You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh yang normal mempunyai berbagai jenis mikroorganisme
termasuk bakteri dan jamur. Beberapa mikroorganisme tersebut berguna untuk
tubuh, beberapa memberikan keuntungan dan beberapa ada yang merugikan
bagi manusia.

Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang


sebelumnya disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai
moniliasis merupakan suatu infeksi yang paling sering dijumpai dalam rongga
mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai pada manusia sehat
tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan
orang dewasa yang tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian,
bantal, dan sebagainya.

Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut


berupa lesi merah dan lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp,
dimana Candida albican merupakan jenis jamur yang menjadi penyebab
utama.
Oleh karena Kandidiasis ini meliputi infeksi yang berkisar dari yang
ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis, sampai yang berpotensi
mengancam kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan beberapa
penanganan dalam menyembuhkannya serta mencegahnya. Di dalam makalah
ini akan dibahas mengenai kandidiasis tersebut lebih lanjut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kandidiasis ?
2. Apa saja etiologi dari kandidiasis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari kandidiasis ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis dari kandidiasis ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kandidiasis ?
6. Apa saja pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis?

1.3 Tujuan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini di harapkan mahasiswa mampu
membuat asuhan keperawatan penyakit kandidiasis.
Tujuan dari penulisan makalah diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan :
1. Pengertian dari kandidiasis
2. Etiologi dari kandidiasis
3. Patofisiologi dari kandidiasis
4. Manifestasi Klinis dari kandidiasis
5. Pemeriksaan penunjang pada kandidiasis
6. Pengobatan yang dilakukan pada klien kandidiasis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

.1. Pengertian Kandidiasis

Kandida merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut, dimana


mikroorganisme ini jumlahnya mencapai 40 – 60 % dari populasi (Silverman
S, 2001). Jamur ini dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu atau pada
orang – orang yang mengalami penurunan sistem imun tubuh.,6,7 Spesies
kandida dalam rongga mulut bermacam-macam, yakni:Kandida albikan,
Candida parapsilosis, Candida tropicalis, Candida glabrata, danCandida
guillermondii.Kandida albikanmerupakan organisme komensal dan
merupakan bagian dari flora mulut, serta mampu menghasilkan infeksi-infeksi
oportunis dalam rongga mulut jika ada faktor-faktor predisposisi yang
mendukung.

Penyakit candidiasis ini sangat rentan terhadap orang-orang yang


memiliki sistem imun yang lemah termasuk pada penderita AIDS, steroid
berlebihan, kontrasepsi hormone, diabetes, kanker, depresi, orang tua dan
orang-orang dengan kondisi medis yang kronis paling
beresiko.Mengkonsumsi obat tertentu dalam jangka lama dapat mempercepat
pertumbuhan jamura candidia ini.

2 Etiologi

Kandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh
Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang
dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. (Siregar, 2005)

Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan


oleh jamur dari spesies Candida albicans.Adanya jamur pada diri manusia

3
adalah hal yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di
daerah mulut, tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya.

Dalam kondisi normal (tidak berlebihan), kehadiran jamur Candidia


albicans sebernarnya tidak membahayakan.Pertumbuhan jamur yang
berlebihan dapat menyebabkan infeksi.

3. Manifestasi Klinis dan Jenis-Jenis Candidiasis


Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada
alat-alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi
kandidiasis dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir,
kandidiasis kutis, dan reaksi id.

1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:


a. Kandidiasis oral
Disebut juga “Oral trush”, memberi gambaran klinis berupa
stomatitis akut. Pada selaput lendir mulut tampak bercak-bercak putih
kekuninggan yang timbul dari dalam selaput lendir yang merah yang
disebut membran palsu.membran palsu ini dapat meluas sampai
menutupi lidah dan palatum mole.

Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa


membran palsu
Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir sehingga
dasarnya tampak merah dan mudah berdarah.

4
Penderita selalu mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh
makanan. Kandidiasis oral ini banyak diderita oleh bayi baru lahir,
penderita penyakit manahun yang mendapat antibiotik dalam waktu
lama, atau penderita keganasan yang mendapat obat sitostatik atau
pengobatan dengan radiasi.

b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan
kulit yang mengallami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-
pecah, kemudian terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor
predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan
vitamin B2 (riboflavin), pada orang tua yang tidak dapat menutup
mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus. Hal ini akan
menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.

Perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura

c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis


Vaginitis karena kandida selalu disertai oleh vulvovaginitis. Hal ini
disebabkan terjadi kontak langsung dari sekret-sekret vagina yang
mengalami infeksi sehingga daerah vulva ikut mengalami infeksi.

5
Pada mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan,
meninggi dari permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak
ini terdiri dari gumpalan jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel
epitel. Dari liang vagina keluar sekret vagina yang mulala encer
kemudian menjadi kental dan pada keadaan yang menahun tampak
seperti butir-butir tepung yang halus. Di dalam gumpalan sekret ini
terdapat elemen-elemen kandida dan epitel, dan secara kontinuitatum
menyebabkan infeksi di daerah vulva senhingga terjadi vulvovaginitis.
Labia minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil
bewarna merah disertai dengan daerah yang erosi.
Kelainan ini dapat menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga
seluruh kulit lipat paha dan perineum menjadi merah, bengkak, erosi,
dan terdapat lesi-lesi satelit. Penderita selalu merasa gatal, panas, dan
sakit pada waktu buang air kecil.
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah
kegemukan. Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di
dalam vagina dan serviks, serta pengaruh obat-obat antihamil dan
kehamilan.

d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis


Sering terjadi pada pria yang tidak dikhitan, di mana glans penis
tertutup terus oleh preputium.
Balantits tampak berupa bercak-bercak eritema dan erosi pada glan
penis dan sering disertai dengan pustulasi. Kelainan ini dapat meluas
sampai sokrotum, perineum, dan kulit di lipat paha, yang terlihat
daerah-daerah eritematosa dan lesi-lesi satelit disertai rasa gatal dan
rasa sakit atau panas.
Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan, kegemukan, peminum
alkohol, hiperhidrosis, diabetes militus, penderita penyakit kronis atau
keganasan dan pemakai obat-obat antibiotik atau sitostatik.

6
e. Kandidiasis mukokutan kronis
Biasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang
mengalami bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang
timbul berupa bercak-bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi,
dan pada perasaan timbul rasa panas dan gatal. Penyakit ini merupakan
infeksi persisten oleh kandida yang mengenai yang resistensi terhadap
semua pengobatan topikal karena penyakit ini sering disertai dengan
infeksi bakteri lain, dan karena adanya gangguan imunologik yang
bersifat herediter.
2. Kandidiasis kutis meliputi:
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah
lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha,
intergluteal, antara ari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat,
dan lipat leher.
Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas
tegas, erosi dan berisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh
lesi-lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila
memecah meninggalkan daerah-daerah yang erosi dan selanjutnya
dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya. Kelainan pada
sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang banyak
berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah,
orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal
“kutu air”. Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi
dan dapat mengelupas menyerupai kepala susu.
Faktor predisposisi kandidiasis intertriginosa ini ialah diabetes
melitus, kegemukan , banyak keringat, pemakaian obat-obat
antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-penyakit yang
mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.

7
2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak
ditemukan pada bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok
(Diaper rash). Hal ini sering disebabkan oleh popok basah yang
tidak segera diganti sehingga menyebabkan iritasi kulit sekitar
genitalia dan anus. Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit,
dan karena adanya lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak
mengandung kandida maka dapat tumbuh dengan subur dan
terjadilah kandidiasis perinal dan kandidiasis popok.
Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan, perineum, dan
lipat pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus putih.
Pemakaian antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi faktor yang
mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-daerah ini.

b. Kandidiasis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa
ikut terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat
paha, sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat
berupa eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula
milier yang generalisata.

c. Kandidiasis kutis granulomatosa


Bentuk ini sering menyerang anak-anak. Lesi berupa papul merah
yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai
tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam
rongga faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga
yang dapat disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa
28,3% dari otomikosis disebabkan oleh kandida.

8
3. Reaksi id
Kadidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida.
Infeksi kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di
tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang
keras, sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang
jari-jari atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi
skuamasi atau kulit yang mengelupas. Kelainan alergi ini tidak dapat
disembuhkan selama penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi
primer dapat disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan
tangan.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada


seseorang digolongkan dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
 Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
 Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat,
mudah terjadi maserasi kulit, memudahkan infestasi
candida.
 Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah,
yang pada kulitakan menyuburkan pertumbuhan candida
 Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus,
karsinomadan leukemia
 Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic,
kortikosteroid dan sitostatik
 Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus
dan kateter.

9
b. Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
iRmunologinya tidak sempurna.
c. Gangguan imunologis
Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi
candida mudah terjadi.

2. Factor eksogen
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat
terutama pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini
mempermudah invasi candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
mempermudah invasi candida.
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang
sudah terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan
infeksi kepada pasangannya melalui ciuman.
Kedua factor eksogen dan endogen ini dapat berperan menyuburkan
pertumbuhan candida atau dapat mempermudah terjadinya invasi candida ke
dalam jaringan tubuh

10
4. Patofisiologi

11
5. Pemeriksaan penunjang
Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan
adanya pemeriksaan penunjang, antara lain :
• Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 %
atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu
• Pemeriksaan biakan
Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud,
dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari
suhu 37 0C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.
Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan
tersebut pada corn meal agar.

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab


mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab
atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsy

12
6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain : 1


1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi,
2. Topikal

Obat topical untuk kandidiasis meliputi:


1. Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari,
2. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
3. Amfoterisin B,
4. Grup azol antara lain:
a) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
b) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
c) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
d) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
e) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas. 1,10
3. Sistemik
a) Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,
obat ini tidak diserap oleh usus.
b) Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik
c) Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per
vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg
selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau
dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.
d) Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang
dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.
4. Khusus:
a) Kandidiasis intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit
tetap kering dengan penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol atau
mikonazol 2 kali sehari. Pasien dengan infeksi yang luas ditambahkan

13
dengan flukonazol oral 100 mg selama 1-2 minggu atau itrokonazol oral
100 mg 1-2 minggu.
b) Diaper disease : Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas dan
lembab. Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu
menggunakan bedak bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan
pencegahan yang adekuat. Terapi topikal yang efektif yaitu dengan
nistatin, amfoterisin B, mikonazol atau klotrimazol.
c) Paronikia : pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi
dapat dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau
solusio antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan
itrakonazol atau terbinafin.15

Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang berspektrum luas. Termasuk
ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol dan ekonazol. Mekanisme kerja
dari grup azole adalah menghambat sintesis dari ergosterol mengubah cairan
membran sel dan mengubah kerja enzim membran. Hasilnya dalam
penghambatan replikasi dan penghambatan transformasi bentuk ragi ke bentuk
hifa yang merupakan bentuk invasive dan patogenik dari parasit.

Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang aktif melawan beberapa fungi tapi
hanya bekerja sedikit pada sel mamalia dan tidak bekerja pada bakteri. Obat ini
mengikat membrane sel dan menghalangi fungsi permeabilitas dan transport.

Terbinafine adalah alinamine yang merupakan fungisida jangkauan yang luas


pada kulit pathogen. Obat ini menghambat epoxidase yang terlibat dalam sintesis
ergosterol dari bagian dinding sel jamur.15

14
B. Asuhan Keperawatan

Kasus
Anak N usia 18 bulan dengan berat badan sebelum sakit 12 kg, dibawa ke
rumah sakit karena panas, menangis terus, dan tidak mau minum. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan hasil di lidah , palatum, dan ovula terdapat bercak
putih. Suhu badan anak tersebut 38,5oC.

1 Pengkajian

Anamnesa

1. Identitas Anak

Nama : An. N
Umur : 18 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 15 Desember 2010
Alamat : Surabaya
Identitas Orang tua
Nama Ayah : Tn. R
Nama Ibu : Ny. P
Pekerjaan Ayah/Ibu : PNS
Pendidikan Ayah/Ibu : S.1
Agama : Islam
Alamat : Surabaya

2. Riwayat Sakit dan Kesehatan

Keluhan utama

Anak N menangis terus (kemungkinan dikarenakan rasa nyeri di mulut


dan tubuhnya yang panas).

3. Riwayat penyakit saat ini


Anak N menangis terus sejak kemarin, suhu tubuhnya meningkat, pada
mulut terdapat bercak putih serta tidak mau minum ASI.

4. Riwayat Kesehatan Sebelumnya

15
Anak N tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.

6. Riwayat Nutrisi
Minum ASI hanya sedikit.

7. Riwayat Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 12 kg
BB saat sakit : 10 kg

8. Riwayat Perkembangan

Psikoseksual : Toileting : anak lebih sering mengompol


Psikososial : Anak sering menangis dan sulit bicara

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : Suhu : 38,5oC
Nadi : 110x/menit
RR : 30 x/menit
Tekanan darah : 99/65 mmHg
B1 (breathing) : normal
B2 (blood) : normal
B3 (brain) : normal
B4 (bladder) : normal
B5 (bowel) : Timbul rasa nyeri dan perih di sekitar mulut, anak tidak mau
minum ASI.
B6 (bone) : normal

16
2 Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : anak menangis Kandidasis Hipertermi
o
DO: T : 38,5 C
Proses infeksi

pelepasan medaitor inflamasi:


bradikinin, histamine, dan
prostatglandin

Suhu tubuh meningkat

DS : anak menangis DO: Kandidiasis Nyeri akut


timbul bercak putih pada
mulut, timbul bercak Timbul bercak putih
kemerahan mengandung
eksudat Menggumpal menutup
permukaan lidah

Gejala semakin memberat

Timbul bercak kemerahan dan


mengandung eksudat

DS: anak menangis DO: Kandidiasis Perubahan nutrisi kurang


Anak tidak mau minum dari kebutuhan
ASI, BB turun dari 12 Nyeri pada mulut
kg menjadi 10 kg, porsi
makan selalu tidak habis Tidak nafsu makan

3 Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi


2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan nafsu makan

17
4 Intervensi, Dan Kriteria Hasil Keperawatan

1. Hipertermi b.d proses inflamasi


Noc :
Thermoregulation
Nic :
a. Fever treatment
 Monitor suhu sesering mungkin
 Monitor warna dan suhu kulit
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
b. Temperature regulation
 Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Monitor TD, nadi dan RR
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Berikan antipiretik jika perlu

Kriteria hasil :

 Suhu tubuh dalam rentang normal


 Nadi,RR dalam rentang normal
 Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

18
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi

Noc

 Pain level
 Pain control
 Comfort level

Nic

a. Pain management
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk local,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
 Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
 Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan
 Tingkatkan istirahat
 Cek riwayat alergi

Kriteria hasil :

 Klien Mampu mengotrol nyeri


 Klien Mampu mengenali nyeri ( skala,intensitas,frekuensi, dan tanda
nyeri)

19
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
penurunan nafsu makan

Noc :

 Nutritional status : food and fluid intake


 Nutritional status : nutrient intake
 Weight control

Nic :

Nutrition management

 Kaji adanya alergi makanan


 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Nutrition monitoring

 Monitor turgor kulit


 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
 Monitor kalori dan intake nutrisi

Kriteria hasil :

 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya


C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005). Kandidiasis meliputi
infeksi yang berkisar dari yang ringan seperti sariawan mulut dan vaginitis,
sampai yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Infeksi Candida yang
berat tersebut dikenal sebagai candidemia dan biasanya menyerang orang yang
imunnya lemah, seperti penderita kanker, AIDS dan pasien transplantasi.
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur candida
albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal (tidak adanya
gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies candida biasanya
memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih atau krem pada membran
mukosa (dinding mulut dalam). Pada mukosa mulut yang terinfeksi mungkin
muncul radang berwarna merah). Candida albicans yang bermetastase dapat
menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan anus. Infeksi sistemik lainnya
berupa abses hati dan otak

3.2 Saran

21
DAFTAR PUSTAKA

Zulfikar gaib

22

You might also like