You are on page 1of 11

TUGAS TERSTRUKTUR

MENULIS TEKS TANGGAPAN KRITIS BERBASIS PROYEK

“ PRO DAN KONTRA GERAKAN LITERASI DI

SMP NEGERI 2 WONOGIRI ”

Anggota Kelompok

1. Danu Eko Prasetyo


2. Dea Firmayanti
3. Austi Fentiola Muslimah
4. Azhari Anselia Safna F
5. Burhanuddin Yusuf Pratama

SMP NEGERI 2 WONOGIRI

Jln.Diponegoro No.95 Telp/Fax.(0273)321098 Wonogiri 57615


Email : smpn2wng@yahoo.com
Website : smpnegeri2wng.wordpress.com
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
A. Desain Kegiatan

NO Jenis Informasi Keterangan

1 Anggota Kelompok Ketua : Danu Eko Prasetyo

Sekretaris : Dea Firmayanti

Anggota : - Austi Fentiola Muslimah

- Azhari Anselia Safna F

- Burhanuddin Yusuf Pratama

2 Kelompok Kelompok 3

3 Kelas IX - A

3 Judul/topik proyek Penyusunan Teks Tantangan Dengan Tema Pro dan

Kontra Gerakan Literasi di SMP N 2 Wonogiri

4 Jenis tugas Tugas Kelompok

5 Sumber bahan Media massa, pengamatan, koran, wawancara, dan

studi perpustakaan

6 Cara pengumpulan bahan Studi lapangan (mengamati) dan studi perpustakaan


7 Cara analisis bahan Pengolahan data/fakta/informasi menjadi pernyataan

verbal berupa:

a. Penyusunan kalimat topik pada setiap struktur

bagian teks,

b. Pengembangan kalimat topik dengan kalimat

pengembang,

c. Penyusunan paragraf yang sesuai dengan

struktur teks tanggapan kritis,

d. Penyuntingan kalimat yang disesuaikan dengan

unsur kebahasaan teks tanggapan kritis, dan

e. Penggabungan paragraf menjadi teks

tanggapan kritis yang padu.

8 Cara Pelaporan Tertulis dan publikasi

9 Jadwal pelaksanaan Satu minggu:

 Tanggal 24 - 25 Januari 2017

Pengumpulan Data

 Tanggal 26 Januari 2017

Menulis Konsep

 Tanggal 27 Januari 2017

Penyusunan Teks(wujud hasil analisis)


B. Wujud Hasil Teks Tanggapan Kritis

Pro dan Kontra Gerakan Literasi di

SMP Negeri 2 Wonogiri

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara

menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik

mulai dari semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, dari tingkat pusat,

provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan, akademisi, penerbit, media

massa, masyarakat.

Literasi yang dimaksud adalah kemampuan membaca dan menulis.

Budaya litersi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan manulis dan membaca

sehingga tercipta sebuah karya bahkan terjadinya perubahan tingkah laku dan budi

pekerti yang baik.

Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan pada pagi hari dianggap kurang

efektif karena akan menyita waktu pembelajaran bagi kelas 9. Para guru juga

mengajak siswa kelas 9 untuk mengejar materi UN dan USBN.

Pendapat lain juga disampaikan oleh Dea “ Saya kurang setuju dengan

adanya kegiatan literasi bagi siswa, khususnya siswa kelas 9. Karena siswa kelas 9
dituntut untuk mengikuti jam tambahan di sekolah, jadi waktu pulang kerumah

menjadi terlambat sehingga waktu istirahatakan menjadi berkurang padahal siswa

kelas 9 harus fokus pada ujian yang akan dihadapi ”.

Gerakan Literasi yang dilaksanakan pada awal pelajaran akan menggangu

proses pembelajaran disekolah. Sehingga dapat mengurangi kegiatan

pembelajarandan siswa lebih memfokuskan pada kegiatan literasi dari pada

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan literasi dapat menghambat

waktu dan menjadikan siswa kehilangan banyak waktu untuk belajar, terutama

bagi siwa kelas 9 yang disibukan dengan materi UN dan USBN.

Danu juga mengatakan “ Kegiatan literasi yang dilaksanakan pada pagihari

di awal pelajaran memang menggangu proses pembelajaran dan membuat waktu

pembelajaran menjadi bertambah apalagi ditambah jam tambahan bagi kelas 9

tentunya akan membuat kelas 9 pulang dengan terlambat. Kegiatan literasi

dilaksanakan sekitar 20 menit, dalam waktu ini siswa memungkinkan untuk

menyalahgunakan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang belum selesai

ataupun yang belum dikerjakan “.

Kegiatan literasi ini mengharuskan siswanya untuk membawa buku

masing – masing dari rumah. Hal ini memungkinkan siswa meminta uang kepada

orang tua untuk membeli buku yang digunakan untuk kegiatan literasi. Jika

keadaan orang tua yang tidak memungkinkan akan menjadikan pro dan kontra

bagi orang tua.


Gerakan Literasi Sekolah ini dikhawatirkan akan menimbulkan perilaku

negatif, karena buku bacaan yang dibawa siswa tidak sesuai dengan umur para

remaja. Kegiatan literasi yang dilakukan di kelas akan membuat bosan para siswa

karena kegiatan literasi yang tidak diikuti dengan kegembiraan para siswa.

Seharusnya kegitakan literasi dilaksanakan di taman sekolah atau tempat yang

tidak membosankan.

Dengan demikian, kegiatan literasi ini perlu ditinjau kembali, karena perlu

adanya persiapan saran dan prasarana. Kegiatan literasi seharusnya tumbuh di

dalam diri para siswa masing – masing dan perlu ditiadakan kegiatan literasi ini.

Kegiatan literasi yang dilakukan pada pagi hari tentunya akan menggangu proses

pembelajaran dan memperlambat pulang sekolah. Kegiatan ini perlu adanya

perbaikan sehingga dapat bejalan dengan lancar.


C. Lampiran

 Tugas Kelompok : Meringkas Teks Tantangan

 Nama Kelompok : Kelompok 3

 Kelas : IX – A

 Hasil Kerja :

Pro dan Kontra Gerakan Literasi di

SMP Negeri 2 Wonogiri

Isu :

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan secara

menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi

pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik

mulai dari semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, dari tingkat pusat,

provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan, akademisi, penerbit, media

massa, masyarakat.
Literasi yang dimaksud adalah kemampuan membaca dan menulis.

Budaya litersi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan manulis dan membaca

sehingga tercipta sebuah karya bahkan terjadinya perubahan tingkah laku dan budi

pekerti yang baik.

Argumen Menentang :

1. Danu Eko Prasetyo

Saya kurang setuju dengan kegiatan literasi yang dilaksanakan

pada pagihari di awal pelajaran memang menggangu proses pembelajaran

dan membuat waktu pembelajaran menjadi bertambah apalagi ditambah

jam tambahan bagi kelas 9 tentunya akan membuat kelas 9 pulang dengan

terlambat. Kegiatan literasi dilaksanakan sekitar 20 menit, dalam waktu ini

siswa memungkinkan untuk menyalahgunakan waktu untuk mengerjakan

pekerjaan rumah yang belum selesai ataupun yang belum dikerjakan “.

Kegiatan literasi ini mengharuskan siswanya untuk membawa buku

masing – masing dari rumah. Hal ini memungkinkan siswa meminta uang

kepada orang tua untuk membeli buku yang digunakan untuk kegiatan

literasi. Jika keadaan orang tua yang tidak memungkinkan akan

menjadikan pro dan kontra bagi orang tua.

Gerakan Literasi Sekolah ini dikhawatirkan akan menimbulkan

perilaku negatif, karena buku bacaan yang dibawa siswa tidak sesuai

dengan umur para remaja. Kegiatan literasi yang dilakukan di kelas akan

membuat bosan para siswa karena kegiatan literasi yang tidak diikuti
dengan kegembiraan para siswa. Seharusnya kegitakan literasi

dilaksanakan di taman sekolah atau tempat yang tidak membosankan.

2. Dea Firmayanti

Saya kurang setuju dengan adanya kegiatan literasi bagi siswa,

khususnya siswa kelas 9. Karena siswa kelas 9 dituntut untuk mengikuti

jam tambahan di sekolah, jadi waktu pulang kerumah menjadi terlambat

sehingga waktu istirahatakan menjadi berkurang padahal siswa kelas 9

harus fokus pada ujian yang akan dihadapi ”.

3. Burhanuddin Yusuf Pratama

Saya kurang sependapat dengan Gerakan Literasi Sekolah

dilaksanakan pada pagi hari dianggap kurang efektif karena akan menyita

waktu pembelajaran bagi kelas 9. Para guru juga mengajak siswa kelas 9

untuk mengejar materi UN dan USBN.

4. Austi Fentiola Muslimah

Saya kurang sependapat dengan Gerakan Literasi yang

dilaksanakan pada awal pelajaran akan menggangu proses pembelajaran

disekolah. Sehingga dapat mengurangi kegiatan pembelajarandan siswa

lebih memfokuskan pada kegiatan literasi dari pada kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan literasi dapat menghambat


waktu dan menjadikan siswa kehilangan banyak waktu untuk belajar,

terutama bagi siwa kelas 9 yang disibukan dengan materi UN dan USBN.

5. Azhari Anselia Safna Fitri

Saya kurang sependapat dengan dilaksanakan kegiatan literasi di

awal pelajaran yang akan dilakukan oleh siswa SMP N 2 Wonogiri. Oleh

kafrena itu, pra siswa lebih memfokuskan di kegiatan literasi dari pada

kegiatan pembelajaran disekolah. Sehingga dapat menyita waktu belajar,

menghambat konsentrasi siwa, dan memperlambat waktu pulang sekolah.

Simpulan

Dengan demikian, kegiatan literasi ini perlu ditinjau kembali,

karena perlu adanya persiapan saran dan prasarana. Kegiatan literasi seharusnya

tumbuh di dalam diri para siswa masing – masing dan perlu ditiadakan kegiatan

literasi ini. Kegiatan literasi yang dilakukan pada pagi hari tentunya akan

menggangu proses pembelajaran dan memperlambat pulang sekolah. Kegiatan ini

perlu adanya perbaikan sehingga dapat bejalan dengan lancar.

Wonogiri, 24 November 2016


Guru Mapel

Titin Sumarni S,pd


NIP: 195808081981022003

You might also like