You are on page 1of 3

SKENARIO KASUS

KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK


KELOMPOK B

Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia: : 7 tahun
Alamat: : Jalan. Cimahi No. 100

Kronologi Kasus
(Alloanamnesis)
Seorang An.A, laki-laki berusia 7 tahun (kelas 2 SD) datang ke klinik dokter
diantar Ayahnya dengan keluhan nyeri pada bagian dubur. Keluhan nyeri pada bagian
dubur dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan bertambah berat
jika sedang buang air besar. Keluhan tidak disertai dengan adanya tonjolan dan keluar
darah saat buang air besar. Keluhan juga tidak disertai dengan adanya rasa gatal di
lubang anus dan sekitarnya. Keluhan juga tidak disertai dengan adanya kelainan pada
BAB maupun mual muntah, dan tidak ada penurunan berat badan dan panas badan.
Pasien tidak memiliki riwayat jatuh ataupun trauma sebelumnya. Teman-teman di
sekolahnya pun tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.
Ayah An.A mendapatkan laporan dari guru sekolah An.A bahwa selama di sekolah
An.A mengalami perubahan perilaku. An.A menjadi lebih sering murung, sering
melamun, dan tidak pernah mengikuti pelajaran yang dilakukan di luar kelas. An.A
juga menjadi lebih menutup diri dan tidak pernah bermain ataupun bergaul dengan
teman-temannya. Gurunya juga mengatakan bahwa An.A menjadi lebih sering
menjauh terutama jika didekati oleh orang dewasa.
Ayah pasien merupakan seorang single parent. Sejak kurang lebih 6 bulan yang
lalu. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan di minimarket 24 jam. Terkadang
Ayahnya tidak pulang karena shift malam sehingga pasien sering dititipkan ke
tetangganya. Tetangganya adalah seorang laki-laki berusia sekitar 25 tahun yang
bekerja sebagai supir ojek. Namun akhir-akhir ini pasien sering menolak untuk
dititipkan ke tetangganya tanpa alasan yang jelas karena pasien tidak menjawab bila
ditanya Ayahnya.
(Autoanamnesis)
Pasien mengaku awalnya dekat dengan tetangganya karena sering mengajak jalan-
jalan ketika libur sekolah. Sejak 2 bulan yang lalu tetangganya mulai mengajak pasien
untuk menginap dirumah bila pasien dititipkan oleh ayahnya. Pasien sering dibelikan
mainan dan jajanan oleh tetangganya. Sejak saat itu pasien mulai sering disuruh untuk
memegang alat kelamin tetangganya.
Satu bulan yang lalu pasien mengaku ketika tidur bagian anusnya dimasukan alat
kelamin secara paksa oleh tetangganya. Pada saat kejadian, pasien berusaha berteriak
untuk meminta tolong dan kabur, akan tetapi pada saat itu kamar dalam keadaan
terkunci. Pasien diancam untuk tidak melaporkannya kepada orang lain terutama pada
ayahnya dengan alasan jika diberitahu maka ayahnya akan meninggalkan pasien.
Awalnya pasien menurut dengan tetangganya namun keluhan nyeri pada dubur
membuat pasien mengeluh pada ayahnya. Ayah pasien lalu membawa pasien ke
klinik dokter.

Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
- Kesadaran: Compos Mentis
- Kesan sakit: Sakit sedang
- Tensi: 110/80 mmHg
- Nadi: 88 x/m
- Respirasi: 20 x/m
- Suhu: 37,1 oC
- Turgor: Kembali cepat
- Gizi: Cukup
B. Pemeriksaan Generalis
- Kepala : normal
- Mata: Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
- Leher : normal
- Toraks : normal
Jantung : normal
Paru-paru : normal
- Abdomen : normal
- Genital :
Pada lubang pelepas arah jam 7 terdapat luka lecet warna kemerahan
berukuran tiga kali empat millimeter, terdapat laserasi dan sfingter ani
melemah
- Ekstremitas : tidak terdapat luka atau kelainan

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan Rectal Toucher, karena pasien
menolak untuk dilakukan pemeriksaan dikarenakan pasien masih mengalami trauma
psikis karena kejadian yang dialami pasien sebelumnya.

You might also like