You are on page 1of 68
KATA PENGANTAR Perairan Indonesia memilki keragaman jenis hiu yang culup tinggi. Setidaknya 116 jenis hiu yang termasuk kedalam 25 suku ditemukan di wilayah perairan Indonesia. Kondisi saat ini ada kecenderungan jenis hiu yang bernilai ekonomis dihadapkan pada ancaman kelangkean. Pengelolaan hiu diperlukan untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya biota perairan tersebut, salah satunya dengan melakukan pendataan sumber daya sehingga potensinya dapat diketahui dan digunakan sebagai landasan untuk perbaikan pengelolaannya. Buku “Pengenalan Jenis-Jenis Hiu Indonesia” ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan pendataan di lapangan, sebagai langkah awel dalam range mewujudkan pengelolaan perikanan hiu berkelanjutan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak, khususnya para paler yang telah membantu dan bekerja keras menyusun buku ini. Semoga bermanfast dan memberian kemudahan dalam pendataan jenis-jenis hiu di Indonesia. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan Ir. Agus Dermawan, MSI Praprasien dealsealr Mle lode sete, PRAKATA Bulu pengenalan jenis hiu ini diterbitkan dengan tujuan untuk memudahkan bagi para pelaksana di lapangan terutama enumerator dan observer dalam melakukan pendataan hasil tangkapan hiu dari japal-tapal nelayan yang mendaratkan hasil tangkapannya di tempat pendaratan ikan. Pendaraan penerbitan buku ini bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2013 pada program kegiatan Direktorat Konservasi Kowasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K). Bahan buku ini mengacu pada beberspa literatur nasional maupun internasional serta berdasarkan pengslaman penulis. Format buku ini sengaja dibuat berulauran mini agar lebih pratis dan mudah digunakan. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bukan saja bagi enumerator atau petuges pendataan statistik perikanan di daerah juga bagi kalangan pelajar maupun mahasiswa dan pare pemerhati kelestarian sumberdays hiu untuk mengeta hui jenis hiu secara benar. Penyusun Pra praaden lealsead Hho lade wert DAFTAR ISI Pendahuluan Cara menggunakan buku ini Gambaran umum bagian-bagian tubuh ikan Jenis-jenis ikan hiu Daftar Pustaka Indeks Pengenclon Jealedeais Hiv Indonesia ggraeee PENDAHULUAN Sumberdaya hiu di perairan indonesia akhir-akhir ini menjadi perhatian serius dari para ahli perikanan dunia dan pemerhati kelestarian sumber daya ikan, mengingat eksploitasi komoditas ini masih berlangsung hingga saat ini tanpa terkendali. Kekuatiran para pemerhati sumberdaya hiu di dunia semakin beralasan mengingat Indonesia merupakan negara eksportir produk hiu terbesar bersama negara India, Spanyol, dan Taiwan (CNN, com. 1 Februari 2011). Hasil pertemuan ke 16 tentang “The conference of the parties to the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) (CoP-16)* yang berlangsung pada bulan maret 2013, telah memasukan beberapa jenis hiu seperti hi koboi/Oceaonic Whitetip Shark (Carcharhinus longimanus), dan hiu martil/Hammerhead Shark (Sphyrna lewini, Sphyma mokarran, Sphyrna zygaena) kedalam Appendix I] CITES, yang berarti bahwa perdagangan sirip hiu dan produknya dari Indonesia ke luar negeri untuk beberapa jenis hiu tersebut harus melalui pengawasan yang ketat dari pemerintah. selain itu pengelolaan perikanan hiu di Indonesia harus mengacu pada rencana aksi pengelolaan nasional (National Plan of Action of Shark). Pra praaden lealsead Hho lade wert Upaya pemerintah Indonesia melalui Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan — Ditjen KP3K dalam mengantisipasi tesjadinya penangkapan hiu yang berlebihan adalah dengan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat nelayan maupun pengusaha akan pentingnya melakukan pengelolaan sumber dayanya. Meskipun Indonesia sudah memiliki buku tentang rencana aksi pengelolaan hiu dan pari secara nasional (National Plan Of Action of Sharks) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perikananan Tangkap pada tahun 2010, namun dalam implementasinya di daerah masih menghadapi kendala. Permasalahan utama yang dialami dalam pendataan hasil tangkapan hiu adalah kurangnya pengetahuan pengenalan jenisnya. Program pendataan hasil tangkapan hiu yang dikoordinir Direktorst Sumberdaya Ikan-DJPT secara nasional di beberapa daerah telah dilakukan sejak awal tahun 2012. Namun demikian belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, karena petugas pencatatan data hasil tangkapan ikan (enumerator dan observer) sebagian besar belum mengenal jenis ikan hiu yang didaratkan. Tingginya keanekaragaman hiu yang tertangkap di perairan Indonesia dan kurangnya pengetahuan pengenalan jenis hiu menyebabkan seringkali terjadi kesalahan dalam melakukan identifikasi. Untuk itu pemahaman tentang identifikasi jenis hiu masih perlu ditingkatkan. Cara Menggunakan Buku Ini Buku ini berisi mengenai nama jenis ikan hiu baik nama ilmiah dan nama lokalnya yang disertai gambar serta cir-ciri umum untuk mempennudah identifikasinya. Selain itu, setiap jenis ikan hiu dilengkapi dengan informasi habitat dan sebarannya di Indonesia, serta status konservasinya berdasarkan Red List IUCN ver. 2013.1. Adapun untuk mempermudah pencarian, setiap jenis ikan diberi keterangan simbol dan wama dengan penjelasan sebagai berikut: Status keberadaan: ome Jarang dijumpai Habitat: Status konservasi: Perairan pantai, payau, sungai HEB endangered — Terancam Langka Paparan benua wu Vulnerable — Rawan Near Threatened — Hampir Terancam seni = (UDGN) east concern —Belum Mengkhawatirkan Laut dalam (BBY) ata Dedricient — Kekurangan Data Perairan karang [ne ] Not Evaluated — Betum Dievaluasi ‘Gambaran umum bagian-bagian tubuh ikan hiu posterior caudal fan sinpekor os ‘ ce fn pectoral fin sirip aaa iu lonjor, Merak bulu (Lombok); Hiu lanjaman; Cucut lanjaman [Jawa) ‘IRI KHUSUS: * Tepisirip ekor bagian belakang berwarna hitam melebar, ujung sirip dada bagian bawah berwama hitam Gurat yang menonjol di antara sirip punggung tidak ada atau tidak jelas * — Ukuran tubuh antara 70-230 cm HABITAT: Hidup di perairan paparan benua, sering ditemukan di daerah terumbu karang, dekat ‘tubir atau batas karang atol, dan di lepas pantai pada lapisan permukaan hingga kedalaman 280 meter SEBARAN DI INDONESIA: Seluruh perairan karang terutama di kawasan timur Indonesia, Samudera Hindia, Laut Cina Selatan iu plen (Bali); Hiu lonjor, Merak bulu (Lombok); Hiu lanjaman (Jawa), Hiu Bujit (Kalimantan) ‘CIRI KHUSUS: © Ujung sirip punggung dan ekor berwarna hitam pada ikan dewasa tapi polos pada ikan muda © = Tidak ada gurat yang menonjol di antara sirip punggung tidak ada * Terdapat gurat pada kedua sudut mulutnya * Ukuren tubuh antera 80-280 com HABITAT: Hidup di perairan paparan benua, mulai dari dekat pantai hingga perairan lepas pantai dengan kedalaman 75 meter SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Selat Makassar, Laut Natuna, Laut Banda iu lanjaman, Cucut lanjaman (Jawa) IRI KHUSUS; * Sirip punggung pertama agak tinggi, segi tiga (tidak melengkung lancip) © Ujung sirip punggung kedua hitam (hingga setengah tinggi siripnya), sedangkan sirip yang lainnya polos * Ukuran tubuh antara 30-100 om HABITAT: Umumnya hidup di perairan pantai pada dasar perairan hingga di kedalaman 170m SEBARAN DI INDONESIA: Tersebar luas di perairan dangkal Indonesia (timur Sumatera, Kalimantan, utara Jawa, Sulawesi, utara Papua ‘Hiu mungsing (Bali); Hiu lonjor (Lombok); Cucut lanjaman, Hiu lanyam (Jawa) ‘CIRI KHUSUS: * = Terdapat gurat di antara sirip punggung = Pangkal sirip punggung pertama di belakang ujung belakang sirip dada, bagian atasnya membulat * Bagian belakang sirip punggung kedua panjang; 1.6—3.0 kali tinggi siripnya ® = Ukuran tubuh antara 50-350 cm HABITAT: Oseanik dan pelagis, tetapi lebh banyak terdapat dilepas pantai dekat dengan daratan; biasanya dekat permukaan, tetapi kadang dijumpai hingga kedalaman 500 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia, Selat Sunda, Selst Makassar, Laut Cina Selatan, Laut Banda Hiu Kerbau; Hiu buas, Cucut bekeman (Jawa); Hiu bujit (Kalimantan) * ~ Moncong sangat pendek dan bulat melebar ; jarak dari ujung moncong ke mulut lebih pendek dari jarak antara lubang hidung * Tinggi sirip punggung pertama mencapai 3 kali tinggi sirip punggung kedua © urat di antara sirip punggung tidak ada, tubuh terlihat gemuk © Ukuran tubuh antara 60-400 cm HABITAT: Ditemukan di perairan pantai, estuaria, sungai dan danau berair payau, hidup didekat dasar hingga kedalaman “150 m SEBARAN DI INDONESIA; Tersebar luas di hampir seluruh wilayah perairan Indonesia iu kejen, merak bulu (Lombok); Cucut lanjaman, Hiulanyam (Jawa); Hiu bujit (Kalimantan) IRI KHUSUS;: ‘jw © Gurst di antars sirip punggung tidak ada © Sirip punggung, dada, dan bagian bawah sirip ekor polos pada hiu dewasa [berujung hitam pada hiv muda), terdapat semburat putih memanjang di kedua sisi perutnya © Moncong panjang dan lancip (tampak dari arah bawah) © Ukuran tubuh antara 60- 250 cm HABITAT: Merupakan hiu pelagis yang hidup di paparan benua dan kepulauan; kadang dijumpai di lapisan permukaan perairan lepas pantai dan jarang terdapat pada kedalaman lebih dari 30m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Selat Makassar, Laut Arafura, Selat Malaka dan Laut Jawa (CITES : Apendiks II Hiu koboy, Cucut koboy (Jawa) ay ‘CIRI KHUSUS; + Sirip punggung pertama dan sirip dada sangat lebar dan membundar di ujungnya = Ujung sirip berwama putih pada hiu dewasa (berujung hitam pada juvenil) «* Ukurantubuh antara 60-300 cm HABITAT: Hidup di persiran lepas pantai (oseanik), pada lapisan permukaan hingga kedalaman 150 meter SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia ‘Hiu karang sirip hitam; Hiu mada, Kluyu karang {Lombok} * Ujung sirip punggung pertama berwama hitam dengan warma putih di bawahnya * Semua sirip berujung hitam * — Gurst di antars sirip punggung tidak ada * Moncong sangat pendek, bulat melebar (tampak dari bawah), jarak dari ujung moncong: ke mulut hampir sama dengan jarak antara lubang hidung * = Ukuran tubuh antare 40-140 cm HABITAT: Hidup di perairan karang yang dangkal, laguna, gobah karang dan karang tepi SEBARAN DI INDONESIA: Di seluruh perairan karang Indonesia Hiu merak bul (Lombok); Cucut lanjaman, Hiu lanyam (Jawa) ‘CIRI KHUSUS; * — Sirip punggung pertama relatif pendek, pangkalnya berhadapan dengan ujung belakang sirip daca © — Sirip-sinpnya polos, sisi bagian belakang sirip dada melengkung dan berujung lancip Terdapat gurat di antara sirip punggung Ukuran tubuh antara 80-400 cm HABITAT: Dijumpai di perairan kepulauan dan paparan benua, hidup di daerah dekat pantai hingga ke laut lepas, dari lapisan permukaan hingga kedalaman 400 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Hiu lanjaman, Cucut lanjaman (Fawa) ‘CIRI KHUSUS; * — Sirip punggung pertama agak tinggi, melengkung lancip ke belakang Seluruh atau lebuh dari separuh sirip punggung kedua berwarna hitam, sirip yang lainnya poles * Umumnya terdapat gurat di antara sirip pungzung * Moncong agak panjang, parabolik menyempit (tampak dari arah bawah) HABITAT: Umumnya hidup di dasar perairan pantai dari deereh dekat pantai hingga pada kedalaman 40 m SEBARAN bI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Laut Jawe, Selat Sunda dan Selat Makassar ‘Hiu mungsing (Bali); merak bulu (Lombok); Cucut lanjaman, Lanyam (/awal; Hiu bujit (Kalimantan) ‘CIRI KHUSUS: * — Ujung sirip punggung kedua, ujung sirip dada dan bagian bawah sirip ekor berwara hitam + Sirip punggung kedua sangat pendek tapi bagian betakang siripnya sangat panjang (sisi bagian bawah sirip melebihi dua kali tingginya) * = Terdapat gurat di antara sirip punggung «© Ukuran tubuh antara 50-160 cm HABITAT: Dijumpai di perairan kepulauan dan paparan benua, termasuk di sekitar terumbu karang, dari daerah pasang surut hingga kedalaman 140 m SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Makassar Hiu sonteng, Merak bulu sonteng (Lombok); Hiu plen (Jawa); Cucut lanjaman (Jawa Barat) IRI KHUSUS; Ujung sirip punggung, dada dan ekor berwarna putih * Memifiki gurat menonjol diantara sirip punggung *)— Ukuran tubuh antara 80- 300 cm HABITAT: Hidup di perairan paparan benua, mulai dari perairan pesisir (juvenil) dan lepas pantai hingga kedalaman 800 meter (dewasa) SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan Hiu teteri (Lombok); Cucut lanjaman (Jawa) CIRI KHUSUS; = * — Sirip punggung pertama sangat tinggi, lebih dari separuh jarak moncong ke pangkalsirip punggungnya (kecuali untuk hiu yang baru lahir) * Terdapat gurat di antara sirip punggung * Moncong pendek dan bulat melebar (tampak dari arah bawah} * Ukuran tubuh antara 70-250 cm HABITAT: Hidup di perairan kepulauan, paparan benua dan perbatasan laut dalam (tubir), dari daerah pasang surut hingga kedalaman 280 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia bagian timur, Laut Cina Selatan, Laut Arafura ‘Hiu mungsing jara (Bali), Hiu macan (Jawa, Lombok), Hiu omas {Jawa Barat) ‘CIRI KHUSUS: © Memiliki corak loreng kelabu di bagian atas tubuh dan terdapat guratan menonjol di sisinya Moncong sangat pendek dan bulat tumpul (tampak dari arah bawah) ‘Gurat di ujung bibir stas sangat panjang, hampir sama panjang dengan jarak ujung moncong ke mulut ® = Ukuran tubuh antara 70-700 cm HABITAT: Dijumpai di perairan pantai hingga melewati paparan benua, dari daerah pasang surut: dari japisan permukaan hingga kedalaman 150 m SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Selat Sunda, Selat Makassar, Laut Banda ‘IRI KHUSUS: * Mata lebar dengan lekukan di bagian belakangnya * Pangkal sirip punggung kedua di atas ujung celah sirip anus * Terdapat gurat panjang di depan sinp anus, hampir sama panjangnya dengan dasar sirip anus = Moncong sangst panjang, parsbolik (tampak dari arah bawah) HABITAT: Hidup di dasar perairan dangial, di perairan pantai dengan kedalaman antara 7-100 m SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, perairan selatan Jawa, barat Sumatera, timur dan barat Kalimantan Prionace glauca iu biru; Hiu air (Bali), Hiu karet (Lombok); Hiu Islaek, Cucut selendang (Jawa) ‘CIRI KHUSUS: « = Sirip punggung pertama lebih dekat ke sirip perut dari pada ke sirip dada * = Sirip dada sangat panjang dan seperti sabit besar «= = Batang ekor memiliki lunas (keel) yang lemah di kedua sisinya * = Bagian punggungnya berwarna biru nila, sedang bagian perutnya putih HABITAT: Oseanik dan pelagis dari lapisan permukaan hingga kedalaman 800 m; mampu benmigrasi dengan jarak yang jauh SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan iu pisang; Hiu pilus, Hiu plen (Jawa); Mungsing [Lombok] CIRI KHUSUS; * — Sirip punggung kedua agak lebih kecil dari pada sirip anus, pangkal siripnya berseberangan dengan ujung celah sirip anus Gurat di depan sirip anus sangat panjanz, sama panjang dengan dasar sirip anus * — Moncong panjang, bagian tepi mulut terdapat celah memanjang * = Ukuran tubuh antara 30-110 com HABITAT: Hidup mendiami seluruh kolom perairan, tapi umumnya di dekat dasar, pada perairan kepulauan dan paparan benua, dari daerah pasang surut hingga kedalaman 200 m SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Laut Natuna, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, barat dan timur Kalimantan iu pilus, Hiu pisang ‘CIRI KHUSUS: © = Sirip pungeung kedua sedikit lebih kecl daripada sirip anus, pangkal siripnya berseberangan dengan ujung celah sirip anus * Gurat di depan sirip anus sangat panjang, hampir sama dengan panjang dasar sirip anus * — Gurat di sudut bibir atas sangat pendek, <1% panjang totalnya, terdapat 3-8 pori hyomandibilar di bagian pipi ® = Ukuran tubuh antara 20-70 cm HABITAT: Hidup di perairan keputsuan dan paparan benua; dari daerah pantai hingga kedslaman 36m SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Laut natuna, Selat MakassarSelat Sunda, perairan selatan Jawa, Laut Jawa, perairan Bali dan Lombok iu plen (Bali); Mungsing (Lombok); Hiu kejen (Jawa) * Kepala dan moncong sangat berbentuk seperti sekop. © Sirip punggung pertama lebar, lebih dekat ke dasar sirip perut daripada dasar sirip dada © Sirip punggung kedua sangat kecil, pangkalnya diatas ujung celah sirip anus © Sirip dada sangat kecil, lebar dan segi tiga (tidak melengkung lancip) | Ukuran tubuh antara 15-77 cm HABITAT: Hidup di persiran pantai, sering bergerombol dalam jumiah besar, dan umum dijumpai di daerah dengan dasar berbatu SEBARAN BI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Laut Natuna, perairan selatan Jawa, Laut Jawa, barat Sumatera, Setat Malaka, Selat Makassar, Selat Karimata Hiu bokem, Hiu karang (Bali iu coklat (Lombok); Hiu karang buas (Jawa) CIRI KHUSUS: Sirip punggung kedua relatif besar, kira-kira separuhnya sirip punggung pertama Ujung sirip punggung pertama dan cuping bagian atas sirip ekor berwarna putih Moncong sangat pendek, bulat melebar, ujungnya tumpul (tampak dari arah bawah) Tutup lubang hidung agak panjang Ukuran tubuh antara 60-200 cm HABITAT: Hidup di atau dekat dasar perairan pada celah atau lubang lubang di daerah terumbu karang berair jemih, dengan kedalaman antare 1—40 m, tetapi pemah tercacat dijumpai hingga kedalaman 330 m SEBARAN DI INDONESIA: Hampir di seluruh perairan karang Indonesia CITES : Apendiks Il Sph lewint ‘iu martil; Hiu caping (Jawa); Hiu capil (Bali); Hiu bingkoh (Lombok) ‘CIRI KHUSUS: * Kepala melebar ke samping, lebarnya kurang dari sepertiga panjang tubuhnya © Tepi kepala bagian depan sangat melengkung, terdapat lekukan dangkal pada bagian tengahnya © Sirip punggung pertama tinggi, agak lancip melengkung © Ukuran tubuh antara 50-420 cm HABITAT: Merupakan jenis yang paling umum di daerah tropés, dijumpai di perairan kepulauan dan paparan benua mulai dari lapisan permukaan hingga kedalaman 275 m SEBARAN DI INDONESIA; Seluruh perairan Indonesia CITES : Apendiks Il Hiu martil; Hiu caping (Jawa); Hiu capil (Bali); Hiu bingkoh (Lombok) ( he fee Foto: White, et sl (2006) CIRI KHUSUS; * Kepala melebar ke samping, lebamya kurang dari sepertiga panjang tubuhnya Bagian depan kepala hampir lurus, terdapat lekukan dangkal pada bagian tengahnya. Sirip punggung pertama sangat tinggi, lancip dan melengkung ke belakang pada ikan dewasa * = Ukuran tubuh antara 60-600 cm HABITAT: Tidak umum dijumpai di pasaran. Hidup di perairan pantai dan daersh semi oseanik mulai lapisan permukaan hingga kedalaman 20 m SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Samudera Hindia CITES : Apendiks Il Hiu martil, Hiu caping Java); Hiu capil (Bali); Hiv bingkoh (Lombok) Foto: White, et Bl. (2006) ‘CIRI EHUSUS: * Kepala melebar ke samping, lebarmya kurang dari sepertiga panjang tubuhnya © Bagian depan kepala depan sangat melengkuneg, tidak terdapat lekukan pada bagian tengahnya © Sirip punggung pertama tinggi, agak lancip melengkung pada ukuran dewasa © = Uluran tubuh antara 50-350 cm HABITAT: Hidup di daerah paparan benua dan daerah kepulavan dekat pantai sampai ke lepas pantai; mulai dari lapisan permukaan hingga kedalaman 20 m atau lebih SEBARAN DI INDONESIA; Samudera Hindia ‘iu kacang, Hiu pilus (Jawa) CIRI KHUSUS; © Mempunyai spirakel di belakang mata, berukuran kecil Celah insang kecil, kurang dari dua kali panjang mata © Bentuk sirip lancip melengkung, sirip punggung kedua berwama hitam dengan ujung putin © Gigi tak mencuat keluar ketika mulut tertutup © Mulut sangat pendek dan melengkung lebar *® Ukuran tubuh antara 45-110 om HABITAT: Hidup di daerah dasar perairan pantai yang dangkal hingga pada kedalaman 170 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan selatan Jawa, Bali, Lombok, Laut Jawa, utara, selatan dan barat Kalimantan, Selat Malaka, Selat Karimata, Laut Cina Selatan Hemipristis oh ; Hiu monas (lawa) ‘CIRI KHUSUS: Mempunyai spirakel di belakang mata, berukuran kecil Celah insang lebar, lebih dari dua kali panjang mata Bentuk sirip lancip melengkung Moncong bulat tumpul (tampak dari arah bawah) Gigi mencuat keluar ketika mulut tertutup Ukuran tubuh antara 45-110 cm HABITAT: Hidup di persiran kepulauan dan paparan benua pada kedalaman hingga 130 m SEBARAN DI INDONESIA: Laut Jawa, perairan selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Natuna, barat, timur dan selatan Kalimantan iu kacang, Hiu pasir <<) = + IRI KHUSUS: Mempunyai spirakel di belakang mata, berukuran kecil Celah insang kecil, kurang dari 2 kali panjang mata Bentuk sirip tidak lancip melengkung Gigi tidak mencuat keluar ketika mulut tertutup Mulut agak panjang dan melengkung tajam Ukuran tubuh antara 45-110 cm HABITAT: Hidup di daerah dasar perairan pantai yang dangkal SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, perairan timur Kalimantan, Seat Sunda, Selat Malaka, perairan Bali dan Lombok Hiu kacang {Bali}; Hiu air (Lombok); Cucut londer (awa) IRI KHUSUS: * Mata terletak disamping kepala, dengan gurat menonjol di bawahnya + Pangkal sirip punggung pertama terletak dibelakang dasar sirip dada * — Sirip punggung polos, dan ujung sirip ekor berwarna putih «© Terdapat bercak-bercak putih di sisi tubuhnya «© Ukuran tubuh antara 30-110 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal di paparan benua pada kedalaman lebih dari 60 m hingga bagian atas lereng benua SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan Hiu kacang {Bali}; Hiut meong (Lombok); Karil (Iawa Barat}; Cucut lander (Jawa) IRI KHUSUS: Mats terletak atas kepala dengan gurat menonjol di bawahnya ‘Sirip punggung pertama terletak dibelakang dasar sirip dada Ujung kedua sirip punggung berwarna warna putih Gigi di kedua rahang sangat pipih dan seperti pisau Ukuran tubuh antara 40-100 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal di perairan dekat pantai dengan kedalaman lebih dari 60m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan barat Sumatera, selatan Jawa, sekitar Bali, Lombok dan Sumbawa Alopias pelagic Hiu monyet, Hiu lancur (Bali); Hiu tikus (Lombok); Cucut pedang (Jakarta); tikusan (Cilacap) cIRI Ekor bagian atas hampir sepanjang ukuran tubuhnya Tidak terdapat lekukan yang dalam di begian tengkuk Mata agak lebar, posisinya hampir ditengah-tengah bagian sisi kepala Pangkal sirip punggung pertama lebih dekat dengan ujung belakang sirip dada dari pada dengan dasar sirip perut © Ukuran tubuh antara 130-340 cm HABITAT: Merupakan hewan oseanik yang hidup di lapisan permukaan hingga kedalaman 152 m SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan Alopias superciosus| _—=—[Dineinga wna n OTE Somuceninas | iu monyet, Hiu lancur (Bali); Hiu tikus (Lombok]; paitan (Cilacap) \CIRT KHUSUS: © Ekor bagian atas hampir sepanjang ukuran tubuhnya * Bentuk kepala hampir lurus di bagian antara mata, terdapat lekukan yang dalam di bagian tengkuk © Mata sangat besar, dengan bagian atasnya hampir mencapai bagian atas kepala * — Sirip punggung pertama lebih dekat dengan sirip perut daripada ujung belakang sirip dada * Ukuran tubuh antara 140-460 om HABITAT: Hewan oseanik dan perairan pantai, dijumpai mulai dekat perairan pantai hingga laut lepas, dari permukaan hingga kedalaman 600 m SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan Hiu mako; Hiu anjing (Jawa), Hiu tenggiri (Lombok) ‘CIRI KHUSUS: Memiliki lunas yang keras (keel) di kedua sisi pangkal ekomya Panjang sirip dada lebih pendek dari pada panjang kepala Moncong lancip, gigi panjang dengan ujung melengkung dan bertepi halus Bagian perut berwama kelabu Ukuran tubuh antara 100-417 cm HABITAT: Merupakan ikan oseanik dan epipelagis hingga ke perairan dalam SEBARAN DI INDONESIA; Samudera Hindia Jsurus paucus Hiu mako; Hiu anjing (Jawa), Hiu tenggiri (Lombok) ‘CIRI KHUSUS; © Memiliki lunas yang keras (keel) di kedua sisi pangkal ekomya Panjang sirip dada hampir sama panjang dengan panjang kepala Moncong lebar meruncing, mata relatif besar Terdapat bercak-bercak putin di sisi tubuhnya Ukuran tubuh antara 30-110 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal di paparan benua pada kedalaman lebih dari 60 m hingga bagian atas lereng benua SEBARAN DI INDONESIA: Samudera Hindia, Laut Cina Selatan CITES : Apendiks Il Rhincodon typus Dilindungisecara penuh berdasarkan KepMen KP No. 13 Tahun 2013 iu paus, Hiu geger lintang; Hiu tutul (Iawa); Hiu bodoh Foto: write, et al. (2006) IRI KHUSUS: * Tubuh sangat besar, berwama abu-abu tua dengan kulit yang tebal dan memiliki guratan-guratan menonjol * Bentuk kepala sangat lebar dan rata, mulut sangat lebar dengan posisi di depan kepala (terminal) * Batang ekor pipih dan memiliki lunas yang keras (kee!) di kedua sisinya Memiliki corak garis dabercak-bercak kuning atau putih kekuningan di sisi tubuhnya * = Ukuran tubuh antara 60-1200 cm HABITAT: Merupakan ikan yang bermigresi dan hidup secara individual ataupun berkelompok . Ditemukan di lapisan permukaan pada perairan pantai hingga laut lepas SEBARAN DI INDONESIA: Hampir di seluruh wilayah perairan Indonesia, namun lebih sering terlihat di Samudera Hindia, Laut Jawa sebelah timur, Laut Sawu dan Teluk Cenderawasih iu tutul, Hiu belimbing (Jawa); kluyu blimbingan {Lombok} CIRI KHUSUS: Sirip ekor sangat panjang © Kedua sirip punggung sama besar, menyudut ke belakang © Bentuk kepala membulat dengan moncong yang pendek, tubuh berwama kekuningan dan dipenuhi bintik berwama kehitaman atau belang-belang coklat (pada juvenil) © Terdapat gurat-gurat yang menebal di sisi tubuhnya * Ukuran berkisar antara 30-270 cm HABITAT: Merupakan jenis hiu demersal yang hidup di dasar perairan karang yang berpasir SEBARAN DI INDONESIA: Perairan karang dengan substrat pasir iu batu, Hiu bongo, Hiu gedok (Lombok); Hiu gedebong, Hiu bongol, Cucut dolok (Jawa) CIRI KHUSUS: © Tubuh dan ekor ramping © Kedua sirip punggung hampir sama besar, tepi bagian belakangnya melengkung dan memiliki cuping Dasar sirip anus jauh lebih pendek daripada dasar cuping sirip ekor bagian bawah © Tanpa guratan-guratan kulit di sepanjang tubuh * Ukuran tubuh antara 20-110 om HABITAT: Biasa dijumpai di dasar perairan karang dan pereiran berlumpur, mulai dari daerah pasang surut hingga kedalaman 85m SEBARAN DI INDONESIA: Tersebar luas di hampir seluruh perairan dangkal Indonesia Hiu bongo, Hiu gedok CIRI KHUSUS: * Kedua sirip punggung hampir sama besar, tepi bagian belakangnya melengkung tapi tidak memiliki cuping Dasar sirip anus lebih pendek dari dasar cuping sirip ekor bagian bawah Jarak antara sirip punggung kurang dari 9% panjang totalnya Tubuh agak gemuk, tidak ada gurat yang menonjol di bagian sisi tubuhnya Ukuran tubuh antara 15-30 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal yang hidup di perairan pantai dengan substrat lumpur berpasir hingga kedalaman 12 meter SEBARAN DI INDONESIA: Perairan utara dan barat Kalimantan iu bongol, Hiu gedok, Cucut dolok (Jawa) ‘CIRI KHUSUS; © Kedua sirip punggung hampir sama besar, tepi bagian belakangmya lurus tapi tidak memiliki cuping Jarak antara sirip punggung lebih dari 9% panjang totalnya Tubuh ramping, tidak ada gurat yang menonjol di bagian sisi tubuhnya Ukuran tubuh antara 15-74 cm HABITAT; Merupakan ikan demersal yang hidup di perairan pantai dengan substrat lumpur berpasir SEBARAN DI INDONESIA: Laut Jawa, Selat Sunda, selatan Kalimantan, perairan pantai Bengkulu Hiu tokek pasir, Hiu bongol, Cucut dolok (Jawa) KHUSUS: Tubuh dan ekor sangat ramping Dasar sirip anus sama panjang dengan casar cuping sirip ekor bagian bawah Terdapat guratan-guratan kulit di sepanjang tubuh Gurat punggung menonjol di bagian predorsal dan interdorsal Tubuh dipenuhi oleh bintik dan bercak berwarna gelap (tidak bergaris-garis) Uburan tubuh antara 15-65 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal di perairan pantai; diduga dapat masuk perairan tawar SEBARAN DI INDONESIA: Perairan selatan Jawa, Selat Sunda, Laut Jawa, Sumatera, utara, barat dan selatan Kalimantan Hiu bongo, Cucut dolok (Jawa) CIRI KHUSUS: Tubuh dan ekor ramping Dasar sirip anus jauh lebih pendek daripada dasar cuping sirip ekor bagian bawah Terdapat guratan-guratan kulit yang tidak terlalu jelas di sepanjang tubuh Gurat punggung menonjo! di bagian predorsal dan interdorsal Tubuh dipenuhi oleh bintik berwarna gelap dan putih, juga garis-garis tipis dan tebal yang berwarna gelap dengan latar belakang berwarma terang *® Ukuran tubuh antara 15-95 cm HABITAT; Biasa dijumpai di dasar perairan karang, daerah pasang surut dan bebatuan SEBARAN DI INDONESIA: Laut Cina Selatan, Perairan Kalimantan, utara Jawa dan perairan dangkal Sulawesi Hiu takek, Cucut tokek CIRI KHUSUS: Kedua sirip punggung sama besar, menyudut ke belakang; ujungnya berwama putih Kepala, tubuh dan sirip dipenuhi oleh bintik berwarna abu-abu muda dan putin Terdapat belang putih di bagian celah insang Guret di sudut bibir atas dan bawah panjang Ukuran tubuh antara 25-70 cm HABITAT: Merupakan jenis hiu tokek yang umum dijumpai di celah dan lubang-lubang batu karang SEBARAN DI INDONESIA: Seluruh perairan karang Indonesia ‘Hiu tokek Bali IRI KHUSUS; * Kedua sirip punggung sama besar, menyudut ke belakang, ujungnye berwama pucat * Kepala dan tububnys terdapat banyak bercak putin, umumnya terdapat pula bercakbercak coklat Tanpa belang putin di bagian celah insang Gurat di sudut bibir atas dan bawah panjang Tutup lubang hidung bagian depan membesar hingga mencapai mulut Ukuran tubuh antara 25-50 cm HABITAT: Diduga hidup di dasar perairan karang; pada lubang dan celah-celah karang, pada perairan dangkal di tepi benua SEBARAN DI INDONESIA: Perairan dangkal di selatan Bali dan selatan Jawa Barat haloscylth = Hiu lepang (Lombok); Hiu tokek (Jawa) cIRI ‘Sirip punggung kedua lebih kecil dari sirip punggung pertama Lebar sirip dada hampir sama dengan lebar mulutnya Moncong sangat pendek Bagian punggung belang-belang seperti pelana dan burik, bagian perut abu-abu polos ‘Tutup lubang hidung bagian depan pendek, tidak mencapai mulut Uburan tubuh antara 25-70 cm HABITAT: Merupakan ikan demersal yang hidup mulai dari tepi benua hingga lereng benua pada kedalaman 390-440 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan selatan Jawa, Bali dan Lombok (Samudera Hindia) iu tangar (Jawa Barat) CIRI KHUSUS: Mata sangat besar Mulut sangat lebar hingga melewati belakang mata Celah insang panjang hingga mencapai bagian atas kepala Sirip ekor besar tapi tidak simetris Terdapat corak putin di bagian pipi Ukuran tubuh antara 40-110 cm HABITAT: Merupakan hewan oseanik, epipelagis dan mesopelagis, dijumpai mulai dari permukaan hingga pada kedalaman 590 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia CIRI KHUSUS: Sirip dada besar, lebar dan berbentuk persegi Di bagian bawsh sirip punggung terdapat bercak-bercak wama gelap Tidak terdapat duri-duri yang membesar pada permukaan punggung Tidak terdapat sirip anus: Sungut bercabang dua, dengan ujung bazian belakangnya agak berumbai Ukuran tubuh antara 25-140 om HABITAT: Hidup di dasar perairan dangkal dan paparan benua, namun kedalamannya tidak diketahui SEBARAN DI INDONESIA; Perairan selatan Jawa, selatan Bali dam Lombok (Samudera Hindia) iu beurit (Jawa Barat); Cucut botol (Jawa, Jakarta) ‘CIRI KHUSUS: © Terdapat duri pada kedua sirip punggung, tidak tertalu jelas tapi kadang menonjol keluar Kedua sirip punggung hampir sama besar Terdapat lekukan yang jelas di belakang sirip ekor Moncong pendek dan parabolik (tampak dari arah bawah) Ukuran tubuh antara 40-160 cm HABITAT: Hidup di daerah dasar perairan paparan benua dan bagian atas lerung benua pada kedalaman 100-950 m. SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Datatias licha iu beurit (Jawa Barat); Cucut botol (Jawa) IRI KHUSUS: * — Kedua sirip punggung terpisah dan tidak memiliki duri * Sirip punggung pertama lebih kecil dari sirip punggung kedua * = Wama tubuh cenderung gelap, tidak terdapat garis gelap di sekitar insang * Bibir tebal dan kasar * Ukutan tubuh antare 30-180 cm HABITAT: Hidup di dasar perairan pada kedalaman antara 37-1,800 m, tapi biasanya di kedalaman lebih dari 200 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Hiu botol monyong (Jawa Barat) Wolo) Lage Teme co a IRI KHUSUS: Sirip punggung pertama sangat panjang dan rendah Tanpa kee! (Iunas) pada bagian bawah pangkal ekormya Dentikel kulit berbentuk seperti garpu, bagian pangkal tidak mencuat Moncong sangat panjang dan pipih (tampak dari arah bawah) Ukuran tubuh antara 25-80 cm HABITAT: Hidup di dasar perairan pada bagian |uar paparan dan bagian atas lereng benua SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia iu botol danten (Jawa Barat); Hiu taji (Lombok); Hiu senget (Eali); Cucut botol (lawa, Jakarta) ‘CIRI KHUSUS; © Sirip punggung pertama jauh lebih besar dari sirip punggung kedua, dengan duri keras dikedua sirip pendek Ujung sirip dada bagian belakang memanjang Pangkal sirip punggung kedua berada di belakang ujung sirip perut Moncong pendek dan lebar membundar (tempak dari arah bawah) Ubkuran tubuh antara 35-100 cm HABITAT: Hidup di dasar perairan pada bagian luar paparan benua dan bagian atas lereng benua dengan kedalaman antara 125-820 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia, Laut Cina Selatan iu botol, Hiu taji (Lombok); Cucut botol (Jawa Barat, akarta) ‘CIRI KHUSUS; © Sirip punggung pertama dan kedua hampir sama besar, duri keras di kedua sirip Punggung pendek © — Ujung sirip dada bagian belakang agak memanjang ® — Sirip punggung pertama rendah dan memanjang * Ukuran tubuh antara 40-160 cm HABITAT: Hidup di dasar perairan dan lapisan mesopelagis di bagian luar paparan benua dan di bagian atas lereng benua pada kedalaman antara 150-950 m atau lebih SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Squalus edmundsi iu botol (Jawa Barat); Hiu taji (Lombok}; Hiu senget (Bali) 2 \CIRT KHUSUS: © = Sirip punggung pertama jauh lebih besar dari sirip punggung kedua, terdapat duri keras di kedua sirip punggung © — Sirip punggung pertama besar dan dilengkapi dengan duri yang pendek serta berpangkal lebar * ~ Duri pada sirip punggung kedua panjang, dengan sisi bagian atas sirip miring ke belakang * — Moncong memanjang dengan ujung berbentuk segitiga pendek (tampak dari arah baweh} | Ukuran tubuh antara 25-87 cm HABITAT: Hidup di daerah dasar perairan di bagian atas lereng benua pada kedalaman antara 216-450 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara (Samudera Hindia) iu botol (Jawa Barat); Hiu taji [Lombok]; Hiu senget (Bali); Cucut botol (Jawa, Jakarta) © — Sirip punggung pertama jauh lebih besar dari sirip punggung kedua, terdapat duri keras di kedua sirip punggung © Bentuk sip punggung pertama miring ke belakang, dengan duri yang berpangkal lebar © Bagian ujung belakang sirip punggung kedua agak panjang, dengan sisi ates bagian belakang sirip berbentuk huruf V © Panjang tubuh antars 20-78 cm HABITAT; Diduge hidup di daerah dasar perairan di bagian atas dan lereng benua dengan kedalaman yang belum diketahui; kemungkinan terdapat di perairan yang lebih dangkal SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Hiu areuy [Jawa Barat}; Hiu kucing (Eali); Cucut kapukan (Jakarta) ‘CIRI KHUSUS; © Terdapat 7 celah insang pada tiap sisi kepala © Ukuran mata besar, berwama hijau dan dapat berpendar ketika masih segar © = Puncak sirip punggung pertama berwamia hitam atau kelabu © Ukuran tubuh antara 25-140 cm HABITAT: Hidup di dasar perairan paparan benua dan di bagian atas lereng benua pada kedalaman antara 27—1,000 m, tapi umumnye dijumpai pada kedalaman 300-600m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia Cucut meong (Jawa); Hiu tahu putih (Lombok) ‘CIRI KHUSUS; Terdapat 6 celsh insang di tiap sisi tubuh Ukuran mata kecil, berwama hijau dan berpendar ketika masih segar. ‘Sirip dorsal pertama polos atau berwarna putih pada ujungnya. Panjang dasar sirip punggung hampir sama dengan jarak sirip punggung dengan pangkal ekor Moncong bulat dan lebar (tampak dari arah bawah) © = Uluran tubuh antara 70-420 cm HABITAT; Dijumpai pada dekat permukaan hingga kedalaman 2500 m, juvenil dan ikan muda kadang dapat dijumpai di perairan pantai SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan Hiu areuy [Jawa Barat}, Hiu minyak, Hiu meong, kejen pasir (Lombok) ‘CIRI KHUSUS; ‘Terdapat 6 celsh insang pada tiap sisi kepala Ukuran mata besar, berwama hijau dan berpendar ketika masih segar Ujung sirip punggzung berwama putih Panjang dasar sirip punggung lebih pendek dari jarak sirip punggung dengan pangkal ekor Moncong agak lancip membundar (tampak dari arah bawah) Ubkuran tubuh antara 45-120 cm HABITAT: Umumnya hidup di dasar lereng benua pada kedalaman antara 90-600 m SEBARAN DI INDONESIA: Perairan Samudera Hindia DAFTAR PUSTAKA Compagno, L.J.V., 1984. FAQ jenis catalogue. Vol. 4. Sharks of the world. An annotated and illustrated catalogue of sharks jenis known to date. Part 1. Hexanchiformes to Lamniformes. FAQ Fish. Synop. (125) Val. 4, Pt 1: 249 p. Compagno, L. J. V.,M. Dando, & 5. Fowler. 2005. Sharke of the world. Priceton University Press. New’ Jersey. 368 p. Fahmi. 2010. Sharks and rays in Indonesia. Mar Res. Indonesia, 35(1}43-54. Fahmi. 2011. Sumber daya ikan hiu indonesia: Koleksi rujukan biota laut Pusat Penelitian Ovesnografi LIP. Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Jakarta, 54 hal. Fahmi & Dharmadi. 2005. Status perikanan hiu dan aspek pengelolaannya. Oseana, 30:1-8. Last. P.R.. W.T. White, J.N. Caira, Dharmadi, Fahmi, K. Jensen, A.P.K Liem, 8.M. Manjaji- Matsumoto, G.J.P. Naylor, J.J. Pgonoski, J.D. Stevens & G.K. Yaersley. 2010. Sharks and rays of Bomeo. CSIRO Publishing. Australia, 208pp. White, W. T., Last, P. R.. Stevens, J. D., Yearsley, G. K, Fahmi & Dharmadi. 2006b. Economically important sharks and rays of Indonesia. ACIAR, Canberra: 220 pp. INDEKS ta Sus we &8 Indeks Ordo Lamniformes Him. Famili Pseudocarcharhinidae Pseudocarcharias kamoharat 47 Famili Alopiidae Alopias pelagicus 33 Alopias superciliosus a4 Ordo Orectolobitormes Famili Rhincodontidae Rhincadon typus 37 Famili Stegostomidae Stegostoma fasciatum 38 Famili Hemiscylliidae Chiloscylium hasselti 40 Chiloseylium grisuem 41 (Chiloscylium indicum 42 Chiloscylium plagiosum 43 Chilascylium punctatum 39 Ordo Carcharhiniformes Famili Scyliorhinidae Cephatoscyliium pictum 46 Atelomycterus baliensis 45 Atelomycterus marmaratus 44 Famili Triakidae 26. Hemitriakis indrayonoi 32 Mustelus manazo 31 Pengencias Jenivtesis Miu inconeria 61 Indeks Him. Famili Hemigaleidae Hemigaleus microstoma 28 Hemipristis elongata 29 Poragaleus terg! 30 Famili Carcharhinidae Carcharhinus olbimarginatuc 16 Carcharhinus amblyrhynchos 5 Carcharhinus brevipinna 6 Corchorhinus dussumieri 7 Carcharhinus falcifarmis 8 Carcharhinus leucas 3 Carcharhinus limbotus 10 Carcharhinus langimanus il Corchorhinus melanopterus 12 Carcharhinus obscurus 13 Carcharhinus alumbeus 17 Carcharhinus sealer 14 Corchorhinus sorrah is Galeacerdo cuvier 18 Loxodon macrarhinus 19 Prionace glauca 20 Rhizoprionaden acutus 21 Rhizoprionodan oligaliny 22 Scoliadan macrorhynchas 23 Trigenodon obesus 24 62 Famili Sphyrnidae Pengenoles Jeaietesis Miu bedoneria Sphyrna lewini Sphyrmna mokorran Sphyrng zyqaend Indeks

You might also like