You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna
meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan
inisiatif dari masyarakat. Program pengembangan masyarakat (community
development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara
spesifik pada suatu lokasi tertentu. Kehidupan masyarakat memiliki banyak
pendekatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan
masyarakat tidak melulu haya pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga
memenuhi kebutuhan social,politik,budaya, dan lain-lain.
Pengembangan masyarakat juga terikat dengan pengembangan politik
sebuah Negara, pengembangan politik biasanya terkait dengan peningkatan
kualitas demokrasi, penguatan system politik dan pemerintahan, penguatan
partai politik menjadi lebih mapan serta peningkatan partisipasi masyarakat.
Pendekatan politik dalam pengembangan masyarakat harus lebih
diperhatikan agar dapat memperbaiki system demokrasi di Negara Indonesia
dan dapat meningkatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap
kegiatan-kegiatan politik dan proses pengambilan keputusan.
B. RUMUS MASALAH
1. Apa pengertian pendekatan
2. Apa pengertian politik
3. Apa pengertian pengembangan masyarakat
4. Bagaimana pendekatan politik dalam pengembangan masyarakat
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian pendekatan
2. Mebgetahui pengertian politik
3. Mengetahui pengertian pengembangan masyarakat
4. Mengetahui bagaimana pendekatan politik dalam pengembangan
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENDEKATAN
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris approach yang salah
satu artinya adalah “pendekatan”. Dalam pengajaran, approach diartikan
sebagai cara memulai sesuatu. Karena itu, pengertian pendekatan dapat di
artikan sebagai cara memulai pembelajaran.
Pendekataan merupakan titik awal dalam memandang suatu filsafat
atau keyakinan, bahkan kajian sosiologi dan disiplin ilmu lainnya. Pendekatan
merupakan tolak ukur atau sudut pandang dalam menganalisis sebuah masalah
melalui metode pelajaran secara teoritis.
B. PENGERTIAN POLITIK
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik.. Harus diakui bahwa istilah “politik” lebih
sukar untuk dijelaskan ketimbang istilah “sosiologi”. Secara historis, kata
“politik” jauh lebih tua usianya, dan lebih dikenal di masyarakat luas
ketimbang kata “sosiologi”. Tetapi justru karena sangat sering dipakai, maka
artinya pun bias bermacam-macam1.
Namun tidak sulit bagi kita untuk mengenal aspek-aspek masyarakat
yang dipelajari oleh para ahli ilmu politik. Mereka menaruh perhatian khusus
pada lembaga-lembaga social seperti lembaga legistatif dan eksekutif. Partai
politik dan kelompok-kelompok kepentingan, dan beberapa bidang khusus
seperti proses pemilihan umum legislatif. Dari berbagai upaya untuk
menjelaskan esensi (pengertian) politik, tampak bahwa perhatian sentral dari
politik adalah penyelesaian konflek antara manusia, proses pembuatan

1
Mauice duverger, sosiologi politik, (Jakarta: PT. Raja grafindo persabda, 2003) h. 16
keputusan-keputusan ataupun pengembangan kebijakan-kebijakan, secara
otoritas yang mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu, atau
pelaksanaan kekuasaan dan pengaruh di dalam masyarakat.
Pada umumnya apa yang disebut politik itu berkaitan dengan
bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang
menyangkut proses penentuan dan pelaksaan tujuan-tujuan itu. Untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum
yang menyangkut pengaturan dan pembagian atau alokasi sumber-sumber dan
berbagai sumber daya yang ada. Penting untuk di perhatikan, bahwa politik
selalu menyangkut tujuan-tujuan public, tujuan-tujuan masyarakat sebagai
keseluruhan dan bukan tujuan-tujuan pribadi sesorang, yang disebut politik.
ANALISA PENULIS:
1. politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
2. politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan negara
3. politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
4. politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik.
C. PENGERTIAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Suatu proses dimana masyarakat secara bersama-sama
mengidentifikasikan masalah dan kebutuhannya, mencari pemecahan
diantarabmereka sendiri, memobilisasi semua sumberdaya yang ada dan
menyusun rancangan tindakan untuk meningkatkan tarap hiudp atau
kehidupanya
Sementara H.M. Ya‟kub2 mengungkapkan bahwa pengembangan
masyarakat adalah proses pemberdayaan (empowering society). Proses ini
mencakup tiga aktivitas penting yaitu pertama, membebaskan dan
menyadarkan masyarakat, kegiatan ini subyektif dan memihak kepada

2
Ya‟kub H.M, Pondok pesantren dan pengembangan masyarakat desa, (Bandung: angakasa, 1985)
masyarakat lemah atau masyarakat tertindas dalam rangka memfasilitasi
mereka dalam suatu proses penyadaran sehingga memungkinkan lahirmya
upaya untuk pembebasaan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Kedua,
berupaya agar masyarakat dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan
yang ketiga, menggerakkan partisipasi dan etos swadaya masyarakat agar
dapat menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapinya.
Menurut Wuradji pengembangan masyarakat merupakan proses
penyadaran masyarakat yang dilakukan secara transpormatif, partisipatif dan
keseinabungan melalui peningkatan kemampuan dalam mengenangani
berbagai persoalan dasar yang mereka hadapi untuk meningkatkan kondisi
hidup sesuai dengan cita-cita yang diharapkan3.
Dari beberapa pandangan tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa
pengembangan masyarakat adalah upaya membantu masyarakat agar
pembangunan dapat dilakukan dengan prakarsa sendiri dengan
mengidentifikasi kebutuhannya, menggali dan memanfaatkan sumber daya
yang ada untuk kesejahteraannya sendiri, batasan ini mengandung makna
sebagai berikut:
1. Membantu masyarakat dalam proses pembangunan yaitu memperlakukan
masyarakat sebagai subyek bukan obyek (yang menerima apa adanya)
dalam proses pembangunan.
2. Kemandirian yaitu pengembangan masyarakat harus mampu menciptakan
masyarakat yang mandiri yang tidak selalu menunggu uluran tangan dari
pihak lain untuk mengembangkan atau membangun lingkungan
3. Kesejahteraan hidup merupakan tujuab akhir dari pengembangan
masyarakat. Membangun kehidupan yang sejahtera yang dapat dinikmati
oleh semua orang dan membangun kebaikan dalam kehidupan diantara
sesame manusia hanya dapat dilakukan apabila ada kerjasama diantara
manusia dalam suatu masyarakat.

3
Wuradji, pengembangan masyarakat, sasaran, arah dan tujuannya, makalah dalam seminar
pengembangan masyarakat islam, fakultas Dakwah, (IAIN Sunan Kalijaga, 1999)
ANALISIS PENULIS :
Pengembangan masyarakat di Indonesia bukan suatu hal yang baru. Hal ini
karena sejak mencapai kemerdekaan, istilah pembangunan mendapat tempat yang
sangat besar dalam pembentukan Negara bangsa. Pada saat dinamika
pembangunan demikian rancaknya pada masa orde baru, pengembangan
masyarakat mengambil posisi dan kontribusi penting. Meski demikian,
pemberdayaan masyarakat kurang mendapat perhatian karena kendali
pembangunan banyak berasal dari pemerintah melalui berbagai kebijakan dan
program pembangunan (top down). Setelah orde baru berakhir dan era reformasi
dimulai, dimana kebebasan dan hak asasi manusia menjadi primadona setidaknya
dalam wacana pembangunan maka tema-tema seperti pemberdayaan, penguatan
kapasitas, kelembagaan lokal, kearifan local, modal sosial dan inisiatif lokal
demikian bergema dan mewarnai diskusi akademik mengenai pembanguan dan
pengembangan masyarakat. Sayangnya tema-tema itu masih banyak dibahas
dalam diskusi daripada diimplementasikan dalam kebijakan dan program
pembangunan nasional, daerah maupun di tingkat masyarakat local (grassroots).
Pembahasan dalam diskusipun sering sepotong-potong karena informasi
berkenaan dengan tema-tema itu masih sangat terbatas.
D. PENDEKATAN POLITIK DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
1. DIMENSI POLITIK DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Ife mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi
perhatian dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat (community
development), yang saling terkait satu dengan lainnya. Kegagalan pada satu
dimensi akan sangat berpengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Adapun
keenam dimensi tersebut mencakup dimensi sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan, lingkungan dan personal/spiritual.
Kehidupan masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya
pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga berarti pemenuhan kebutuhan
sosial-politik, budaya dan reliji. Krisis lingkungan terjadi karena
pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan konsumtif
manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan sumber
daya alam atau konflik sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat
secara holistik memiliki enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit
dipisahkan atau dibeda-bedakan.
Kebanyakan program Pengembangan Masyarakat dilakukan untuk
menangani salah satu atau beberapa aspek tertentu saja sedangkan aspek
lainnya tidak diperhatikan. Seringkali keterbatasan kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki menjadi alasannya. Hal ini juga menjadi suatu yang
merugikan ketika masing-masing tidak berfikir saling melengkapi melainkan
saling menegasikan peran pihak yang lainnya. Padahal, pengembangan
jaringan kerjasama sebenarnya merupakan prasyarat yang penting bagi usaha-
usaha pengembangan masyarakat yang lebih berarti.
a. Pengembangan Politik (Political Development)
Dalam banyak literatur, pengembangan politik seringkali disebut
pengorganisasian masyarakat (community organizing). Dalam paparan ini,
pengembangan politik merupakan bagian dari konsep pengembangan
masyarakat (community development).
Pada pengembangan politik, isu pemberdayaan sangat mengemuka karena
itu dalam program-program yang dilaksanakan, penting untuk melakukan
analisis sosial (analisis kekuasaan) baik dalam level makro maupun lokal.
Tujuan programnya adalah untuk mengembangkan kapasitas masyarakat
secara keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas, serta
mengembangkan kemampuan individu dan kelompok-kelompok dalam
masyarakat untuk berperan serta dalam politik lokal.
Pengembangan politik lokal dalam prakteknya, meliputi kegiatan sebagai
berikut :
a. Penyadaran masyarakat (terutama untuk penyadaran kritis tentang
keterhubungan individu dengan struktur yang lebih luas)
b. Pengorganisasian masyarakat (terutama untuk mengembangkan
struktur politik lokal yang lebih otonom yang menegakkan
demokrasi dan kesetaraan antar golongan, etnis, gender).
Pengembangan politik yang lebih luas, meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pengorganisasian masyarakat (terutama untuk mengembangkan
kemampuan dalam melakukan aksi sosial dalam arena politik yang
lebih luas, seperti : regional, nasional, bahkan internasional).
b. Aksi sosial (yaitu aksi-aksi untuk mempengaruhi dan berhubungan
dengan arena politik yang lebih luas. Misalnya: menyampaikan
aspirasi mengenai kebijakan nasional yang akan berpengaruh
terhadap lokal).
Permasalahan kemiskinan maupun ketidakberdayaan di Indonesia sudah
sangat mendesak untuk ditangani. Disadari bahwa selama ini banyak pihak lebih
melihat persoalan kemiskinan atau ketidakberdayaan hanya pada tataran gejala-
gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran permukaan saja, yang
mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain.
Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari gejala-gejala kemiskinan
maupun ketidakberdayaan masyrakat tersebut muncul dalam berbagai bentuk,
seperti salah satunya adalah Dimensi Politik.
Dimensi Politik , sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan
keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak
memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi.
Penguatan kelembagaan masyarakat yang dimaksud terutama juga dititikberatkan
pada upaya penguatan peran masyarakat sebagai motor penggerak dalam
„melembagakan' dan „membudayakan' kembali nilai-nilai kemanusiaan serta
kemasyarakatan, sebagai nilai-nilai utama yang melandasi aktivitas
penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan oleh masyarakat setempat.
Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat, cukup mampu mendorong dan
memperkuat partisipasi serta kepedulian masyarakat setempat secara terorganisasi
dalam penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan. Artinya, Program
penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan berpotensial sebagai “gerakan
masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untuk masyarakat.
ANALISA PENULIS

Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna


meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan
inisiatif dari masyarakat. Pengembangan masyarakat juga mengandung arti
sebagai upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan
dalam masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam semua
aspek kehidupannya dalam suatu kesatuan wilayah.
Kehidupan masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya
pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga berarti pemenuhan kebutuhan sosial-
politik, budaya dan reliji. Krisis lingkungan terjadi karena pengembangan
ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan konsumtif manusia, sebaliknya
krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan sumber daya alam atau konflik
sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat secara holistik memiliki
enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit dipisahkan atau dibeda-
bedakan.
Pada pengembangan politik, isu pemberdayaan sangat mengemuka karena
itu dalam program-program yang dilaksanakan, penting untuk melakukan analisis
sosial (analisis kekuasaan) baik dalam level makro maupun lokal. Tujuan
programnya adalah untuk mengembangkan kapasitas masyarakat secara
keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas, serta mengembangkan
kemampuan individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berperan
serta dalam politik lokal.
Dimensi Politik , sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
miskin, sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan
keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak
memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan
untuk menyelenggarakan hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi.
Dengan demikian maka pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan
kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyarakat harus menuju ke arah
pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini
dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga yang benar-
benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dan tidak berdaya, yang
mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta mampu
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Allah SWT telah memulyakan islam, karenanya dia tidak menghendaki
adanya penindasan yang dilakukan pihak manusia kepada yang lain atau
makhluk lain, sebagai khalifah sudah selayaknya sebagai manusia terus
menjaga eksistensi dirinya yang juga harus mengabdi kepada tuhan baik
secara khusus maupun secara luas sehingga keseimbangan (tawazan) hidup
dapat tercipta.
Pengembangan yang harus dilakukan individu diawalnya adalah
membangun fondasi yang kokoh, yakni keimanan karena ini adalah roh dari
sebuah agama akan runtuh dan hancur, dalam hal ini islam memakai konsep
Lailahailallah sebagai landasan yang harus dipegang teguh oleh sekuruh
umatnya sebagai alat pembebas dari bentuk tekanan-tekanan yang lain,
berikutnya undividu juga harus kreatif untuk melakukan pembacaan dan
pemaknaan dalam kontek keimanan yakni beramal soleh.
Umat islam atau masyarakat adalah umat yang menjadikan islam sebagai
sumber hukumnya dalam mengatur segala tingkah laku, baik sikap maupun
perbuatan, dalam hubungan dengan dirinya sendiri, keluarganya, tetangganya
dan masyarakat luas, bahkan dalam mengatur hubungan dengan musuh-
musuhnya. Singkatnya, umat islam adalah sekelompok masyarakat yang
didirikan atas dasar ikatan rasa.
Perkembangan yang ada pada masyarakat tidak bisa terlepas dari realitas
individu, ini berarti bahwa akan terbentuk dari individu-individu yang
berinteraksi dan pada gilirannya akan membentuk komunikasi tertentu yang
menjunjung sebuah nilai dan etika bersama untuk mencapai tujuan bersama
pula, sehingga keterkaitan antara individu merupakan suatu keniscayaan
dalam ummat atau masyarakat untuk mencapai kehidupan yang
memanusiakan manusia, dalam kerangka tersebut penghargaan terhadap diri
serta pengembangan potensi adalah hal yang menjadi konsen dan proyek
pembentukan awalnya.
Nilai-nilai yang melandasi pemberdayaan masyarakat islam yaitu:
1) Nilai kejujuran (transparansi), nilai ini harus melekat pada setiap
insan-insan yang mengelola atau terlibat dalam kegiatan
pemberdayaan tersebut karena sebagai dasar untuk mewujudkan
keberhasilan program tersebut.
2) Nilai keadilan, keadilan berarti bahwa pelaksananan pemberdayaan
masyarakat tersebut memberikan peluang yang sama kepada
seluruh kelompok sasaran baik secara teknis maupun penguatan
kapasitasnya. Adil dan merata adalah nilai yang perlu ditanamkan
dalam kegiatan tersebut. Misal dalam pembagian dana.
Sebagaimana dikatakan Allah SWT dalam alqur‟an pada surat Al-
Maidah ayat 8.
3) . Nilai kepercayaan (trust), kepercayaan barati bahwa pelaksana
maupun kelompok sasaran yang akan diberdayakan dapat di
percaya untuk turut terlibat dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat.
4) Nilai kebersamaan dan saling tolong menolong, melalui
kebersamaan, kompleksitas dari permasalahan dan kendala yang
dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat akan terasa ringan dan
mudah untuk dilaksankannya.
5) Nilai kepedulian, kepedulian berarti komitmen yang tinggi dari
anggota masyarakat yang lain untuk secara sadar berbagi dengan
anggota masyarakat yang lainnya. Berbagi disini dapat berupa
material maupun non-mateial. Dalam ajaran islam sendiri-pun
sangat dianjurkan untuk dilakukan umatnya. Dalam alqur‟an kata
„shadaqah‟ diulang-ulang sampai dua ratus kali.
6) Nilai berorientasi kepada masa depan, pengembangan masyarakat
islam menitikberatkan pada kehidupan masa depan, dimana bumi
tempat kita berpijak merupakan titipan anak cucu kita, berati
kekayaan sumber daya alam tidak boleh diambil semua oleh kita
yang sekarang ini.
B. Saran
Sebagai saran, dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat, sebaiknya harus lebih banyak melibatkan partisipasi masyarakat
secaraa langsung dalam kegiatan tersebut. Karena masyarakatnya yang lebih
mengetahui potensi dan kondisi yang dimilikinya. Dan pemerintah sebaiknya
hanya bertindak sebagai fasilitator yang mendukung program pemberdayaan
masyarakat bukannya menentukan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,
karena penentuan kebutuhan dari masyarakat adalah hak dari masyarakat itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Mauice duverger. 2003. sosiologi politik, (Jakarta: PT. Raja grafindo persabda)
Ya‟kub H.M. 1985. Pondok pesantren dan pengembangan masyarakat desa,
(Bandung : angakasa)
Wuradji.1999. pengembangan masyarakat. Sasaran. arah dan tujuannya, makalah
dalam seminar pengembangan masyarakat islam, fakultas Dakwah, (IAIN
Sunan Kalijaga)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12

DHEA CINDY CLARA IDRUS


NIM : 11641201731

ABDUL HIDAYAT
NIM : 11641102930

\
MEMEL MELITA
NIM : 11641201951

You might also like