You are on page 1of 20

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum


dan Pembelajaran Pendidikan Dasar
Dosen Pengampu : Dr. Sigit Saptono, M.Pd

Abrar Abira
0103517095

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
Tugas uts kurikulum pendidikan
1. Berikan penjelasan disertai contoh tentang kurikulum dengan pendekatan interdisipliner
dan integratif.
Jawab :
Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan interdisipliner dibagi menjadi tiga jenis pendekatan yaitu, pendekatan
structural, pendekatan fungsional dan pendekatan daerah (interfield), yang masing-
masing mempunyai penekanan sendiri.
a. Pendekatan structural
Pendekatan structural bertitik tolak dari suatu struktur tertentu, yang merupakan
suatu disiplin ilmu. Sebagai contoh, Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan disiplin
ilmu social maka dipelajari juga ilmu-ilmu yang lain seperti sejarah, ekonomi,
politik, antropologi dan lain sebagainya. Tetapi ilmu-ilmu tersebut masih berada
dalam suatu bidang studi yang sama yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial.
b. Pendekatan fungsional
Pendekatan fungsional bertitik tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat
atau lingkungan sekolah. Masalah yang dipilih dan akan dipelajari tersebut adalah
berbagai masalah yang berfungsi dan bermakna bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan masalah tersebut, dipelajari aspek-aspek dari berbagai disiplin yang
berada dalamsuatu bidang studi yang sama, yang dinilai relevan dengan masalah
yang dipelajari. Sebagai contoh, misalkan kita ambil sebuah masalah tentang Air.
Berdasarkan masalah ini akan dipelajari aspek kimia, aspek biologi atau fisiologi,
aspek ilmu alam dan aspek lainya yang terkait dengan permasalahan Air tersebut.
c. Pendekatan daerah
Pendekatan daerah bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subyek
pelajaran. Berdasarkan daerah tersebut, kemudian akan dipelajari aspek
biografi,ekonomi, antropologi, adat istiadat, bahasa dan aspek lainya. Aspek-aspek
yang dipelajari tentu sajamerupakan hal yang relevan dengan daerah tersebut dan
berada dalam bidang studi yang sama. Misalnya dalam pengajaran IPS dapat dipilih
daerah Bali, Kalimantan atau daerah-daerah lainnya. Kemudian dibuatlah
perencanaan berbagai aspek, seperti geografi daerah Bali, adat istiadat daerah Bali,
ekonomi pariwisata daerah Bali, bahasa penduduk Bali dan sebagainya.
Pendekatan Integratif
Pendekatan Integratif dikenal juga dengan pendekatan terpadu yang bertitik tolak
dari suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur. Bermakna
mempunyai arti bahwa setiap suatu keseluruhan tersebut memiliki makna, arti, dan
faedah tertentu. Keseluruhan tersebut bukanlah penjumlahan dari berbagai bagian,
melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri. Adapun terstruktur
mempunyai asumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan
berfungsi dalam suatu struktur tertentu. Sebagai contoh, manusia bukanlah penjumlahan
dari bagian-bagian tubuh atau penjumlahan dari badaniah dan rohaniah, melainkan
sesuatu yang utuh. Dalam konteks ini pendidikan anak adalah pendidikan yang
menyeluruh, oleh karena itu kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga mampu
mengembangkan pribadi yang utuh dengan mempertimbangkan bahwa anak adalah suatu
potensi yang sedang berkembang dan merupakan organism yang hidup, yang hidup
dalam masyarakat yang sedang berkembang pula.
2. Komponen apa sajakah yang harus diperhatikan untuk mengembangkan kurikulum
integratif ? berikan penjelasan !
Jawab :
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan merupakan komponen pembentuk kurikulum yang berkaitan
dengan hal-hal yang ingin dicapai atau hasil yang diharapkan dari kurikulum yang akan
dijalankan. Dengan membuat tujuan yang pasti, hal tersebut akan membantu dalam
proses pembuatan kurikulum yang sesuai dan juga membantu dalam pelaksanaan
kurikulumnya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
b. Komponen Isi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi
jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program dari masing-masing bidang studi
tersebut.
c. Komponen Metode
Komponen metode atau strategi merupakan komponen yang cukup penting
karena metode dan strategi yang digunakan dalam kurikulum tersebut menentukan
apakah materi yang diberikan atau tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau tidak.
Dalam prakteknya, seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi
pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa
untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan efektivitas yang tinggi. Pemilihan atau pembuatan metode atau strategi dalam
menjalankan kurikulum yang telah dibuat haruslah sesuai dengan materi yang akan
diberikan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Komponen Evaluasi
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari
berbagai kriteria.
Komponen evaluasi merupakan bagian dari pembentuk kurikulum yang berperan
sebagai cara untuk mengukur atau melihat apakah tujuan yang telah dibuat itu tercapai
atau tidak. Selain itu, dengan melakukan evaluasi, kita dapat mengetahui apabila ada
kesalahan pada materi yang diberikan atau metode yang digunakan dalam menjalankan
kurikulum yang telah dibuat dengan melihat hasil dari evaluasi tersebut. Dengan begitu,
kita juga dapat segera memperbaiki kesalahan yang ada atau mempertahankan bahkan
meningkatkan hal-hal yang sudah baik atau berhasil.
3. Pengembangan kurikulum bisa berdampak pada rekonstruksi sosial, budaya, dan
edukasi.
Berikan penjelasan pernyataan tersebut!
Jawab :
a. Rekonstruksi sosial
Dalam kamus besar bahasa Indonesia rekonstruksi berarti pengembalian seperti
semula; penggambaran kembali; pengulangan perbuatan atau peristiwa seperti semula.
Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan khalayak, berkenaan dengan masyarakat,
berkenaan dengan umum, suka menolong, dan memperhatikan orang lain.
Social reconstruction berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini
lebih memusatkan perhatian pada problem-problem yang dihadapinya dalam
masyarakat. Kurikulum ini juga sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan
sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi, contohnya masalah hak asasi,
kaum minoritas, masalah seks bebas, korupsi yang merajalela, masalah narkoba, polusi,
ledakan penduduk, kemiskinan, malapetaka akibat kemajuan teknologi, perang dan
damai, keadilan sosial, dan lain-lain.
Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka
pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama.
Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga
antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan denga
sumber belajar lainnnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha
memecahkan problem-problem yang dihadapinya dalam masyarakat menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an.
Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini
terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa
dengan pengetahuan dan konsep baru Yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan
memecahkan masalah sosial. Setelah diharapkan dapat menciptakan masyarakat baru
yang lebih stabil.
Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannya tentang
rekonstruksi sosial. Dalam masyarakat demokratis seluruh warga masyarakat harus
turut serta dalam perkembangan dan pembaharuan masyarakat. Untuk melaksanakan
hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting. Sekolah bukan saja dapat
membantu individu memperkembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat
membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.
S. Nasution (1991), konsep kurikuum ini mempuyai dua kelompok yaitu “bersifat
adaptif dan reformatoris”. Adaptif dimaksudkan agar individu dapat menyesuaikan diri
dalam menghadapi segala macam bentuk perubahan. Ia harus kuat fisik mental dalam
mempertahankan dinamika hidupnya. Implikasinya adalah kurikulum harus berorientasi
pada masalah-masalah kehidupan sekarang yang bersifat realistik, baik yang berkenaan
dengan ekonomi, sosial, politik, maupun hukum sehingga kelak di kemudian hari
peserta didik mampu menghadapinya, sedangkan kelompok reformis menginginkan
agar ndividu tidak hanya mampu menghadapi masalah-masalah yang diingikan.[3]
Menurut Oemar Hamalik, kurikulum rekonstruksi sosial merupakan kurikulum yang
sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan problematika sosial masyarakat
yang tidak hanya berpatok pada ilmu sosial saja, tetapi juga setiap disiplin ilmu, dimana
guru berperan dalam menghubungkan tujuan materi pembelajaran dengan manfaat
lokal, nasional, maupun internasional.
Pada rekonstruksi sosial tidak terlalu menekankan kebebasan individu. Mereka
ingin meyakinkan para siswanya bagaimana masyarakat membuat warganya seperti
yang ada sekarang dan bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan pribadi warganya
melalui konsensus sosial. Brameld juga ingn memberikan keyakinan tentang
pentingnya perubahan sosial. Perubahan sosial tersebut harus dicapai melalui prosedur
demokrasi. Pada rekonstruksi sosial menentang intimidasi, menakuti dan kompromi
semu. Mereka mendorong agar para siswa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
masalah-masalah sosial yang mendesak (crucial) dan kerjasama atau bergotong royong
untuk memecahkannya.
b. Budaya
Budaya adalah suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup
bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat
tersebut. Nilai-nilai budaya tersebut dijadikan dasar dalam memberi makna terhadap
suatu konsep dan arti dalam komunikasi antar anggota masyarakat tersebut. Posisi
budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya
menjadi sumber nilai-nilai dari pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Kegiatan pokok yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah merancang dan
memgembangkan silabus yang merupakan panduan penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran. Prinsip – prinsip yang dipakai untuk mengembangkan silabus tak bisa
dilepaskan dari prinsip– prinsip pengembangan kurikulum pada umumnya. Hal ini
dikarenakan silabus merupakan salah satu produk kurikulum. Selanjutnya apabila
disepakati bahwa silabus merupakan salah satu produk kurikulum sebagai pedoman
tertulis, tentu membawa konsekuensi terhadap aspek – aspek yang dikembangkan,
artinya aspek – aspek yang ada dalam silabus haruslah merupakan aspek – aspek yang
terdapat dalam kurikulum. Beberapa aspek pokok yang perlu ada dalam silabus
sebagaimana aspek yang tercangkup dalam kurikulum berbasis budaya adalah rumusan
kompetensi, hasil belajar, indikator keberhasilan, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, evaluasi, alokasi waktu dan sumber bahan.
Nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa dikembangkan dalam setiap pokok
bahasan dalam mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus.
Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut
ini:
1. mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang tercantum di atas sudah tercakup didalamnya
2. menggunakan tabel yang memperlihatkan keterkaitan antara SK/KD dengan nilai
dan indikator
3. mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam tabel tersebut ke
dalam silabus mengembangkan RPP berdasarkan silabus yang sudah disusun.
Implementasi
Beauchamp (1975 : 164 ) mengartikan implementasi kurikulum sebagai “ a
process of futting the curriculum to work”. Fullan ( Miller dan Seller, 1985 :246 )
mengartikan implementasi kurikulum sebagai “ The futting into practice of an idea,
prgram or set of activities which is new to the individual or organization using it
“. Berdasarkan atas dua pendapat tersebut, sesungguhnya implementasi kurikulum
merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan atau melaksanakan
kurikulum (dalam arti rencana tertulis) kedalam bentuk nyata dikelas, yaitu terjadinya
proses transmisi dan transformasi segenap pengalaman belajar kepada pesrta didik.
Dua pola penerapan kurikulum berbasis budaya
1. Pertama, mengembangkan desain kurikulum ( silabus atau rancangan pelaksanaan
pembelajaran ) dengan berwawasan budaya. Artinya aspek – aspek kurikulum yang
terkait dalam desain kurikulum dikembangkan dengan mengacu pada wawasan
budaya bangsa, misalnya : pengembangan materi pembelajaran dikaitkan dengan
nilai – nilai luhur yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya, implementasinya
tentu menggunakan model – model pembelajarn berbasis budaya.
2. Kedua, menggunakan desain kurikulum berbasis budaya dalam implementasi
kurikulum yang sedang berjalan. Disini yang perlu ditekankan adalah penggunaan
model – model pembelajaran bebasis budaya dalam kegiatan pembelajaran sehari –
hari. Model – model pembelajaran berbasis bdaya yang bisa digunakan adalah
model pembelajaran pemecahan masalah, model pembelajaran inkuiri, model
pembelajaran kontektual dan model yang lainnya.

4. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan yang disarankan oleh kurikulum
2013. Berikan penjelasan pendekatan saintifik. ! berikan contoh pembelajaran dengan
pendekatan saintifik ?
Jawab :
A. Pengertian Pendekatan saintifik
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”
(Kurinasih, 2014:29) . Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang
diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu
dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
B. Karakteristik pendekatan sintifik
Pendekatan saintifik memilik karakteristik sebagai berikut.
1. berpusat pada siswa;
2. melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, dan
prinsip;
3. melibatkan proses-prose kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
4. dapat mengembangkan karakter siswa.
C. Tujuan pembelajaran pendekatan saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didsarkan pada keunggulan
pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa;
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara
sistematik;
3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan;
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam
menulis artikel ilmiah;
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
D. Langkah-langkah pendekatan saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan
ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara
prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap
menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-
sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
1 Mengamati (observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam Permendikbud Nomor 81A/2013, hendaklah guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari
informasi.
2 Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada
peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih
abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari
guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke
tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari
kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya
dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka
rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar
untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan
guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber
yang beragam.
Kegiatan “menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan
faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun kompetensi yang
diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
3 Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang
lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi
dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati
objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4 Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah informasi/ menalar” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola
dari keterkaitan informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang
logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada
Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar
asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk
pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama
mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam
referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di
memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah
tersedia.
5 Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun
2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
E. Contoh Pembelajaran dengan pendekatan saintifik
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : IV/1
Tema : Peduli Terhadap Mahluk Hidup
Sub Tema : Hewan Dan Tumbuhan Di Lingkungan Rumahku
Pertemuan Ke : 3
Alokasi waktu : 1x Pertemuan (2 x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat,
membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
Bahasa Indonesia
1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan
lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional,
perkembangan teknologi, sosial, serta permasalahan sosial
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan sumber daya alam melalui
pemanfaatan bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata baku
IPA
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan
inkuiri ilmiah dan berdiskusi
3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya
4.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
BAHASA INDONESIA :
3.1.1 Menggali informasi laporan hasil pengamatan
4.1.1 Menyajikan teks laporan hasil pengamatan
IPA :
3.1.1 Menjelaskan hasil pengamatan tentang bentuk luar tumbuhan dan fungsinya
4.1.1 Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar tumbuhan dan fungsinya
D. TUJUAN
1. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menuliskan hasil pengamatan
tentang bentuk luar tumbuhan dan fungsinya dengan benar.
2. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menjelaskan hasil pengamatan
tentang bentuk luar tumbuhan dan fungsinya dengan benar.
3. Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang bentuk luar tumbuhan dan fungsinya dengan benar.
E. MATERI
1. Melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dan menulis laporan
2. Memahami teks bagian-bagian tumbuhan
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Guru memberikan salam kemudian mengajak semua 10
Pendahuluan peserta didik berdoa menurut agama dan kepercayaan menit
masing masing.
2. Guru mengecek kehadiran Peserta didik.
3. Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap belajar
4. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang “Peduli Terhadap Mahluk Hidup”.
5. Guru melakukan apersepsi sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti
6. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
Kegiatan Ekspolrasi 50
Inti 1. Peserta didik mengamati tumbuhan di sekitar mereka. menit
(Mengamati)
2. Peserta didik mencatat fakta yang mereka temukan,
mulai dari bentuk, warna tekstur,ukuran dan fungsi.
Elaborasi
3. Peserta didik menuliskan hasil pengamatan dalam
bentuk tabel.
4. Peserta didik ssaling bertukar hasil pengamatan
5. Peserta didik kemudian saling mempertanyakan hasil
pengmatan yang ditulis di buku siswa dengan cara
bertukar buku searah jarum jam dalam kelompok.
(Menanya)
6. Masing-masing siswa bisa menambahkan atau
memberi saran tentang jawaban yang terdapat pada
buku temannya. (Mengasosiasi) dan
(Mengkomunikasikan)
Konfirmasi
7. Guru membahas kembali hasil pekerjaan yag sudah
dikerjakan oleh peserta didik dan meluruskan kesalahan
pemahaman.
8. Guru memberikan umpan balik pada peserta didik
dengan m,emberi penguatan dalam bentu lisan pada
pserta didik yang telah dapat menyelesaikan tugasnya.
9. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
Kegiatan 1. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan / 10
Penutup rangkuman hasil belajar selama sehari. menit
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
3. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari
kegiatan yang telah dilakukan.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Memberi tugas PR
Mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama
dan keyakinan masing masing.

G. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Alat dan Bahan
 Tumbuhan di sekitar sekolah, lembar pengamatan dan alat tulis.
2. Sumber Belajar
 Buku Pedoman Guru Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013).
 Buku Siswa Tema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013).

H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


1. Penilaian proses :
Observasi proses pembelajaran dan aktifitas belajar siswa
a. Hasil pengamatan tentang bentuk luar tumbuhan dinilai dengan daftar
periksa. (IPA)
Keterangan
Kriteria
Ya Tidak
Siswa mampu menggambarkan dan menuliskan
sedikitnya 3 ciri-ciri daun.
Siswa mampu menggambarkan dan menuliskan
sedikitnya 3 ciri-ciri bunga dan akar.
Siswa mampu menggambarkan dan menuliskan
sedikitnya 3 ciri-ciri akar.
Siswa mampu menuliskan deskripsi tentang
daun/bunga dan buah/akar berdasarkan bentuk,
warna, ukuran, dan tekstur.

b. Diskusi untuk menggali informasi laporan hasil pengamatan dinilai


dengan rubric diskusi. (Bahasa Indonesia)

Kriteria Bagus Cukup Bagus Perlu Berlatih

Mendengarkan Selalu Mendengarkan Masih perlu


mendengarkan teman yang diingatkan untuk
teman yang berbicara mendengarkan
sedang berbicara. namun sesekali teman yang
masih perlu sedang
diingatkan. berbicara.
(2)
(1,5)
( 1)
Komunikasi Merespon dan Merespon Membutuhkan
non verbal menerapkan dengan tepat bantuan dalam
(kontak mata, komunikasi non terhadap memahami
bahasa tubuh, verbal dengan komunikasi non bentuk
postur, ekspresi tepat. verbal yang komunikasi non
wajah, suara) ditunjukkan verbal yang
teman. ditunjukkan
(3) teman.
(2) (1)

Partisipasi Isi pembicaraan Berbicara dan Jarang berbicara


(menyampaikan menginspirasi menerangkan selama proses
ide, perasaan, teman. Selalu secara rinci, diksusi
pikiran) mendukung dan merespon berlangsung.
memimpin sesuai dengan
lainnya saat topik. (1)
diskusi. (2)
(3)
Catatan : Centang ( ) pada bagian yang memenuhi kriteria.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Penilaian : 𝑥 10
8

1,5+2+3 6.5
Contoh : 8
𝑥 10 = 8 𝑥 10 =8,1

c. Penilaian sikap teliti, kreatif, rasa ingin tahu.


Belum
Mulai Mulai Ber- Membu
No Sikap Terlih Ket.
Terlihat kembang -daya
at
1 Teliti
Bertanggung
2
Jawab
3 Disiplin

2. Penilaian Hasil :
 Tekhnik : Tes
 Bentuk : Pilhan Ganda dan Essay
 Intrument : Terlampir
 Kunci jawaban : Terlampir
 Pedoman Pengskoran : Terlampir
 Tugas : Terlampir

5. Jelaskan HOTS (higher order thinking skill) yang dapat dikembangkan untuk siswa sd !
berikan contoh .
Jawab :
HOTS (High Order Thinking Skill) merupakan keterampilan yang seharusnya
diajarkan kepada anak sejak usia Sekolah dasar serta diharapkan dapat terus
dikembangkan dalam dunia pendidikan. HOTS adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang
mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan.
Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir
dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu;
evaluasimerupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan
fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan berpikir dalammembangun
gagasan/ide-ide. Kemampuan-kemampuan ini merupakan kemampuan berpikir level atas
pada taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan Krathwohl seperti
pada gambar di bawah ini.

Taksonomi Bloom yang terbaru hasil revisi oleh Anderson dan


Krathwohl
Contoh Soal High Order Thinking Skill IPA
Materi Menjelaskan Bentuk Luar Tubuh Hewan dan Tumbuhan serta Fungsinya
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Memahami Pengetahuan faktual dengan3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan
cara mengamati dan menanya berdasarkan tumbuhan dan fungsinya
rasa ingin tahu tentang diriya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah,
di sekolah dan tempat bermain

Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar yang berkaitan yaitu:
3.1.Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan dan fungsinya
4.1.Menuliskan hasil pengamatan tentang bentuk luar (morfologi) tubuh hewan dan
tumbuhan serta fungsinya
Indikator:
1. Siswa dapat mendeskripsikan bagian tubuh hewan dan fungsinya
2. Siswa dapat mendeskripsikan bagian tumbuhan dan fungsinya
Tujuan Pembelajaran:
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pengamatan
dan diskusi, diharapkan siswa mampu:
1. Mendeskripsikan bagian tubuh hewan yang ada disekitar rumah dengan benar
2. Menjelaskan fungsi-fungsi bagian tubuh hewan yang ada di sekitar rumah dengan benar
3. Mendeskripsikan bagian tumbuhan yang ada disekitar rumah dengan benar
4. Menjelaskan fungsi-fungsi bagian tumbuhan yang ada di sekitar rumah dengan benar
Contoh Soal HOTS
1. Rio membeli 2 burung seperti gambar di bawah ini. Ketika Rio hendak memberi
makan padi pada kedua burung tersebut, salah satu burung tidak memakan padi yang
diberikan Rio.
Menurut pendapatmu, kenapa burung B tidak mau makan padi? (Jawaban: karena
paruh burung B berbeda dengan paruh burung A, sehingga makanan untuk burung A
dan burung B berbeda.)
Makanan apa yang harus diberikan pada burung B oleh Rio? (Jawaban: paruh runcing
seperti itu, seharusnya diberikan daging sebagai makanannya)

2. Pada sore hari, Andi sedang memancing di pinggir kolam. Tiba- tiba ada seekor bebek
sedang dikejar ayam sampai kedua hewan tersebut masuk ke dalam kolam. Andi
melihat bebek bisa keluar dari kolam, sedangkan ayam masih di dalam kolam.

Dari fenomena tersebut, menurut kamu mengapa bebek dapat keluar dari kolam dengan
cepat sedangkan ayam kesulitan keluar dari kolam? (Jawaban: karena kaki bebek
berselaput sehingga dapat berenang, sedangkan kaki ayam tidak berselaput dan
berfungsu untuk mengais tanah)
3. Setiap tumbuhan memerlukan air untuk hidup. Jika musim kemarau tiba, banyak
tumbuhan yang mati karena kekeringan. Namun, di padang pasir yang kering dan
hampir tidak ada air, kaktus dapat tetap tumbuh.

Menurut kamu, mengapa kaktus dapat bertahan hidup di padang pasir?


(Jawaban:Tumbuhan kaktus memiliki daun yang kecil-kecil seperti duri yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan air, batangnya tebal berair dan berlapis lilin
yang berfungsi untuk menyimpan cadangan air, akarnya yang panjang untuk mencari
air.)

You might also like