You are on page 1of 3

2.

1 Definisi Hemostastis
Hemostasis atau haemostasis berasal dari bahasa Yunani: aimóstasis(αιμόστασις),
yang terdiri dari dua kata yaitu aíma (αίμα) yang berarti “darah” dan stásis (στάσις) yang
berarti “stagnasi”.
Hemostasis adalah mekanisme menghentikan dan mencegah perdarahan. Bilamana
terdapat luka pada pembuluh darah, segera akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang. Kemudian trombosit akan
berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat
trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin
yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non-permeabel sehingga perdarahan dapat
dihentikan.

2.2 Macam Reaksi Hemostasis


Jadi dalam proses hemosatasis terjadi 3 reaksi yaitu reaksi vascular berupa
vasokontriksi pembuluh darah, reaksi selular yaitu pembentukan sumbat trombosit, dan reaksi
biokimiawi yaitu pembentukan fibrin. Faktor-faktor yang memegang peranan dalam proses
hemostasis adalah pembuluh darah, trombosit, dan faktor pembekuan darah.
Selain itu faktor lain yang juga mempengaruhi hemostasis adalah faktor
ekstravascular, yaitu jaringan ikat di sekitar pembuluh darah dan keadaan otot. Pendarahan
mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit, ataupun sistem pembekuan
darah. Bila gejala perdarahan merupakan kelainan bawaan, hampir selalu penyebabnya
adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut di atas, kecuali penyakit Von Willebrand.
Sedangkan pada kelainan perdarahan yang didapat, penyebabnya mungkin bersifat multipel.
Oleh karena itu pemeriksaan penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan
vasculer, treombosit, dan koagulasi.Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum
operasi. Beberapa klinisi membutuhkan pemerikasaan hemostasis untuk semua penderita pra
operasi, tetapi ada juga membatasi hanya pada penderita dengan gangguan hemostasis. Yang
paling penting adalah anamnesis riwayat perdarahan. Walaupun hasil pemeriksaan penyaring
normal, pemeriksaan hemostasis yang lengkap perlu dikerjakan jika ada riwayat perdarahan.

2.2 Proses Hemostasis


Proses hemostasis terjadi melalui tiga proses yaitu :

2.2.1 Fase vascular


Karena akibat dari adanya trauma pada pembuluh darah maka respon yang pertama
kali adalah respon dari vaskuler/kapiler yaitu terjadinya kontraksi dari kapiler disertai dengan
extra-vasasi dari pembuluh darah, akibat dari extra vasasi ini akan memberikan tekanan pada
kapiler tersebut (adanya timbunan darah disekitar kapiler).

2.2.2 Fase Platelet/trombosit


Pada saat terjadinya pengecilan lumen kapiler (vasokontriksi) dan extra vasasi ada
darah yang melalui permukaan asar (jaringan kolagen) dengan akibatnya trombosit. Akibat
dari bertemunya trombosit dengan permukaan kasar maka trombosit tersebut akan mengalami
adhesi serta agregasi.Setelah terjadinya adhesi maka dengan pengaruh ATP akan terjadilah
agregasi yaitu saling melekat dan desintegrasi sehingga terbentuklah suatu massa yang
melekat.
Peristiwa trombosit yang mulai pecah/lepas- lepas hingga menjadi suatu massa yang
melekat disebut Viscous metamorphosis. Akibat dari terjadinya semua proses ini maka
terjadilah gumpalan plug (sumbatan) baru kemudian terjadi fase yang ketiga.

2.2.3 Fase koagulasi


Fase ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a. Pembentukan prothrombinase/prothrombin activator
b. Perubahan prothrombine menjadi trombone
c. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin
Ada kontak dan adanya cairan jaringan yang masuk, cairan jaringan ini mengandung
thromboplastin proses pembekuan darah terjadi karena adanya faktor intrinsic dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsic baru terjadi bila ada kontak aktivasi. Apabila kontak aktivasi tidak
ada, kebanyakan fackor intrinsic berada dalam keadaan tidak aktif (cascade theory dari
clotting faktor waktu pembuluh darah terputus.
Jaringan thromboplastin adalah faktor yang berasal dari jaringan.
Faktor ekstrinsik reaksinya adalah berjalan dengan cepat (10 – 11 detik), sedangkan factor
intrinsic berjalan selama 8 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C., dan John E Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Murray Robert K., dkk. 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.

Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit Edisi6. Jakarta:EGC

www.google.com. Proses Pembekuan Darah. http://cimobi.blogspot.com/2009/11/proses-


pembekuan-darah.html

http://wwwselapunya-syella.blogspot.com/2011/06/pembekuan-darah.html

You might also like