You are on page 1of 1

FIQKI ADITYA

21520077 AQ2P15

JAWABAN

Perusahaan yang memberikan upah di bawah UMR/UMP (upah


minimum provinsi) akan terlihat dari perjanjian atau kontrak kerjanya.
Tentu saja keputusannya kembali ke calon karyawan, apakah akan
menerima atau menolaknya. Karena suatu perjanjian kerja pada
prinsipnya memerlukan kesepakatan dari kedua belah pihak untuk dapat
berlaku sesuai ketentuan hukum di Indonesia.
Memang ada sejumlah perusahaan yang memberikan upah di
bawah UMP secara sengaja, meski pun sebenarnya mereka mampu untuk
memberikan upah melebihi UMP. Namun, bila kita coba berpikir positif,
pasti ada alasan tertentu mengapa perusahaan lainnya belum bisa
memberikan upah sesuai skala UMP atau UMK yang berlaku.

Misalnya, karena skala perusahaannya yang masih kecil, kondisi


keuangan perusahaan yang tidak menggembirakan dan kurang stabil,
atau laju perekonomian yang melambat sehingga berdampak pada
operasional perusahaan secara keseluruhan.
Akan tetapi, karena pemerintah telah menetapkan UMR, UMP,
atau UMK (upah minimum kabupaten/kota) yang harus dipatuhi oleh
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia tanpa terkecuali.

Bila hal tersebut terjadi, maka penegakan hukum pun tentunya


harus diberlakukan melalui pelaksanaan ancaman pidana sebagaimana
diatur dalam Pasal 185 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.Sanksinya yaitu pidana penjara paling singkat satu
tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling sedikit
Rp100 juta dan paling banyak Rp400 juta bagi para pengusaha yang
memberikan upah di bawah UMP.
Jadi seperti itulah kalau menurutku dari analisis yang saya
dapatkan dan saya gabungkan juga dari beberapa peraturan perundang
undangan tentang UMR yang berlaku di Indonesia.

You might also like