Professional Documents
Culture Documents
Resume Komunitas Mswid
Resume Komunitas Mswid
DISUSUN OLEH
WIWID WAHYUDIYANTO
NIM : ST 162065
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan
menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti
Maryam, dkk, 2008: 32)
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam buku R.
Siti Maryam, dkk, 2008).
Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam n, bergaul
dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan melakukan
pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan
acuh tak acuh.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia dalam
kehidupan secara professional dengan menggunakan proses pendekatan
keperawatan secara komprehensif
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Perubahan Biologis
a. Sel
Jumlah sel menjadi menurun atau lebih sedikit, ukuran sel lebih besar, berkurangnya cairan
intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak; otot; ginjal; darah dan hati, jumlah sel otak
menurun, terganggunya mekanisme perbaikan sel. Otak menjadi atrofi (beratnya berkurang 5-
10%), lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
c. Perubahan Penglihatan
Karena sel-sel baru terbentuk di permukaan luar lensa mata, maka sel tengah yang tus
akan menumpuk dan menjadi kuning, kaku, padat dan berkabut. Jadi, bagian luar lensa yang
masih elastic untuk berubah bentuk (akomodasi) dan berfokus pada jarak jauh dan dekat.
Lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan gelap
dan terang dan memerlukan sinar yang lebih terang untuk melihat benda yang sangat dekat.
Meskipun kondisi visual patologis bukan merupakan bagian penuaan normal, namun terjadi
peninekatan penyakit mata pada lansia.
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada
lensa) menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun.
d. Perubahan Pendengaran
Kehilangan kemampuan untuk mendengar nada berfrekuensi tinggi terjadi pada usia
pertengahan. Ini disebabkan karena perubahan telinga dalam yang irreversible. Lansia sering
tidak mampu mengikuti percakapan karena nada konsonan frekuensi tinggi (huruf f, s, th, ch,
sh, b, t, p) semuanya terdengar sama. Ketidakmampuan berkomunikasi, membuat mereka
terasa terisolasi dari menarik diri dari pergaulan social. Bila dicurigai ada gangguan
pendengaran, maka harus dilakukan kajian telinga dan pendengaran.
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang
tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun,
membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
Kehilangan pendengaran menyebabkan lansia berespons tidak sesuai dengan yang
diharapkan, tidak memahamin percakapan, dan menghindari interaksi social. Perilaku ini
sering disalahkaprahkan sebagai kebingungan atau “senile”.
h. Sistem Gastrointestinal
Fungsi traktus gastrointestinal biasanya tetap adekuat sepanjang hidup. Namun demikian
beberapa orang lansia mengalami ketidaknyamanan akibat motilitas yang melambat.
Peristaltic di esophagus kurang efisien pada lansia. Selain itu, sfingter gastroesofagus gagal
berelaksasi dan keluhan utama biasanya berpusat bpada perasaan penuh, nyeri ulu hati, dan
gangguan pencernaan.
Banyak gigi yang tanggal, sensitivitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus,
rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah,
dan sering timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun. Peningkatan kesehatan untuk sistem
gastrointestinal pada lansia dapat dipandu untuk meningkatkan fungsi gastrointestinalnya
untuk mengikuti praktik peningkatan kesehatan seperti; menggosok gigi setiap hari,
perawatan gigi yang teratur, menghindari aktivitas berat setelah makan, makan makanan
tinggi serat, diet rendah lemak, minum banyak air, menjaga kebiasaan defekasi secara teratur,
dan menghindari laksatif dan antasida.
i. Sistem Genitourinaria
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi
BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering, elastisitas
jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks
sekunder.
Peningkatan kesehatan sistem genitourinaria dilakukan dengan mengonsumsi cairan yang
mencukupi sangat penting untuk mencegah infeksi kandung kemih dan memelihara
keseimbangan caira.
Masalah kontinensia urin dan sering berkemih dapat dikurangi bila individu lansia mengikuti
petunjuk berikut:
a. Selalu dekat dengan fasilitas kamar mandi
b. Berkemih secara teratur
c. Melatih otot dasar panggul
Latihan otot dasar panggul sangat berguna dalam mengurangi gejala stress dan dorongan
inkontinensia. Karena untuk mencapai control muskulus yang baik diperlukan latihan
beberapa minggu, maka individu lansia harus didorong untuk melakukan latihan secara
teratur.
j. Sistem Endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi
hormon kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron.
k. Sistem Kulit
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan
kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan
vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan
fungsinya, perubahan pada bentuk sel epidermis.
l. Sistem Muskuloskeletal
Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum usia 40 tahun.
Kehilangan densitas tulang yang massif akan mengai]kibatkan osteoporosis. Kondisi ini
kebanyakan terjadi pada wanita pasca menopausedan berhubungan dengan inaktivitas,
masukan kalsium yang tidak adekuat, dan kehilangan estrogen. Perubahan tersebut
mengakibatkan penurunan mobilitas, keseimbangan dan fungsi organ internal berkurangnya
ukuran otot dan kehilangan kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanannya sebagai akibat
penurunan aktivitas pada lnsia yang ditandai dengan nyeri punggung.
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang,
persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut
otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.
Peningkatan kesehatan tulang pada lansia dengan osteoporosis. Osteoporosis merupakan
masalah yang sering terjadi pada wanita lansia. Demineralisasi yang terjadi pada osteoporosis
dipercepat dengan hilangnya estrogen, inaktivitas, dan diet rendah kalsium tinggi fosfat.
Perawat dapat menganjurkan:
a. Masukan tinggi kalsium
b. Diet rendah fosfor
c. Olahraga
Peningkatan kesehatan untuk fungsi musculoskeletal dengan melaksanakan Program
olahraga rutin harus dijalankan seumur hidup atau dimulai pada lansia. Aksioma ”gunakan
atau kamu kehilangan” sangat sesuai dengan kapasitas fisik lansia.
Hambatan terbesar untuk berolahraga adalah perilaku masyarakat secara keseluruhan dan
perilaku negative lansia itu sendiri. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dengan
mmberi semangat dan menantang lansia untuk berpartisipasi dalam program olahraga dengan
teratur.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa Tujuan Umum: -Tidak nyeri lagi - Observasi TTV Mengetahui
nyaman nyeri Nyeri hilang -Dapat keadaan umum
pada persendian atau berkurang melakukan
b.d penurunan aktivitas seperti -Ajarkan teknik Meningkatkan
gangguan biasa relaksasi dan relaksasi,
muskuluskeletal distraksi memberikan rasa
kontrol dan
mungkin
meningkatkan
kemampuan
koping.
-Anjurkan untuk Menghindari
menghindari udara faktor pencetus
dingin nyeri
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Batasan lanjut usia menurut WHO terbagi menjadi 5 yaitu usia pertengahan
(Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (Elderly) ialah
kelompok usia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia
antara 75 dan 90 tahun, usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90
tahun.
Teori –teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi oleh
Betty Newman di kelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologi dan
kejiwaan sosial. Sedangkan teori penuaan menurut Barbara Cole Donlon di
kelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan psikososial.
Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah memusatkan perhatian pada
indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada proses penuaan, banyak pada tingkat
seluler, sedangkan ahli teori psikososial mencoba untuk menjelaskan bgaimana
proses tersebut dipandang dalam kaitan dengan kepribadian dan perilaku.
Kesejahteraan individu lansia tergantung pada faktor fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Pengkajian total meliputi evaluasi sistem tubuh utama, status social dan
mental, dan kemampuan individu untuk berfungsi secara mandiri meskipun menderita
penyakit kronis.
B. Saran
1. Mahasiswa Keperawatan mampu memahami tentang konsep keperawatan
gerontik.
2. Mahasiswa Keperawatan dapat bekerja sama dengan perawat kesehatan
komunitas dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan lansia.
3. Semoga makalah ini menjadi salah satu bahan untuk menambah wawasan
mengenai konsep keperawatan komunitas.