You are on page 1of 3

SNI 1729:2015

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
LAMPIRAN 8
ANALISIS ORDE-KEDUA PENDEKATAN

Lampiran ini menyediakan, sebagai suatu alternatif analisis orde kedua yang lebih teliti,
prosedur untuk menghitung efek orde kedua pada struktur dengan memperbesar kekuatan
perlu yang diperlihatkan oleh analisis orde pertama.

Lampiran ini disusun sebagai berikut:

8.1. Pembatasan
8.2. Prosedur Penghitungan

8.1. PEMBATASAN

Penggunaan prosedur ini dibatasi untuk struktur yang terutama memikul beban
gravitasi melalui kolom-kolom vertikal nominal, dinding-dinding atau portal, kecuali
bahwa diizinkan juga menggunakan prosedur yang disyaratkan untuk penentuan efek
P-  pada setiap komponen struktur tekan individual.

8.2. PROSEDUR PENGHITUNGAN

Kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan, Mr , dan kekuatan aksial, Pr , dari semua
komponen struktur harus ditentukan sebagai berikut:
MrPr

B1P
M n

B2P 2
Ml t

 
n
t

(A-8-1)
B

 
t

(A-8-2)

keterangan
B1

= pengali untuk menghitung efek P-  , ditentukan untuk setiap komponen struktur yang
menahan tekan dan lentur, dan setiap lentur dari komponen struktur sesuai dengan
B1

Pasal 8.2.1. harus diambil sebesar 1,0 untuk komponen struktur yang tidak
menahan tekan.
B2 M M

= pengali untuk menghitung efek P-  , ditentukan untuk setiap tingkat dari struktur, dan
setiap arah translasi dari tingkat sesuai dengan Pasal 8.2.2.
l t

= momen orde pertama menggunakan kombinasi beban DFBK atau DKI, akibat hanya
translasi lateral struktur, kip-in. (N-mm)
n
t

= momen orde pertama menggunakan kombinasi beban DFBK atau DKI, dengan
Mr Pl

struktur dikekang melawan translasi lateral, kip-in. (N-mm)


= kekuatan lentur orde kedua yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DFBK
atau DKI, kip-in. (N-mm)
t

= gaya aksial orde pertama menggunakan kombinasi beban DFBK atau DKI, akibat
P n Pr

hanya translasi lateral struktur, kips (N)


t

= gaya aksial orde pertama menggunakan kombinasi beban DFBK atau DKI, dengan
struktur dikekang melawan translasi lateral, kips (N)
= kekuatan aksial orde kedua yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DFBK
atau DKI, kips (N)

© BSN 2015 240 dari 242


SNI 1729:2015

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Catatan: Persamaan A-8-1 dan A-8-2 berlaku untuk semua komponen struktur dalam semua
struktur-struktur. Catatan, tetapi, nilai B1 selain dari kesatuan hanya berlaku untuk momen pada
balok-kolom; B2 berlaku untuk momen-momen dan gaya-gaya aksial pada komponen dari
sistem penahan gaya lateral (termasuk kolom, balok, breising komponen struktur dan dinding-
dinding geser). Lihat Penjelasan lebih pada aplikasi dari Persamaan A-8-1 dan A-8-2.

1. Pengali B1 untuk Efek P- 

Pengali B1 untuk setiap komponen struktur yang menahan tekan dan setiap arah dari
lentur komponen struktur dihitung sebagai berikut:

CmP
B1

1
Pe
1

/r
  (A-8-3)


1
keterangan
 = 1,00 (DFBK);  = 1,60 (DKI)
C
m

= koefisien dengan asumsi tanpa translasi lateral dari portal yang ditentukan sebagai
berikut:

(a) Untuk balok-kolom yang tidak menahan beban transversal antara


pendukung-pendukung dalam bidang lentur
C M2

M1
M2
0
,
6
-
0
,
4

/
   (A-8-4)
m
M1

dimana dan , dihitung dari analisis orde pertama, adalah momen-


momen terkecil dan terbesar, pada ujung-ujung bagian dari komponen
struktur tanpa breising dalam bidang lentur di bawah pertimbangan.
M1
M2

/ adalah positif bila komponen struktur di lengkungkan dalam kurva


terbalik, negatif bila melengkung dalam kurva tunggal.

(b) Untuk balok-kolom yang menahan beban transversal antara pendukung-


C

pendukung, nilai harus ditentukan baik oleh analisis atau konservatif


m

yang diambil sebesar 1,0 untuk semua kasus.


Pe
1

= kekuatan tekuk kritis elastis komponen struktur dalam bidang lentur, dihitung
berdasarkan asumsi tanpa translasi lateral pada ujung-ujung komponen
struktur, kips (N)
E
I
*
2 K
Pe


L


1

(A-8-5)
 
1
E
I

E
I
*

0
,
8

keterangan

b

= kekakuan lentur yang diperlukan yang harus digunakan dalam analisis (= bila

b

digunakan dalam metode analisis langsung di mana adalah seperti ditetapkan


E
I
E I L K1

dalam Bab C; = untuk panjang efektif dan metode analisis orde pertama)
= modulus elastis baja = 29 000 ksi (200 000 MPa)
= momen inersia dalam bidang lentur, in.4 (mm4)
= panjang komponen struktur, in. (mm)
= faktor panjang efektif dalam bidang lentur, dihitung berdasarkan asumsi tanpa translasi
lateral pada ujung-ujung komponen struktur, atur sama dengan 1,0 kecuali analisis
membuktikan nilai terkecil

© BSN 2015 241 dari 242


SNI 1729:2015

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Pr
Pn
Pl
Pr
 

t
Diizinkan menggunakan perkiraan orde pertama (yaitu, ) dalam
Persamaan A-8-3.

P
-
B2 B2
2. Pengali untuk Efek 

Pengali untuk setiap tingkat dan setiap arah dari translasi lateral dihitung sebagai
berikut:

1 P Pe
B2

1
  (A-8-6)

1

s
t
o
r
y

s
t
o
r
y
keterangan
 = 1,00 (DFBK);  = 1,6 (DKI)
Ps
t o
r
y

= beban vertikal total didukung oleh tingkat menggunakan kombinasi beban DFBK atau
DKI, yang sesuai, termasuk beban-beban dalam kolom-kolom yang bukan merupakan
P

bagian dari sistem penahan gaya lateral, kips (N)


s
t
o
r
y

e = kekuatan tekuk kritis elastis untuk tingkat pada arah translasi yang diperhitungkan,
kips (N), ditentukan dengan analisis tekuk sidesway atau sebagai:
H
L
Pe

RM


s
t
o
r
y

(A-8-7)

H
Pm
Ps

keterangan
/f
R L Pm

t
o
r
y
M

= 1 – 0,15 ( )

H

= tinggi tingkat, in. (mm)


f

= beban vertikal total pada kolom dalam tingkat yang merupakan bagian dari rangka
momen, jika ada, dalam arah translasi yang diperhitungkan (= 0 untuk sistem rangka
berbreis), kips (N)

H

= simpangan tingkat-dalam orde pertama, dalam arah translasi yang diperhitungkan,


akibat gaya lateral, in. (mm), dihitung menggunakan kekakuan yang diperlukan untuk
digunakan dalam analisis (kekakuan direduksi seperti dijelaskan dalam Pasal C2.3
bila metode analisis langsung digunakan). Bila  bervariasi di atas daerah rencana
H

struktur, harus simpangan rata-rata dibebankan dalam proporsi terhadap beban


H

vertikal atau, alternatif, simpangan maksimum


= geser tingkat, dalam arah translasi harus diperhitungkan, dihasilkan oleh gaya-gaya

H

lateral yang digunakan untuk menghitung , kips (N)


H


H

Catatan: dan dalam Persamaan A-8-7 dapat berdasarkan setiap beban lateral yang
H
/

 .
H

memberi nilai yang mewakili kekakuan lateral tingkat,

© BSN 2015 242 dari 242

You might also like