You are on page 1of 20

Referat

Anatomi Panggul & Alat Reproduksi

Pembimbing:
Dr. Ari Kusuma Sp.OG
Dr. Afra Sp.OG
Dr. Bahana Sp.OG

Disusun:
Antony Yaputra
11.2013.302

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA


KEPANITERAAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
PERIODE 15 APRIL 2013 – 22 JUNI 2013
RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA
DEPOK
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugrah-
Nya, penulis dapat membuat dan menyelesaikan Referat berjudul “Anatomi Panggul & Alat
Reproduksi” ini. Tanpa bimbingan-Nya penulis yakin bahwa penulis tidak akan mampu
menyelesaikan referat ini. Pembuatan referat ini bertujuan sebagai salah satu sumber
pembelajaran dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit
Bhakti Yudha Depok. Dalam pembuatan referat ini penulis mengambil referensi dari buku
dan internet.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing yaitu dr. Ari Kusuma
Sp.OG yang telah memberikan tugas ini sebagai alat bantu agar penulis dapat memahami
Ilmu Kebidanan dan Kandungan lebih lagi dan menumbuhkan ketertarikan terhadap cabang
Ilmu Kedokteran Kebidanan dan Kandungan. Tidak lupa penulis juga mengucapkan rasa
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini yakni rekan-rekan sejawat dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok.
Dalam pembuatan referat ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu segala kritik dan saran yang disampaikan akan diterima dengan senang hati.
Besar harapan saya agar referat ini dapat pula berguna bagi pembacanya.
Akhir kata kami mengucapkan mohon maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan
referat ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, April 2013

Penulis

Page 1 of 20
BAB I
PENDAHULUAN

Pendahuluan
Dalam ilmu kebidanan dan kandungan, sangatlah penting mengetahui, mempelajari,
dan memahami tentang anatomi, fisiologi, dan patologi alat-alat dan organ-organ yang ada di
dalam panggul. Sebelum mendalami ilmu kebidanan dan kandungan, ada baiknya seseorang
mengerti terlebih dahulu tentang posisi anatomis dari organ-organ yang bersangkutan. Sebab
tidak jarang kelainan dalam hal reproduksi dapat terjadi sebagai akibat disfungsi atau
malformasi alat genital.
Untuk dapat mengenal kelainan-kelainan akibat hal-hal tersebut di atas, maka perlu
diketahui anatomi alat genital, panggul dan dinding abdomen. Penulis akan mengemukakan
topografi alat genital dan penunjang-penunjangnya, sehubungan dengan diperlukannya
pengetahuan tersebut untuk memahami hal-hal yang berhubungan dengan ilmu kebidanan dan
kandungan yang harus di tangani.1
Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genitalia eksterna dan interna. Organ
genitalia eksterna dan vagina adalah bagian sanggama, sedangkan organ genitalia interna
adalah bagian untuk ovulasi, tempa pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi,
dan tumbuh kembang janin.2

Page 2 of 20
BAB II
ISI

Tulang Panggul1
Kerangka seorang pria lebih kuat dan kekar,
sedangkan kerangka seorang wanita lebih ditujukan
kepada pemenuhan fungsi reproduksi. Pada wanita
bentuk toraks mempunyai bagian bawah yang lebih
luas untuk keperluan kehamilan, panggul berbentuk
ginekoid dengan ala iliaka lebih lebar dan cekung,
promontorium kurang menonjol, simfisis lebih
pendek, guna mempermudah jalan lahir secara
normal. Di daerah lumbal lordosis lebih jelas pada
perempuan dan sudut inklinasi panggul wanita lebih
besar daripada inklinasi pada pria.
Gambar 1. Anatomi Tulang
Panggul
Dinding Abdomen1
Dinding depan abdomen terdiri: muskulus rektus, muskulus obliqus eksternus,
muskulus obliqus internus, serta muskulus transverses abdominis, dan aponeurosis.
Muskulus rektus abdominis berpangkal pada sebelah depan kosta 5, 6, dan ke 7, dan
berjalan ke bawah ke simfisis pubis. Bersama dengan otot-otot yang lain berjalan miring dan
melintang dibentuk suatu system, sehingga dinding abdomen menjadi sangat kuat. Salah satu
fungsi dinding abdomen yang penting adalah bersama-sama dengan diafragma mengecilkan
kavum abdominis (rongga perut) dan meningkatkan tekanan dalam rongga perut, yang
memegang suatu peran yang penting pada persalinan.
Aponeurosis adalah pangkal otot-otot yang bertemu di linea alba, dan merupakan pula
sarung bagi muskulus rektus. Distal dari linea arkuata aponeurosis muskulus obliquus internus
berjalan hanya di depan muskulus rektus, sehingga di bawah garis tersebut di belakang
muskulus rektus tidak ditemukan fasia.
Pada pemotongan melintang di bawah pusat di temukan 3 (tiga) ligamentum : yang di
tengah-tengah adalah sisa chorda urachi, dan di kanan kirinya terdapat bekas kedua arteria
umbilikale laterale.
Page 3 of 20
Pembuluh-pembuluh darah dinding perut di bawah pusat berasal dari arteria
epigastrika superfisialis, arteria pudenda eksterna (keduanya ranting dari arteria femoralis),
dan arteria epigastrika inferior, ranting dari arteria iiaka eksterna.

Gambar 2. Lapisan Dinding Abdomen

Dasar Panggul1
Karena manusia berdiri tegak lurus, maka dasar panggul perlu mempunyai kekuatan
untuk menahan semua beban yang diletakkan padanya, khususnya isi rongga perut dan
tekanan intraabdominal. Beban ini ditahan oleh lapisan otot-otot dan fasia yang ada di dalam
dasar panggul. Pada persaalinan lapisan-lapisan otot dan fasia mengalami tekanan dan
dorongan, sehingga dapat timbul prolapsus genitalia.
Pintu bawah panggul terdiri atas diafragma pelvis, diafragma urogenitale, dan lapisan-
lapisan otot yang berada di luarnya. Diafgragma pelvis terbentuk oleh muskulus levator ani
dan muskulus koksigeus, dan menyerupai
sebuah mangkuk. Di garis tengah bagian depan
mangkok ini terbuka (hiatus genitalis). Disana
uretra, vagina, dan rectum keluar dari pelvis
minor. Diafragma urogenitalis yang menutup
arkus pubis dibentuk oleh aponeurosis
muskulus transverses perinei profundus dan
muskulus transversus superfisialis. Di dalam
sarung aponeurosis itu terdapat muskulus
Gambar 3. Anatomi Dasar Panggul
Page 4 of 20
rhabdosfingter urethrae.
Lapisan paling luar (distal) dibentuk oleh muskulus bulbokavernosus yang melingkari
genitalia eksterna, muskulus perinea transversus superfisialis, mu skulus iskhiokavernosus,
dan muskulus sfingter ani eksternus. Semua otot di bawaha pengaruh saraf motorik dan dapat
dikejangkan aktif. Fungsi otot-otot tersebut di atas adalah sebagai berikut : Muskulus levator
ani menahan rectum dan vagina turun ke bawah, nuskulus sfingter ani eksternus diperkuat
oleh muskulus levator ani menutup anus, muskulus bulbokavernosus mengecilkan introitus
vagina disamping memperkuat fungsi muskulus sfinter vesika internus yang terdiri atas otot
polos.
Pada introitus vaginae ditemukan juga bulbus vestibule yang terdiri atas jaringan yang
mengandung banyak pembuluh darah sehingga dapat membesar jika pembuluh darah terisi.

Alat Genital
Mons Pubis2
Mons veneris adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada wanita dewasa
ditutup oleh rambut kemaluan. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku
bangsa dan juga dari jenis kelamin. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang sampai
pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.

Vulva1,2
Vulva ialah tempat bermuaranya sistem
urogenital. Disebelah luar vulva dilingkari
oleh labia mayora (bibir besar) yang ke
belakang menjadi satu dan membentuk
kommisura posterior dan perineum. Dibawah
kulitnya terdapat jaringan lemak yang serupa
dengan yang ada di bawah mons veneris.
Medial dari bibir besar ditemukan bibir kecil
(labia minora) yang kea rah perineum menjadi
satu membentuk frenulum labiorum pudenda.
Di depan frenulum ini terletak fossa Gambar 4. Anatomi Alat Genital
navikulare. Kanan dan kiri dekat pada fossa navikulare ini dapat dilihat dua buah lubang kecil
tempat saluran galndula Bartholini bermuara. Ke depan labia minora menjadi satu dan
membentuk prepusium klitoridis terletak klitoris. Kira-kira 1,5 cm di bawah klitoris terdapat
Page 5 of 20
orifisium uretra eksternum (lubang kemih). Di kanan kiri lubang kemih ini terdapat dua
lubang kecil dari saluran yang buntu (duktus parauretralis atau duktus Skene).

Labia Mayora2
Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah
dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior.
Labia mayora analog dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum berakhir pada
batas labia mayora. Setelah perempuan melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi
kurang menonjol dan pada usia lanjut mulai mengeriput. Dibawah kulit terdapat massa lemak
dan mendapat pasokan pleksus vena yang jika cedera dapat timbul hematoma.

Labia Minora2
Labia minora (bibir-bibir kecil) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir
besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk di atas klitoris preputium
klitoridis, dan di bawah klitoris frenulum klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil juga
bersatu dan membentuk fossa navikulare. Fossa navikulare ini pada wanita yang belum
pernah bersalin tampak masih utuh, cekung seperti perahu; pada wanita yang pernah
melahirkan kelihatan tebal dan tak rata. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak
glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung urat saraf yang
menyebabkan bibir kecil amat sensitive. Jaringan ikatnya mengandung banyak pembuluh
darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini dapat mengembang.

Klitoris2
Klitoris kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis, dan terdiri atas
glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis.
Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf, hingga
amat sensitive.
Vestibulum2
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan hingga belakang
dibatasi klitoris, labia minora, dan perineum. Embriologik sesuai dengan sinus urogenitalis.
Kurang lebih 1-1.5cm dibawah klitoris ditemukan uretraberbentuk membujur 4-5mm dan
kadang sulit terlihat tertutup lipatan vagina. Di kanan kirinya terdapat ostium Skene yang
analog dengan kelenjar prostat pada pria. Pada fossa navikulare terdapat kelenjar Bartholini
Page 6 of 20
dengan diameter kurang dari 1 cm bermuara di vestibulum. Kelenjar ini mengeluarkan getah
saat koitus.
Vagina2
Vagina menghubungkan genitalia eksterna dengan genitalia interna. Introitus vaginae
tertutup oleh hymen (selaput dara), suatu lipatan selaput setempat. Pada seorang virgo selaput
daranya masih utuh, dan lubang selaput dara (hiatus himenalis) umumnya hanya dapat dilalui
oleh jari kelingking.
Pada koitus hymen robek di beberapa tempat dan sisanya dinamakan karunkulae
mirtiformes. Bentuk lain yang ditemukan pada hymen ialah hymen kribriformis
(menunjukkan beberapa lubang), hymen septus, dan sebagainya; kadang-kadang hymen
tertutup sama sekali (hymen imperforatus). Besarnya lubang hymen tidak menentukan apakah
wanita tersebut masih virgo atau tidak. Hal ini baik diketahui sehubungan dengan kedokteran
kehakiman. Di Indonesia keutuhan selaput dara pada seorang gadis masih dihargai sekali;
maka sebaiknya para dokter memperhatikan hal itu.
Pada seorang gadis yang memerlukan pemeriksaan
ginekologik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
rectal.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan
dibelakang 9,5 cm, sumbunya berjalan kira-kira
sejajar dengan arah pinggir bawah simfisis ke
promontorium. Arah ini penting diketahui jika
memasukkan jari ke dalam vagina pada
pemeriksaan ginekologik.
Pada pertumbuhan janin dalam uterus 2/3
Gambar 5. Anatomi Vagina
bagian atas vagina berasal dari duktus Mulleri (asal dari entoderm), sedangkan 1/3 bagian
bagian bawahnya dari lipatan-lipatan ectoderm. Hal ini penting diketahui dalam menghadapi
kelainan-kelainan bawaan.
Epitel vagina terdiri atas epitel skuamosa dalam berbagai lapisan. Lapisan tidak
mengandung kelenjar, akan tetapi dapat mengadakan transudasi. Pada anak kecil epitel itu
amat tipis, sehingga mudah terkena infeksi, khususnya oleh gonokokkus.
Mukosa vagina berlipat-lipat horizontal; lipatan itu dinamakan rugae; di tengah-tengah
bagian depan dan belakang ada bagian yang lebih mengeras, disebut kolumna rugarum. Ruga-
ruga jelas dapat dilihat pada 1/3 bagian distal vagina pada seorang virgo atau nullipara,
sedang pada seorang multipara lipatan-lipatan untuk sebagian besar hilang. Di bawah epitel
Page 7 of 20
vagina terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Di bawah jaringan
ikat terdapat otot-otot dengan susunan yang serupa dengan susunan otot usus.
Sebelah luar otot-otot terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang elastisitasnya
pada wanita yang lanjut usianya. Disebelah depan dinding vagina bagian bawah terdapat
uretra panjang 2,5-4 cm. Bagian atas vagina berbatasan dengan kandung kencing sampai ke
forniks vagiane anterior. Dinding belakang vagina lebih panjang dan membentuk forniks
anterior. Di samping kedua forniks itu dikenal pula forniks lateralis sinistra dan dekstra.
Umumnya dinding depan dan belakang vagina dekat mendekati. Pada wanita yang
telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kondor dan
agak merosot (sistokele dn rektokele). Pada seorang virgo keadaan ini jarang ditemukan.

Uterus1,2
Uterus pada seorang dewasa berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang
sedikit gepeng. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di tempat yang paling lebar 5,25
cm, dan tebal 2,5 cm. Uterus terdiri atas korpus uteri (2/3 bagian atas) dan serviks uteri (1/3
bagian bawah).
Di dalam korpus uteri terdapat rongga (kavum uteri), yang membuka ke luar melalui
saluran (kanalis servikalis) yang terletak di serviks. Bagian bawah serviks yang terletak di
vagina di namakan portio uteri (pars vaginalis servisis uteri), sedangkan yang berada di atas
vagina disebut pars supravaginalis servisis uteri. Antara korpus dan serviks masih ada bagian
yang disebut isthmus uteri.
Bagian atas uterus disebut fundus uteri, di situ tuba Fallopii kanan dan kiri masuk ke
uterus. Dinding uterus terdiri terutama atas miometrium, yang mengandung otot polos
berlapis tiga; yang sebelah luar longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua
lapisan ini beranyaman. Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan
berrelaksasi.
Kavum uteri dilapisi oleh selaput lendir yang kaya dengan kelenjar, disebut
endometrium. Endometrium tas epitel kubik, kelenjar-kelenjar, dan stroma dengan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Di korpus uteri endometrium licin, akan
tetapi di serviks berkelok-kelok ; kelenjar-kelenjar itu bermuara di kanalis servikalis (arbor
vitae). Pertumbuhan dan fungsi endometrium dipengaruhi sekali oleh hormone steroid
ovarium.
Uterus pada wanita dewaswa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam
anteversiofleksio (ke depan atas) dan membentuk sudut 1200-1300 dengan serviks uteri. Di
Page 8 of 20
Indonesia uterus sering ditemukan dalam retrofleksio (korpus uteri berarah ke belakang), yang
pada umumnya tidak memerlukan pengobatan.
Perbandingan antara panjang korpus uteri dan serviks berbeda-beda dalam
pertumbuhan. Pada bayi perbandingan itu adalah 1: 2, sedangkan pada wanita dewasa 2:1. Di
luar, uterus dilapisi oleh serosa (peritoneum viserale). Jadi, dari luar ke dalam ditemukan pada
dinding korpus uteri serosa atau perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan
ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik. Ligamenta yang memfiksasi
uterus adalah:
1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (Mackenrodt) yakni ligamentum yang
terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan
berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya
ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina.
2) Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan
kanan, ke arah os sakrum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus
dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ice daerah inguinal
kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu
berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang
serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan is pun teraba kencang dan
terasa sakit bila dipegang.

Gambar 6. Anatomi Uterus


Page 9 of 20
4) Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan
dari uterus kea rah sisi, tidak banyak yang mengandung jaringan ikat. Sebenarnya
ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan
berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal ligamntum ini ditemukan indung telur
(ovarium sinistrum et dektrum). Untuk menfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak
banyak artinya.
5) Ligamentum infudibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tube fallopi berjalan
dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-
saluran limfe, ateria dan vena ovarika.
Di samping ligamenta tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan kanan belakang
fundus uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium. Ligamenta
ovari ini embriologis berasal dari gubernakulum; jadi sebenarnya asalnya seperti ligamentum
rotundum yang juga embriologis berasa dari gubernakulum.
Isthmus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus uteri, diliputi oleh peritoneum
viserale yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan di daerah plika vesiki
uterine. Di tempat inilah dinding uterus dibuka jika mengerjakan seksio sesarea
transperitonealis profunda. Dinding belakang uterus seluruhnya diliputi oleh peritoneum
viserale yang membentuk di bawah suatu rongga yang disebut kovum Doglasi. Dalam klinik
rongga ini mempunyai arti penting : rongga ini menonjol jika ada cairan (darah atau asites)
atau ada tumor di daerah tersebut.
Uterus diberi darah oleh arteria uterine
sinistra et dekstra yang terdiri dari rumus
asendens dan rumus desendens.pembuluh
darah ini berasal dari a iliaka interna
(a.hipogastrika) yang melalui dasar
ligamentum latum, masuk ke dalam uterus di
daerah serviks kira-kira 1,5 cm dari forniks
vagina. Gambar 7. Anatomi Vaskularisasi Uterus

Kadang-kadang pada persalinan pada persalinan terjadi perdarahan banyak oleh


karena robekan serviks ke lateral, sehingga mengenai cabang- cabangnya. Uterina. Robekkan
ini disebabkan antara lain oleh pimpinan persalinan yang salah, persalinan dengan alat
misalnya ekstraksi dengan cunam yang dilakukan kurang cermat dan sebagainya. Dalam hal
ini harus berhati-hati dalam menjahit robekan serviks; kadang-kadang disangka robekan
Page 10 of 20
sudah dijahit dengan baik oleh karena tidak tampak adanya perdarahan lagi, padahal,
perdarahan tetap berlangsung terus ke dalam parametrium. Timbullah hematoma di
parametrium yang sukar di diagnosis dan dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh
dalam syok dan jika hematoma di parametrium tidak dipikirkan, wanita itu mungkin tidak
tertolong lagi.
Kita harus berhati-hati pula jangan sampai ureter yang dekat pada daerah tersebut ikut
terjahit, sehingga terjadi anuria disusul oleh uremia, dan akhirnya kematian penderita.
Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria ovarika sinistra
et dekstra. Ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum infundibulo – pelvikum
mengikuti tuba fallopi, beranastomosis dengan ramus asendens arteria uterine di sebelah
lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteri-arteri tersebut di atas terdapat
vena-vena yang kembali melalui pleksus vena ke hipostrika.
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan
inguinal selanjutnya ke daerah vasa iliaka; dari kropus uteri saluran getah bening ini akan
menuju daerah para aorta atau para vertebra-dalam. Kelenjar-kelenjar getah bening penting
artinya pada operasi karsinoma.
Intervensi uterus terdiri terutama atas system
saraf simpatetik, tetapi untuk sebagaian juga atas
system parasimpatetik dan serebrospinal. Yang dari
system parasimpatetik ini berada di dalam panggul di
sebalah kiri dan kanan os sacrum, berasal dari saraf
sacral 2,3,4 dan selanjutnya memasuki pleksus
frankenhauser. Yang dari system simpatetik masuk ke
rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui
bifurkasio aorta dan promontorium terus ke bawah
dan menuju ke pleksus frankenhauser. Pleksus ini
terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan
kecil dan terletak terutama pada dasar ligamento Gambar 8. Persarafan Uterus
sakro-uterina. Serabut-serabut saraf tersebut di atas memberi inervasi pada miometrium dan
endometrium. Kedua system simpatetik dan parasimpatetik mengandung unsure motorik dan
sensorik. Kedua system bekerja antagonistic ; yang simpatik menimbulkan kontraksi dan
vakokontriksi, sedangkan yang parasimpatetik sebaliknya ; mencegah kontraksi dan
menimbulkan vasodilatasi.

Page 11 of 20
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan
meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari serviks
dan bagian atas vagina melalui saraf sacral 2,3, dan 4, sedangkan dari bagian bawah vagina
melalui nervus pudendus dan nervus ileoingunalis.
Tuba1,2
Tuba Fallopii ialah saluran telur berasal – seperti juga uterus – dari duktus Mulleri.
Rata-rata panjangnya tuba 11-14 cm. Tuba terdiri atas:
1. Pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus;
2. Pars isthmika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya
3. Par ampullaris, bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepi terjadi
4. Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kea rah abdomen dan mempunyai fimrbia.
5. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan
telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemone (binatang laut)
Bagian yang berada di dinding uterus dinamakan pars interstisialis,lateral dari itu (3-6
cm) terdapat pars isthmika yang masih sempit (diameter 2-3 mm) dan lebih kearah lateral lagi.
Pars ampularis yang lebih lebar (diameter 4-10 mm) bagian mempunyai ujung yang terbuka
menyerupai anemon yang disebut infundibulum.

Gambar 9. Anatomi Tuba Fallopy

Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam), otot longitudinal dan
otot sirkular. Lebih ke dalam lagi terdapat mukosa yang berlipat-lipat ke arah longitudinal dan
terutama dapat ditemukan di bagian ampula. Mukosa tuba terdiri atas epitel kubik sampai
silindrik. Yang mempunyai bagian-bagian dengan serabut-serabut dan yang bersekresi. Yang

Page 12 of 20
bersekresi mengeluarkan getah, sedangkan yang berserabut dengan getarannya menimbulkan
suatu arus ke arah kavum uteri.
Ovarium1
Indung telur pada seorang dewasa sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan kanan,
dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium berhubungan dengan uterus dengan
ligamentumovarii propium. Pembuluh darah ke ovarium melalui ligamentum suspensorium
ovarii (ligamentum infundibulopelvikum).
Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium
berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Bagian ovarium kecil berada di
dalam ligamnetum latum (hilus ovarii),. Disitu masuk pembuluh-pembuluh darah dan saraf ke
ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan ovarium
dinamakan mesovarium.
Struktur ovarium terdiri atas:
1. Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epithelium germinativum yang berbentuk kubik,
dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial
2. Medulla di seblah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh
darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel kubik-
silindrik, disebut epitel germinativum. Dibawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan
dibawahnya lagi baru ditemukan lapisan tempat folikel-
folikel primordial. Pada wanita diperkirakan terdapat
banyak folikel. Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang
dua folikel, berkembang menjadi folikel de Graff.
Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium yang
terpenting, dan dapat di temukan di korteks ovarii
dalam letak yang beraneka ragam, dan pula dalam
tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang
dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai folikel
de Graff yang matang. Folikel yang matang ini terisi
dengan likuor follikuli yang mengandung estrogen, dan
siap untuk berovulasi. Gambar 10. Anatomi Ovarium
Folikel de graaf yang matang terdiri atas :
1. Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nucleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nucleolus pula.
Page 13 of 20
2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulose, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti
yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan lebih lanjut
terdapat di tengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli.
3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil
daripada sel granulose
4. Di luar teka interna ditemukan teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
Pada ovulasi folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan yang
membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai
mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk
ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan
pembuluh-pembulith darah kecil yang ada di situ. Biasany a timbul perdarahan sedikit, yang
menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya
sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus
luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat
di antaranya. Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan
ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan
jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika
pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga
mernpunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
Pada waktu dilahirkan bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium.
Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6-15
tahun ditemukan 439.000. pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun
sampai 59.000 dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada masa menopause semua folikel sudah
menghilang.

Jaringan Penunjang Alat Genital1


Uterus berada di rongga panggul dalam anteversiofleksio sedemikian rupa sehingga
bagian depannya setinggi simfisis pubis, dan bagian belakang setinggi artikulasio
sakrokoksigea.
Jaringan ikat di parametrium dan ligamentum-ligamentum membentuk suatu sistem
penunjang uterus, sehingga uterus terfiksasi relatif cukup baik
Jaringan – jaringan itu ialah :
Page 14 of 20
Ligamentum kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackenrodt) merupakan ligamentum yang
terpenting untuk mencegaha agar uterus tidak turun. Ligamentum ini terdiri atas jaringan ikat
tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral ke dinding pelvis. Di
dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteri uterine.
Ligamentum sakrouterina sinistrum dan dekstrum, yakni ligamntum yang juga menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri
dan kanan melalui dinding rectum kea rah os sacrum kiri dan kanan.
Ligamentum rotundum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus
dalam keadaan antefleksi, dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah
inguinal kiri dan kanan.
Ligamentum pubovesikale sinistrum dan dekstrum, berjalan dari os pubis melalui kandung
kencing dan seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum sinistrum dan dekstrum ke
serviks.
Ligamentum latum sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari uterus kea
rah lateral, dan tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebetulnya ligamentum ini adalah
bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba, dan berbentuk sebagai
lipatan. Di bagian lateral dan belakang ligamentum ini di temukan indung telur (ovarium
sinistrum dan dekstrum). Untuk memfiksasi uterus ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum infundibulopelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba Fallopii, berjalan
dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya di temukan urat saraf, saluran-saluran
limfe, arteria dan vena ovariika. Sebagai alat penunjang ligamentum ini tidak banyak berarti.
Ligamentum ovarii propium sinistrum dan dekstrum, yakni ligamentum yang berjalan dari
sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ke ovarium. Ligamentum ovarii propium ini
berasal dari gubernakulum; jadi, asalnya sama dengan ligamentum rotundum.

Page 15 of 20
Sirkulasi darah alat genital1
Genitalia interna dan eksterna mendapat darah dari cabang-cabang arteri iliaka interna
(arteri hipogastrika) dan arteri ovarika. Arteri ovarika sinistra berasal dari arteri renalis
sinistra. Arteri ovarika masuk ke ovarium dan tuba melalui ligamentum infundibulopelvikum
& mengadakan dua anastomosis: yang pertama melalui tuba, dan yang kedua melalui ovarium
dengan ramus asendens uterinae. Arteri uterina sendiri berasal dari arteri hipogastrika masuk
melalui ligamentum kardinale Mackenrodt dekat serviks, dan memberikan ramus asendens
serta ramus desendens. Yang terakhir ini memberikan darah pada serviks dan 2/3 bagian
bagian atas vagina. Vagina dan genitalia eksterna mendapat pula darah dari ranting arteri
rektalis media dan arteri pudenda interna.
Vena (pembuluh darah balik) tidak berkatub, mempunyai banyak anastomosis, dan
membentuk pleksus; pleksus pampiniformis (pleksus venosus ovarikus), pleksus uterinus, dan
pleksus vaginalis.
Klitoris mempunyai vaskularisasi yang baik sekali, sehingga pada perlukaan dapat
timbul perdarahan banyak yang dapat membahayakan jiwa penderita. Arteri umbilikale pada
orang dewasa berobliterasi dan menjadi ligamentum
umbilikale laterale (pada janin arteria umbilikale lateralis
adalah arteria (foeikuli).

Saluran dan kelenjar limfe1


Saluran dan kelenjar limfe sangat penting dalam
hubungannya dengan penyebaran tumor ganas. Pada
waktu operasi tumor ganas, anatomi saluran dan kelenjar
limfe perlu untuk dapat mengakat anak sebar yang melalui
saluran limfe ke kelenjar-kelenjar yang bersangkutan.

Serviks uteri
Limfe dari sini mengalir ketiga jurusan utama :
1). Dari isthmus melalui parametrium ke kelenja-kelenjar Gambar 11. Pendarahan Genital
di sekitar vasa iliaka;
2). Dari bagian dekat ureter mengikuti pembuluh darah balik ke kelompok glandula iliaka
eksterna

Page 16 of 20
3). Dari bagian belakang melalui ligamentum sakrouterina menyebar melalui parametrium ke
kelompok glandula hipogastrika dan glandula obturatoria; ada pula melalui ligamentum
sakrouterinum kee kelompok glandula sakralis lateralis.

Korpus Uteri
Saluran limfe dari korpus uteri mengalir ke 3 jurusan :
1). Dari bagian bawah korpus uteri ke kelompok glandula iliaka & glandula sakralis lateralis.
2). Melalui ligamentum rotundum ke glandula inguinalis superfisialis terus ke glandula
femoralis dan kelompok glandula ilaka eksterna.
3). Bersama-sama dengan saluran limfe dari tuba dan ovarium melalui ligamentum
infundibulopelvikum ke kelompok glandula paraaorta.

Vagina
Bagian 2/3 atas menyalurkan limfe ke glandula obturatoria dan ke kelenjar-kelenjar
sekitar vasa iliaka; sebagian melalui ligamentum sakrouterinum ke kelompok glandula
sakralis lateralis. Bagian bawah vagina menyalurkan limfe ke glandula-glandula inguinalis
superfisialis dan profunda, selanjutnya ke kelompok kelenjar-kelenjar femoral dan iliaka
interna,.
Vulva
Saluran limfe dari klitoris, bagian atas labia minora dan labia majora menuju ke
kelenjar-kelenjar inguinal terus ke kelenjar-kelenjar femoral dan ateri iliaka eksterna. Bagian
bawah labia, fossa navikulare dan perineum menyalurkan limfe ke glandula-glandula
inguinalis profunda.

Urat-urat saraf1
Sistem saraf alat genital pada umumnya otonom. Disamping itu masih ada system
serebrospinal, yang member inervasi pada otot-otot dasar panggul.
Inervasi uterus sendiri terutama atas system saraf simpatis, tetapi untuk sebagian juga atas
system parasimpatis dan system serebrospinal. Bagian dari system parasimpatis berada di
dalam panggul di sebelah kiri dan kanan depan os sacrum, berasal dari saraf sacral 2,3,4 dan
selanjutnya memasuki pleksus Frankenhauser. Bagian dari system simpatis masuk ke rongga
panggul sebagai pleksus prasakralis (Cotte) lewat depannya bifurkasio aortae dan
promontorium, membagi dua kanan dan kiri, dan menuju ke bawah ke pleksus Frankenhauser.
Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil dan terletak terutama
Page 17 of 20
pada dasarnya ligamentum sakrouterinum kanan dan kiri. Serabut-serabut saraf dari kedua
system itu member inervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua-duanya mengandung
unsur motorik dan sensorik bekerja antagonistik. Serabut saraf simpatis menimbulkan
kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan serabut parasimpatis mencegah kontraksi dan
menimbulkan vasodilatasi. Saraf yang berasal dari saraf torakal 11 dan 12 mengandung saraf
sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum).
Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sacral 2,3,4, sedangkan dari
bawah vagian melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.

Page 18 of 20
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunardi ER, Wiknjosastro H. Anatomi Panggul dan Anatomi Isis Rongga Panggul.
In:Ilmu Kandungan. 3rd ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2011. Pg
1-32.
2. Rachimhadhi T. Anatomi Alat Reproduksi. In: Ilmu Kebidanan. 4th ed. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010. 115-29.

Page 19 of 20

You might also like