You are on page 1of 14

234

Farmakologi dan Terapi

IV. ANESTETIK LOKAL

17. KOKAIN DAN ANESTETIK LOKAL SINTETIK

Sunaryo

1, Sifat umum anestetik lokal Anestetik lokal sintetik


't
.1. Farmakodinamik 3.1. Prokain
1.2. Biotransformasi 3.2. Lidokain
3.3. Anestetik lokal sintetik lain
Kokain
2.1. Asal dan kimia Teknik pemberian anestetik lokal
2.2. Farmakodinamik 4.1 . Anestesia permukaan
2.3. Farmakokinetik 4.2. Anestesia inliltrasi
2.4. lntoksikasi 4.3. Anestesia blok

1. SIFAT UMUM ANESTETIK LOKAL akan diserap dari tempat suntikan. Mula kerja harus
sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus
Anestetik lokal ialah obat yang menghambat cukup lama sehingga cukup waktu untuk melaku_
hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada ja_ kan tindakan operasi, tetapi tidak demikian lama
ringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini bekerja sampai memperpanjang masa pemulihan. Zat
pada tiap bagian susunan saraf. Sebagai contoh, anestetik lokal juga harus larut dalam air, stabil
bila anestetik lokal dikenakan pada korteks motoris, dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami
impuls yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti, perubahan.
dan bila disuntikkan ke dalam kulit maka transmisi
impuls sensorik dihambat. pemberian anestetik
KIMIA DAN HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS
lokal pada batang saraf menyebabkan paralisis
sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya.
Secara umum anestetik lokal mempunyai
Banyak macam zat yang dapat mempengaruhi han_
rumus dasar yang terdiri dari 3 bagian : gugus amin
taran saraf, tetapi umumnya tidak dapat dipakai hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu
karena menyebabkan kerusakan permanen pada aromatik lipolil melalui sualu gugus antara. Gugus
sel saraf. Paralisis saraf oleh anestetik lokal bersilat amin selalu berupa amin tersier atau amin se_
reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf. kunder. Gugus antara dan gugus aromatik dihu_
Anestetik lokal yang pertama ditemukan ialah bungkan dengan ikatan amid atau ikatan ester.
kokain, suatu alkaloid yang terdapat dalam daun Maka secara kimia anestetik lokal digolongkan atas
Erythroxylon coca, semacam tumbuhan belukar. senyawa ester dan senyawa amid. Adanya ikatan
ester sangat menentukan sifat anestetik lokal sebab
pada degradasi dan inaktivasi di dalam badan,
SIFAT ANESTETIK LOKAL YANG IDEAL gugus tersebut akan dihidrolisis. Karena itu golong_
an ester umumnya kurang stabil dan mudah meng-
Anestetik lokal sebaiknya tidak mengiritasi alami metabolisme dibandingkan dengan golongan
dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen, amid. Anestetik lokal yang tergolong dalam
Kebanyakan anestetik lokal memenuhi syarat ini. senyawa ester ialah tetrakain, benzokain, kokain
Batas keamanan harus lebar, sebab anestetik lokal dan prokain dengan prokain sebagai prototip. Se-
235
Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik

,CHg
-1 O ,CzHs
l;l't_ ?
HzN{(
,czHs
1f)!*n-8-"t,-n1\c,Hu
- V )}c-ocHzcHz-t't 'crH, \<
CHs
Lidokain

Gambar 17-1. Prokain dan lidokain

dangkan yang tergolong dalam senyawaan amid aksimenurun, konduksi impuls melambat dan faktor
ialah dibukain, lidokain, mepivakain' dan prilokain. pengaman (safety factor) konduksi saral iuga ber-
Rumus molekul prokain dan lidokain dapat dilihat kurang. Faktor-faktor ini akan mengakibatkan penu-
pada Gambar 17-'l . runan kemungkinan menjalarnya potensial aksi'
Molekul prokain dapat dibagi dalam 3 bagian dan dengan demikian mengakibatkan kegagalan
konduksi saral.
utama : asam aromatik (asam paraamino benzoat),
Anestetik lokal juga mengurangi permeabilitas
alkohol (etanol), dan gugus amin tersier (dietil-
membran bagi K* dan Na* dalam keadaan istirahat,
amino). Perubahan pada setiap bagian molekul ter-
sehingga hambatan hantaran tidak disertai banyak
sebut akan mempengaruhi potensi anestetik dan
perubahan pada potensial istirahat' Hasil penelitian
toksisitasnya. Memperpanjang gugus alkohol akan
membuktikan bahwa anestetik lokal menghambat
menyebabkan potensi anestetik dan toksisitasnya
bertambah besar, maka prokain yang merupakan hantaran saral tanpa menimbulkan depolarisasi
saraf, bahkan ditemukan hiperpolarisasi ringan. Pe-
suatu ester etil, toksisitasnya paling kecil' Perpan-
jangan rantai pada kedua gugus terminal pada amin ngurangan permeabilitas membran oleh anestetik
tersier menyebabkan potensi dan toksisitas anes- lokal juga timbul pada otot rangka, baik waktu is-
tirahat maupun waktu teriadinya potensial aksi.
tetik lokal bertambah besar, misalnya pada
Potensi berbagai zat anestetik lokal sejajar
butakain.
dengan kemampuannya untuk meninggikan tega-
ngan permukaan selaput lipid monomolekuler.
MEKANISME KERJA Mungkin sekali anestetik lokal meninggikan tegang-
an permukaan lapisan lipid yang merupakan
Anestetik lokal mencegah pembentukan dan membran sel saraf, dengan demikian menutup pori
konduksi impuls saraf. Tempat kerjanya terutama di dalam membran sehingga menghambat gerak ion
membran sel, eleknya pada aksoplasma hanya melalui membran. Hal ini akan menyebabkan penu-
sedikit saja. runan permeabilitas membran dalam keadaan is-
Sebagaimana diketahui, potensial aksi saraf tirahat sehingga akan membatasi peningkatan
terjadi karena adanya peningkatan sesaat (sekilas) permeabilitas Na*. Dapat dikatakan bahwa cara
peimeabilitas m"mbran terhadap ion Na+ akibat kerja utama obat anestetik lokal ialah bergabung
depolarisasi ringan pada membran' Proses lunda- dengan reseptor spesifik yang terdapat pada kanal
mental inilah yang dihambat oleh anestesi lokal; hal Na, sehingga mengakibatkan terjadinya blOkade
ini terjadi akibat adanya interaksi langsung antara pada kanal tersebut, dan hal ini akan mengakibat-
zat anestesi lokal dengan kanal Na* yang peka kan hambatan gerakan ion melalui membran.
terhadap adanya perubahan voltase muatan listrik
(voltage sensittve Na+ channels), Dengan semakin PERBEDAAN SENS]TIV]TAS SERAT SARAF'
bertambahnya efek anestesi lokal di dalam saraf' Pada umumnya serabut kecil lebih peka ierhadap
maka ambang rangsang membran akan meningkat anestetik lokal. Serabut saral terkecil yang tidak
secara bertahap, kecepatan peningkatan potensial bermielin pada umumnya lebih cepat dihambat dari-
236
Farmakologi dan Terapi

pada serabut bermielin. Faktor lain yang menentu_ R:N+HoH F_}R:NH++oH.


kan kepekaan saraf terhadap anestetik lokal ialah
tipe serabut secara anatomis. Kepekaan serabut
saraf terhadap anestetik lokal tidak tergantung dari Anestetik lokal yang biasa digunakan mem_
lungsi serabut itu, dengan demikian serabut sen- punyai pKa antara 8-9; sehingga pada pH jaringan
sorik maupun motorik yang sama besar tidak ber_ tubuh hanya didapati 5-20 % dalam bentuk basa
beda kepekaannya. Kepekaan serabut halus ber- bebas. Bagian ini walaupun kecil sangat penting,
mielin melebihi kepekaan serabut besar bermielin. karena untuk mencapai tempat kerjanya obat harus
Sekiranya tempat kerja anestetik lokal berlokasi berdifusi melalui jaringan penyambung dan mem_
dalam aksoplasma, maka serabut halus yang me_ bran sel lain; dan hal ini hanya mungkin terjadi
miliki permukaan lebih luas per unit volume akan dengan bentuk amin yang tidak bermuatan listrik.
menyerap anestetik lokal lebih cepat daripada Masih merupakan pertanyaan dalam bentuk apa
serabut besar dan dapat dimengerti bahwa serabut sualu anestetik lokal aktil setelah mencapai saral,
kecil akan lebih cepat mengalami efek anestetik Dari penelitian mengenai efek anestetik lokal ter-
lokal. hadap penghambatan proses pembelahan sel telur
Dengan alasan yang sama eliminasi anestetik landak laut, dapat disimpulkan bahwa hanya dalam
lokal harus berlangsung lebih cepat pada serabut bentuk kationlah suatu anestetik lokal dapat meng-
halus. Namun, kenyataan tidak sesuai dengan hambat pembelahan sel. Penelitian lain yang meng-
pemikiran ini. Serabut halus memang mengalami gunakan saral tidak bermielin menyokong pendapat
efek anestetik lokal lebih cepat, tetapi pemulihan di atas; konduksi saraf dapat dihambat atau tidak
lungsi serabut halus lebih lambat daripada serabut dihambat hanya dengan mengubah pH larutan
besar. menjadi 7 atau 9,5. Pada pH 7, terjadi hambatan
Bila anestetik lokal dikenakan pada saraf sen- hantaran dan sebagian besar anesletik lokal berada
sorik maka yang hilang berturut-turut ialah modali_ dalam bentuk kation. Hal ini menunjukkan bahwa
tas nyeri, dingin, panas, rabaan, dan tekanan yang mencegah pembentukan potensial aksi ialah
dalam. Sebaliknya anestesia akibat penekanan bentuk kation yang bergabung dengan reseptor di
serabut saral, pertama-tama ditandai oleh menghi- membran.sel, yaitu mengadakan Interaksi dengan
langnya rasa raba, dan modalitas nyeri hilang paling kanal Na*. Tetapi akhir- akhir ini terbukti bahwa
akhir. Diduga bahwa impuls rasa raba dihantarkan kedua bentuk molekul tersebut memiliki aktivitas
oleh serabut yang lebih besar sedangkan nyeri oleh
aneslesia, namun apakah hanya ada satu reseptor
serabut kecil.
tunggal untuk kedua bentuk molekul tersebut,
masih perlu diteliti lebih lanjut.
PENGARUH pH. Dalam bentuk basa bebas, anes-
pERpANJANGAN EFEK .LEH VAsoKoN-
tetik lokal hanya sedikit larut dan tidak stabil dalam
bentuk larutan. Oteh karena itu anesterik tokatdiper-
sinixron. uasa t<eria anestetik rokar berbanding
dagangkan dalam bentuk garam yang mudah larut ;il;il
r"r"i
;;ngln
nfto"i"y"J,
waXru konrak aktitnya dengan
tino"t un yang dapat merokarisasi
dalam air, biasanya garam hidroktorid. Anesterik
lokal merupakan basa lemah' tetapi larutan garam-
il';;;;;;rli"run memperpanjang waktu anes-
nya bersilat agak asam' hal ini menguntungkan i",i", K"klil sendiri dapat menyebabkan vaso-
karena menambah stabilitas anestetik lokal
i".rirk.i o"igln demikian memperrambat penye-
I
sebut Banvak bukti vans menunjukkan b"h';!
dalam jaringan, garam asam ini harus dinerrarkan iffi'l]l;jil
epinefrin pada
:t"K,ffii.I15#:Ujru&T
':;:^;:::;:,::::-'j:'l l:l:r ,'1rrr;'lEr
larutan anestetik lokal a[an rnemper-
lebih dahulu dan dilepaskan suatu b"r" b"bu, f"n
beru m obat rersebut men em bus ja,ins"n o un,"i!- T:ljnfl;j;: jff:
hasilkan elek anestetik. Anesterik tokat yang dig!- "1,:lg*;:ff#;itX'jii[
nakan umumnya mengandung atom N tersier arau ;""Sil;il linerrin (1 datam 200.000 bagian),
;;;;;;f;;iii"rurn 100,000 bagian) arau fenite-
sekunder' oleh karena itu tergantung dari pKa dan rm. F"J" ,ru*ny" zat vasokonstriktor ini harus
pH larutan akan terbentuk amin tersier atau
sekunderyang tidak bermuatan tisrrik, atau rerben-
Jio"ril""o"i"rt"o"refektifminimal.Epinefrinme-
*"' .Sri"^S,-k"""pu,"n
luk kation amonium. lonisasi suatu anestetik lokal ::i,-:_'^' akan
;;;;;; ;;e-Jt"rir torat
:';_":t mengurangi juga
dapat dilukiskan sebagai berikut , toksisitas Sis:
:-"1:,lSS"
temiknya.
Kokain dan Anestetik Lokat
Sintetik
237

Sebagian vasokonstriktor mungkin


akan dise- hentikan kejang.
rap dan bila jumlahnya cukup
oanyai Kokain sangat kuat merangsang
at<ani'enim korteks dan menimbutkan adiisi
efek sampini misatnya, glrir;, p"O" p"nJg,ln""n
::lki" dan nyeri
patpitasi ,"kik"rdi,
O. Sebatiknya anesretik to't at sintetii-um
di dada. Jniri ,;;g;;;;;; o"- !.e1uJan
nya.kurang um_
rangsangan adrenergik yang merangsang korteks d"" i;; ;;;y"_
berlebih"n oun'V"ng babkan adiksi.
tidak diinginkan tersebut, pertu
OiperiimOlnifan
|:nqgul."rn obat penghambat alla atau Oera a-ore-
nergik.. SAMBUNGAN SARAF.OTOT
Mungkin puta terjadi pertamo"i;;;;;r- DAN GANGLION.
buhan luka, udem atau nekrosis. Anestetik lokal dapat mempengaruhi
ftek yanq transmisi di-
rni O+:!_tertaQi karena amin*r_,gp ;rlknir sambungan saraf-otot, yaitu
menyeb"ff,"" O"*r-
. "llr]g;ffi;;s A_ rangnya respons otot atas ,angsingan
n
_
ve o aq
_: j.: ;;: p e unsmt-I p g
[e!_:r:r*1,.tdtl,q, l ir, ;gl"gl]
p-:JllT ffi ox_!r g en jarin g-- suntikan asetilkolin intra-arteri; ""r"i
ur",
p;rJng_
S1{et|gensanaaanvu"v,{:ok"n9Jt""]"Gta-qjr,i,px, tistrik tangsung pada orot""O"igk*
iiiqkg:g:*! jarinsan setempii.-li6ia#ffi ::nqun
kan
masii ,",iv"i"o_
konrraksi. prokain dapat mengurungi
asetitkotin pada ujung saraf motoiik. ;;,o;kri
-O;; K;"!;;i;r"_
kain dan tisostigmin berlawanan. proLuln
at
S
y_,[q iii V;e;ra ;Ti, L f
r ti, r, ri r-r#n if#l lun
yang hanya mempunyai kurare bersifaradirif. Berbeda d;;;"; *;;#
sedikit sirkulasi t<otaterat ;r"-
akan menimbulkan kerusakan kain mempunyai efek nyata pada
yang-irever- akhiran serabut
sibelatau gangren. Selain dari iaringan praganglion dan pada sel ganglion.
it, .", ri"",ik lokal
::ldi:i ""fpio-ru, p"_
mungkin dapat menggungg, SISTEM KARDIOVASKULAR. pengaruh
nyembuhan luka. utama
anestetik lokal pada miokard
iatan rienleOaOt<an
penurunan eksitabilitas, kecepatan
t onjuf,si Oun
kekualan kontraksi. A
1.1. FAFMAKODINAMIK nyebabkan"",d;;i;:;:lii,.Tf !11'*:,""i5ill_1fl
terhadap sistem kardiovaskular Oi"runy"'iuru
:;
Selain menghalangi hantaran r"r_
.lepi, an^estetik juga
sistem saraf tihat.sesudah dicapai raoar
ouai si;i;;;' y""g
lokal mempunyai efek penting linggi, dan sesudah menimbulkan
pada SSp, ganglia otonom, p"lu SSp.
sambungan saraf otot wataupun jarang, pada pemat<aian"f"f,
dan semua jenis serabut otot. a-n"!L],i't"r;uOi
,ot"r
dosis kecil untuk anestesia infilrrasi
O"p"i
kotaps kardiovaskutar dan kemarian.
SUSUNAN SARAF pUSAT.
Semua anesterik tokal nya belum diketahui, diduga
il;;;;r"-
merangsang SSp, menyebabkan karena n""ti'l""tr"g
kegelisahan dan
l1"T:r _yang mungkin berubah r"niud"i"iung leOagaiakibat kerja anesterik tokat pada noJus Sn
klonik. Secara umum, makin dan timbulnya fibrilasi ventrikel
kuat srui, an"-rt"t,k secara mendadak.
makin mudah menimbulkan
k"j"";. p;;;;.lnn"n !ea!aa1 .ini mungkin OrseUaUf<an
anestetik lokal ke ruang intravart
mlrr*"r" ,",
ini,3.k"n
diikuti depresi, oan t<ematl"
oi"rj"i" ,"r. rt"r.
sengaja, terutama bila zat anestetik
,""urjllout
jadi karena kelumpuhan napas. tofat ieiseOut
Ol sini pentfunaan
perangsang napas tidak
efektif sebab i,iesterik 11Oa S.enOandung
epinefrin. penetitan p"O"
an olot alrium dan ventrikel rn"nrnirft ""0,"-
lo-11 ::"g'rl .merangsang pernapasan; depresi prokain seperti juga kuinidin
un Oanwa
napas timbul karena perangsangan Ouput ,"rp"rp""'i""n
SSp berlebih- waktu refrakter, meninggikan
an. rerangsangan yang kemudian ambang ,JnnJunS
disusul oleh dan memperpanjang waliu tonaurri
pada pemakaian anestetik ri"r, pr'",,",r,
ignlesy lokal itu hanya pada jantung tidak mempunyai
disebabkan oleh depresi pada kegunaan klinik
aktivitas
rangsangan terjadi karena adanya
oepreJ seier<tir ""rlr]r"_ largna
serta
desrruksinya oertangsunf c"oiij"" pr"r","
pada neuron penghambat. anestetik lokal ,1lnr" cenderung merang_
sang SSp. penetilian teUin runlut iit",i'rixan
Pada keracunan _pada
I prokainamid, yang tidak menunjrkl;;;;;",
oairi pernapas;ffi;:H,l;:, ;:T;;?Xil:T
notik u.ntuk mencegah i:,j. serla berefek seperti kuinidin t"in"Jui-
se_b-ur
dan mengobati [ejang. Dosis tung. l"n_
sedatif barbiturat kurang berminfaat
hentikan kejang akibat leracu"""
r;;[;*g-
Dalam hat ini pemberian oiazepam"r".[iin'.l"r,"r. OTOT POLOS. ln vitro maupun
tV;;;p;", in vivo, anestetik
lokal beretek spasmotitik yang
obat terpilih, untuk mencegah
maupun ,"irf-["rg- tidak
dengan efek anestetik. Elek spasmotitit
b";;;;;;""
ini mung"kin
238 Farmakologi dan Terapi

disebabkan oleh depresi langsung pada otol polos, manusia degradasi dengan esterase plasma ini
depresi pada reseptor sensorik sehingga menye- sangat penting, karena degradasi prokain terutama
babkan hilangnya tonus refleks setempat. terjadi dalam plasma, hanya sebagian kecil saja di
hati. Pada penyuntikan intratekal, anestesia dapat
ALERGI. Dermatitis alergik, serangan asma atau berlangsung lama dan baru berakhir setelah anes-
199$l3l9lll3!!!-yeulsFl-€peuiluuJ-clDaq tetik lokal tersebut diserap ke dalam darah, karena
anestetik-lokal, Reaksi alergi ini terutama terjadi cairan serebrospinal mungkin tidak mengandung
ffiaTenggunaan obat anestelik lokal golongan esterase.
ester, yang pada hidrolisis dihasilkan asam para- Pada manusia, sebagian besar kokain meng-
aminobenzoat (PABA); dan PABA inilah yang di- alami degradasi di dalam hati, sedangkan pada
duga dapat menyebabkan limbulnya reaksi alergi kelinci degradasi kokain sebagian besar terjadi di
tersebut. Sedangkan golongan amida boleh dikata- dalam plasma. Oleh karena tiap anestetik lokal di-
kan tidak menimbulkan reaksi hipersensitivitas, metabolisme di tempat yang berbeda, maka urutan
namun bahan preservatil yang terdapat di dalam relatif mengenai kekuatan dan toksisitas suatu
larutan dapat juga menimbulkan reaksi ini. Penyun- anestetik lokal biasanya tergantung dari cara peme-
tikan anestetik lokal intradermal sebagai uji alerglk riksaan dan spesies hewan yang digunakan. lni
tidak memuaskan. berarti bahwa kita harus berhati-hati dalam menilai
kekuatan dan keamanan suatu anestetik lokal baru.
Anestetik lokal yang dirusak di dalam hati
1.2. BIOTRANSFORMAST secara lambat, sebagian akan dikeluarkan bersama
urin.
Toksisitas suatu anestetik lokal sebagian
besar tergantung dari keseimbangan antara kece-
patan absorpsi dan kecepatan destruksinya. Kece-
patan absorpsi dapat diperlambat oleh vasokon- 2. KOKAIN
striktor, maka kecepatan destruksinya yang ber-
beda-beda merupakan laktor utama yang menenlu-
kan aman atau tidaknya sualu anesletik lokal. Seba- 2.1. ASAL DAN KIMIA
gian besar anestetik lokal merupakan ester, dan
biasanya toksisitasnya hilang setelah mengalami Kokain atau benzoilmetilekgonin didapat dari
hidrolisis di hati dan plasma. Anestetik golongan daun Erythroxylon coca dan spesies Erythroxylon
amida misalnya lidokain, akan mengalami destruksi lain, yaitu pohon yang tumbuh di Peru dan Bolivia,
di dalam retikulum endoplasma hati, mula-mula ter- di mana selama berabad-abad lamanya daun terse-
jadi proses N-dealkilasi yang disusul dengan hidroli- but dikunyah oleh penduduk asli untuk menambah
sis. Sebaliknya prilokain mula-mula mengalami daya lahan terhadap kelelahan. Ekgonin adalah
hidrolisis yang menghasilkan metabolit o-toluidin suatu amino alkohol yang ber:sifat basa, sangat
yang dapat menyebabkan methemoglobinemia. mirip dengan tropin, amino alkohol dalam atropin.
Anestetik lokal golongan amida 55-95 % diikat Kokain merupakan ester asam benzoat dengan
protein plasma terutama asam glikoprotein-cr1. basa yang mengandung N, mempunyai struktur
Kadar protein ini dapat meningkat pada karsinoma, kimia sebagai berikut : (Gambar 17-2).
trauma, infark miokard, merokok dan uremia, atau
dapat menurun pada penggunaan pil kontrasepsi.
Perubahan kadar protein ini dapat mengakibatkan
perubahan jumlah zat anestetik lokal yang dibawa CHz-CH-CHz O
/\\ii
ke hati untuk dimetabolisme, sehingga akan mem- CHz N-CHg CH-O-C
pengaruhi toksisitas sistemiknya. Perlu diingat \,//
CH-CH \
bahwa adanya ambilan anestetik lokal golongan tcoocH.
amida oleh paru-paru akan memegang peran pent-
ing dalam destruksi obat di dalam tubuh.
Anestetik lokal ester mengalami degradasi
oleh eslerase hati dan juga oleh suatu esterase
plasma yang mungkin sekali kolinesterase. Pada Gambar 17-2. Kokain
Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik 239

2.2. FARMAKODINAMIK SISTEM SARAF SIMPATIS. Pada organ yang


mendapat persaralan simpatis, kokain mengada-
kan potensiasi respons terhadap norepinelrin, epi-
Elek kokain yang paling penting yaitu meng-
nefrin, dan perangsangan saraf simpatis. Kokain
hambat hbntaran saraf , bila dikenakan secara lokal.
tidak merangsang organ tersebut secara langsung,
Elek sistemiknya yang paling mencolok yaitu rang-
tetapi mengadakan sensitisasi, karena mengham-
sangan SSP.
bat pengambilan kembali norepinefrin dari celah
SUSUNAN SARAF PUSAT. Kokain merupakan pe- sinaptik ke dalam saraf, akibatnya neurohumor ter-
rangsang korteks yang sangat kuat. Pada manusia sebut akan menetap di sekitar reseptor organ dalam
zat ini menyebabkan banyak bicara, gelisah dan kadar tinggi untuk waktu lama. Kokain merupakan
euforia. Ada petunjuk bahwa kekuatan mental ber- satu-satunya anestetik yang mempunyai sifat ini,
tambah dan kapasitas kerja otot meningkat; hal ini dan hal inilah yang menyebabkan kokain dapat
mungkin disebabkan oleh berkurangnya rasa lelah. menyebabkan vasokonstriksi dan midriasis.
Adiksi dan toleransi terhadap elek ini terjadi pada
pemakaian kokain berulang. EFEK ANESTESI LOKAL. Efek lokal kokain ter-
Elek perangsangan ini sebenarnya berdasar- penting yaitu kemampuannya untuk memblokade
kan depresi neuron penghambat. Efek kokain pada konduksi saraf. Alas dasar elek ini, pada suatu
batang otak menyebabkan peningkatan frekuensi masa kokain pernah digunakan secara luas untuk
napas, sedangkan dalamnya pernapasan tidak di- tindakan dibidang optalmologi; tetapi kokain ini
pengaruhi. Pusat vasomotor dan pusat muntah dapat mengakibatkan terkelupasnya epitel kornea.
mungkin juga terangsang. Perangsangan ini akan Atas dasar ini, dan adanya kemungkinan penyalah-
segera disusul oleh depresi yang mula-mula terjadi gunaan obat, maka penggunaan kokain sekarang
pada pusat yang lebih tinggi, dan ini mungkin sudah sangat dibatasi untuk pemakaian topikal, khusus-
lerjadi sementara bagian sumbu serebrospinal nya untuk anestesi saluran napas atas.
yang lebih rendah masih dalam stadium perangsa-
ngan.

SISTEM KAROIOVASKULAR. Kokain dosis kecil 2.3. FARMAKOKINETIK


memperlambat denyut jantung akibat perangsang-
an pusat vagus, pada dosis sedang denyutjantung Walaupun vasokonstriksi lokal menghambat
bertambah karena perangsangan pusat simpatis absorpsi kokain, kecepatan absorpsi masih mele-
dan efek langsung pada sistem saraf simpatis. bihi kecepatan detoksikasi dan ekskresinya se-
Pemberian kokain lV dosis besar menyebabkan hingga kokain sangat toksik. Kokain diabsorpsi dari
kematian mendadak karena payah jantung sebagai segala tempat, termasuk selaput lendir. Pada pem-
akibat elek toksik langsung pada otot jantung. pem- berian oral kokain tidak elektif karena di dalam usus
berian kokain sistemik umumnya akan menyebab- sebagian besar mengalami hidrolisis. Sebagian
kan penurunan tekanan darah walaupun mula-mula besar kokain mengalami detoksikasi di hati, dan
terjadi kenaikan akibat vasokonstriksi dan takikardi. sebagian kecil diekskresi bersama urin dalam ben-
Vasokonstriksi ini disebabkan oleh perangsangan tuk utuh. Diperkirakan hati dapat melakukan detok-
vasomotor secara sentral. sikasi kokain sebanyak satu dosis letal minimal
dalam waktu 1 jam; detoksikasi kokain tidak secepat
OTOT SKELET. Tidak ada bukti bahwa kokain da- detoksikasi anestetik lokal sintetik.
pat menambah kekuatan kontraksi otot. Hilangnya
kelelahan disebabkan oleh perangsangan sentral.
2.4. INTOKSIKASI
SUHU BADAN. Kokain mempunyai daya pirogen
kuat. Kenaikan suhu badan disebabkan oleh 3 lak- Kokain sering menyebabkan keracunan akut,
tor yaitu (1 ) penambahan aktivitas otot akan me- Diperkirakan besarnya dosis fatal adalah 1,2 gram,
ninggikan produksi panas; (2) vasokonstriksi me- tetapi keracunan hebat dengan dosis 20 mg pernah
nyebabkan berkurangnya kehilangan panas; dan dilaporkan. Gejala keracunan terutama berhubung-
(3) efek langsung pada pusat pengatur suhu. Pada an dengan perangsangan SSP, Penderita mudah
keracunan kokain dapat terjadi pireksia. terangsang, gelisah, banyak bicara, cemas, dan
240 Farmakologi dan Terapi

bingung. Refleks meningkat disertai sakit kepala, diabsorpsi, prokain cepat dihidrolisis oleh esterase
nadi cepat, napas tidak teratur dan suhu badan naik. dalam plasma menjadi PABA dan dietilaminoetanol.
Juga terjadi midriasis, eksoftalmus, mual, muntah, PABA diekskresi dalam urin, kira-kira 80% dalam
sakit.perut, dan kesemutan. Selanjutnya dapat tim- bentuk utuh dan bentuk konjugasi. Tiga puluh per-
bul delirium, pernapasan Cheyne-Stokes, kejang, sen dietilaminoetanol ditemukan dalam urin, dan
penurunan kesadaran dan akhirnya kematian dise- selebihnya mengalami degradasi lebih lanjut.
babkan oleh henti napas. Keracunan ini berlang-
sung cepat, mungkin karena kecepatan absorpsi INTOKSIKASI. Toksisitas prokain hanya 1/4 dari
yang abnormal dan elek toksik pada jantung. toksisitas kokain pada pemberian lV maupun SK.
Pengobatan spesifik untuk mengatasi perang- Prokain lebih cepat dirusak dalam badan daripada
sangan SSP pada keracunan akut kokain ialah den- kokain. Absorpsi prokain diperlambat dengan vaso-
gan pemberian diazepam atau barbiturat kerja konstriktor, sehingga toksisitasnya menjadi jauh
singkat secara lV. Kadang-kadang diperlukan na- lebih ringan. Hasil hidrolisis prokain tidak toksik.
p..s buatan dan untuk mencegah absorpsi lebih lNDlKASl. Prokain digunakan secara suntikan un-
lanjut, dipasang tourniquet bila mungkin.
tuk aneslesia infiltrasi, blokade saraf , epidural, kau-
dal, dan spinal. Prokain secara lV pernah digunakan
untuk mengobali delayed serum sickness dan urti-
3. ANESTETIK LOKAL SINTETIK karia; tetapi hasilnya tidak sebaik penggunaan anti-
histamin.

Untuk geriatri. Aslan (1 960) menyatakan bahwa


3.1. PROKAIN pada kasus keluaan yang prematur, prokain dapat
menambah potensi lisik dan mental, memperbaiki
Prokain disintesis dan diperkenalkan tahun
aktivitas seksual dan fungsi kelenjar endokrin.
1905 dengan nama dagang novokain. Selama lebih
Tetapi percobaan pada hewan tidak berhasil mem-
dari 50 tahun obat ini merupakan obat terpilih untuk
buktikan pernyataan tersebut. Luth (1960) mene-
anestesia lokal suntikan; namun kegunaannya ke-
kankan bahwa manlaat pengobatan dengan
mudian terdesak oleh obat anestetik lain, lidokain
prokain ini dasarnya adalah elek psikologik dan
yang ternyata lebih kuat dan lebih aman dibanding
bukan efek larmakologik,
dengan prokain.
FARMAKODINAMIK. Analgesia sistemik. Pada Garam prokain dengan obat lain. Prokain dapat
penyuntikan prokain SK dengan dosis 100-800 mg, membentuk garam atau konjugat dengan obat lain
terjadi analgesia umum ringan yang derajatnya ber- sehingga memperpanjang masa kerja obat ter-
banding lurus dengan dosis. Efek maksimal ber- sebut. Misalnya garam prokain penisilin dah prokain
langsung 10-20 menit, dan menghilang sesudah 60 heparin.
menit. Efek ini mungkin merupakan efek sentral, SEDIAAN DAN POSOLOGI. Prokain HClmerupa-
atau mungkin efek dari dietilaminoetanol yaitu hasil kan kristal putih yang mudah larut dalam air. Sedia-
hidrolisis prokain. Dietilaminoetanol ini juga bersifat an suntik prokain HCI terdapat dalam kadar 1-2 o/o
analgesik, antiaritmia, berelek anestetik lokal, dan dengan atau tanpa epinelrin untuk anestesia in-
antispasmodik yang lebih lemah daripada prokain. liltrasi dan blokade saral dan 5-20 % untuk aneste-
Antagonisme prokain - sulfonamid. Prokain dan sia spinal. Sedangkan larutan 0,1-0,2 o/o dalam
beberapa anestetik lokal lain dalam badan dihidro- garam faali disediakan untuk infus lV. Untuk anes-
lisis menjadi PABA (Para Amino Benzoic Acid), tesia kaudal yang terus menerus, dosis awal ialah
yang dapat menghambat daya kerja sulfonamid. 30 ml larutan prokain 1,5 %.
Oleh karena itu sebaiknya prokain dan anestetik
lokal derivat PABA lain tidak diberikan bersamaan
3.2. LIDOKAIN
dengan terapi sulfonamid. Anestetik lokal bukan
derivat PABA tidak menghambat kerja sulfonamid. FARMAKODINAMIK. Lidokain (xilokain) adalah
FARMAKOKINETIK. Absorpsi berlangsung cepat anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas
dari tempat suntikan dan untuk memperlambat ab- dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesia
sorpsi perlu ditambahkan vasokonstriktor. Sesudah terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih
Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik 241

ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain. Lidokain dapat pula digunakan untuk anes-
Lidokain merupakan aminoetilamid. Pada larutan tesia permukaan. Untuk anestesia rongga mulut,
0,5 % toksisitasnya sama, tetapi pada larutan 2 % kerongkongan dan saluran cerna bagian atas digu-
lebih toksik daripada prokain. Larutan lidokain 0,5% nakan larutan 1-4 % dengan dosis maksimal 1 gram
digunakah untuk anestesia inliltrasi, sedangkan sehari dibagi dalam beberapa dosis. Pruritus di
larutan 1,O-2 % untuk anestesia blok dan topikal. daerah anogenital atau rasa sakit yang menyertai
Anestetik ini efektif bila digunakan tanpa vasokon- wasir dapat dihilangkan dengan supositoria atau
striktor, tetapi kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bentuk salep dan krem 5 %. Untuk anestesia sebe-
bertambah, dan masa kerjanya lebih pendek. Lido- lum dilakukan tindakan sistoskopi atau kateterisasi
kain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hi- uretra digunakan lidokain gel2% dan sebelum dila-
persensitil terhadap prokain dan juga epinefrin. Li- kukan bronkoskopi atau pemasangan pipa endo-
dokain dapat menimbulkan kantuk. Sediaan beru- trakeal biasanya digunakan semprotan dengan
pa larutan 0,5-5 % dengan atau tanpa epinefrin. (1 : kadar 2-4 To.
50.000 sampai 1 : 200,000).
Aritmia iantung. Lidokain juga dapat menurunkan
FARMAKOKINETIK. Lidokain mudah diserap dari iritabilitas jantung, karena itu juga digunakan seba-
tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah gai antiaritmia. Pembahasan lebih lanjut untuk indi-
otak. Kadarnya dalam plasma letus dapat mencapai kasi ini dapat dilihat pada Bab 21.
60 % kadar dalam darah ibu. Di dalam hati, lidokain
mengalami dealkilasi oleh enzim oksidase fungsi
ganda (mixed-function oxidases) membentuk
monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid, yang kemu- 3.3. ANESTETIK LOKAL SINTETIK LAIN
dian dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi
monoetilglisin dan xilidid. Kedua metabolit mono- ANESTETIK LOKAL YANG DIBERIKAN SECARA
etilglisin xilidid maupun glisin xilidid ternyata masih SUNTIKAN
memiliki efek anestetik lokal. Pada manusia,75 %
dari xilidid akan diekskresi bersama urin dalam ben- DIBUKAIN. Derivat kuinolin ini, merupakan anesle-
tuk metabolit akhir, 4 hidroksi-2-6 dimetil-anilin. tik lokal yang paling kuat, paling toksik dan mem-
punyai masa kerja panjang. Dibandingkan dengan
EFEK SAMPING. Elek samping lidokain biasanya
prokain, dibukain kira-kira 15 kali lebih kuat dan
berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya
toksik dengan masa kerja 3 kali lebih panjang. Dibu-
mengantuk, pusing, parestesia, gangguan mental,
kain HCI digunakan untuk anestesia suntikan pada
koma, dan se2ures. Mungkin sekali metabolit lido-
kadar 0,05 - 0,1 ohi untuk anestesia topikal telinga
kain yaitu monoetilglisin xilidid dan glisin xilidid ikut
0,5 - 2 %o', dan untuk kulit berupa salep 0,5 - 1 %.
berperan dalam timbulnya elek samping ini.
Dosis total dibukain pada anestesia spinal ialah 7,5
Lidokain dosis bedebihan dapat menyebab-
- 10 mg.
kan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau oleh
henti jantung. MEPIVAKAIN HCl.Anestetik lokal golongan amida
ini sifat larmakologiknya mirip lidokain. Mepivakain
lNDlKAS|. Lidokain sering digunakan secara sun-
digunakan untuk anestesia infiltrasi, blokade sarai
tikan untuk anestesia inliltrasi, blokade saraf , anes-
regional dan anestesia spinal, Sediaan untuk sun-
tesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan
tikan merupakan larutan 1 ,0; 1 ,5 dan 2 o/0.
secara setempat untuk anestesia selaput lendir.
Pada anestesia inliltrasi biasanya digunakan larut- PIPEROKAIN HCl. Zat ini merupakan ester antara
an 0,25 - 0,50 % dengan atau tanpa adrenalin. asam benzoat dan etanolamin dengan atom N pada
Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh melebihi 200 cincin metilpiperidin. Pada pemberian lV toksisitas-
mg dalam waktu 24 jam, dan dengan adrenalin tidak nya 3 kali prokain, tetapi pada pemberian SK toksi-
boleh melebihi 500 mg untuk jangfa waktu yang sitasnya sama. Kekuatan anestetik hampir sama
sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasanya di- dengan prokain. Piperokain HCI untuk pemakaian
gunakan larutan 1- 2 0/o dengan adrenalin; untuk topikal berupa larutan 2 % untuk kornea, salep 4 %
anestesia inliltrasi dengan mula kerja 5 menit dan untuk mata, larutan 2 dan 10 % untuk hidung dan
masa kerja kira-kira satu jam dibutuhkan dosis 0,5 tenggorok, dan larutan 1 - 4 % untuk saluran kemih,
- 1,0 ml. Untuk blokade saral digunakan 1 - 2 ml. Untuk blokade saraf digunakan larutan piperokain
242 Farmakologi dan Terapi

0,5 - 1 %, untuk anestesia kaudal yang lama dipakai mia ini mudah diatasi dengan pemberian biru-me-
dosis awal 30 ml larutan piperokain 1 - 1 ,S %. tilen intravena dengan dosis 'l -2 mg/tgAg larutan
1o/o dalam waktu 5 menit; namun elek terapeutiknya
TETRAKAIN. Tetrakain adalah derivat asam para- hanya berlangsung sebentar, sebab biru metilen
aminobenzoat. Pada pemberian lV, zat ini t 6 tati mungkin sudah mengalami bersihan, sebelum
lebih aktil dan lebih toksik daripada prokain. Obat semua methemoglobin sempat diubah menjadi Hb.
ini digunakan untuk segala macam anestesia; untuk Anestetik ini digunakan untuk berbagai macam
pemakaian topikal pada mata digunakan larutan anestesia suntikan dengan sediaan berkadar 1,0;
tetrakain 0,5 %, untuk hidung dan tenggorok larutan 2,O dan 3,0 %.
2 %. Pada anestesia spinal, dosis total 1O - 20 mg.
ANESTETIK LOKAL YANG DIBERIKAN SECARA
PRILOKAIN HCl. Anestetik lokal golongan amida
TOPIKAL.
ini efek farmakologiknya mirip lidokain, tetapi mula
kerja dan masa kerjanya lebih lama daripada lido- Beberapa anestetik lokal sangat toksik bila di-
kain. Prilokain juga menimbulkan kantuk seperti berikan secara suntikan, sehingga penggunaannya
lidokain, Sifat toksik yang unik ialah prilokain dapat terbatas pada pemakaian topikal di mata, selaput
menimbulkan methemoglobinemia; hal ini disebab- lendir atau kulit. Beberapa anestetik lokal yang lebih
kan oleh kedua metabolit prilokain yaitu orto-toluidin tepat untuk anestetik inflltrasi atau untuk blokade
dan nitroso- toluidin. Walaupun methemoglobine- saraf , digunakan juga secara topikal (Tabel 17-1).

Tabel 17-1. ANESTETIK LOKAL YANG DtcUNAKAN SECARA TOptKAL

Penggunaan pada
Nama obal Keterangan
Mata Telinga Hidung Tenggorok Uretra Rektum

Lilokain

LiCokain HCI

Dibukain Tidak menyebabkan midriasis

Tetrakain sda

Benoksinat Est€r asam b€nzoat


Dosis 1-2 tetes larutan 0,4 %

Kokain

Pramoksin Benluk losion, larutan, krem dan


gell%
Diklonin Bsntuk larutan 0,5-1 %. Mula
keria dan masa kerja mirip
prokain

Benzokain Obat ini diberikan sebagai larutan


minyak, salep atau supositoria

- : lidak dianjurkan atau lidak elektil


+ : biasa digunakan
Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik

Benzokain, absorpsinya lambat karena sukar ANESTESIA SPINAL


larut dalam air, sehingga relatif tidak toksik. Ben-
zokain dapat digunakan langsung pada luka den- Anestesia spinal (blokade subarakhnoid atau
gan ulserasi dan menimbulkan anestesia yang intratekal) merupakan anestesia blok yang luas.
cukup lama. Selain sebagai salep dan supositoria, Anestesia spinal yang pertama kali pada manusia
obat ini terdapat juga sebagai bedak. dikerjakan pada tahun 1899 oleh Bier, tetapi karena
angka kematian yang tinggi, teknik tersebul kemu-
dian tidak populer. Tetapi setelah diketahui efek
fisiologis dari anestetik lokal di dalam ruang sub-
4. TEKNIK PEMBERIAN ANESTETIK arakhnoid, kini bahaya tersebut dapat dicegah. Se-
LOKAL sudah penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi
lebih dahulu yaitu saraf simpatis dan parasimpatis,
diikuti dengan saraf untuk rasa dingin, panas, raba,
4.1. ANESTESIA PERMUKAAN dan tekanan dalam. Yang mengalami blokade ter-
akhir yaitu serabut moloris, rasa gelar (vibratory
Larutan garam anestetik lokal tldak dapat me- sense) dan proprioseptif. Blokade simpatis ditandai
nembus kulit sehat. Larutan lidokain 2ok dalamkar- dengan adanya kenaikan suhu kulit tungkai bawah.
boksimetilselulosa digunakan untuk menghilang- Setelah anestesia selesai, pemulihan terjadi den-
kan nyeri di selaput lendir mulut, faring dan eso- gan urutan yang sebaliknya, yaitu lungsi motoris
fagus. Anestetik lokal yang tidak larut merupakan yang pertama kali pulih kembali.
sediaan terpilih untuk menghilangkan nyeri pada
luka, ulkus dan luka bakar. Sediaan ini aman, dan LAMANYA ANESTESIA. Di dalam cairan serebro-
pada kadar yang tepat tidak akan mengganggu spinal, hidrolisis anestetik lokal berlangsung lam-
proses penyembuhan luka. bat. Sebagian besar anestetik lokal meninggalkan
ruang subarakhnoid melalui aliran darah vena se-
dangkan sebagian kecil melalui aliran getah bening.
4.2. ANESTESIA INFILTRASI Lamanya anestesia tergantung dari kecepatan obat
meninggalkan cairan serebrospinal. Anestesia de-
Tujuan teknik ini untuk menimbulkan aneste- ngan prokain berlangsung rata-rata 60 menit, de-
ngan tetrakain 'l 20 menit, dan dengan dibukain 180
sia ujung saraf melalui kontak langsung dengan
obat. Larutan obat ini disuntikkan secara intrader- menit. Lamanya anestesia dapat diperpanjang de-
mal atau SK. Cara aneslesia infiltrasi yang sering ngan meninggikan kadar obat yang disuntikkan,
digunakan yaitu blokade lingkar (ring block). Den- menambahkan vasokonstriktor misalnya epinefrin
gan cara ini obat disuntikkan SK mengelilingi 0,2-0,5 mg atau tenilelrin 3-10 mg; atau rheng-
gunakan aneslesia spinal kontinyu.
daerah yang akan dioperasi, terjadi blokade saral
sensoris secara efektif di daerah yang akan di- DEBAJAT ANESTESlA.Anestetik lokal biasanya
operasi. Campuran dengan epinefrin tidak dianjur- disuntikkan ke dalam ruang subarakhnoid di antara
kan pada blokade lingkar untuk anestesia lari atau konus medularis dan bagian akhir dari ruang sub-
penis, agar tidak terjadi iskemia setempat. arakhnoid untuk menghindari kerusakan medula
spinalis. Pada orang dewasa, obat anestetik lokal
disuntikkan ke dalam ruang subarakhnoid antara Le
4.3. ANESTESIA BLOK dan Ls; dan biasanya antara Ls dan La. Untuk men-
dapatkan blokade sensoris yang luas, obat harus
Bermacam-macam teknik digunakan untuk berdifusi ke atas, dan hal ini tergantung pada
mempengaruhi konduksi saral olonom maupun banyak faktor, antara lain posisi pasien, dan berat
somatis dengan anestesia lokal. Hal ini bervariasi jenis obat.
dari blokade pada saral tunggal, misalnya saral
oksipital, p/exus brachialis, plexus celiacus dan Berat jenis. Berat jenis (BJ) suatu larutan anestetik
lain-lain sampai ke anestesia epidural dan anes- lokal dapat diubah-ubah dengan menukar komposi-
tesia spinal. Cara ini dapat digunakan pada tindak- sinya. BJ normal cairan serebrospinal ialah 1,007.
an pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik Larutan anestetik lokal dengan BJ yang lebih besar
dan lerapi. dari 1,007 disebut larutan hiperbarik, hal ini dapat_
244 Farmakologi dan Terapi

dicapai dengan jalan menambah glukosa ke dalam akibat kelumpuhan serabut motoris. Gejala timbul-
larutan; sebaliknya bila anestetik lokal dilarutkan ke nya kelumpuhan napas ialah berkurangnya perna-
dalam larutan NaCl hipotonis atau air suling akan pasan torakal disertai dengan meningkatnya kegiat-
didapat larutan hipobarik. BJ dari berbagai larutan an diafragma, suara bising yang diikuti dengan hi-
obat yang biasanya digunakan ialah : langnya suara, dilatasi cuping hidung, dan diguna-
kannya otot napas tambahan. Pertolongan penting
pada keadaan ini ialah napas buatan, sedangkan
Obat Konsentrasi BJ obat tidak berfaedah. Frekuensi terjadinya pneu-
monia dan atelektasis pasca bedah sama besar
tetrakain o,5 % 1,021 pada aneslesia spinal dan anestesia umum.
(dengan dekstrosa 5 %)
prokain dalam CSS 2,5 % 1 ,010 SISTEM KARDIOVASKULAR. Anestesia spinal
prokain dalam CSS 5% 1 ,014
menyebabkan vasodilatasi arteriol di daerah tempat
serabut eleren simpatis mengalami blokade.
dibukain 1 : 1.500 1,003
Blokade pada impuls tonus konstriktor pembuluh
(dalam larutan NaCl0,45 %)
vena dapat menyebabkan penurunan tonus pem-
dibukain 2,5 % 1,020 buluh darah vena, sehingga terjadi pengumpulan
(dengan dekstrosa 5 %) darah di daerah pasca-arteriol dan berakibat alir
balik vena ke jantung berkurang. Curah jantung dan
curah sekuncup berkurang dan tekanan darah me-
nurun. Adanya refleks kompensasi menyebabkan
Posisi pasien. Distribusi anestesia dapat diatur vasokonstriksi pembuluh darah didaerah yang tidak
dengan mengatur posisi pasien dan dengan mem-
mengalami anestesia. Hipotensi dipermudah oleh
perhatikan berat jenis obat yang digunakan. Misal-
perubahan posisi pasien yang dapat menurunkan
nya, bila diperlukan anestesia bagian bawah badan,
aliran darah balik vena, juga bila sebelumnya lelah
pasien harus dalam sikap duduk selama penyun-
ada hipertensi atau hipovalemi, adanya kehamilan,
tikan larutan hiperbarik dan 5 menit sesudahnya, pasien usia lanjut, dan penggunaan obat-obat yang
atau pasien dalam posisi berbaring dengan kepala
dapat menekan keaktilan simpatis.
lebih rendah daripada kaki selama penyuntikan
dengan larutan hipobarik. Pencegahan dan pengobatan hipotensi arterial.
Tindakan rasional pada pencegahan atau peng-
Jumlah obat. Masih sukar ditentukan apakah jum-
obatan hipotensi akibat anestesia spinal didasarkan
lah obat yang disuntikkan turut mempengaruhi dis-
atas mekanisme yang menyebabkan hipotensi ter-
tribusi anestesia ini. Pernyataan yang menyangkut
sebut. Penurunan alir balik vena dapat diatasi de-
laktor ini umumnya didasarkan atas kesan dan ngan meninggikan letak kaki, atau sebelum anes-
bukan atas dasar pengukuran.
tesia kedua kaki diikat dengan balut elastik untuk
PERNAPASAN. Pada blokade sensoris setinggi mencegah pengumpulan darah di tempat tersebut.
Te, ventilasi alveolar, tidal volume dan lrekuensi Obat simpatomimetik dapat diberikan secara lM, 5
napas tidak banyak dipengaruhi, karena otot napas menit sebelum dilakukan anestesia untuk memper-
interkostal bagian atas dan otot dialragma masih kecil kemungkinan terjadinya hipotensi, atau secara
baik. Tetapi pada anestesia spinal didapati penu- lV bila telah terjadi hipotensi. Pada anestesi spinal,
runan kapasitas vital dan kapasitas napas maksi- bila tekanan darah turun sekitar 25 % dari nilai
mum (maximum breathing capacity). Apabila dia- normal, maka keadaan ini harus diatasi, Pertama
lragma tidak dapat bergerak (misalnya pada emli- pasien ditidurkan dengan posisi kepala agak'lebih
sema), maka akan terjadi gangguan napas berat rendah, serta diberi oksigen. Vasopresor dapat di-
akibat paralisis otot interkostal. Posisi penderita berikan secara intravena dengan dosis kecil tetapi
(misalnya pada posisi lateral dekubitus disertai de- jangan terlalu diandalkan. Penggunaan sediaan
ngan lleksi) akan mengurangi pertukaran udara per- agonis a- adrenergik misalnya metoksamin dan
napasan. Henti napas dapat timbul bila terjadi insu- fenilefrin lebih baik dihindarkan. Kedua obat ini me-
lisiensi peredaran darah ke batang otak akibat hipo- ningkatkan resistensi pembuluh darah tepi yang
tensi berat. Keadaan ini bukan disebabkan oleh akhirnya meningkatkan beban hilir; sehingga
elek anestetik lokal pada batang otak melainkan miokard yang sudah menderita gangguan akibat
Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik
245

menurunnya beban hulu dapat mengalami serang_


an gagaljantung akut. Obat-obat yarig dap perubahan tekanan darah, Tetapi
meninggikan bila hipotensi
tekanan darah dengan cara meningkitkan cukup berat sehingga mengurangi
aliran darah gin_
frekuen- jal, maka akan terjadi p"nrrnuniittra"i jtorn"rrrrs,
si denyut jantun g sebaiknya
1u g a 1a-n g an Ji g, n utun. disusul oliguria; namun viabilitas glomlrulus
Sedangkan obar_ obat yang'b"l"i"t dan
ino,roi,x poritr sel-sel tubuli umur
kegunaannya juga terbatas setama
uri, Lliix u"n" hanya bersira,
tidak mencukupi. Vasopresor yang paling
tungkan ialah yang berefek mLnuiunt
mengun_ "",,",X]i#n,i. ffiih 8,;T:ilJll
aliran darah ke ginjal membaik.
an"kapasitas
vena (venous comptiance). Sementara
O"ir* uO" KOMpLtKASt NEUROLOGTS. Saat
ini gangguan
vasopresor yang bekerja semata_mata neuro.logik akibat penggunaan anesleJia
terhadap sir-
kutasi vena, maka obat_oo"t r"p"iii spinal
rerJntermin harnpir tidak terjadi. Biti gangguan
dan efedrin bermanfaat. Obat-obat n"rroiogiX t"r_
ini irgu ;"ruf"k jadi, pertama-tama harus Oipilirfun
inotropik positil; tetapi tanpa Oir"riui"gunggrun pu"V"'OuO fuin.
neurotogik akibat anesteri-rpinul
yang berarti yang disebabkan ^9Tqgr3l O"p"t
oleh peniriglian
' re' re_ terjadi dalam 2 bentuk ialah segera
sistensi pembuluh darah tepi. ' lambat
Jtu, tirOrl
beberapa hari/minggu rJ.uO"n- tinOut
Selain obat diatas, hipotensi akibat un
hipovo- anestesia. Komplikasi akut mungkin
lemia yang terjadi sewaktu anestesi disebabkan
oleh suntikan anestetik lokal yang
dapat diperbaiki dengan pemberian "pinuf irg" sik atau akibat anestetik lokal yan-g
ier"ifuinltotox_
infus larutan tiOaf, nl"totof,rif
garam-berimbang (balanced dalam jumlah besar. Tetrakiln, -prot<ain
salt solution; secara
cepat, dalam jumlah 1,5 - 2 liter atau
lebih. Dlngan lidokain tidak bersifat neurotoksik't<atau
,"rprn
cara ini maka curah jantung akan kembali zai nemo-
mening_ toksisitas ini disebabkan obat tersebut
kal sesuai dengan penambahan aliran dluntit<kan
balik vena, sedemikian rupa sehingga akson
tetapi peningkatan curah jantung ini saraf dan meOula
luga Jisertai spinalis terpajan obat secara berlebihan,
den gan terjadinya h emodilL si sen'i n g gf;; dan
bukan
Ji or<si- pula sebagai reaksi alergis. eenyeOaO
gen sebenarnya berkurang (tidak gunggr"n
n-ormal). pem_ akut yang tain yaitu at<ioit trauma fungJ;g
berian cairan intravena dalam jumlah puo"
Oesar luga serabut saraf sewaktu dilakukan pungriiumO"at
dapat meningkatkan kejadian ietensi utau
rrln-ou."" ditempat keluarnya saral dari ,rung
bedah., sehingga dipertukan tindakan .ubuiut<'nnoiO
kui"i"ri!u.i. melalui duramater. Kerusakan .uruf p"J"
Apabila pada anestesia spinal tidak ewinl sangat jarang terjadi. cunggrui n"rrllogik
premedikasi dengan obat penghambat
diberikan ""ra"
muskarinik, yang berlangsung lambat biasanyl
maka dapat terjadi bradikardi yang OiseOaOtan akibai arath_
oten noiditis kronis.
2 hat : (1 ) adanya btokade
paja sJraout Setiap tindakan pungsi lumbal mungkin
jantu n g pragan g ion (2) "t.J"r",ol. , diser_
I; respons t"rn"Oupi"r-"pror. ta,i dengan timbutnya.sakit kepata ya;; japat
Jeqangan
intrinsik (intrinsic stretch receptof yang hilang bila penderita tiduran. tnsioens
terletak di jantung kanan. suf,li f
ini rupanya berkaitan dengan ukuran j";;;;""g "para
Aliran darah koroner akan berkurang digunakan. Bila digunakan jarum
seban- uf,urun iS rnuX"
ding dengan penurunan tekanan aorta. pala orang sakit kepala yaitu 1 o/o utu, f,rr"ng.
normal, hal ini tidak akan mengganggu lnsyCels
yanya jangan menggunakan jarum
i"yog-
fungsi mio_ Oenga"n ukuran
kard karena disamping ueuanlaniring '
;Z;rrrn, lebih besar dari no. 22 padaanestesi
,pr:nut.-
kebutuhan miokard terhadap ot<sigen
rang akibat adanya penurunan beban
ir.rg"-;"*r- DOSIS DAN LAMANYA ANESTESTA.
hiir, beban Dosis obar
hulu dan bradikardi. yang digunakan dalam anestesi
spinal sangat ber-
Adanya mekanisme otoregulasi pada variasi, antara lain tergantung dari
sistim volumJ ,rung
serebrovaskular mengakibatkan aliran subarakhnoid (direntukan oleh finggi
darah sere- OuOun JJ"nl,
bral dapat dipertahankan dalam batas_batas-nor- tin g gi-rendahnya segmen daeraliinest"ri
iung oi
mal, walaupun mungkin terjadi hipotensi dan lamanya anestesi yang Oipertut<an.
selama 11.Oi1tan
anestesi spinal. Tetapi bila tekanan aorta wataupun ada 4 macam ooat anesteJi
menurun t;;';;p",
digunakan untuk anestesi spinal, yaitu piof<ain,
salnqai 55-60 mmHg, maka aliran darah fiOo_
serebral kain, tetrakain,
mulai terganggu yang ditandai dengan ,"r" dan bupivakain, n"rnrn nunyu
r"nruf, lidokain dan tetrakain yang digunak"n
muntah dan sinkop, .""uralru,
oengan konsentrasi masing_masing
Adanya mekanisme otoregulasi pada tidak melebihi
sislem 5 % (tidokain) dan 0,5 % (teirakain)leir"
renovaskuler dapat membantu kompensasi
terha-
Jip"iiri""
operasi daerah toraks yang tinggi,
dapat digunakan
246 Farmakologi dan Terapi

lidokain sebanyak 100 mg atau tetrakain sebanyak Fluang di antara kedua lapisan ini disebut ruang epi-
16 mg. Lamanya anestesi spinal ditentukan oleh dural, yang berisi semiliguid fat dan pleksus vena.
kecepatan absorpsi obat tersebut dari ruang sub- Ruang epidural ini berbeda-beda luasnya; dan yang
arakhnoid, medula spinalis, dan difusi sesudahnya paling luas setinggi L2 yang kira- kira meliputi sepa-
(aft€r diffusion) melalui duramater dan ruang epi- ruh dari garis tengah kanalis spinalis. Saraf spinalis
dural. Dengan demikian lamanya anestesia akan menembus ruangan ini setelah radiks anterior dan
memendek sejalan dengan luasnya ruang subara- radiks posterior bersatu di dalam ruang subarakh-
khnoid yang berkontak dengan zal anestetik, Selain noid dan menjadi duramater. Kantong duramater
itu lamanya anestesia juga tergantung dari sitat berakhir pada batas bawah vertebra Sz; dengan
lipofilisitas zat anestetik yang bersangkutan, misal- demikian seluruh kanalis sakralis di bawah batas Sz
nya tetrakaln yang sangat larut lemak akan menim- tersebut merupakan ruang epidural.
bulkan anestesia selama 2-3 jam, dan dapat diper-
panjang sampai 30 % bila ditambahkan epinefrin TEKNIK. Suntikan dilakukan di bawah L2. Aneste-
0,2 - 0,5 mg. Sebaliknya dengan lidokain yang sia epidural segmental dapat dikerjakan dengan
kurang larut lemak, aneslesi hanya berlangsung menyunlikkan jarum pada ruang yang diinginkan.
selama 'l jam dan tidak dapat diperpanjang dengan Masuknya jarum dalam ruang epidural dapat mu-
penambahan epinefrin. dah dikontrol dengan berbagai cara berdasarkan
adanya tekanan negatif di dalam ruang epidural
EVALUASI ANESTESTA SPtNAL. Anestesia spinat tersebut. Epinefrin yang digunakan untuk memper-
modern merupakan suatu teknik yang aman dan panjang waktu anestesia tidak mempengaruhi anal-
elektif. Anestesia spinal ini sangat bermanfaat gesia. Untuk blokade simpatis digunakan larutan
unluk operasi perut bagian bawah, perineum atau lidokain 0,5 - 1 %; blokade sensoris dengan larutan
tungkai bawah. Teknik ini sering pula dikombinasi- lidokain 1 - 1,5 0h dan blokade motoris dengan
kan dengan pemberian obat secara intravena untuk larulan 2 ok.
menimbulkan sedasi dan amnesia. Dengan aneste_ Pemilihan obat yang digunakan pada anestesi
sia spinal yang rendah, kemungkinan terjadinya epidural terutama tergantung dari berapa lama
gangguan proses lisiologis menjadi lebih kecil di_ waktu yang diperlukan untuk operasi tersebut. Bila
bandingkan dengan anestesia umum. Tetapl hal ini operasi memerlukan waktu yang lama, bupivakain
tidak.lagi berlaku untuk aneslesia spinal yarie tinggi. merupakan obat pilihan, lidokain untuk operasi den-
Blokade simpatis yang menyertai tingkat (derajat) gan jangka waktu yang sedang, dan untuk operasi-
anegtesia spinal yang cukup tinggi untuk tindakan operasi yang singkat dipilih kloroprokain.
operasi perut bagian tengah dan atas begitu eksten-
silnya, sehingga secara fisiologis anestesia spinal EFEK ANESTESIA LOKAL DALAM RUANG
rendah dan anestesia spinal tinggi, merupakan EPIDURAL. Tempat kerja obat anestetik yang di-
teknik yang jelas-jelas berbeda yang salu sering masukkan di dalam ruang epidural belum seluruh-
dianjurkan sedangkan yang lainnya jarang. Aneste- nya diketahui, tetapi mungkin pada : (1 ) saral cam-
sia umum ditambah pemberian pelumpuh otot me- puran di dalam ruang paraverlebral; (2) radiks saraf
rupakan tindakan yang lebih menguntungkan. yang terbungkus dura di dalam ruang epidural; (3)
radiks saraf di ruang subarakhnoid sesudah obat
ANESTESIA EPIDURAL mengadakan dilusi melalui dura; dan (4) akson
saral sendiri (neuroaxis).
Anestesia epidural merupakan suatu anes- Proses difusi zat anestetik lokal di sepanjang
tesia blok yang luas, yang diperoleh dengan jalan ruang epidural dan melalui foramen intervertebralis
menyuntikkan zat anestetik lokal ke dalam ruang atau melalui dura ke dalam ruang subarakhnoid
epidural. Dengan teknik ini anestesia bagian sen- lambat, karena itu terdapat masa laten antaia pe-
soris dapat diperluas sampai setinggi dagu. pada nyuntikan obat dan terjadinya aneslesia. Untuk
cara ini dapat digunakan dosis tunggal atau dosis mendapatkan anestesia yang lengkap diperlukan
yang diberikan secara terus menerus. waktu antara 15 sampai 30 menit.
ANATOMI. Pada foram6n magnum, duramater ter- UNTUNG-RUGI ANESTESIA EPIDURAL. Aneste.
bagi menjadi dua lapisan. Lapisan dalam menjadi sia epidural memberikan sebagian besar keuntung-
duramater medula spinalis dan lapisan luar mem- an yang dimiliki oleh anestesia spinaltetapi banyak
bentuk periosteum yang dibatasi kanalis spinalis. pula kerugiannya. Keuntungan utama yaitu obat
Kokain dan An€stetik Lokal Sintetik 247

tidak masuk ruang subarakhnoid; dengan demikian ANESTESIA KAUDAL


timbulnya sakit kepala dan gejala neurologis lainnya
dapat dihindarkan. Anestesia segmental juga lebih Anestesia kaudal yaitu bentuk anestesia epi-
mudah dikerlakan dengan anestesia epidural. Keru- dural yang larutan anestetiknya disuntikkan ke
sakan'teknis mungkin merupakan kerugian utama dalam kanalis sakralis melalui hiatus sakralis. Ada
pada anestesia epidural ini, sedang kerugian yang dua bahaya utama pada teknik ini, yaitu : (1) jarum
kedua yaitu diperlukannya obat dalam jumlah masuk ke dalam pleksus vena yang terletak sepan-
besar, dengan kemungkinan adanya absorpsi sis- jang kanalis sakralis yang berakibat masuknya obat
temik yang lebih besar pula. Somnolen yang sering ke vena; dan (2) iarum menembus duramater diser-
timbul pada anestesia dengan lidokain mungkin tai dengan anestesia spinal yang luas, Biasanya
sekali disebabkan oleh absorpsi yang besar ini. digunakan lidokain, mepivakain, atau piperokain 1 -
Untuk mendapatkan analgesia bedah diperlukan 1,5 % di dalam larutan garam faal sebanyak 30 ml.
waktu 15- 20 menit. Pengaruh terhadap sirkulasi Untuk menghambat absorpsi sistemik sering ditam-
dan pernapasan mirip keadaan yang disebabkan bahkan larutan epinefrin (1 : 100.000)'
oleh anestesia spinal.

You might also like