all in one/three in one), penentuan akses NP (sentral
atau perifer), pelaksaan pemberian dan pemantauan komplikasi.
227
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
TIDAK YA
Tidak Ya
Gambar 1. Algoritma dukungan nutrisi pada pediatri6
parentral memberikan efek samping yang lebih tubuh, jaringan lemak subkutis, tonus dan trofi otot.
berbahaya dibandingkan penyakit dasarnya.5 (Tabel 1) Secara antropometri dapat digunakan BB/U, TB/U, BB/
TB, LILA dan TLK, sedang pada neonatus atau bayi
Langkah-langkah pada tatalaksana NP 8 dapat ditambahkan pemeriksaan lingkar kepala dan
• Penentuan status nutrisi (klinik, antropometrik & lingkar dada. Indikator laboratorik untuk menunjang
laboratorik) status nutrisi antara lain nilai Hb, hitung limfosit,
• Perhitungan kebutuhan nutrisi (energi, cairan dan albumin, transferin, pre-albumin, RBP dan komposisi
nutrien) tubuh (TBW, Bioelectrical impedance, Dual energy X-Ray
• Pemilihan dan perhitungan cairan yang akan absorptiometry), status nutrisi ikut menentukan
digunakan serta cara pemberiannya (masing- kebutuhan nutrisi pasien tersebut apakah akan diberi
masing atau ‘all in one/three in one’ ) NP-rumat atau NP-replesi.
• Penentuan akses NP (sentral atau perifer) Merrit dan Blackburn membuat pedoman untuk
• Pelaksanaan pemberian NP mengindentifikasi apakah anak memerlukan terapi
• Pemantauan: NP-replesi atau NP-rumatan
- keadaan klinik danlaboratorik Kelompok 1:
- komplikasi (mekanik, septik dan metabolik) - serum albumin < 2.5 g/dl
- transferin < 100 ug/dl
- hitung limfosit < 1000 /mm3
I. Penentuan status nutrisi 8,9 - anergi ( tanpa steroid, di luar masa bayi )
- BB/TB < -2 SD atau < 80% standar
Bila sudah diputuskan untuk pemberian NP, selanjutnya - masa otot lengan < P5
adalah menentukan status nutrisi pasien secara klinis, - CHI < 60% standar
antropometrik dan laboratorik. Secara klinis dengan - status protein skelet atau viseral marginal
pemeriksaan fisik umumnya dapat dilihat proporsi - stres berat
228
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
Tabel 1. Kondisi/keadaan yang kemungkinan memerlukan NP6 Tabel 2. Pasien yang menerima NP di RS Osaka University
Medical School tahun 1971-1996 7
I. Pasien tidak mampu mentoleransi nutrisi enteral karena
disfungsi traktus GI. Kondisi/keadaan Jumlah %
• Pasca bedah neonatus: gastroschisiz, atresia Pre & pasca operasi 834 48.5
esophageal, atresia intestinal multiple, ileus Terapi sitostatika 377 21.8
mekonium dengan peritonitis, malrotasi dan Gejala-gejala GI
volvulus, MH + enterokolitis, hernia diafragmatika. (ileus, diarrhea, bleeding) 139 8.1
• Reseksi usus yang panjang Asupan oral tidak adekuat
• Fistula gastrointestinal (termasuk tumor cachexia) 99 5.6
• Penyakit GI berat: EKN, inflammatory bowel disease, Komplikasi pasca operasi 77 4.4
pankreatitis Gangguan respiratorik 68 3.7
• Malabsorbsi berat Disfungsi intestinal 65 3.6
• Diare intraktabel pada bayi
Gagal hati/ginjal (multiorgan) 29 1.6
• Pemberian kemoterapi dengan atau tanpa iradiasi
Lain-lain 47 2.7
• Transplantasi tulang dan organ lain
• BBLSR dengan penyakit saluran napas atau Total 1717 100
penyakit lain yang berat
• Chilothorax dan chiloacites
Kelompok ini cukup mendapat NP-rumatan. Bila
II. Pasien dengan kebutuhan metabolisme meningkat pasien menderita infeksi yang menyebabkan deplesi /
yang kemungkinan tidak adekuat dengan pemberian starvasi atau akan menjalani operasi besar ( mayor ),
NP. ulangi penilaian di atas dalam 1-2 minggu.
• Lukar bakar hebat dan trauma
• Fibrosis kistik
• Sepsis berat II. Penentuan kebutuhan nutrisi
• Gagal ginjal
• Gagal jantung berat Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain status nutrisi, umur, keadaan klinis dan
penyakit yang diderita. Secara sederhana, umumnya
kebutuhan energi pada anak hampir sama dengan
Kelompok ini secara definitif memerlukan terapi NP-replesi kebutuhan cairan dan kebutuhan energi nutrisi
Kelompok 2: parenteral lebih sedikit daripada nutrisi enteral.
- serum albumin > 3 g/dl Prinsipnya kebutuhan energi pada pasien pediatri harus
- transferin < 150 ug/dl seimbang antara asupan energi dengan energi yang
- hitung limfosit < 1500/mm3 digunakan ditambah dengan kebutuhan untuk
- BB/TB > -2 SD atau < 80% standar tumbuh. Kebutuhan bayi lebih tinggi dibandingkan
- masa otot lengan < P5 anak yang terutama digunakan untuk sintesis protein
- CHI(creatinin hight index) < 80% standar dan pertumbuhan.
Energi: bermacam cara digunakan untuk menentukan
Kelompok ini perlu pemantauan ketat terhadap besarnya kebutuhan energi.antara lain, tabel rumus
kemungkinan deplesi jaringan tubuh yang melanjut kebutuhan yang dianjurkan (RDA), rumus Harris-
serta paling tidak harus mendapat NP-rumatan. Bila Benedict dan modifikasinya untuk neonatus/ bayi, dan
juga menderita sepsis, pasien harus diperlakukan seperti mengukur BEE atau REE (kalorimetri indirek)
kelompok 1 ( NP-replesi) Rumus Harris-Benedict umumnya digunakan
Kelompok 3: untuk menentukan BEE anak diatas 10 tahun, tetapi
- tidak mendapat defisit nutrisi telah dikembangkan pula untuk bayi sbb:
- tidak menderita penyakit kronik • Lelaki: kkal/24 jam = 66.47 + (13.75xBB) +
- diperkirakan tidak mendapat stres berat karena (5.00xTB)+ (6.76 x umur)
situasi RS • Perempuan: kkal/24 jam = 6.55.10 + (9.576xBB)
229
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
230
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
dan amonia. Asam amino rantai cabang (leusin, isoleusin Komplikasi akibat pemberian emulsi ini antara lain
dan valin) kadarnya lebih tinggi pada larutan aa yang reaksi hipersensitivitas akut, bradikardi transien, TPN
diperuntukkan kasus hepatologi untuk mencegah dan related cholestasis, risiko keolelitiasis meningkat,
mengobati ensefalopati hepatik. pankreratitis, gangguan pertukaran gas pernapasan,
gangguan fungsi imun, trombositopenia, lepasnya
Karbohidrat (KH): sebagai sumber energi di samping ikatan bilirubin dari albumin.
lemak, KH diberikan dalam jumlah 40-45% dari kalori Di bawah ini rekomendasi kebutuhan emulsi lipid
total. Berbagai bentuk KH yang umum digunakan perhari8-10
adalah dekstrosa/glukosa, maltosa (glukosa polimer)
dan xilitol dengan berbagai konsentrasi. Mineral dan elektrolit: pada NP diperlukan kalsium
(Ca), fosfor (P), natrium (Na), kalium (K), klorida (Cl),
Lipid: merupakan nutrien dengan densitas kalori tinggi asetat dan magnesium (Mg) dengan perhatian khusus
(9kkal/g) dan pada penggunaan untuk NP sebaiknya pada kadar Ca dan P sehubungan dengan kemungkinan
memasok 30-50% energi non nitrogen. Selain sumber terjadinya presipitasi. Kebutuhan mineral dan elektrolit
energi, lipid juga merupakan sumber asam lemak esensial terdapat pada Tabel 9 dan Tabel 10 .
(ALE, yaitu as. Linoleat dan as. Linolenat). Dilaporkan Beberapa trace elements telah merupakan bagian
pada bayi yang mendapat NP tanpa larutan lipid, pada pemberian NP (Tabel 11), sedang pemberian zat
defisiensi ALE dapat terjadi dalam 2 hari. Untuk besi (Fe) masih kontroversial.
mencegah keadaan defisiensi ALE, as. Linoleat harus
merupakan minimal 1% energi total dan umumnya 2- Vitamin : vitamin merupakan komponen nutrisi yang
4% dari energi total berasal dari ALE. esensial dan berperan sebagai ko-ensim pada berbagai reaksi
Kebutuhan lipid untuk NP tertera pada Tabel 8. metabolik. Pada pemberian vitamin i.v sebagian akan hilang
Emulsi lipid mengandung komponen purified soya bean, karena diabsorbsi atau menempel pada kantong /botol dan
fosfolipid dan anhydrous glycerol. Emulsi lipid 10% slang infus yang digunakan atau rusak karena terpajan
mengandung 1.1 kkal/ml. Sedangkan emulsi lipid 20% cahaya, sehingga tidak mudah untuk menentukan dosis
mengandung 2.0 kkal/ml. Bila dimungkinkan sebaiknya vitamin pada NP. Tabel 12 menunjukkan dosis vitamin
pemberian intravena emulsi ini dilakukan selama 24 jam yang dianjurkan pada pemberian secara i.v/ NP
secara kontinyu dan sumber kalori yang berasal dari lipid
tidak boleh melebihi 60% dari total kalori non protein.
Penggunaan emulsi lipid 20% lebih dianjurkan Pemilihan cairan dan cara pemberiannya5,6,8,9
dibandingkan emulsi lipid 10%.
Pemberian secara ekstra hati-hati harus dilakukan Umumnya cairan NP, baik larutan asam amino (aa), KH
bila emulsi ini diberikan pada6 ataupun lipid digunakan larutan standar. Kadar larutan
• Neonatus yang menderita hiperbilirubinemia. tergantung pada akses NP yang akan digunakan. Pada
• Neonatus yang sedang mendapat fototerapi beberapa keadaan klinis seperti penyakit hati dan ginjal
• Pasien yang mengalami gagal napas seringkali dibutuhkan larutan khusus terutama yang
• Pasien dengan sepsis berat menyangkut susunan asam aminonya. Larutan aa untuk
• Pasien dengan trombositopenia penyakit hepar mengandung kadar aa rantai cabang tinggi.
Tabel 8. Kebutuhan lipid untuk NP
Dosis Bayi prematur/ Bayi aterm Anak
KMK
Inisial 0.5-1 1-2 1
5 ml/kg/h 10 ml/kg/h 10 ml/kg/h
Peningkatan/ hari 0.25-1 0.5-1 0.5-1
2.5 ml/kg/h 5 ml/kg/h 5 ml/kg/h
Maksimum 3-4 4 2
30 ml/kg/h 40 ml/kg/h 20 ml/kg/h
231
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
Tabel 9. Mineral dan elektrolit untuk NP Tabel 10. Jumlah Kalsium dan Fosfor yang dianjurkan
232
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
233
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 4, Maret 2002
2. Metabolik: gangguan elektrolit, hypoglikemia, JAMA 1939; 112:796. Dikutip dari kepustakaan No.6.
hiperglikemia, cholestatic jaundice, defisiensi 4. Helfrick FW, Abelson NM. Intravenous feeding of a
vitamin, asam lemak, asidosis metabolik dan lain- complete diet in a child. J Pediatr 1944; 25:400.
5. Dooling-Mc.Gurk EP, Ross VM, Pemberton BP. Total
lain. parenteral nutrition. Dalam: Van Way III CW,
3. Mekanik: pnemotoraks, hemotoraks, emboli udara penyunting. Nutrition secrets. Philadelphia: Hanley &
dan lain-lain. Belfus, 1999. h. 179-223.
4. Infeksi: sepsis, flebitis dan lain-lain. 6. Bines J, Titchen T, Humphrey M, Jessen D. A practical
guide to pediatric nutrition support. Royal children’s
hospital. Victoria, Australia, 1997.
7. Okada A. Clinical indication of parenteral and enteral
Penghentian NP nutrition support in pediatrics patients. Nutrition 1998;
14(1):116-8.
Bila nutrisi enteral sudah dapat diberikan dan 8. Teitelbaum DH, Coran AG. Total parenteral nutrition.
Dalam: O’Neill JA, Rowe MI, Grosfeld JL, Fonkalsrud
ditoleransi, maka NP secara bertahap dapat dikurangi EW, Coran AG, penyunting. Pediatric surgery. St.Louis:
seiring bertambahnya jumlah nutrisi enteral. Mosby, 1998. h. 183-96.
Sebaiknya NP parenteral tidak dihentikan secara 9. Noel RA, Udall Jr JN. Parenteral Nutrition. Dalam:
mendadak, tetapi dalam 24 jam, bahkan pada Walker WA, Watkins JB, penyunting. Nutrition in pe-
diatrics. London: BC Decker, 1997. h. 734-46.
neonatus harus dilakukan dalam 2-3 hari. NP baru 10. Cox JH, Melbardis IM. Parenteral nutrition. Dalam: Samour
dihentikan seluruhnya bila asupan nutrisi enteral PQ, Helm KK, Lang CE, penyunting. Handbook of pediat-
sudah mencapai 2/3 kebutuhan. 6 ric nutrition. Maryland: Aspen Publication, 1999. h. 551-82.
11. Hardy G, Ball P, McElroy B. Basic principles for com-
pounding all-in-one parenteral nutrition admixtures.
Current opinion in clinical nutrition and metabolic care
Daftar Pustaka 1998; 1:291-6.
12. Kuwahara T, Asanami S, Kubo S. Experimental infu-
1. Wilmore DW, Dudruck SJ. Growth and development sion phlebitis: tolerance osmolality of peripheral
of an infant receiving all nutrients exclusively by vein. venous endothelial cells. Nutrition 1998; 14(6):496-
JAMA 1968; 203:140, dikutip dari kepustakaan No.6. 501.
2. Cuthberson D. Historical background to parentral nu- 13. National advisory group on standards and practice guide-
trition. Acta Chir Scand 1980; 498(suppl):1-1i. lines for parenteral nutrition. Safe practices for parenteral
3. Elman R, Wiener DO. Intravenous alimentation with nutrition formulations. J Parenteral & Enteral Nutr
special reference to protein (amino acid) metabolism. 1998; 22(2):49-66.
234