Professional Documents
Culture Documents
Viskometer 3
Viskometer 3
PERCOBAAN II
OSTWALD
OLEH :
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : NOERMAYANTI
LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KENDARI
2013
A. TUJUAN
viskometer ostwald.
B. TINJAUAN PUSTAKA
dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan. Secara konvensional, nilai viskositas
dapat diukur dengan cara mengalirkan zat cair tersebut. Cairan yang memiliki viskositas
tinggi lebih sulit mengalir disbanding dengan cairan yang mempunyai viskositas rendah.
Untuk itu diperlukan suatu alternatif alat ukur yang mudah digunakan dan memiliki
ketelitian yang lebih baik. Ada tiga jenis alat ukur viskositas yang umum digunakan saat
ini, yaitu: a). Viskometer jenis rotasi, b). Viskometer jenis peluru jatuh dan c).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat
dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat
dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien
Viskositas berbanding lurus dengan waktu alirnya. Main besar viskositas cairan,
makin sulit cairan tersebut mengalir. Viskosotas dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam
cairan. Penambahan polimer dapat meningkatkan viskositas cairan. Adanya zat terlarut
efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh
Secara umum viskositas terdapat pada zat alir (fluida) seperti zat cair dan gas.
Alat pengukur viskositas suatu cairan disebut viskometer, pengukuran viskositas lebih
banyak digunakan orang untuk zat cair ketimbang zat gas, tidak sedikit bidang profesi
industri, dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan, perminyakan, biokimia dan lain
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Untuk dua cairan yang berbeda:
dengan pengukuran alat yang sama, bila h dan r cairan pembanding diketahui, maka
dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat
yang sama dapat ditentukan h cairan yang sudah diketahui rapatannya. Pengukuran
dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng
fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru jatuh,
tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana silinder bagian
dalam berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana silinder
bagian luar yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan
diukur ditempatkan pada celah di antara kedua silinder. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi. Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu
aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan
Gliserol adalah salah satu bahan kimia yang penting di dalam industri obat-
obatan, bahan makanan, kosmetik, bahan peledak, dan lain-lain. Salah satu bahan baku
pembuatan gliserol adalah minyak. Minyak dapat dibedakan menjadi : Minyak nabati :
minyak jarak,minyak kelapa, dsb dan Minyak hewani : minyak ikan, minyak babi, dsb.
Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan lemak atau minyak adalah suatu ester antara
gliserol dan asam-asamlemak, di mana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diesterkan.
Struktur kimia dari lemak baik yang berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuhan
gliserin (C3H5). Gliserin merupakan cairan kental yang tak berwarna dengan berat
molekul 92, berat jenis 1,25 gr/cm3 dan mempunyai titik didih yang tinggi serta terurai
pada suhu 290C. Gliserin merupakan senyawa yang mempunyai gugus hidroksil lebih
dari dua atau merupakan tiga senyawa alkohol yang saling berkaitan dengan nama
1. Alat
Piknometer
Pipet tetes
Timbangan analitik
Viskometer Ostwald
Corong
Filler
Stopwatch
2. Bahan
Gliserin 20%, gliserin 40%, gliserin 60% gliserin 75%, dan gliserin x%
Aquades
Tissue
D. PROSEDUR KERJA
1.
Piknometer
Gliserin 20%
- Dihitung viskositasnya
Hasil Pengamatan = …?
E. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
2. Data perhitungan
a. Berat (gram)
Diketahui :
ρ Gliserin 20% =
= 1,04 gr/ml
ρ Gliserin 40% =
= 1,07 gr/ml
ρ Gliserin 60% =
= 1,12 gr/ml
ρ Gliserin 75% =
= 1,15 gr/ml
ρ Gliserin X% =
= 1,005 gr/ml
c. Viskositas
Keterangan :
η1 : viskositas gliserin
η2 : viskositas air
ρ1 : densisitas gliserin
ρ2 : densisitas air
η1 =
= 0,0029 N/m2. s
η1 =
= 0,0042 N/m2. s
η1 =
= 0,0082 N/m2. s
η1 =
= 0,014 N/m2. s
Viskositas gliserin x%
η1 =
= 0,0039 N/m2. s
y =0,003x – 0,0002
0,0039 = 0,003x - 0,0002 ( nilai Y diambil dari nilai viskositas gliserin X%)
0,0189 x = 0,0041
X = 0,21
F. PEMBAHASAN
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan dari suatu fluida (cairan).
Semakin besar viskositas fluida, maka semakin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul
zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara
molekul gas.
Viskositas suatu bahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
suhu/temperatur, konsentrasi larutan, berat molekul solut, dan tekanan. (1) Suhu,
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun,
dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya; (2)
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula; (3) Berat Molekul, Viskositas berbanding lurus dengan berat
molekul solute, karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau
memberi beban yang berat pada cairan sehingga akan menaikkan viskositasnya; (4)
tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang dikenakannya.
Viskometer adakah sebuah alat untuk mengukur besar kecilnya kekentalan dari suatu
fluida (cairan). Beberapa tipe viskometer antara lain viskometer kapiler Ostwald,
viskometer Hoppler, viskometer Cup dan Bob, dan viskometer Cone dan Plate.
Prinsip viskometer ostwald adalah mengukur waktu yang diperlukan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir mulai dari garis m (batas atas) sampai ke garis n (batas
bawah) melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Dengan membandingkan kecepatan fluida dengan kecepatan fluida yang lain yang telah
Pada pecobaan ini, akan dilakukan penentuan viskositas dari sampel gliserin.
Gliserin disebut juga dengan gliserol atau propana-1,2,3-triol yang merupakan jenis
alkohol umum. Semua alkohol bersifat toksik (racun). Gugus hidroksil pada alkohol
Pada percobaan ini akan dilakukan pencarian nilai viskositas dari sampel gliserin
x%. Untuk menghitung nilai viskositas suatu cairan, harus diketahui kerapatannya
(density) dan waktu alirnya terlebih dahulu. Perlakuan pertama, dilakukan penimbangan
terhadap air dan semua sampel (20%, 40%, 60%, dan 75%) dengan menggunakan
piknometer. Piknometer harus dipastikan bersih dan terbebas dari gelembung maupun
dilakukan agar dapat diketahui densitas dari sampel. Perlakuan kedua, dicari waktu
rata-rata alir dari tiap sampel menggunakan viskometer ostwald, perhitungan waktu
rata-rata alir ini dilakukan secara triplo atau 3 kali untuk memperoleh nilai konstannya.
Setelah diperoleh densitas dan waktu alir dari tiap sampel, maka dilakukanlah
0,014 N/m2.s.
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula. Jadi, dapat dikatakan hasil yang diperoleh telah
Selanjutnya, dari data yang ada dibuatkan kurva untuk memperoleh persamaan
dari persamaan ini akan didapatkan nilai konsentrasi dari gliserin x% sebesar 0,21 atau
21%.
yaitu misalnya seorang farmasis ingin membuat suatu sediaan obat, maka sebelum
kekentalan atau viskositas dari tiap bahan yang akan digunakan. Misalnya dalam
R/ ol.olivae 20
Aquae 200
S.4.d.d.c
gom arab 2,5% (Gumm. Arab), dan air (aquae) perlu diketahui viskositas cairan atau
sifat-sifat lainnya dari masing-masing bahan tersebut. Kita tidak mungkin langsung
mencampurkan 1 bahan dengan bahan yang lain tanpa referensi yang memadai, karena
viskometer Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan sampel untuk
mengalir dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan/konsentrasi cairan itu sendiri.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus, dimana jika larutan
memiliki konsentrasi yang tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi. Dan
sebaliknya, jika larutan memiliki konsentrasi yang rendah maka akan memiliki viskositas
Apriyanto, D. K., et al., 2013, “Pemanfaatan Hukum Snellius Dasar Alat Ukur Indeks Bias dan
Viskositas Larutan Garam Berbasis Mikrokontroler AVR ATMega8535”, Jurnal Teori dan
Aplikasi Fisika, Vol. 1, No. 1.
Aufari, M. Afif, et al., 2013, “Pemurnian Crude Glycerine Melalui Bleaching Dengan
Menggunakan Karbon Aktif”, Jurnal Teknik Kimia, Vol. 02 No. 1.
Febrianto, et al., 2013, “Rancang Bangun Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor
Berbasis Mikrokontroler”, Unnes Physics Journal, Vol. 2 No. (1).
Prasadja, M. E., 2010, “Pembuatan Gliserol Minyak Kelapa Sawit Dengan Proses Hidrolisis”,
Jurnal Teknik Kimia, Vol.5, No. 2.
Samdara et al., 2008, “Rancang Bangun Viskometer Dengan Metode Rotasi Berbasis Komputer”, Jurnal
Gradien, Vol.4 No.2.
Sutiah, et al., 2008, “Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter Viskositas dan Indeks
Bias”, Jurnal Fisika, Vol.11, No.2.
Ulya, M., et al., 2012, “Pengaruh Suhu Polimerisasi L-asam Laktat Melalui Metode Ring Opening
Polimerization (ROP) Terhadap Karakteristik Polylactic Acid (pla)”, Jurnal Kimia, Vol. 1 No.1.
Warsito, et al., 2012, “Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas Dengan Metode Bola Jatuh
Berbasis Sensor Optocoupler dan Sistem Akuisisinya pada Komputer”, Jurnal Natur
Indonesia, Vol. 14 No. 3.