You are on page 1of 9

MAKALAH HIV/AIDS

D
I
S
U
N
Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena Acquired
Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada penderitanya. Acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia setelah sistem kekebalannya dirusak oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) [9]. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh
evina yang membahas pemodelan matematika pada penularan Human
Immunodeficiency Virus (HIV) transmisi vertikal berkaitan dengan pembuatan model
SEIA.
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan obat suntik,
ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah
menjadi pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena disamping belum
ditemukan obat dan vaksin pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode”
dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan
penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti fenomena
gunung es (iceberg phenomena). Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di
seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus
dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing penularan
memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi
pengobatan agar penyebaran mengalami perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat sepenuhnya
menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat diperlambat namun tidak
dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat antara berbagai obat-obatan
antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem
kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS. Pengobatan dan perawatan yang
ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan test mandiri
(VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tidak lanjut, saran-saran
mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan
dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obat antiretroviral.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang memperlemah
kekebalan tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh
atau merusak sel-sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan
tubuh untuk melawan infeksi dan kanker menurun drastis.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi sindrom yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh. Selain itu
AIDS juga dapat menimbulkan komplikasi penyakit lainnya, seperti penyakit paru-
paru, saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi
oportunistik lainnya.

B. SEJARAH HIV/AIDS
Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis
pada tahun 1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat
pada tahun 1984. Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr.
Luc Montagnie, yang pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983
namun penghargaan untuk penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti
baik yang berasal dari Perancis maupun Amerika. Peneliti Perancis memberi nama
virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus. Tim dari Amerika yang
dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-cell
lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai
nama yang dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk
menggunakan istilah HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini “memakan” imunitas
tubuh.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu
singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara.
Dikatakan pula bahwa epidemic yang terjadi tidak saja mengenal penyakit (AIDS),
virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak negative berbagai bidang seperti kesehatan,
social, ekonomi, politik, kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan
yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang.

C. PENYEBARAN DAN GEJALA HIV/AIDS.

HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa
seperti
jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar
mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau AIDS. Sedangkan OHIDA
(Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri, suami, ayah, ibu)
atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS.
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama
laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada
bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang
pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian
orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai
berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis
penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
a. Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan
mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
4. Bayi yang ibunya positif HIV
Para ahli menjelaskan bahwa Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang
terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala
yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung
daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik,
orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan
kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang
berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi
HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko
terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
b. Saluran pernafasan
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan
demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada
stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
c. Saluran Pencernaan
Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya
nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut
dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
d. Berat badan tubuh
Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu
kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada
sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi
termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem
pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang
bertenaga.
e. System Persyarafan
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang
ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon
anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang
kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
f. System Integument (Jaringan kulit)
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api
(herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada
jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit
(Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau
psoriasis.
g. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai
tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita
penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami
peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease
(PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
D. PENCEGAHAN HIV/AIDS
Menurut H. JH. Wartono, Abu Chanif, dkk, (1999. 12) cara mencegah
penularan HIV/AIDS adalah :
a. Hindarkan hubungan seksual di luar nikah.
2. Usahakan hannua hubungan seks dengan satu orang pasangan seks, tidak
hubungan seks dengan orang lain.
3. Ibu penyidap HIV, hendaknya jangan hamil, karena akan memindahkan HIV
kepada janinnya.
4. Kelompok berperilaku resiko tinggi dianjurkan tidak menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya harus dijamin sterilitasnya.
6. Orang yang sudah HIV (+) dan masih berhubungan seksual aktif gunakan
kondom secara benar.
7. Hindarka hubungan seksual bila sedang mengalami luka pada kelamin atau
mulut dan hindarkan pula penggunaan alat-alat tertentu saat hubungan seksual
yang memungkinkan timbulnya luka.
8. Jangan menggunakan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi milik orang
lain karena alat-alat tersebut mungkin mengandung butir-butir darah penyidat
HIV.
9. Tingkatkan keimana dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency
Virus. Apabila anda terinfeksi HIV, maka tubuh anda akan mencoba untuk melawan
infeksi tersebut. Tubuh akan membentuk “antibodi”, yaitu molekul-molekul khusus
untuk melawan HIV.
Tes darah untuk HIV berfungsi untuk mencari keberadaan antibodi tersebut.
Apabila anda memiliki antibodi ini dalam tubuh anda, maka artinya anda telah
terinfeksi HIV. Orang yang memiliki antibodi HIV disebut ODHA.
Banyak orang yang HIV-positif tetapi tidak menunjukkan gejala sakit selama
bertahun-tahun. Namun selama penyakit HIV berlanjut, virus tersebut secara perlahan-
lahan merusak sistem kekebalan tubuh. Apabila kekebalan tubuh anda rusak, berbagai
virus, parasit, jamur, dan bakteria yang biasanya tidak mengakibatkan masalah dapat
membuat anda sangat sakit. Inilah yang disebut “infeksi oportunistik”.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularannya pun
terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan
melalui hubungan seks bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293


Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin.
Microbiol. Rev. 11: 614-627

H. JH. Wartono, Abu Chanif, Dra. Siti maryanti, Yon subardiyo Bsc. 1999.
AIDS/HIV. LEPIN: Jakarta

You might also like