You are on page 1of 6

Pernah mendengar apa yang disebut Cervical Root Syndrome?

Nama Indonesianya “sindrom


akar saraf leher”. Kondisi ini adalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh iritasi atau
penekanan akar saraf yang keluar dari tulang belakang bagian leher. Gejala utama adalah
nyeri yang menjalar dari bagian tengkuk menuju ke bahu, lengan atas, lengan bawah, atau
bahkan jari-jari. Selain nyeri yang menjalar, gejala lainnya dapat berupa kesemutan
(parasthesia) atau rasa tebal yang dijalarkan ke sisi lengan ibu jari. Karena nyeri tersebut,
pasien yang mengalami cervical root syndrome cenderung enggan untuk menggerakkan
lengannya, sehingga menyebabkan kelemahan otot.

Penyebab kondisi ini adalah jepitan akar saraf yang keluar dari tulang belakang menuju ke
bahu dan lengan. Kenapa Jepitan akar saraf bisa terjepit? Ini bisa disebabkan lagi oleh banyak
hal seperti pergeseran tulang belakang, atau penekanan karena kompresi tulang belakang. Hal
ini menyebabkan iritasi pada saraf, yang diperberat dengan gerakan/posisi leher tertentu, dan
disertai nyeri tekan serta keterbatasan gerakan leher.

Siapa saja yang rentan terkena?

Semua orang dapat terkena cervical root syndrome, terlebih jika dalam keseharian tidak
memperhatikan posisi ergonomis kerja. Misal, pegawai kantoran menghadapi komputer terus
menerus, dan duduk lama di depan laptop, spaneng dan kaku melihat layar, tidak
merelaksasikan dengan benar posisi tubuhnya. Atau, kebiasaan menonton TV dengan posisi
tiduran atau duduk yang kurang benar. Apabila kita adalah pegawai kantoran, atau mahasiswa
yang suka menghadap layar komputer terus menerus, lalu kebiasaan menonton TV dengan
posisi tiduran yang kurang benar, maka bisa jadi kita rentan terkena Cervical Root Syndrome.

Kapan kita didiagnosis sebagai Cervical Root Syndrome?


Berdasarkan anamnesis atau wawancara dengan pasien, maka pasien akan mengeluhkan
gejala-gejala seperti yang dipaparkan di atas. Selain itu ada beberapa pemeriksaan fisik atau
tes khusus untuk membantu penegakkan diagnosis seperti Tes Provokasi, Tes Distraksi
Kepala, dan Manuver Valsava.

Tes provokasi adalah mengekstensikan kepala dan memutar kepala ke salah satu sisi, lalu
puncak kepala ditekan oleh pemeriksa. Hasil positif bila terdapat nyeri yang menjalar ke
lengan sesuai sisi ke mana kepala diputar.

Tes distraksi akan menghilangkan nyeri yang diprovokasi dari tes provokasi tadi dengan cara
mengangkat leher secara perlahan. Jika nyeri tidak menghilang dengan tes distraksi,
kemungkinan nyeri bukan berasal dari Cervical Root Syndrome.

Manuver Valsava adalah suatu cara untuk meningkatkan tekanan intratekal yaitu dengan cara
pasien menutup hidung sambil mengejan. Jika memang cervical root syndrome, maka timbul
nyeri menjalar dari leher ke lengan.

Pemeriksaan penunjang apa yang dibutuhkan?

Untuk memberikan gambaran pasti tentang kondisi saraf apakah terjepit atau tertekan, maka
standar baku emas untuk penegakan diagnosis Cervical Root Syndrome adalah dengan MRI
cervical, dan ini sudah dicover oleh paket pemeriksaan jika kita berlangganan BPJS, dengan
kata lain “gratis” apabila kita menggunakan BPJS untuk MRI. Bayangkan saja, kita
menghemat 2 – 3 juta rupiah karena BPJS mengcover ini. Namun, pemeriksaan rontgen sinar
X untuk tulang servikal juga membantu melihat pergeseran tulang, namun tidak spesifik
melihat kondisi saraf yang terjepit.

Tatalaksana apa yang diberikan?

Jelas, karena keluhan berkisar tentang nyeri, maka pemberian antinyeri memang suatu hal
yang pasti. Tetapi, pemberian antinyeri bukanlah suatu solusi untuk mengatasi permasalahan
utama jika memang ternyata cervical root syndrome disebabkan oleh suatu pergeseran atau
penekanan. Jika memang belum terjadi kelumpuhan, maka dapat dilakukan fisioterapi.

Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi
defisit neurologis dan mencegah komplikasi atau keterlibatan saraf tulang belakang lebih
lanjut. Fisioterapi yang diberikan dapat berupa traksi (tarikan pada leher) dan thermoterapi
untuk membantu menghilangkan nyeri dan merelaksasi otot.

Latihan di rumah juga dapat dilakukan oleh pasien dengan cara memobilisasi leher ke arah
depan, mengangkat bahu, atau penguatan otot, dan menghindari gerakan ekstensi
(menengadahkan kepala) maupun fleksi (menundukkan kepala) yang terlalu ekstrim.

Tindakan operatif meupakan pilihan terakhir ketika lengan dan tangan sudah mengalami
kelemahan, dan biasanya terjadi penekanan atau kompresi tulang belakang.

Apa yang perlu diperhatikan?

Posisi tubuh dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari perlu diperhatikan. Tidur juga
diupayakan dengan bantal yang tidak hanya menyangga kepala tetapi juga leher dan bahu.
Jika mengalami nyeri seperti penjelasan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan
dokter.

Read more: http://doktersehat.com/cervical-root-syndrome-mengancam-para-manusia-


modern/#ixzz52fEI3nc0
CERVICAL ROOT SYNDROME
Posted on April 22, 2015 in Kesehatan

Saraf terjepit (CERVICAL ROOT SYNDROME)

Pernahkah Anda merasa sakit nyeri di pundak atau tangan, tetapi tidak menemukan pusat
sakitnya?
Bisa jadi Anda menderita cervical root syndrome yaitu gangguan yang terjadi pada radiks
plexus brachialis yang disebabkan oleh penjepitan saraf, HNP, atau spasme otot. Gangguan
pada ujung saraf ini dapal menyebabkan sakit pada bagian tubuh lain, sepanjang saraf itu
berada.

Cervical Root Syndrome atau syndroma akar saraf leher adalah suatu keadaan yang
disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf servikal oleh penonjolan discus
invertebralis, gejalanya adalah nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan atas atau lengan
bawah, parasthesia, dan kelemahan atau spasme otot.

Salah satu contoh penyakitnya adalah Syndrome radikulopati. Radikulopati berarti radiks
posterior dan anterior yang dilanda proses patologik. Gangguan itu dapat setempat atau
menyeluruh.

Pada daerah leher, banyak terdapat jaringan yang bisa merupakan sumber nyeri. Biasanya
rasa nyeri berasal dari jaringan lunak atau ligament, akar saraf, faset artikular, kapsul, otot
serta duramater. Nyeri bisa diakibatkan oleh proses degeneratif, infeksi/inflamasi, iritasi dan
trauma. Selain itu perlu juga diperhatikan adanya nyeri alih dari organ atau jaringan lain yang
merupakan distribusi dermatomal yang dipersarafi oleh saraf servikal.
Radiks anterior dan posterior bergabung menjadi satu berkas di foramen intervertebral dan
disebut saraf spinal. Berkas serabut sensorik dari radiks posterior disebut dermatome. Pada
permukaan thorax dan abdomen, dermatome itu selapis demi selapis sesuai dengan urutan
radiks posterior pada segmen-segmen medulla spinalis C3-C4 dan T3-T12. Tetapi pada
permukaan lengan dan tungkai, kawasan dermatome tumpang tindih oleh karena berkas saraf
spinal tidak langsung menuju ekstremitas melainkan menyusun plexus dan fasikulus terkebih
dahulu baru kemudian menuju lengan dan tungkai. Karena itulah penataan lamelar
dermatome C5-T2 dan L2-S3 menjadi agak kabur.

Segala sesuatunya yang bisa merangsang serabut sensorik pada tingkat radiks dan foramen
intervertebral dapat menyebabkan nyeri radikuler, yaitu nyeri yang berpangkal pada tulang
belakang tingkat tertentu dan menjalar sepanjang kawasan dermatome radiks posterior yang
bersangkutan. Osteofit, penonjolan tulang karena faktor congenital, nukleus pulposus atau
serpihannya atau tumor dapat merangsang satu atau lebih radiks posterior.

Pada umumnya, sebagai permulaan hanya satu radiks saja yang mengalami iritasi terberat,
kemudian yang kedua lainnya mengalami nasib yang sama karena adanya perbedaan derajat
iritasi, selisih waktu dalam penekanan, penjepitan dan lain sebagainya. Maka nyeri radikuler
akibat iritasi terhadap 3 radiks posterior ini dapat pula dirasakan oleh pasien sebagai nyeri
neurogenik yang terdiri atas nyeri yang tajam, menjemukan dan paraestesia.

Nyeri yang timbul pada vertebra servikalis dirasakan didaerah leherdan belakang kepala
sekalipun rasa nyeri ini bisa di proyeksikan ke daerah bahu, lengan atas, lengan bawab\h atau
tangan. Rasa nyeri di picu/diperberat dengan gerakan/posisi leher tertentu dan akan disertai
nyeri tekan serta keterbatasan gerakan leher

Apakah Faktor Penyebab saraf terjepit (cervical root syndrome) ??

• Adanya entrapment (penjepitan)


Kondisi ini misalnya berupa kerusakan pada susunan tulang atau bergesernya bantalan sendi
(diskus) di daerah leher hingga menjepit saraf di sekitarnya.
• Kebiasaan postur yang buruk seperti menelepon dengan posisi leher menekuk atau
menonton TV dengan kepala terfiksir pada satu arah.
• Spasme otot-otot leher karena kelelahan, stress, dll.

Bagaimana Nyeri yang Dirasakan akibat saraf terjepit (cervical root syndrome) ??

Ciri khas saraf terjepit adalah rasa nyeri pada leher dan bahu yang tajam dan panas dan
menyebar sepanjang perjalanan saraf brachialis yaitu ke lengan hingga ke telapak tangan.
Pada kasus yang berat, biasanya pasien mengalami kesemutan di tangan dan gerakan
refleksnya berkurang.

Bagaimana Cara Mencegah sarat terjepit (cervical root syndrome) ??

• Hindari menelepon dengan posisi leher menekuk. Anda bisa menggunakan headset untuk
mengatasinya.
• Cari posisi tidur yang nyaman, terutama untuk leher.
• Bila menonton pertunjukkan atau pertandingan langsung maupun melalui layar lebar, pilih
tempat duduk yang tepat sehingga Anda tidak harus menolehkan-nolehkan leher.
• Kurangi aktivitas yang membuat leher terfiksir pada satu arah dan membuat tegang otot-otot
leher.
• Jika ada keluhan segera beri tindakan. Biasanya pasien datang jika kondisinya sudah parah
atau mengalami gejala kelumpuhan lanjut hingga tidak dapat disembuhkan sepenuhnya lagi.

Bagaimana penanganan yang tepat ??

• Segera periksakan diri ke dokter ketika merasakan gejala awal.


• Menggunakan penahan tulang leher (cervical collar)
Tujuannya untuk membantu membatasi gerakan pada leher, sehingga bisa mengurangi rasa
sakit.

• Menggunakan bantal khusus untuk leher (cervical pillow)


Bantal ini dirancang khusus, sesuai dengan struktur tulang leher manusia, untuk mengurangi
rasa nyeri dan membantu pasien bisa tidur lebih nyenyak di malam hari. Bantal ini bisa dibeli
di toko alat kesehatan ataupun terapis kesehatan.
• Renang dan pilates
Olahraga yang tepat bagi pasien radiculopati cervical atau saraf terjepit adalah berenang dan
pilates. Kegiatan fisik ini dapat memperkuat otot punggung dan leher tanpa menimbulkan
tekanan yang besar pada tubuh, sehingga meminimalkan risiko timbulnya nyeri.

• Terapi fisik (fisioterapi)


Fisioterapi merupakan cara yang paling sering disarankan oleh ahli medis untuk mengurangi
rasa sakit dan peradangan pada pasien saraf terjepit. Terapi ini dapat meningkatkan
kemampuan tubuh dan membantu mengurangi rasa sakit, sehingga pasien dapat lebih leluasa
menjalankan aktivitas sehari-hari.

Bagaimana Fisioterapi Dapat Mmembantu ??

Fisioterapi merupakan cara yang paling sering disarankan oleh ahli . Penanganan yang
dilakukan melalui :
• Traksi dan kompresi
• Mobilisasi saraf
• Blocking nyeri
• Memperbaiki sirkulasi
• Menurunkan spasme

You might also like