You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai
pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu
penerbitan Reksa Dana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan
khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat
itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana
lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk
menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal. Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai
pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu
penerbitan Reksa Dana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan
khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat
itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana
lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk
menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal.
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan
industri reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa
maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat
Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa
Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan
pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu
sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan
pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk
menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi
reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan,
informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Reksa Dana ?
b. Bagaimana Karakteristik Reksa Dana ?
c. Apa Manfaat Reksa Dana ?
d. Apa Resiko Reksa Dana ?
e. Bagaimana Mekanisme Reksa Dana syari`ah ?
f. Bagiamana Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana ?
C. Tujuan Masalah
a. Untuk Mengetahui Pengertian Reksa Dana
b. Untuk Mengetahui Karakteristik Reksa Dana
c. Agar Mengetahui Manfaat Reksa Dana
d. Untuk Mengetahui Resiko Reksa Dana
e. Supaya Mengetahui Mekanisme Reksa Dana syari`ah
f. Untuk Mengetahui Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reksa Dana
Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust yang
berarti Unit (saham) kepercayaan, di Amerika dikenal dengan sebutan Mutual
Fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal sebutan Investment
Fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.
Reksadana tersusun menjadi dua konsep, yaitu reksadana yang berarti jaga
atau pelihara dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang. Dengan
demikan dapat dikatakan bahwa reksadana adalah kumpulan uang yang di
pelihara.1
Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27
tentang pasar modal, bahwa reksadana adalah wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portfolio efek oleh manajer investasi. Efek yang dimaksud adalah
surat-surat berharga, termasuk surat pengakuan utang, saham, obligasi, dan
pasar uang.2 Lembaga reksadana adalah emiten (penerbit) unit-unit sertifikat
saham yang kegiatan utamanya adalah melakukan investasi dalam efek,
investasi kembali atau perdagangan efek di bursa efek.3
Disamping reksadana konvensional, telah hadir pula reksadana
syariah. Reksadana syariah adalah reksadana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariat Islam. Baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai pemilik harta (shahib al-mal) dengan manajer investasi sebagai wakil,
maupun antara manajer investasi sebagai wakil dengan pengguna investasi.
Reksadana syariah pertama kali di perkenalkan di Indonesia pada
tahun 1998 oleh PT Dana reksa Investment Management, dimana pada saat
itu PT Dana reksa mengeluarkan produk Reksadana berdasarkan prinsip
syariah berjenis Reksadana campuran yang dinamakan Dana reksa Syariah

1
Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 165.
2
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2013), hlm. 141.
3
Herman Darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 230.

3
Berimbang.4 Reksadana syariah merupakan lembaga intermediasi yang
membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk di investasikan.
Salah satu tujuan dari reksadana syariah adalah memenuhi kebutuhan
kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber
dan cara yang bersih dan data di pertanggung jawabkan secara agama serta
sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.5
B. Karakteristik Reksa Dana
a. Reksa dana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai
berikut:
1. Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
2. Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
3. Investasi jangka pendek.
4. Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito
b. Reksa dana Pendapatan tetap
1. Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar
uang.
2. Investasi jangka menengah.
c. Reksa dana campuran
1. Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.
2. Investasi jangka menengah sampai panjang
d. Reksa dana saham
1. Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai
risiko yang lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.
2. Investasi jangka panjang.
e. Reksa dana terproteksi
1. Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan.
2. Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio
obligasi.

4
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana), 2007, hlm. 117.
5
Ibid, Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ..... hlm. 165.

4
C. Manfaat Reksa Dana
Reksadana memberikan keuntungan bagi investor, salah satunya
adalah para pemodal/pemegang reksadana tanpa harus memonitor aktivitas
perdagangan saham, investasi mereka diurus oleh pengelolaan reksadana
(manajer investasi). Keuntungan lainnya yang didapat dari investasi
reksadana adalah sebagai berikut:
a. Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh
Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal
pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat
Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu,
sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa
harga efek serta mengakses informasi ke pasar modal.
b. Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam
portofolio akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan),
karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai
jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain,
risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis
saham atau efek secara individu.
c. Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan
portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit
Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap
saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) nya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan
tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga
Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
d. Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen
investasi harus mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan
demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap

5
saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib
membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
e. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak
pemodal dan kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan
besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan
menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.Biaya transaksi akan menjadi
lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan transaksi
sendiri di bursa.6
D. Resiko Reksa Dana
Dalam berinfestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis
risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi
yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami
penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan
harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak
hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya
kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak
menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana
adalah dengan melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB
per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu
Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah
saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat
tersebut
2. Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit
Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata
melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu

6
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonosia. 2007), hlm. 45.

6
yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush
(penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal
ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga
memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit
Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya
berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan
atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya
menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan
Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi
mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar
saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar
sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau
instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat
drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan
mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan
Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin
membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren
pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4. Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut
membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan
padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-
baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar
kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih
Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio
investasi secara ketat.7

7
Firdaus Muhammad, Dkk. 2005. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Investasi Halal di
Reksa Dana Syariah. (Jakarta: Renaisan. Hlm), hlm. 37.

7
E. Mekanisme Reksa Dana syari`ah
Mekanisme operasional dalam reksadana syariah antara pemodal
dengan manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah, sedangkan antara
manajer investasi dengan pengguna investasi menggunakan sistem
mudhrabah
Dengan akad wakalah, pemodal memberikan mandat kepada manajer
investasi untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan pemodal sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam prospektus reksadana. Investor
secara kolektif kemudian memiliki hak atas hasil investasi dalam tersebut dan
juga menanggung resiko kerugian. Investor yang telah memberikan dananya
akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga,
dan diawasi oleh bank kustodian sampai ditariknya kembali penyertaan
tersebut.
Sebagaimana akad mudharabah, dalam reksadana ini tidak ada
jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. Pembagian keuntungan
antara pemodal atau sahib al-mal (yang diwakili oleh manajer investasi dan
pengguna investasi didasarkan pada proporsi yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah
diberikan dan manajer investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena
kelalaiannya.8
F. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana
Jenis-jenis nilai aktiva bersih reksadana ditinjau dari segi sifatnya ada
tiga yaitu :
1. Open end-Fund
Biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan reksadana terbuka.
Reksadana terbuka berarti reksadana memberi kemungkinan bagi investor
untuk membeli saham atau unit penyertaan dari reksadana dan dapat
menjual kembali kepada reksadana tanpa dibatasi berapa banyak jumlah
saham atau unit penyertaan yang diterbitkan.

8
Sofiani Ghufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari’ah, Investasi Halal di Reksa Dana
Syari’ah, cet.1 (Jakarta : Renaisan,2005), hal. 16.

8
Saham atau unit penyertaan yang diterbitkan oleh reksadana
terbuka ini dijual berdasarkan Net Asset Value ( NAV ) atau NAB ( Nilai
Aktiva Bersih ). NAV yang pertama kali ditentukan adalah sebesar Rp.
1.000 per saham. Kemudian selanjutnya NAV harus dihitung setiap hari
dan diumumkan secara luas sehingga transaksi selanjutnya menggunakan
NAV yang dihitung pada akhir hari tersebut. Rumus perhitungan NAV
adalah :
NAVn = NAVn-1 + NCIN
NAVn = Net Asset Value baru ( yang ke n )
NAVn-1 = Net Asset Value sebelumnya ( yang ke n-1 )
NCIN = Net Changein NAV ( perubahan bersih NAV )
Adapun untuk menghitung Net Change in NAV digunakan rumus
sebagai berikut :
NCIN = NII – DI – NCG - CGD
NCIN = Net Change in NAV
NII = Net Investment Income
DI = Divident Income
NCG = Net Capital Gain
CGD = Capital Gan Distribution
2. Closed end-Fund
Reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang
telah dijual kepada investor. Artinya, pemegang saham tidak dapat
menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Apabila pemilik
saham hendak menjual sahamnya, maka harus dilakukan melalui bursa
efek tempat saham reksadana tersebut dicatatkan.
Harga dari saham reksadana tertutup bias berubah-ubah karena
dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan
fluktuasi harga saham perusahaan publik lainnya. Harga pasar tersebut
tidak selalu sama dengan NAB per sahamnya. Adakalanya lebih besar dari
NAB per saham (disebut at premium) atau lebih kecil dari NAB per
sahamnya (disebut at discount).

9
Berikut ini rumus untuk menghitung premium atau discount saham
reksadana tertutup :
Premium : Ps – NAV NAV
Ps = Harga Pasar Saham Perdana
NAV = Net Asset Value persaham reksadana
3. Unit Investment Trust
Suatu perusahaan dibidang investasi yang membeli portofolio efek
(berdasarkan pada perjanjian Trust Indenture) dengan menggunakan
kumpulan dana (harta kekayaan) dari pemegang saham atau unit
penyertaan.
Unit penyertaan reksadana pertama kali ditawarkan dengan harga
yang sama dengan harga Rp. 1.000 sama dengan nilai aktiva bersih awal
yaitu Rp. 1.000 per unit penyertaan dan biasanya ditentukan besarnya
investasi minimum untuk pertama kali.
Rumus untuk menghitung banyaknya unit penyertaan adalah
sebagai berikut :
UP = Investment
NAV ( 1 + Fee )
UP = Banyaknya unit penyertaan
Investment = Uang yang akan diinvestasikan
Fee = Biaya transaksi penjualan
NAV = Nilai aktiva bersih reksa dana.9
Adapun dilihat dari portofolio investasinya, reksadana syariah
dapat dibedakan menjadi :
1. Reksadana syariah pasar uang
Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat
utang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun.
2. Reksadana syariah pendapatan tetap
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat
utang.

9
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 144-148.

10
3. Reksadana syariah campuran
Investasi pada saham syariah, sukuk dan/atau instrument
pasar uang syariah dalam negeri yang masing-masing tidak melebihi
79% dari nilai aktiva bersih, dimana dalam portofolio reksadana
syariah tersebut wajib tedapat saham.
4. Reksa dana syariah saham
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas.
5. Reksa dana syariah terproteksi
Investasi pada sukuk, instrument pasar uang syariah dan efek
syariah lain yang masuk dalam kategori layak investasi ( Investment
Grade ). Reksadana syariah terproteksi memberikan proteksi atas
investasi awal melalui mekanisme pengelolaan portofolionya pada
saat jatuh tempo.
6. Reksa dana syariah indeks
Portofolio efeknya terdiri atas efek yang menjadi bagian dari
suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-kurangnya 80% dari
Nilai Aktiva Bersih diinvestasikan pada Efek yang merupakan bagian
dari kumpulan Efek yang ada dalam indeks tersebut dengan
pembobotan masing-masing Efek dalam reksadana syariah indeks
tersebut antara 80% sampai 120%.
7. Reksa dana syariah ETF ( Exchange Traded Fund )
Reksa dana syariah yang unit penyertaannya diperdagangkan
di Bursa Efek.
Dilihat dari tujuan investasinya, reksa dana dapat dibedakan
menjadi :
1. Growth Fund
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertmbuhan
nilai dana. Reksa dana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada
saham.
2. Income Fund

11
Reksa dana yang mengutamakan pendapatan konstan.
Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat utang atau
obligasi.
3. Safety Fund
Reksadana yang lebih mengutamakan keamanan dari pada
pertumbuhan. Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan dananya
di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan surat
utang jangka pendek.10

10
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 150.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust yang
berarti Unit (saham) kepercayaan, di Amerika dikenal dengan
sebutan Mutual Fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal
sebutan Investment Fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi
berdasarkan kepercayaan. Reksadana tersusun menjadi dua konsep, yaitu
reksadana yang berarti jaga atau pelihara dan konsep dana yang berarti
(himpunan) uang. Dengan demikan dapat dikatakan bahwa reksadana
adalah kumpulan uang yang di pelihara.
2. Karakteristik reksa dana
1. Reksa dana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai
berikut: Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya dan
Bersifat likuid atau mudah dicairkan.
2. Investasi jangka pendek
3. Reksa dana Pendapatan tetap
4. Reksa dana campuran
5. Reksa dana saham
6. Reksa dana terproteksi
3. Dalam berinfestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis
risiko yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
2. Risiko Likuiditas
3. Risiko Pasar
4. Risiko Default
4. Mekanisme operasional dalam reksadana syariah antara pemodal dengan
manajer investasi dilakukan dengan sistem wakalah, sedangkan antara
manajer investasi dengan pengguna investasi menggunakan sistem
mudhrabah
5. Jenis-jenis nilai aktiva bersih reksadana ditinjau dari segi sifatnya ada tiga
yaitu :

13
1. Open end-Fund
2. Closed end-Fund
3. Unit Investment Trust
4. Reksa dana syariah saham
5. Reksa dana syariah terproteksi
6. Reksa dana syariah indeks
7. Reksa dana syariah ETF ( Exchange Traded Fund )

14
DAFTAR PUSTAKA
Soemitra Andi, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Jakarta Kencana 2009

Umam Khaerul, Pasar Modal Syariah dan Praktik Pasar Modal Syariah Bandung
Pustaka Setia 2013

Darmawi Herman, Pasar Finansial dan Lembaga-lembaga Finansial Jakarta


Bumi Aksara 2006

Huda Nurul dan Nasution Mustafa Edwin, Investasi Pada Pasar Modal Syariah
Jakarta Kencana 2007

Sudarsono Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Yogyakarta Ekonosia


2007

Muhammad Firdaus, Dkk. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Investasi


Halal di Reksa Dana Syariah Jakarta Renaisan 2005

Ghufron Sofiani, Briefcase Book Edukasi Profesional Syari’ah, Investasi Halal di


Reksa Dana Syari’ah Jakarta Renaisan 2005

Aziz Abdul, Manajemen Investasi Syariah Bandung Alfabeta 2010

Manan Abdul, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal


Syariah Indonesia Jakarta Kencana Prenada Media Group 2009

15

You might also like