Professional Documents
Culture Documents
Sap Campak
Sap Campak
Tanggal :
Waktu : 40 Menit
Tempat :
1. Pengertian Campak
2. Penyebab Campak
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
A. Media
1. LCD
2. Laptop
B. Sumber
http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/11/analisis-kejadian-campak-pada-balita.html
http://www.gokkri.com/2010/02/makalah-etiologi-epidemiologi.html
http://stp.dkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=152:mengenal-
campak&catid=73:kesehatan&Itemid=112
VI. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
Penyebab Campak
Cara pencegahan
Campak
Tanya jawab
Mengevaluasi materi
dengan cara memberikan Bertanya
pertanyaan
Menjawab pertanyaan
VII. Evaluasi
Soal :
MATERI PENYULUHAN
CAMPAK
A. Pengertian
Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular, disebabkan oleh virus
dengan gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran
pernapasan, gejala mata, diikuti erupsi makulopapula berwarna merah dan diakhiri dengan
deskuamasi kulit.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi
dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di
bawah lima tahun (Balita) akan tatapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya.
Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi
komplikasi penyakit ini.
Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-
anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja
anak tidak terkena campak sama sekali.
B. Etiologi (Penyebab)
Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya
penyakit campak agak sulit untuk dideteksi.
Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu
penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus yang pada
umumnya menyerang anak-anak. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui
percikan liur (droplet) yang terhirup. Di seluruh dunia, campak menyebabakan sekitar 1 juta
kematian (hampir semua pada bayi dan anak) setiap tahunnya.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari (referensi lain menyebutkan sekitar 10-
20 hari) setelah terinfeksi, yaitu berupa: - nyeri tenggorokan - hidung meler - batuk - nyeri
otot - demam - mata merah - fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Namun, gejala ini
tidak semuanya terjadai pada tiap penderita tergatnung dari stamina masing-masing.
Pada umumnya berlangsung sekitar 4-5 hari, ditandai dengan: panas, lemas (malaise),
nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia (takut cahaya), diare karena adanya
peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.
Namun diagnosa ke arah Morbili dapat dibuat bila 2-4 hari kemudian muncul bintik
putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Di dinding pipi bagian dalam (mukosa
bukalis) dan penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul terjadi sekitar 2-5 hari
setelah stadium awal. Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke
seluruh tubuh, disertai rasa gatal. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang
mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di
wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2
hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai
memudar. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga.
Kadang disertai diare dan muntah.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segeramenghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.
D. Penularan
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah
timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit
campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain
sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali
seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah, setelah itu akan aman selamanya. Ini
jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak
campak cukup berbahaya.
E. Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi/campuran dengan gondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps/gondongan, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha
atau lengan atas. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika hanya mengandung campak, vaksin campak
untuk bayi diberikan pada usia 9 bulan.
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN CAMPAK DI PUSKESMAS CIPONDOH
KOTA TANGERANG
kok bahasan : Pengertian campak, penyebab campak, tanda dan gejala campak, cara penularan campak, cara
pencegahan campak, cara pengobatan campak
Tempat : Puskesmas
Waktu : 20 menit
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengetahui
dan memahami penyakit campak.
2. Penyebab campak
IV. Metode
V. Media
Flipchart
Leaflet
Pendahuluan:
- - Mendengarkan
1. 5 menit
- Menjelaskan tujuan dan pokok bahasan yang akan
disampaikan - Memperhatikan
- Oral Test
Pelaksanaan:
Penutup:
2. Evaluasi proses
- Penggunaan komunikasi terapeutik oleh mahasiswa saat berinteraksi dengan peserta penyuluhan
CAMPAK
I. Pengertian campak
Campak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38oC atau lebih dan disertai salah satu gejala
batuk, pilek, dan mata merah.
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus
morbili virus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)
nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal hingga 24 jam setelah
timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi kasar dan
bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di
dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi
asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks 5 nukleoproteindari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai
hemaglutinin.
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada
akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi atau daerah
mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu,
besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu
diagnosa pasti terhadap penyakit campak.
B. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadang-kadang anak
kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari demam.
Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi,
menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak.
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan
ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau campak artinya,
seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan
atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya
ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak usia prasekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak,
maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh
setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah
kebal (berlangsung selama 1 tahun).
a) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor predisposisi atau resiko
terhadap penyakit campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat
dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit
campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan
primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan,
konseling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b) Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni anak
yang belum terkena campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit campak. Pada pencegahan
primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya campak dan upaya
untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut.
1. Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai campak. Di
samping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok
masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang
perlu diberikan kepada pasien campak adalah definisi penyakit campak, faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan campak
secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi campak.
2. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi campak secara
rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9-15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine
yaitu vaksin hidup yang diolah menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml.
Vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati,
penderita leukemia. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu
vaksin measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,
sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan
dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2oC-8oC atau ± 4oC, vaksin tersebut harus
dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah
dibuka hanya tahan 4 jam. Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :
a. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau
lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang berasal dari virus
campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonstone B); vaksin yang berasal dari virus campak yang
dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun sejak tahun1967,
vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan lagi, oleh karena efek
proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan gejala atypical measles yang hebat.
Vaksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain
menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten (1968). Dosis baku minimal
pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan, namun dilaporkan
bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan campak Jerman (vaksin MMR atau mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin
diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan,
dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan
vaksin rubela dan parotitis epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri, tetanus, polio dan
lain-lain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya aman
dan tetap efektif.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin
plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan
campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25
ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera
mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis,
dan para kontak di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari
masa inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan derajat
perlindungan yang diharapkan. Kontraindikasi vaksin: reaksi anafilaksis terhadap neomisin atau
gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau tumor padat), imunodefisiensi
kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi HIV dengan imunosupresi berat.
3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam kurun
waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna
menghindari penularan lingkungan sekitar.
c) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi
dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah
untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi
untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal
sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13 kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan
pengelolaan campak memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan
yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang
terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Begitu pun dengan pelayanan kesehatan yang
holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan,
baik dengan para ahli sesama ilmu.
Penderita campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dengan
pemberian vitamin A.
a. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita
c. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak membuang sedikitpun isi
kapsul.
d. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul untuk diminum
b. Kemudian minum 1 (satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
Tempat pemberian vitamin A diberikan secara gratis di sarana fasilitas pelayanan kesehatan, seperti
: RS, Puskesmas, Postu, polindes, praktek dokter/bidan swasta, posyandu, sekolah, TK, dan PAUD.
SATUAN ACARA PENYULUHAN CAMPAK
A. Tujuan
1. TIU( Tujuan Intruksional Umum )
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu mengerti tentang pentingnya Imunisasi campak
b) Setelah dilakukan penyuluhan Ibu dan Anak mengerti tentang tujuan Imunisasi
Campak
c) Setelah dilakukan penyuluhan Ibu dan Anak mengetahui gejala- gejala Campak
d) Setelah dilakukan penyuluhan Ibu dan Anak mengerti tentang pelaksanaan
Imunisasi Campak
F. Alat Bantu
1. Leaflet
G. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
H. Evaluasi
Evaluasi dengan menggunakan tes lisan :
1. Pengertian Campak
2. Tujuan Imunisasi Campak
3. Gejala- gejala Campak
4. Komplikasi Campak
MATERI PENYULUHAN
PENYAKIT CAMPAK
I. Pengertian campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan
PARAMYXOVIRUS.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam
kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita
campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
II Penyebab campak
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau
infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam.
Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan
ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi
adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang
rentan terhadap campak adalah:
Gejala awal penyakit campak ini dimulai dengan adanya batuk-batuk dan pilek. Lalu, 1-2 hari
kemudian timbul demam yang tinggi dan turun naik berkisar antara 38-40 derajat, selama lima hari.
Biasanya dibarengi dengan mata merah dan seperti berair.
Pada saat itu pula, biasanya muncul bintik putih seperti Koplik spot di sebelah dalam mulut.
Dan ini biasanya akan bertahan 3-4 hari. Kadang-kadang juga disertai dengan munculnya diare.
Memasuki hari kelima demamnya akan tinggi sekali. "Pada waktu itulah, bercak merah mulai
keluar."
Bercak merah campak berbeda dengan bercak biang keringat, misalnya. Karena, biang
keringat tidak dibarengi dengan demam. Bercak-bercak merah ini muncul secara bertahap dan
merambat. Lokasi "khusus" ini biasanya muncul pertama kali di belakang kuping, leher, dada ke
bawah, tangan, kaki lalu ke muka.
Panas + Bercak di tubuh ada kira kira 30 an jenis penyakit. Tidak selalu mudah mendiagnosa
campak, bahkan oleh DSA kecuali dijumpai adanya Koplik Spot (ini tanda pasti) yang biasanya hilang
< 24 jam.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan -
nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata
merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini
bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang
menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher
sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari
diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4
hari hingga 7 hari.
IV.Komplikasi campak
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi
yang bisa menyertai campak:
- Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar
dan mudah mengalami perdarahan
V. Diagnosa campak
· enteritis
· Ensephalopati,
· Bronkopneumoni
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan
antibiotik.
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps,
measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan
makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama,
dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang
dekat dan tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14
hari.