You are on page 1of 26

LAPORAN PRA KULIAH KERJA PT BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Disusun Oleh :

AMRI ROSYID S
ARFI NATANAGARA
CHRISTY NANLOHY
FAJAR CAHYA
INTAN PERMATASARI
KEVIN SANDRO
MOLYVIA STEVANY
NITA SETIANINGRUM
RAVI
SUALAEMAN ABDAT
XENANUN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan ridho serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN
PRA KULIAH KERJA PT BUKIT ASAM ( PERSERO ) Tbk. Laporan ini bertujuan
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kuliah Kerja serta dapat digunakan sebagai sarana
untuk menambah pengetahuan hingga sebagai referensi tambahan dalam belajar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Kuliah Kerja Bapak
Edy Jamal Tuheteru,ST.MT yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
ini.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
mengingat keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang penulis miliki.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan umumnya bagi semua pihak.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi ................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan .............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

2.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................................3

2.2 Lokasi Perusahaan .............................................................................................5

BAB III TINJAUAN TEORI ..................................................................................6

3.1 Definisi Corporate Social Responsibility(CSR) ................................................6

3.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) ..............................................7

3.3 Motif Corporate Social Responsibility(CSR) ...................................................8

3.4 Peraturan Hukum Terkait Corporate Social Responsibility(CSR) .................10

3.5 Tahapan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility(CSR) ........................12

BAB IV STUDI LAPANGAN .............................................................................14

4.1 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan .....................................................14

4.2 Program Kemitraan .........................................................................................14

4.3 Program Bina Lingkungan ..............................................................................15

4.4 Program Bina Wilayah ....................................................................................15

ii
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................17

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................20

6.1 Kesimpulan .....................................................................................................20

6.2 Saran ................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap


masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Jika kita berbicara tentang
tanggung jawab sosial perusahaan, maksudnya adalah kegiatan-kegiatan yang
dilakukan perusahaan demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan
untung atau rugi ekonomis.Tanggung jawab sosial tersebut lah yang sering
disebut dengan nama CSR (Corporate Social Responsibility ).

Pada saat ini CSR dianggap sebagai investasi masa depan bagi perusahaan.
Minat para pemilik modal dalam menanamkan modalnya di perusahaan yang telah
menerapkan CSR lebih besar, dibandingkan dengan yang tidak menerapkan CSR.
Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif dan hubungan
yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya.

CSR lahir dari desakan masyarakat atas perilaku perusahaan yang


biasanya mengabaikan tanggung jawab sosialnya terhadap lingkungan dan
penduduk sekitar wilayah penambangan. Latar belakang inilah yang dimaksudkan
sebagai bahan diskusi dan pembahasan dalam tulisan ini, dengan tujuan untuk
menelusuri pentingnya CSR serta programnya berupa Community Development
dalam kegiatan pertambangan.

1.2 Tujuan Kunjungan

Tujuan dari diadakannya kunjungan ke PT Bukit Asam (Persero) Tbk.


Adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengenal kondisi lapangann yang nyata dalam industri


Pertambangan.

1
2. Untuk mengetahui dan memahami program CSR apa saja yang dilakukan
di PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
3. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas CSR PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan

1.3 Manfaat Kunjungan

Setelah dilakukan nya kunjungan ke PT Bukit Asam (Persero) Tbk.


diharapkan mendapatkan manfaat sebagai berikut.

1. Dapat memberikan pengetahuan mengenai penting nya CSR terhadap suatu


perusahaan dan dampak terhadap masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
2. Membantu mahasiswa agar dapat mengetahui secara langsung seluk beluk
CSR di PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
3. Sebagai penerapan prinsip – prinsip dari pelajaran – pelajaran yang telah
diterima selama di universitas yang menyangkut masalah CSR
4. Sebagai bahan pertimbangan antara teori yang didapat di universitas dengan
kenyataan ditengah masyarakat.

2
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman


kolonial Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka
(open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di tambang Air Laya.

Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah


tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan
komersial dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial
Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut
perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950,
Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN TABA kemudian
berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk., yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka
meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990
Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan
Perseroan.

Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada


1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket
batubara.Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PTBA”. Dengan menggunakan
metode pertambangan dalam tanah, kegiatan pertama dimulai pada tahun 1923
dan bertahan sampai tahun 1940, sementara produksi komersil dimulai pada tahun
1938.

Ketika periode Kolonial Belanda berakhir di Indonesia, para pekerja


tambang berjuang untuk menasionalisasikan tambang. Pada tahun 1950,

3
pemerintah Indonesia mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang
Arang Bukit Asam (PN TABA).

Pada tahun 1981, PN TABA mengubah status perusahaan menjadi


perseroan tertutup dibawah nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk, yang seterusnya menjadi nama perusahaan ini. Untuk mengembangkan
perusahaan pertambangan batubara di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah
meleburkan Perum Tambang Batubara dengan PTBA.

Seiring dengan program Pengamanan Energi Nasional, pada tahun 1993


PTBA ditugaskan oleh pemerintah untuk mengembangkan unit bisnis briket. Pada
23 Desember 2002 PTBA terdaftar sebagai perseroan terbuka di Indonesian Stock
Exchange dibawah bendera "PTBA".

Sebagai perusahaan tambang dengan area kelolaan yang luas dan kini
mulai berkembang menjadi perusahaan pembangkit energi listrik, Perseroan
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) dengan terus mendorong pertumbuhan ekonomi dan
membangun kemandirian masyarakat serta berupaya memperbaiki kualitas
lingkungan hidup.

Perseroan ingin terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat


sekitar, membangun hubungan yang harmonis di tengah-tengah lingkungan yang
lestari. Dengan demikian, keberadaan Perseroan dapat memberi manfaat seluas-
luasnya dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan, yakni pelanggan,
mitra kerja, pemerintah, pemegang saham, pegawai dan masyarakat sekitar.

4
2.2 Lokasi Perusahaan

Alamat Kantor : Jalan Parigi No.1, Kab. Muara Enim, Tanjung Enim – Sumatera
Selatan.

No. Kode Pos: 31716

No. Telepon: (0734) 451 096 / 452 352

Nomor Fax: (0734) 451 095 / 452 993

Website: ptba.co.id

5
BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 Definisi Corporate Social Responsibility(CSR)

Corporate Social Responsibility(CSR) merupakan suatu komitmen


berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi
kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat
luas, bersaman dengan peningkatan taraf hidup pekerja beserta keluarganya
(Wibisono, 2007, h.7).

Dari sekian banyak definisi CSR, salah satu yang menggambarkan CSR di
Indonesia adalah definisi Suharto (2006) yang menyatakan bahwa CSR adalah
operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk membangun sosial-ekonomi
kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Dari definisi tersebut,
dapat kita lihat bahwa salah satu aspek yang dalam pelaksanaan CSR adalah
komitmen berkelanjutan dalam mensejahterakan komunitas lokal masyarakat
sekitar.

Terkait dengan area tanggung jawab sosial danperusahaan,OrganizationEconomic


Cooperation and Development (OECD) dalam Wibisono (2007, hal 42)
menyepakati pedoman bagi perusahaan multinasional dalam melaksanakan CSR.
Pedoman tersebut berisi kebijakan umum, meliputi:
o Memberikan kontribusi untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan lingkungan
berdasarkan pandangan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan,
o Menghormati hak-hak asasi manusia yang dipengaruhi kegiatan yang
dijalankan perusahaan tersebut sejalan dengan kewajiban dan komitmen
pemerintah di negara tempat perusahaan beroperasi,
o Mendorong pembangunan kapasitas lokal melalui kerja sama yang erat
dengan komunitas lokal, termasuk kepentingan bisnis, selain mengembangkan

6
kegiatan perusahaan di pasar dalam dan luar negeri sejalan dengan kebutuhan
praktik perdagangan,
o Mendorong pembentukan human capital, khususnya melalui penciptaan
kesempatan kerja dan memfasilitasi pelatihan bagi para karyawan,
o Menahan diri untuk tidak mencari atau menerima pembebasan di luar yang
dibenarkan secara hukum yang terkait dengan sosial lingkungan, kesehatan
dan keselamatan kerja, perburuhan, perpajakan, insentif finansial, dan isu-isu
lain,
o Mendorong dan memegang teguh prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) serta mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik
tata kelola perusahaan yang baik,
o Mengembangkan dan menerapkan praktik-praktik sistem manajemen yang
mengatur diri sendiri secara efektif guna menumbuhkembangkan relasi saling
percaya diantara perusahaan dan masyarakat tempat perusahaan beroperasi,
o Mendorong kesadaran pekerja yang sejalan dengan kebijakan perusahaan
melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan-kebijakan itu pada
pekerja termasuk melalui program-program pelatihan,
o Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tebang pilih (diskriminatif)
dan indispliner,
o Mengembangkan mitra bisnis, termasuk para pemasok dan subkontraktor,
untuk menerapkan aturan perusahaan yang sejalan dengan pedoman tersebut,
o Bersikap abstain terhadap semua keterlibatan yang tak sepatutnya dalam
kegiatan-kegiatan politik lokal.

3.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggunggjawab


sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan
pemangku kepentingan lainnya. Wibisono (2007, hal 99) menguraikan manfaat
yang akan diterima dari pelaksanaan CSR, diantaranya:

7
1. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan
mengimplementasikan CSR. Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh
dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari
masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap
modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya
manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat
meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical
decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk
management),
2. Bagi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah
adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap
akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika
terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR akan
menghargai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut,
3. Bagi lingkungan, praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas
sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat
polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya,
4. Bagi negara, praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut
“corporate misconduct” atau malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat
negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara
akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan)
oleh perusahaan.

3.3 Motif Corporate Social Responsibility(CSR)

Selain manfaat yang telah diuraikan sebelumnya, tidak ada satu


perusahaan pun yang menjalankan CSR tanpa memiliki motivasi. Karena
bagimanapun tujuan perusahaan melaksanakan CSR terkait erat dengan motivasi
yang dimiliki. Wibisono (2007, hal 78) menyatakan bahwa sulit untuk
menentukan benefit perusahaan yang menerapkan CSR, karena tidak ada yang

8
dapat menjamin bahwa bila perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR
dengan baik akan mendapat kepastian benefit-nya. Oleh karena itu terdapat
beberapa motif dilaksanakanya CSR, diantaranya:

1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand imageperusahaan.


Perbuatan destruktif akan menurunkan reputasi perusahaan. Begitupun
sebaliknya, konstribusi positif akan mendongkrak reputasi perusahaan. Inilah
yang menjadi modal non-financial utama bagi perusahaan dan
bagi stakeholdes-nya yang menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat
tumbuh secara berkelanjutan.
2. Layak mendapatkan social licence to operate. Masyarakat sekitar perusahaan
merupakan komunitas utama perusahaan. Ketika mereka
mendapatkan benefit dari keberadaan perusahaan, maka pasti dengan
sendirinya mereka ikut merasa memiliki perusahaan. Sebagai imbalan yang
diberikan ke perusahaan paling tidak adalah keleluasaan perusahaan untuk
menjalankan roda bisnisnya di wilayah tersebut. Jadi program CSR diharapkan
menjadi bagian dari asuransi sosial (social insurance) yang akan menghasilkan
harmoni dan persepsi positif dari masyarakat terhadap eksistensi perusahaan.
3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan. Perusahaan mesti menyadari bahwa
kegagalan untuk memenuhi ekspektasi stakeholders akan menjadi bom waktu
yang dapat memicu risiko yang tidak diharapkan. Bila itu terjadi, maka
disamping menanggung opportunity loss, perusahaan juga harus mengeluarkan
biaya yang mungkin berlipat besarnya dibandingkan biaya untuk
mengimplementasikan CSR.
4. Melebarkan akses sumber daya. Track record yang baik dalam pengelolaan
CSR merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang dapat membantu
untuk memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan perusahaan.
5. Membentangkan akses menuju market. Investasi yang ditanamkan untuk
program CSR ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang pasar
yang terbuka lebar. Termasuk didalamnya akan memupuk loyalitas konsumen
dan menembus pangsa pasar baru.

9
6. Mereduksi biaya. Banyak contoh yang dapat menggambarkan keuntungan
perusahaan yang didapat dari penghematan biaya yang merupakan buah dari
implementasi dari penerapan program tanggung jawab sosialnya. Contohnya
adalah upaya untuk mereduksi limbah melalui proses recycle atau daur ulang
kedalam siklus produksi.
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders. Implementasi program CSR
tentunya akan menambah frekuensi komunikasi dengan stakeholders. Nuansa
seperti itu dapat membentangkan karpet merah bagi terbentuknya trust kepada
perusahaan.
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator. Perusahaan yang menerapkan
program CSR pada dasarnya merupakan upaya untuk meringankan beban
pemerintah sebagai regulator. Sebab pemerintahlah yang menjadi
penanggungjawab utama untuk mensejahterakan masyarakat dan melestarikan
lingkungan. Tanpa bantuan dari perusahaan, umumnya terlalu berat bagi
pemerintah untuk menanggung beban tersebut.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. Kesejahteraan yang
diberikan para pelaku CSR umumnya sudah jauh melebihi standar normatif
kewajiban yang dibebankan kepada perusahaan. Oleh karenanya wajar bila
karyawan menjadi terpacu untuk meningkatkan kinerjanya.
10. Peluang mendapatkan penghargaan. Banyak reward ditawarkan bagi penggiat
CSR, sehingga kesempatan untuk mendapatkan penghargaan mempunyai
kesempatan yang cukup tinggi.

3.4 Peraturan Hukum Terkait Corporate Social Responsibility(CSR)

Terdapat 4 (empat) peraturan yang mewajibkan perusahaan tertentu untuk


menjalankan program tanggungjawab sosial perusahaan atau CSR dan satu acuan
(Guidance) ISO 26000 sebagai referensi dalam menjalankan CSR, sebagaimana
diuraikan Rahmatullah (2011, hal.14)

a) Keputusan Menteri BUMN Tentang Program Kemitraan Bina


Lingkungan (PKBL).

10
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN, Per-05/MBU/2007 Pasal 1 ayat
(6) dijelaskan bahwa Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang
selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan
dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan pada pasal 1 ayat (7) dijelaskan bahwa
Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya disebut Program BL, adalah program
pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN.

Adapun ruang lingkup bantuan Program BL BUMN, berdasarkan Permeneg


BUMN, Per-05/MBU/2007 Pasal 11 ayat (2) huruf e adalah:

a. Bantuan korban bencana alam;


b. Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan;
c. Bantuan peningkatan kesehatan;
d. Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum;
e. Bantuan sarana ibadah;
f. Bantuan pelestarian alam.
b) Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007

Peraturan lain yang mewajibkan CSR adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun


2007, tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal dalam negeri, maupun
penenaman modal asing. Dalam Pasal 15 (b) dinyatakan bahwa setiap penanam
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

c) Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001

Khusus bagi perusahaan yang operasionalnya mengelola Sumber Daya Alam


(SDA) dalam hal ini minyak dan gas bumi, terikat oleh Undang-undang Nomor 22
Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi.Berdasarkan Undang-undang
tersebut, perusahaan yang operasionalnya terkait Minyak dan Gas Bumi baik
pengelola eksplorasi maupun distribusi, wajib melaksanakan kegiatan
pengembangan masyarakat dan menjamin hak-hak masyarakat adat yang berada
di sekitar perusahaan.

11
d) Guidance ISO 26000

Berbeda dari bentuk ISO yang lain, seperti ISO 9001: 2000 dan 14001: 2004. ISO
26000 hanya sekedar standar dan panduan, tidak menggunakan mekanisme
sertifikasi. Terminologi Should didalam batang tubuh standar berarti shall dan
tidak menggunakan kata must maupun have to. Sehingga Fungsi ISO 26000
hanya sebagai guidance.

3.5 Tahapan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility(CSR)

Adapun lima tahap pelaksanaan Corporate Social Responsibility menurut


Simon Zadek (Ancok, 2005) yang harus dilakukan perusahaan yang
ingin sustainable (berkelanjutan), antara lain :

 Defensive

Perusahaan bersikap reaktif. Mereka merespon kritik dari luar


termasuk stakeholders seperti pelanggan, karyawan, dan investor dengan cara
menolak dan bersikap menyangkal.

 Compliance

Perusahaan mematuhi peraturan yang ada, namun sebatas mematuhi. Tujuan


utamanya adalah memproteksi reputasi dan menghindari kritik dari eksternal.

 Managerial

Menyadari bahwa dalam jangka panjang perusahaan tak cukup hanya patuh atau
mengandalkan kehumasan yang baik, maka perusahaan memberikan kewenangan
bagi para manajernya untuk mengelola CSR, mulai dari persoalan-persoalan yang
muncul berikut solusinya.

 Strategic

Perusahaan sudah menyelaraskan praktik CSR dengan kompetisi bisnis dan


berupaya menjadikan CSR sebagai keunggulan kompetitif yang akan
berkontribusi pada kesuksesan dalam jangka panjang

12
 Civil

Perusahaan berupaya keras untuk mempromosikan dan menyerukan praktik-


praktik bisnis yang bertanggungjawab, sebagai kehirauan bersama.

13
BAB IV

STUDI LAPANGAN

4.1 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Sasaran yang dituju dari pelaksanaan Program Kemitraan PTBA adalah


peningkatan kemampuan usaha kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi
Perseroan agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
bagian laba Perseroan.
Sedangkan sasaran dari kegiatan Bina Lingkungan adalah meningkatnya kualitas
hidup masyarakat dan tumbuh berkembangnya kesadaran akan perlunya
pendidikan, interaksi sosial dan keselarasan dengan kelestarian lingkungan.

Melalui Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut, Perseroan


meyakini akan terjadi pertumbuhan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitar Perusahaan menjadi lebih berdaya dan mandiri serta terpeliharanya
hubungan yang harmonis dan berkesinambungan antara perusahaan dengan
masyarakat.

4.2 Program Kemitraan

Program Kemitraan PTBA disalurkan kepada mitra binaan yang bidang


usahanya mencakup seluruh sektor ekonomi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku. Perseroan mendorong tumbuhnya kewirausahaan
masyarakat dengan membantu usaha kecil sejak awal, memberikan
pendampingan, pelatihan dan bantuan pemasaran, sehingga akhirnya mampu
berkembang menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Akumulasi
penyaluran dana Program Kemitraan hingga tahun 2013 telah mencapai Rp452,93
miliar yang disalurkan kepada 8.076 usaha kecil dan koperasi yang tersebar di 14
provinsi.

14
Sebagian dari mitra binaan tersebut kini telah menjadi pengusaha skala
menengah yang mandiri, bankable, dan telah mengembalikan seluruh dana
pinjaman kemitraan yang pernah diterima. Sebagian lagi hingga saat ini masih
menjadi mitra binaan dengan dana kelolaan yang semakin meningkat dan
sebagian kecil yang masih belum berkembang dibantu dengan terus diberikan
pendampingan yang intensif.

4.3 Program Bina Lingkungan

Program Bina Lingkungan terutama difokuskan pada peningkatan


kesejahteraan sosial masyarakat yang berada di Ring 1 yang tersebar di 5 wilayah
kerja perusahaan yaitu Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE), Unit
Pertambangan Ombilin (UPO), Unit Pelabuhan Tarahan (Peltar), Unit Dermaga
Kertapati (Derti) dan Proyek Penambangan Peranap.

Program-program Bina Lingkungan dirancang berbasis kebutuhan nyata


masyarakat. Untuk menjaring aspirasi masyarakat, Perseroan melakukan
pemetaan kebutuhan masyarakat melalui pendekatan kepada kelompok-
kelompok/lembaga sosial, tokoh masyarakat, pemuka agama hingga kelompok
marjinal kelompok berpenghasilan rendah. Program Bina Lingkungan mencakup
bidang pendidikan, pengembangan prasarana dan sarana umum, perbaikan sarana
ibadah, peningkatan kesehatan, pelestarian alam, bantuan bencana dan program
bantuan lainnya. Pada tahun 2013, program Bina Lingkungan difokuskan pada
bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan melalui program-program
unggulan.

4.4 Program Bina Wilayah

Di samping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang


mengacu kepada ketentuan Kementerian BUMN, Perseroan menjalankan Program
Bina Wilayah sesuai amanat pasal 74 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Program ini bertujuan untuk memberdayakan potensi
ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan komitmen Perseroan untuk bersama-

15
sama menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Pada Program
Bina Wilayah, Perseroan meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan fisik
sarana maupun prasarana secara langsung maupun tidak langsung, selain
meningkatkan perannya dalam kegiatan kemasyarakatan.

Pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan pada tahun 2013 banyak


menyentuh kepentingan masyarakat, baik dalam rangka mendukung peningkatan
kualitas pendidikan, prestasi keolahragaan maupun partisipasi langsung pada
pembangunan daerah sekitar aktivitas operasional yang disalurkan melalui
Pemerintah Daerah.

Partisipasi pembangunan tersebut disalurkan dalam bentuk Dana Peran


Serta Pembangunan Daerah kepada Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan dan
Lampung serta Pemerintah Kabupten Muara Enim dan Lahat dengan besaran yang
ditetapkan dengan perhitungan tertentu.

Kegiatan Bina Wilayah sepanjang tahun 2013 diantaranya:

 Pembangunan kolam renang Bukit Asam Tirta Enim.


 Pengelolaan lembaga pendidikan TK, SMA dan SMK.
 Pembagian sembako bagi masyarakat miskin.
 Pembinaan prestasi olahraga daerah.
 Bantuan kegiatan peringatan HUT Kemerdekaan RI.
 Bantuan kegiatan seni budaya daerah.

Secara keseluruhan, total dana yang disalurkan Perseroan untuk kegiatan


Bina Wilayah sepanjang tahun 2013 sebesar Rp75,80 miliar, sedikit mengalami
penurunan dari penyaluran yang dicapai pada tahun 2012 sebesar Rp83,25 miliar.

16
BAB V

PEMBAHASAN

Perseroan telah melaksanakan kegiatan dibidang sosial, ekonomi dan


lingkungan agar hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan
lingkungan seimbang. Hal tersebut juga sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan terhadap masyarakat sekitar perusahaan agar meningkatkan taraf
hidup masyarakat maupun pelestarian lingkungan.

Tujuan Program Kemitraan PTBA adalah peningkatan kemampuan usaha


kecil dan koperasi di sekitar wilayah operasi Perseroan agar tangguh dan mandiri
dengan pemanfaatan dana dari sebagian laba perseroan. Kegiatan Bina
Lingkungan sendiri bertujuan untuk pemberdayaan program sosial
kemasyarakatan.

Perseroan bertekad meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaksanaan


Program Kemitraan maupun Bina Lingkungan. Untuk Program Kemitraan,
Perseroan menargetkan peningkatan kemandirian mitra binaan dan membantu
perluasan penjualan produk mitra binaan di wilayah operasional Perseroan. Kerja
sama penyaluran dana PK maupun BL dengan beberapa pihak yang kompeten
dilakukan untuk peningkatan kualitas mitra binaan.

Dalam menjalankan program CSR tersebut,Humas PT BA mempunyai


wewenang yang besar untuk memutuskan setiap programCSR apa yang akan
dilakukan dan bekerja sama dengan divisi PKBL.

Dari sisi pelaksanaan program CSR menunjukkan bahwa peran Humas


sangat besar dalam pemecahan masalah yang ada dalam program CSR dengan
meminimalisir perbedaan persepsi dan ekspektasi yang ada selama pelaksanaan
program CSR.

Adapun kebijakan CSR PT BA sesuai dengan keputusan direksi sebagai


berikut :

17
1. Konsisten melaksanakan pembangunan ekonomi dan pemberdayaan
masyarakat secara berkelanjutan untuk menigkatkan kesejahteraan
komunitas lokal serta masyarakat secara luas

2. Konsisten melakukan pengelolaan pelestarian lingkungan

3. Menjamin pelaksanaan non diskriminasi dan menghargai HAM

4. Menjamin kondisi kerja yang layak sesuai dengan standar kesehatan dan
K3 serta lingkungan

5. Menjamin produk memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan

Pada tahun 2011 Perseroan semakin aktif mengajak dan melibatkan peran-
serta masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan maupun
monitoring program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di lingkar
tambang, sehingga pembangunannya tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
masyarakat. Perseroan juga menjadikan pelaksanaan kegiatan Bina Lingkungan
bidang pendidikan menjadi prioritas. Melalui program PKBL dan Bina Wilayah,
memberdayakan potensi sosial ekonomi dan penciptaan kualitas hidup yang lebih
baik untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. dan program Bina Wilayah
berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Pada tahun 2013, Perseroan menyalurkan dana Program Kemitraan


melalui penyaluran langsung kepada para mitra binaan dan kerja sama penyaluran
dengan sesama BUMN Pembina serta melalui sinergi dengan BUMN lain dalam
rangka pelaksanaan program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan
Berbasis Korporasi).

Total dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun 2013 adalah
sebesar Rp41,7 miliar. Dari dana tersebut, sebesar Rp1,97 miliar disalurkan
sebagai pinjaman lunak kepada 96 unit usaha di wilayah Sumatera Selatan.

18
Selain menyalurkan dana kemitraan, Perseroan melakukan pembinaan
dalam bentuk pelatihan kewirausahaan kepada 80 mitra binaan dan bantuan
promosi produk mitra binaan melalui kegiatan pameran sebanyak 8 kali di
beberapa kota yaitu di Lampung, Palembang, Muara Enim, Pagar Alam, Empat
Lawang dan Lahat. Biaya yang direalisasikan untuk kegiatan pembinaan tersebut
sebesar Rp439,6 juta.

Total penggunaan dana Program Bina Lingkungan tahun 2013 berjumlah


Rp38,167 miliar, yang dananya bersumber dari sisa dana tahun lalu,
anggaran/biaya perusahaan dan pendapatan jasa giro. Dari dana tersebut dana
Bina Lingkungan yang disalurkan sebesar Rp37,75 miliar dan untuk biaya
operasional penyaluran sebesar Rp0,423 miliar.

Dalam penyaluran dana Bina Lingkungan, Perseroan melakukan


pendekatan baru, yakni sedapat mungkin memiliki dampak sinergis dengan
penyaluran dana Program Kemitraan (PK) dan mempunyai benefit yang
mendukung kegiatan operasional Perseroan. Oleh karenanya, dari besaran dana
yang didistribusikan, terlihat bahwa penyaluran dana Bina Lingkungan
diprioritaskan pada tiga bidang, yakni pendidikan, sarana/prasarana dan kesehatan
masyarakat.

Pelaksanaan Program Bina Wilayah Perseroan pada tahun 2013 banyak


menyentuh kepentingan masyarakat, baik dalam rangka mendukung peningkatan
kualitas pendidikan, prestasi keolahragaan maupun partisipasi langsung pada
pembangunan daerah sekitar aktivitas operasional yang disalurkan melalui
Pemerintah Daerah.

Secara keseluruhan, total dana yang disalurkan Perseroan untuk kegiatan


Bina Wilayah sepanjang tahun 2013 sebesar Rp75,80 miliar, sedikit mengalami
penurunan dari penyaluran yang dicapai pada tahun 2012 sebesar Rp83,25 miliar.

19
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, didapatkan kesimpulan


sebagai berikut.

1. PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dalam melaksanakan program CSR yang


bersifat pemberdayaan masyarakat sekitar dalam melestarikan lingkungan
tambang ini didukung oleh manajemen senior dan karyawan. Program
CSR ini dilakukan karena persetujuan serta kesadaran dari perusahaan,
bukan karena paksaan atau kewajiban dari Pemerintah.
2. PT Bukit Asam (Persero), Tbk. sebelum melaksanakan program CSR
pemberdayaan masyarakat ini, terlebih dahulu melakukan pengamatan
terhadap pihak lain, pihak lain disini adalah masyarakat sekitar tambang.
Pengamatan ini dilakukan agar tujuan PT Bukit Asam (Persero), Tbk.
dalam melaksanakan kegiatan ini tepat sasaran dan tidak mengulangi
kesalahan sebelumnya.
3. PT Bukit Asam (Persero), Tbk. merencanakan perluasan lokasi dan
perluasan bentuk program CSR yang bersifat pemberdayaan masyarakat
sekitar tambang dan peningkatan ekonomi masyarakat dengan harapan
akan memberi hasil positif seperti yang telah dilakukan sebelumnya
sehingga tujuan PT Bukit Asam (Persero), Tbk. tercapai yaitu dapat
mensejahterakan masyarakat sekitar tambang secara berkesinambungan.

20
6.2 SARAN

Adapun saran yang ingin disampaikan terhadap materi laporan ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk lebih mendapatkan dukungan internal baik oleh manajemen senior


maupun manajemen dibawahnya serta karyawan secara keseluruhan maka
PT Bukit Asam (Persero), Tbk. perlu melakukan workshop internal yang
melibatkan komponen-komponen karyawan secara keseluruhan (melalui
perwakilan) atau melalui Serikat Pekerja yang ada di PT Bukit Asam
(Persero). Tbk.
2. Kegiatan CSR yang dilakukan dilanjutkan dengan adanya pendampingan,
pendampingan yang dimaksud adalah setelah training dan masyarakat
dapat membuat bibit serta mendapatkan penghasilan sendiri, PT Bukit
Asam (Persero), Tbk. tidak hanya membeli hasil bibitnya saja namun tetap
mendampingi dan memantau perkembangannya.
3. Perluasan program ini tidak perlu terburu-buru dilaksanakan lebih baik
dilakukan pembinaan yang mantap terhadap program yang ada kemudian
setelah sukses maka dengan sendirinya program ini akan memasyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ptba.co.id/ ( diakses pada 24 Juni 2016 pukul 06.25 )

http://www.ptba.co.id/en/csr#about-csr ( diakses pada 24 Juni 2016 pukul 10.34 )

www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&uact=8&ved
=0ahUKEwjM07H7ob_NAhXRNpQKHTRWBmcQFghHMAg&url=http%3A%2F%2Fkaryatuli
silmiah.com%2Fcorporate-social-responsibility-pt-bukit-
asam%2F&usg=AFQjCNH_ZHarJWT5G33O7Pamp5DzqiXcUw&sig2=m4DsHBpxRfNu0ibt2
-UIdg ( diakses pada 24 Juni 2016 pukul 11.56 )

http://uchinfamiliar.blogspot.co.id/2012/03/tahap-tahap-penerapan-csr.html ( diakses
pada 24 Juni 2016 pukul 19.25)

22

You might also like