You are on page 1of 6

LEGAL OPINION

Kepada : PT X
Dari : Badan Konsultasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Hal : Divestasi Saham PT X
Tanggal : 23 April 2010

A. Kasus Posisi
Pada tanggal 7 April 2010 PT Y mengajukan Surat Permohonan Divestasi Saham
PT X kepada Bupati Z. Pertimbangan diajukannya surat permohonan tersebut adalah
pengalihan secara resmi Participation Interest sebesar 2, 1820 % di KKKS Blok Cepu
yang dipandang berdasarkan penilaian Mobil Cepu Ltd (MCL), anak perusahaan
Exxon Mobil Corp selaku operator Blok Cepu atas kemampuan finacial PT Y selaku
finacial partner dari PT X untuk membiayai Blok Cepu sesuai Plan of Development
(POD) tahun 2006 yang disampaikan MCL dan telah disetujui Pemerintah Indonesia
melalui Menteri ESDM pada bulan Juli 2006. Pertimbangan lain sebagai faktor utama
dalam pengajuan surat permohonan tersebut adalah sebagai pemantapan kepastian serta
keamanan terhadap dana-dana yang telah disetor oleh PT Y dalam bentuk cash call atau
biaya-biaya lain yang berkaitan dengan pengambilan Participation Interest Blok Cepu
tersebut yang akan dikeluarkan maupun penerimaan-penerimaan di kemudian hari.
Berdasarkan pertimbangan di atas PT Y mengajukan permohonan kepada Bupati Z
agar dapat menyampaikan permohonan kepada DPRD Kabupaten Z untuk dapat
melakukan perubahan pasal 8 Ayat 3 Perda Nomor 11 Tahun 2005, yaitu perbandingan
saham yang dimiliki Pemerintah Daerah sesuai dengan Ayat 2 Pasal ini saham
Pemerintah Daerah sedikit-sedikit 85 % dan 15 % milik masyarakat, menjadi
perbandingan saham yang dimiliki Pemerintah Daerah sedikit-sedikitnya 51 % dan 49
% milik Perusahaan Swasta.
Pada tanggal yang bersamaan yaitu 7 April 2010 Bupati Z mengajukan surat
permohonan kepada Ketua DPRD Kabupaten Z tentang perubahan Perda Kabupaten Z
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Pendirian PT X Kabupaten Z. Isi
permohonan berkenaan dengan perubahan komposisi kepemilikan saham PT X
sebagaimana yang diusulkan oleh PT Y

B. Identifikasi Fakta Hukum


1. Pembentukan dan pendirian sebuah Badan Usaha Milik Daerah sebagaimana
tertuang di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Z Nomor 11 Tahun 2005 Tentang
Pembentukan Dan Pendirian PT X Kabupaten Z.
2. Implementasi Program Kerja Sama Participating Interest Blok Cepu untuk PT X
sebagaimana tertuang dalam :
a. Perjanjian Kerja Sama Awal Antra PT X Dan PT Y Nomor 22/PATRA/VI/2006
Tentang Penyediaan Kebutuhan Pendanaan Dalam Mengambil Participating
Interest (PI) Blok Cepu Yang Menjadi Porsi PT X.
b. Perjanjian Kerja Sama Antara PT X Dan PT Y Nomor : 71/X/XII/2007 dan
Nomor : 001/ABSJ/Z/XII/2007 Tentang Penyediaan Dana Dan Bagi Hasil PT
X Selaku Pengelola Dan Pemegang Interest Dari Wilayah Kerja Pertambangan
Blok Cepu.
c. Kesepakatan Bersama Antara PT X Dengan PT Y Nomor : 002/X/VII/2008 &
Nomor : 009/Y/Z/VII/2008 Tentang Penunjukan Bank Devisa Nasional.
d. Addendum Perjanjian Kerja Sama Antara PT X Dan PT Y Nomor :
001/X/VII/2008 dan Nomor : 008/Y/Z/VII/2008 Tentang Penyediaan Dana Dan
Bagi Hasil PT X Selaku Pengelola Dan Pemegang Interest Dari Wilayah Kerja
Pertambangan Blok Cepu.
e. Kesepakatan Bersama Antara PT X Dan PT Y tanggal 20 Pebruari 2009.
3. Permohonan Divestasi Saham PT X sebagaimana tertuang dalam Surat
Permohonan Divestasi Saham PT X dari PT Y Nomor 01/Y/LSG/IV/2010 tanggal
7 April 2010.
4. Usulan perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Z Nomor 11 Tahun 2005 Tentang
Pembentukan Dan Pendirian PT X Kabupaten Z kepada DRRD Kabupaten Z
sebagaimana tertuang dalam Surat Permohonan Perubahan Perda Kabupaten Z
Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Pembentukan dan Pendirian PT Xdari Bupati Z
Nomor 700/1626 tanggal 7 April 2010.
C. Isu Hukum
1. Apakah divestasi saham PT X sebagai Badan Usaha Milik Daerah dengan
melibatkan kepemilikan saham oleh Swasta tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku?
2. Apakah kepemilikan saham dengan pola 51 % oleh Pemerintah Kabupaten Z dan
49 % oleh Swasta sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian PT X?
3. Apakah PT Y sebagai pihak dalam Perjanjian Kerja Sama Penyedia Dana Dan Bagi
Hasil Bagi PT X Selaku Pengambil Dan Pemegang Interest Dalam KKS WKP Cepu
dapat memiliki saham pada PT X?

D. Analisis Hukum
1. Sehubungan dengan pertanyaan apakah divestasi saham PT X sebagai Badan Usaha
Milik Daerah dengan melibatkan kepemilikan saham oleh Swasta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku? Analisis
yuridis terhadap isu hukum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Divestasi saham dilakukan melalui pengambilalihan (akuisisi) sebagian saham
milik pemerintah daerah dengan melakukan perjanjian peralihan saham. Sesuai
dengan asas kebebasan berkontrak bahwa masing-maing pihak dalam
perjanjian bebas menetapkan dan memilih para pihak dan syarat-syarat
perjanjian maka divestasi saham dapat dilakukan pada PT X sejauh tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan kepatutan.
b. Asas Keterbukaan yang terdapat dalam UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas tercermin dalam pasal-pasal yang berhubungan dengan
pengambilalihan saham memberikan kesempatan kepada siapapun untuk
melakukan kepemilikan saham sejauh tidak bertentangan dengan Undang-
Undang dan Anggaran Dasar PT.
2. Sehubungan dengan isu apakah kepemilikan saham dengan pola 51 % oleh
Pemerintah Kabupaten Zdan 49 % oleh Swasta sesuai dengan maksud dan tujuan
pendirian PT X maka dapat dianalisis sebagai berikut:
a. Divestasi saham PT X dilakukan dengan cara pengambilalihan saham (akuisisi)
oleh PT Y berakibat penurunan jumlah kepemilikan saham pemerintah daerah.
b. Keinginan PT Y mengenai komposisi saham 51% Pemerintah Daerah dan 49%
milik swasta, tanpa melibatkan kepemilikan masyarakat sebagaimana sudah
diatur dalam PERDA 11 No 2005 tentang Pembentukan dan Pendirian PT X,
berpotensi menimbulkan masalah sosial yaitu munculnya gugatan masyarakat
terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam setempat.
Dalam PERDA 11 No 2005 BAB II tentang Asas, Maksud dan Tujuan, Pasal
3 (1) dinyatakan bahwa Perseroan dalam melakukan usahanya berazaskan
Demokrasi ekonomi dengan prinsip kehatihatian, profesional, beritikad baik,
kepatutan dan bermanfaat.
c. Perubahan komposisi saham 51 % oleh Pemerintah Kabupaten Z dan 49 % oleh
Swasta dapat ditafsirkan bertentangan dengan asas demokrasi ekonomi yang
sebenarnya sudah diakomodasi dalam Pasal 8 (3) Perbandingan saham yang
dimiliki oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ayat 2 pasal ini saham
pemerintah daerah sedikitnya 85% dan 15% milik masyarakat.
d. Dalam proses akuisisi harus diperhatikan keberadaan ketentuan Anggaran
Dasar tentang kewajiban penjual saham untuk menjual saham terlebih dahulu
kepada pemegang saham yang ada. Apabila sudah diatur, berarti penjual
saham harus menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham minoritas
(15% ) milik masyarakat. ( lihat Pasal 57 dan Pasal 58 UUPT)
e. Mengingat bahwa peralihan saham milik pemerintah daerah dilakukan melalui
penjualan sebagian saham pemerintah daerah, maka berarti terjadi peralihan
aset daerah sehingga prosedur peralihan aset daerah harus mengikuti ketentuan
perundang-undangan yang berlaku yakni : Keputusan Menteri Dalam Negeri
No. 152/2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah menegaskan bahwa
perubahan status hukum barang daerah berupa penghapusan barang, penjualan
kendaraan dinas, penjualan rumah daerah dan pelepasan hak atas tanah dan
atau bangunan harus dalam bentuk Keputusan Kepala Daerah atau Keputusan
Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD.
f. Konsekuensi dari kepemilikan saham sebagaimana diatur dalam Pasal 52 UU
PT menyatakan bahwa saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk :
1) Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS
2) Menerima pembayaran Deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3) Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU ini.
g. Apabila tujuan divestasi saham sebagaimana dikendaki PT Y sesuai dengan
Surat Permohonan Divestasi Saham PT X dari PT Y Nomor 01/Y/LSG/IV/2010
tanggal 7 April 2010 yang menyatakan bahwa divestasi sebagai upaya
mengamankan cash call dan menjamin kepastian berusaha, maka PT Y dapat
melepaskan konsekuensi kepemilikan saham berupa deviden yang dimasukkan
dalam cadangan PT atau dialihkan kepada pemegang saham lainnya.
Sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 73 UU PT : Deviden yang tidak
diambil setelah 5 tahun terhitung sejak tanggal yang ditetapkan untuk
pembayaran deviden lampau dimasukan ke dalam cadangan khusus.
h. Kepemilikan saham PT Y pada PT X dalam rangka ikut melakukan pengawasan
terhadap PT X dapat melalui Rapat Umum Pemegang Saham maupun
menempatkan pemegang saham sebagai salah satu Direksi atau Komisaris
mengingat jumlah saham yang dikehendaki cukup signifikan ( sebanyak 49%),
sehingga dapat memenuhi kepentingan untuk menjaga cash call dan kepastian
berusaha.
3. Sehubungan dengan isu ketiga yaitu apakah PT Y sebagai pihak dalam Perjanjian
Kerja Sama Penyedia Dana Dan Bagi Hasil Bagi PT X Selaku Pengambil Dan
Pemegang Interest Dalam KKS WKP Cepu dapat memiliki saham pada PT X?
a. Apabila selama ini sudah terjadi hubungan hukum antara PT X dengan PT Y
dalam bentuk Perjanjian Kerja sama tentang Penyediaan Dana dan Bagi hasil
bagi PT X selaku pengelola dan pemegang interest dari wilayah kerja
Pertambangan Blok Cepu, maka perjanjian kerja sama ini tidak menghalangi
divestasi saham melalui akuisisi saham milik pemerintah daerah PT X. Hal ini
didasarkan pada asas keterbukaan UUPT yang memberikan kesempatan kepada
siapapun untuk dapat melakukan pengambilalihan saham sejauh tidak
bertentangan dengan UU, kepatutan, kesusilaan dan Anggaran Dasar PT serta
dalam UUPT tidak ada larangan kepemilikan saham oleh pihak yang sudah dan
sedang terikat perjanjian dengan PT yang bersangkutan.
b. Dalam proses akuisisi tidak terjadi benturan kepentingan sebagaimana diatur
dalam Pasal 35 (2) Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1998 tentang
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan PT. Apabila terjadi benturan
kepentingan antara perseroan dan direksi maka Direksi wajib mengungkapkan
hal tersebut dalam usulan rencana dan rancangan Akusisi.

E. Rekomendasi :
1. Proses perubahan kepemilikan saham dilakukan dengan akta pemindahan hak
sebagaimana diatur Pasal 56 ayat (1) UU PT dan perubahan susunan pemegang
saham sebagaimana diatur dalam Pasal 56 ayat (3) UU PT harus diberitahukan
kepada Menkumham.
2. Perubahan kepemilikan saham tetap memperhatikan aspek demokrasi ekonomi
sebagaimana sudah diatur dalam PERDA No 11/2005.
3. Pelepasan hak atas deviden pemegang saham harus dinyatakan secara tertulis dan
dilampirkan dalam permohonan perubahan Anggaran Dasar PT. Agar dilakukan
Studi Kelayakan mengenai Dampak dari Divestasi secara ekonomi. Karena dalam
jangka pendek pemerintah Daerah akan memperoleh tambahan pendapatan daerah
melalui penjualan saham, tetapi dalam jangka panjang patut dipertimbangkan
keuntungan ekonomis dan dampak terhadap lingkungan fisik, sosial dan budaya.

Pembuat,

Mr/Mrs ?

You might also like