You are on page 1of 27

BAB III

TINJAUAN KASUS

LOGBOOK
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Nama Mahasiswa : Kelompok.....


Kelas : 3C

Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan Sepsis di Ruang HCU Interna Melati 1 RSUD
Dr. Moewardi Surakarta

Tanggal pemberian asuhan keperawatan : 11 April 2016

Kasus

Tn. N dengan diagnosa medis Sepsis

Aktivitas 1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. N DENGAN DIAGNOSA SEPSIS
DI RUANG HCU MELATI 1 RS dr. MOEWARDI

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 April 2016 di HCU Melati 1 RS dr. Moewardi
melalui wawancara keluarga, observasi, dan data pasien pukul 08.00 WIB.
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. N
Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

32
Alamat : Mojomulyo, Sragen Kulon
Agama : Katholik
Tanggal Masuk HCU : 07 April 2016
Diagnosa Medis : Sepsis

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sragen
Hubungan dengan Pasien : Anak

3. Pengkajian Primer
a. Airway (Jalan Napas)
Jalan napas tidak adekuat sehingga terpasang mayo/guedel, suara napas ronchi
(pada paru kanan dan kiri) tetapi tidak ada sekret di mulut.
b. Breathing (Pernapasan)
RR = 28x/menit, terpasang alat bantu napas NRM 8 lpm, SpO2 98%, suara napas
ronchi, pergerakan dada simetris, pasien terlihat agak sesak napas.
c. Circulation
N = 81x/menit, TD = 115/79 mmHg, CRT < 3 detik, akral dingin, tidak tampak
sianosis, suhu 35,6oC, gambaran EKG sinus rhytm, terpasang syringe pump
norephineprine Bitartrat 4 mg/4ml dengan kecepatan 0,5 ml/h tetapi saat ini
sudah distop, terpasang NGT.
d. Disability
Kesadaran apatis (GCS = E4M4V2), keadaan umum lemah, besar pupil kiri dan
kanan (2/3), reflek pupil (+/+).
e. Exposure
Tidak terdapat oedem, terdapar luka (ulkus dekubitus) pada punggung dan tumit.
Luas luka dekubitus pada punggung yaitu 2 cm dan tumit 1,5 cm, kedalaman luka
sampai lapisan dermis.

33
4. Pengkajian Sekunder
a. Sign and Symptom
Kesadaran pasien apatis dengan GCS E4M4V2, TD = 115/79 mmHg, N =
18x/menit, RR = 28x/menit, Suhu = 35,6oC, CRT < 3 detik, SpO2 98%, pasien
terlihat agak sesak napas dengan alat bantu NRM 8 lpm, suara paru ronchi, jalan
napas tidak adekuat sehingga terpasang mayo/guedel, gambaran EKG sinus
rhytm, hasil pemeriksaan AGD tanggal 10 April 2016 yaitu pH 7,120 (7,310 –
7,420), pCO2 52,8 mmHg (27,0 – 41,0), pO2 106,2 mmHg (70,0 – 100,0) dan
total CO2 25,5 mmol/l (19,0 – 24,0).
b. Allergies
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak mempunyai riwayat alergi pada
makanan dan obat-obatan.
c. Medication
Keluarga pasien mengatakan sebelum masuk HCU, pasien pernah rawat inap
pada bulan Agustus. Sebelumnya pasien mendapatkan terapi obat terakhir yaitu
amoxilin dan paracetamol karena memiliki penyakit ISK.
d. Past Medical History
2 hari SMRS pasien mengalami penurunan kesadaran, keluarga pasien
mengatakan pasien nyeri saat BAK, merasa panas di sekitar kemaluan,
BAK/urine berwarna kuning tidak ada darah, bicara pasien tidak jelas, tidak ada
keluhan demam, BAB 2 hari sekali, pasien hanya makan sedikit-sedikit 3 – 4
sendok, badan lemah. Kemudian keluarga pasien membawa pasien ke RS
Soehadi Prijonegoro Sragen, setelah mendapat advis dari dokter bahwa pasien
buruh pelayanan yang lebih baik dan lengkap maka dibawa ke RSDM. Pasien
datang ke RS dr. Moewardi pada tanggal 7 April 2016 melalui IGD dengan
keluhan yang sama data TD = 80/58 mmHg, N = 92x/menit, RR = 25x/menit, S =
36oC. Setelah itu pasien dipindahkan ke ruangan HCU Melati 1 dengan
didapatkan data kesadaran apatis dengan GCS E4M4V2, TD = 90/71 mmHg, N =
88x/menit, RR = 26x/menit, S = 36oC.
Kemudian dilakukan pengkajian tanggal 11 April 2016 didapatkan data
kesadaran apatis dengan GCS E4M4V2, bicara tidak jelas, TD = 85/60 mmHg, N
= 81x//menit, RR = 28x/menit, S = 37oC. Pasien memilii riwayat stroke pada
bulan Agustus dan 4 minggu terakhir sebelum masuk RS pasien memeriksakan
keluhannya ke poli penyakit dalam dan didiagnosis ISK.

34
e. Last Meal
Keluarga pasien mengatakan pasien terakhir makan bubur 3 – 4 sendok.
f. Even Surrounding This Incident
Pasien dibawa ke RSDM karena advis dari dokter di RS Soehadi Prijonegoro
Sragen bahwa pasien butuh pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lengkap.
Pasien mengalami penurunan kesadaran 2 hari SMRS.

5. Pengkajian per Sistem


a. Sistem Pernapasan
Pasien seperti terlihat sesak napas, RR = 28x/menit, tidak ada sianosis, suara paru
ronchi.
b. Sistem Kardiovaskuler
TD = 115/79 mmHg
I : Ichtus cordis tidak terlihat
P : Ichtus cordis teraba di ICS V 1 cm medial MCS
P : - Batas atas jantung kiri ICS III garis parasternal kiri
- Batas bawah kiri jantung ICS VI garis midklavikula kiri
- Batas kanan jantung ICS IV medial garis parasternal kanan
A : Bunyi jantung I dan II reguler
c. Sistem Neurologis
Pasien terlihat lemah, kesadaran apatis GCS E4M4V2
d. Sistem Integumen
Terdapat edema di kedua kaki, CRT < 3 detik, terdapat ulkus dekubitus pada
punggung 2 cm dan tumit 1,5 cm. Kekuatan tonus otot :

3 3
3 3

e. Sistem Gastrointestinal
Pasien terpasang NGT, diet lunak sepsis 1700 kkal, BAB 2 – 3 hari sekali.
f. Sistem Genitourinaria
Terpasang DC, warna urine jernih kekuningan, jumlah urine pukul 08.00 = 50 cc
g. Balance Cairan
Pada tanggal 10 April 2016 :
- Intake cairan parenteral = RL 270 cc + Sonde 600 cc = 870 cc

35
- Output urine + IWL = 500 cc
- Balance cairan = input – output
= 870 cc – 500 cc
= + 370 cc

36
37
38
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pada tanggal 10 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
KIMIA KLINIK
Kreatinin 3,2 mg/dl 0,8 – 1,3 mg/dl
Ureum 67 mg/dl < 50 mg/dl
Hemoglobin 8,1 g/dl 12,1 – 17,6 g/dl
Hematokrit 24 % 33 – 45 %
Leukosit 16,7 ribu /ul 4,5 – 11,0 ribu /ul
Trombosit 181 ribu /ul 150 – 450 /ul
Eritrosit 2,86 juta /ul 4,50 – 5,90 juta / ul
INDEX ERITROSIT
MCV 84,2 /um 80,0 – 96,0 /um
MCH 28,2 pg 28,0 – 33,0 pg
MCHC 33, 5 g/dl 33,0 – 36,0 g/dl
RDW 19,1 % 11,6 – 14,6 %
HDW 3,5 g/dl 2,2 – 3,2 g/dl
MPV 7,2 fl 7,2 – 11,1 fl
PDW 43 % 25 – 65 %
Eosinofil 1,80 % 0,00 – 4,00 %
Basofil 0,00 % 0,00 – 2, 00 %
Netrofil 85,00 % 55,00 – 80,00 %
Limfosit 7,60 % 22,00 – 44,00 %
Monosit 4,60 % 0,00 – 7,00 %
LUC/AMC 1,00 % -
GDS 140 mg/dl 60 – 140 mg/dl

b. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi pada tanggal 07 April 2016
Klinis : Sepsis
Foto thorax PA :

39
Tampak bercak perselubungan di proyeksi parahiler dextra dapat merupakan
pneumonia.
c. Hasil Pemeriksaan AGD pada tanggal 10 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
pH 7,120 7,310 – 7,420
pCO2 52,8 mmHg 27,0 – 41,0 mmHg
pO2 106,2 mmHg 70,0 – 100,0 mmHg
Total CO2 25,5 mmol/l 19,0 – 24,0
BE -0,5 mmol/l -2 - +3

d. Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 10 April 2016


Procalcitonin = 1,20 mg/dl
e. Hasil Pemeriksaan AGD pada tanggal 12 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
pH 7,205 7,310 – 7,420
pCO2 51,2 mmHg 27,0 – 41,0 mmHg
pO2 103,2 mmHg 70,0 – 100,0 mmHg
Total CO2 25,1 mmol 19,0 – 24,0

7. Program Terapi
a. Program terapi pada tanggal 10 April 2016
1. Infuse NaCl 0,9 %
2. Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam
3. MP 20 mg/8 jam
4. Ranitidine 50 mg/12jam
5. Infuse pump Metronidazol 500 mg/8jam
6. Syring pump Norepinephrine bitartrate 0,5 ml/h
b. Program terapi pada tanggal 11 April 2016
1) Infuse NaCl 0,9 %
2) Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam
3) Infuse pump Metronidazol 500 mg/8jam
4) MP 20 mg/8 jam
5) Ranitidine 50 mg/12jam

40
6) Levofloxacin 500 mg/8jam
c. Program terapi pada tanggal 13 April 2016
1) Infuse NaCl 0,9 %
2) Levofloxacin 500 mg/8jam
3) Meropenem 1 gr/8jam
4) Omeprazole 8 mg/jam (Syring pump)
Diet melalui NGT : Sonde Sepsis 1700 kkal

B. Analisa Data
No Sign and Symptomps Problem Etiologi
1. DS : - Gangguan Gangguan
DO : pertukaran gas aliran udara ke
- Hasil pemeriksaan AGD alveoli
pada tanggal 10 April 2016
yaitu pH = 7,120 (7,310 –
7,420), pCO2 = 52,8 mmHg
(27,0 – 41,0 mmHg), pO2 =
106,2 mmHg (70,0 – 100,0
mmHg), total CO2 = 25,5
mmol/L (19,0 – 24,0), BE = -
0,5 mmol (-2 – +3)
- SpO2 98%, terpasang O2
NRM 8 lpm
- Sesak napas
- Hasil Radiologi : Tampak
bercak perselubungan di
proyeksi parahiler dextra
dapat merupaka pneumonia.
- Vital Sign : TD 115/79
mmHg, RR 28x/menit, S
35,6oC
2. DS : - Ketidakefektifan Hiperventilasi
DO : pola napas

41
- Terlihat sesak napas, RR
28x/menit
- SpO2 98%
- AGD = pH = 7,120, pCO2 =
52,8 mmHg, pO2 = 106,2
mmHg
- Suara napas ronchi
- Terpasang O2 NRM 8 lpm
3. DS : - Ketidakseimbangan Edema,
DO : volume cairan disfungsi ginjal
- Terdapat edema pada kedua berlebih
kaki
- Input = 870 cc/24jam
Output = 500 cc/24jam
+ 370 cc/24jam
4. DS : - Kerusakan Imobilisasi fisik
DO : integritas kulit
- Terdapat ulkus dekubitus
pada punggung 2 cm dan
tumit 1,5 cm, kedalaman
sampai lapisan dermis
- Kekuatan otot 3, badan
lemah

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
3. Ketidakseimbangan volume cairan berlebih berhubungan dengan edema, disfungsi
ginjal
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik

42
D. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak
terjadi gangguan pertukaran gas.
Kriteria Hasil :
- GDA normal pH (7,310 – 7,420), pCO2 (27,0 – 41,0 mmHg), pO2 (70,0 –
100,0 mmHg), SpO2 (>95%)
- RR = 16 – 24x/menit
- Tidak menunjukkan penggunaan otot bantu pernapasan
Intervensi Keperawatan :
a. Catat frekuensi, kedalaman, penggunaan otot bantu pernapasan
Rasional : Menunjukkan obstruksi paru.
b. Auskultasi paru
Rasional : Area tak terventilasi dapat diidentifikasi adanya bunyi napas tambahan.
c. Observasi perfusi daerah akral, sianosis
Rasional : Menunjukkan hipoksia sistemik.
d. Perbaiki jalan napas
Rasional : Jalan napas lengket/kolaps menunjukkan jumlah alveoli.
e. Monitor vital signs
Rasional : Takikardi/takipnea terjadi sering dengan perubahan sianosis.
f. Observasi tingkat kesadaran
Rasional : Antisipasi hipoksia sitemik
g. Kolaborasi dalam pemantauan perubahan AGD
Rasional : Memantau pemenuhan O2
2. Diagnosa 2
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam menunjukkan
keefektifan pola napas.
Kriteria Hasil :
- RR normal (16 – 24x/menit)
- AGD normal pH (7,310 – 7,420), pCO2 (27,0 – 41,0 mmHg), pO2 (70,0 –
100,0 mmHg)
- Suara napas bersih/bronkial/vesikuler

43
Intervensi Keperawatan :
a. Monitor frekuensi, kedalaman, ekspansi pernapasan
Rasional : Mengantisipasi gagal napas.
b. Auskultasi bunyi napas
Rasional : Bunyi napas tambahan menunjukkan obstruksi sekunder.
c. Monitor kecemasan terhadap oksigenasi
Rasional : Mengetahui status mental dan distress pernapasan.
d. Kolaborasi dalam pemberian O2 dan cek GDA
Rasional : Memaksimalkan pernapasan dan perkembangan tindakan.
3. Diagnosa 3
Ketidakseimbangan volume cairan berlebih berhubungan dengan edema, disfungsi
ginjal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam volume cairan
seimbang.
Kriteria Hasil :
- Tidak ada edema
- Tidak terjadi peningkatan kreatinin dan ureum
- Input = output
Intervensi Keperawatan :
a. Monitor hemodinamik
Rasional : Mengetahui sirkulasi.
b. Monitor balance cairan
Rasional : Mengetahui keseimbangan cairan.
c. Berikan cairan sesuai program melalui parenteral
Rasional : Untuk memperbaiki keseimbangan cairan
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi cairan
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan cairan sesuai indikasi sepsis.
4. Diagnosa 4
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kerusakan
integritas kulit teratasi.
Kriteria Hasil :
- Integritas kulit yang baik dipertahankan
- Mencegah terjadinya cidera berulang

44
- Menunjukkan terjadinya penyembuhan luka
Intervensi Keperawatan :
a. Monitor adanya kemerahan/luka pada kulit
Rasional : Mengetahui kondisi kulit.
b. Observasi kulit yang tertekan
Rasional : Mengetahui adanya lesi.
c. Lakukan perawatan luka secara steril
Rasional : Agar cepat luka cepat kering sehingga terjadi proses penyembuhan
d. Lakukan alih tirah baring secara berkala minimal setiap 2 jam
Rasional : Memberikan ruang cidera pada daerah kulit yang tertekan.

E. Implementasi Keperawatan
Waktu Dx Implementasi Respon TTD
Senin, 1,2,3 Memonitor DS : -
11 April kesadaran pasien DO :
2016 - Kesadaran pasien apatis
08.00 - GCS = E4M4V2
08.20 Memonitor DS : -
kepatenan jalan DO : Tidak terdapat sekret
napas pada jalan napas
08.30 Memposisikan DS : -
leher ekstensi DO : Untuk membuka jalan
napas
08.30 Memonitor bed DS : -
side monitor DO :
- TD = 100/76 mmHg
- N = 90 x/menit
- S = 36oC
- SpO2 = 98 %
08.40 Melakukan injeksi DS : -
Ceftriaxone 2gr, DO :
Ranitidine 50 mg, - Obat masuk melalui IV
Levofloxacin 500 - Tidak ada reaksi alergi

45
mg
09.00 Memonitor vital DS : -
signs DO :
- TD = 100/78 mmHg
- N = 88 x/menit
- RR = 27 x/menit
- S = 35,8oC
- SpO2 = 98 %
09.30 Melakukan DS : -
perawatan luka DO :
steril - Luka bersih, luas luka
pada punggung 2 cm dan
tumit 1,5 cm
- Kedalaman luka pada
lapisan dermis
09.40 Memberikan diet DS : -
sonde sepsis 1700 DO : Diet sonde sepsis 1700
kkal kkal masuk melalui sonde
10.00 Mencatat frekuensi, DS : -
kedalaman dan DO :
penggunaan otot - RR = 27 x/menit
bantu pernapasan - Tidak menggunakan otot
bantu pernapasan
10.15 Melakukan DS : -
auskultasi paru DO : Suara paru ronchi
11.00 Memonitor vital DS : -
signs DO :
- TD = 100/69 mmHg
- N = 89 x/menit
- RR = 26 x/menit
- S = 35, 9oC
13.30 Menghitung DS : -
balance cairan DO :

46
- Input = Infuse + Sonde
= 1200 + 240
= 1440
- Output = 650 + 500
= 1150
- BC = + 290
14.00 Memonitor vital DS : -
signs DO :
- TD = 110/70 mmHg
- N = 90 x/menit
- RR = 27 x/menit
- S = 36,1oC
Selasa, Melakukan sibin DS : -
12 April pada pasien DO :
2016 - Pasien terlihat bersih
07.00 - Semua pakaian pasien
diganti dengan yang
bersih
07.10 Melakukan DS : -
perawatan luka DO :
dengan steril - Terdapat luka pada
punggung 2 cm dan tumit
1,5 cm
- Belum menunjukkan
adanya penyembuhan
- Luka tampak bersih
08.00 Melakukan injeksi DS : -
obat Ceftriaxone 2 DO :
gr, Ranitidine 50 - Obat masuk melalui IV
mg, Levofloxacin - Tidak ada reaksi alergi
500 mg
08.20 Mencatat DS : -
perkembangan DO :

47
AGD - pH = 7,205
- pCO2 = 51,2 mmHg
- pO2 = 103,2 mmHg
- Total CO2 = 25,1 mmol
09.00 Mengecek DS : -
kreatinin dan DO :
ureum - Kreatinin = 3,2 mg/dl
- Ureum = 65 mg/dl
10.00 Mencatat frekuensi, DS : -
kedalaman dan DO :
penggunaan otot - RR = 26 x/menit
bantu pernapasan - Tidak ada penggunaan
otot bantu pernapasan
10.10 Melakukan DS : -
auskultasi paru DO : Suara paru ronchi
10.30 Melakukan alih DS : -
baring pada pasien DO : Pasien hanya bisa alih
dengan baring dengan bantuan
pengawasan perawat
11.00 Mengobservasi DS : -
kulit yang tertekan DO :
- Selain pada punggung dan
tumit, tidak terdapat
luka/kemerahan
- Kulit kering
12.00 Memonitor vital DS : -
signs dan DO :
kesadaran pasien - TD = 100/80 mmHg
- N = 90 x/menit
- RR = 26 x/menit
- S = 35,9oC
13.30 Menghitung DS : -
balance cairan DO :

48
- Input = Infuse + Sonde
= 1200 + 240
= 1440
- Output = 650 + 320
= 970
- BC = + 470 cc
14.00 Memonitor vital DS : -
signs DO :
- TD = 100/79 mmHg
- N = 88 x/menit
- RR = 25 x/menit
- S = 36,1oC
- GCS = E4M4V2
13 April Memonitor vital DS : -
2016 signs dan DO :
21.30 kesadaran - TD = 89/57 mmHg
- N = 88 x/menit
- RR = 25 x/menit
- SpO2 = 96 %
- Kesadaran apatis
- GCS = E4M4V2
22.00 Mencatat frekuensi DS : -
pernapasan dan DO :
penggunaan otot - RR = 27 x/menit
bantu pernapasan - SpO2 = 96 %
23.00 Melakukan DS : -
auskultasi paru DO : Suara paru ronchi
24.00 Melakukan injeksi DS : -
obat DO :
- Obat masuk melalui IV
- Tidak ada reaksi alergi
01.00 Memonitor vital DS : -
signs DO :

49
- TD = 89/57 mmHg
- N = 79 x/menit
- RR = 24 x/menit
- SpO2 = 96 %
04.00 Mengecek GDS DS : -
DO : GDS = 132 mg/dl
05.00 Menghitung DS : -
balance cairan DO :
- Input = Infuse + Sonde
= 1980
- Output = 1500
- BC = + 480 cc/24jam

F. Evaluasi Keperawatan
Tgl / Waktu Dx Evaluasi TTD
14 April 1 S : Tidak terkaji
2016 O:
- TD = 98/60 mmHg
- RR = 24 x/menit
- SpO2 = 96 %
- AGD :
pH = 7,205
pCO2 = 51,2 mmHg
pO2 = 103,2 mmHg
total CO2 = 25,1 mmol
- Tidak terdapat sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan :
- Pantau tanda vital
- Observasi SpO2
- Pantau perfusi daerah akral
2 S : Tidak terkaji
O:

50
- Pasien tidak terlihat sesak napas
- RR = 24 x/menit
- SpO2 = 96 %
- Suara paru ronchi
- Pasien tidak menggunakan alat bantu
pernapasan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
- Pantau vital signs
- Monitor SpO2
- Auskultasi bunyi napas
3 S : Tidak terkaji
O:
- Ureum = 65 mg/dl
- Kreatinin = 3,2 mg/dl
- Masih terdapat edema
- BC = + 480 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi dengan :
- Pantau balance cairan
4 S : Tidak terkaji
O:
- Luka terlihat bersih
- Luka dekubitus pada punggung 2 cm dan
tumit 1,5 cm
- Kulit yang baik dapat dipertahankan
- Belum menunjukkan penyembuhan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi dengan :
- Observasi kulit yang tertekan
- Lakukan alih baring

51
Aktivitas 2
Deskripsikan data yang ditemukan pada alat monitoring pasien (bedside monitor) dan berikan
interpretasi sesuai dengan sumber rujukan
Senin, 11 April 2016
1. Tekanan Darah : 115/79 mmHg → Normal (110/70 – 130/80 mmHg)
2. Heart Rate : 81x/menit → Normal (80 – 100 x/menit)
3. Respiratory Rate : 28x/menit → Takipnea (Normal 16 – 20 x/menit)
Pasien terlihat sesak napas, terdapat suara napas tambahan ronchi,
terpasang alat bantu napas NRM 8 lpm, jalan napas tidak adekuat,
terpasang mayo/guedel.
4. Suhu : 35,6oC → Hipotermi (Normal 36,5 – 37,5 oC)
Pasien tidak tampak sianosis, akral dingin.
5. SpO2 : 98% → Sirkulasi adekuat (Normal 95% - 100%)
6. EKG : Sinus Rhytm → Normal (Normal sinus rhytm)

Selasa, 12 April 2016


1. Tekanan Darah : 100/79 mmHg → Hipotensi (110/70 – 130/80 mmHg)
2. Heart Rate : 88 x/menit → Normal (80 – 100 x/menit)
3. Respiratory Rate : 25 x/menit → Takipnea (Normal 16 – 20 x/menit)
Pasien terlihat sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan
4. Suhu : 36,1oC → Hipotermi (Normal 36,5 – 37,5 oC)

Rabu, 13 April 2016


1. Tekanan Darah : 89/57 mmHg → Hipotensi (110/70 – 130/80 mmHg)
2. Heart Rate : 79 x/menit → Bradikardi (80 – 100 x/menit)
3. Respiratory Rate : 24 x/menit → Takipnea (Normal 16 – 20 x/menit)
Terdapat suara napas tambahan ronchi
4. Suhu : 36,1oC → Hipotermi (Normal 36,5 – 37,5 oC)
Pasien tidak tampak sianosis, akral dingin.
5. SpO2 : 96 % → Sirkulasi adekuat (Normal 95% - 100%)

52
Aktivitas 3
Deskripsikan kegiatan saudara dalam melaksanakan tata cara pengendalian infeksi
1. Cuci Tangan
Mencuci tangan menggunakan handwash atau handscrub dengan 6 langkah cuci tangan
dalam 5 momen yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan
aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah
kontak dengan lingkungan pasien untuk meminimalisir INOS.
2. Sarung Tangan/Handscoon
Menggunakan handscoon saat melakukan tindakan keperawatan sebagai APD untuk
mengantisipasi penularan penyakit.
3. Masker
Memakai masker setiap melakukan tindakan sebagai APD untuk mengantisipasi
penularan penyakiy melalui udara/droplet.
4. Jas/Baju Pelindung
Agar tidak terkontaminasi selama tindakan klinik yang beresiko kontak langsung dengan
darah/cairan tubuh pasien. Selain itu, mencegah baju yang kita kenakan yang
terkontaminasi udara dari luar agar tidak menular pada pasien di HCU.
5. Membuang sampah dan membedakan sampah medis dengan non medis, sampah
infeksius dan non infeksius pada tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampahnya.

Aktivitas 4
Klasifikasi program terapi dan diit pada pasien kelolaan dan jelaskan rasionalisasi dari
program tersebut!
1. Infuse NaCl 0,9 %
Rasional : Pengganti cairan plasma isotonik yang hilang dan mengganti cairan pada
kondisi alkalosis hipokloremia.
2. Injeksi Ceftriaxone 2gr/24jam
Rasional : Merupakan golongan antibiotik cephalosporin yang dapat digunakan untuk
mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia, sepsis, meningitis,
infeksi kulit, gonore atau kencing nanah, dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih
yang rendah.

53
3. Methylprednisolone 20 mg/8 jam
Rasional : Merupakan jenis obat kortikosteroid atau yang lebih dikenal dengan istilah
steroid. Kinerja obat ini adalah menekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi gejala
peradangan seperti pembengkakan, nyeri, dan ruam.
4. Ranitidine 50 mg/12jam
Rasional : Merupakan salah satu obat histamin antagonis reseptor H2 yang bekerja untuk
menghambat histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan dapat mengurangi sekresi
asam lambung. Diindikasikan untuk pasien rawat inap dengan keadaan hipersekresi
patalogis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi dan dapat digunakan sebagai pengobatan
alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
5. Infuse pump Metronidazol 500 mg/8jam
Rasional : Bersifat bakterisidal dengan mengganggu kerja DNA bakteri. Diindikasikan
untuk uretritis dan vaginitis, amebiasis, pencegahan infeksi anaerob pasca operasi,
giardiasis
6. Syring pump Norepinephrine bitartrate 0,5 ml/h
Rasional : Mengendalikan tekanan darah pada keadaan hipotensi akut tertentu dan terapi
penunjang pada gagal jantung dan hipotensi berat
7. Levofloxacin 500 mg/8jam
Rasional : Merupakan obat golongan antibiotik quinolone. Obat ini digunakan untuk
mengobati infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis, infeksi kulit,
jaringan lunak, dan infeksi prostat.
8. Meropenem 1 gr/8jam
Rasional : Diindikasikan untuk pengobatan pneumonia termasuk nosokomial; ISK;
infeksi intra abdomen; infeksi ginekologi (termasuk endometritis), infeksi kulit dan
struktur kulit; meningitis; septikemia; terapi empirik untuk infeksi pada pasien dewasa
dengan febril neutropenik. Terapi untuk infeksi polimikrobial
9. Omeprazole 8 mg/jam (Syring pump)
Rasional : Merupakan terapi pilihan untuk kondisi berikut yang tidak dapat menerima
pengobatan peroral : ulkus duodenum, ulkus gaster, esofagitis ulseratif dan Sindrom
Zollinger-Ellison
10. Diet melalui NGT : Diit Sepsis 1700 kkal
Rasional : Mempertahankan asupan nutrisi pasien dengan infeksi pada pasien yang tidak
dapat memenuhi asupan nutrisi melalui oral.

54
Aktivitas 5
Identifikasi dan berikan interpretasi sesuai dengan sumber rujukan pada data hemodinamik,
keseimbangan cairan elektrolit serta asam basa serta pemeriksaan penunjang lainnya
1. Hemodinamik
a. Tekanan Darah : 115/79 mmHg → Normal (110/70 – 130/80 mmHg)
b. Heart Rate : 81x/menit → Normal (80 – 100 x/menit)
c. Respiratory Rate : 28x/menit → Takipnea (Normal 16 – 20 x/menit)
Pasien terlihat sesak napas, terdapat suara napas tambahan
ronchi, terpasang alat bantu napas NRM 8 lpm, jalan napas
tidak adekuat, terpasang mayo/guedel.
d. Suhu : 35,6oC → Hipotermi (Normal 36,5 – 37,5 oC)
Pasien tidak tampak sianosis, akral dingin.
e. SpO2 : 98% → Sirkulasi adekuat (Normal 95% - 100%)
f. EKG : Sinus Rhytm → Normal (Normal sinus rhytm)
g. CRT <3 detik

2. Balance Cairan
a. Senin, 11 April 2016
Input = Infuse + Sonde

= 1200 + 240

= 1440

Output = 650 + 500


= 1150
BC = + 290
b. Selasa, 12 April 2016
Input = Infuse + Sonde
= 1200 + 240
= 1440
Output = 650 + 320
= 970
BC = + 470 cc

55
c. Rabu, 13 April 2016
Input = Infuse + Sonde
= 1980
Output = 1500
BC = + 480 cc/24jam

3. Keseimbangan asam basa


a. Hasil Pemeriksaan AGD pada tanggal 10 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
pH 7,120 7,310 – 7,420
pCO2 52,8 mmHg 27,0 – 41,0 mmHg
pO2 106,2 mmHg 70,0 – 100,0 mmHg
Total CO2 25,5 mmol/l 19,0 – 24,0
BE -0,5 mmol/l -2 - +3
b. Hasil Pemeriksaan AGD pada tanggal 12 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
pH 7,205 7,310 – 7,420
pCO2 51,2 mmHg 27,0 – 41,0 mmHg
pO2 103,2 mmHg 70,0 – 100,0 mmHg
Total CO2 25,1 mmol 19,0 – 24,0

4. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya


a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 10 April 2016
Pemeriksaan Hasil Rujukan
KIMIA KLINIK
Kreatinin 3,2 mg/dl 0,8 – 1,3 mg/dl
Ureum 67 mg/dl < 50 mg/dl
Hemoglobin 8,1 g/dl 12,1 – 17,6 g/dl
Hematokrit 24 % 33 – 45 %
Leukosit 16,7 ribu /ul 4,5 – 11,0 ribu /ul
Trombosit 181 ribu /ul 150 – 450 /ul
Eritrosit 2,86 juta /ul 4,50 – 5,90 juta / ul
INDEX ERITROSIT

56
MCV 84,2 /um 80,0 – 96,0 /um
MCH 28,2 pg 28,0 – 33,0 pg
MCHC 33, 5 g/dl 33,0 – 36,0 g/dl
RDW 19,1 % 11,6 – 14,6 %
HDW 3,5 g/dl 2,2 – 3,2 g/dl
MPV 7,2 fl 7,2 – 11,1 fl
PDW 43 % 25 – 65 %
Eosinofil 1,80 % 0,00 – 4,00 %
Basofil 0,00 % 0,00 – 2, 00 %
Netrofil 85,00 % 55,00 – 80,00 %
Limfosit 7,60 % 22,00 – 44,00 %
Monosit 4,60 % 0,00 – 7,00 %
LUC/AMC 1,00 % -
GDS 140 mg/dl 60 – 140 mg/dl

b. Hasil pemeriksaan radiologi pada tanggal 07 April 2016


Klinis : Sepsis
Foto thorax PA :
Tampak bercak perselubungan di proyeksi parahiler dextra dapat merupakan
pneumonia.
c. Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 10 April 2016
Procalcitonin = 1,20 mg/dl

Aktivitas 6
Identifikasi dan deskripsikan kebutuhan tindakan ALS dan BLS serta resusitasi pada pasien
1. Airway (Jalan Napas)
Jalan napas tidak adekuat sehingga terpasang mayo/guedel, suara napas ronchi (pada
paru kanan dan kiri) tetapi tidak ada sekret di mulut.
2. Breathing (Pernapasan)
RR = 28x/menit, terpasang alat bantu napas NRM 8 lpm, SpO2 98%, suara napas ronchi,
pergerakan dada simetris, pasien terlihat agak sesak napas.

57
3. Circulation
N = 81x/menit, TD = 115/79 mmHg, CRT < 3 detik, akral dingin, tidak tampak sianosis,
suhu 35,6oC, gambaran EKG sinus rhytm, terpasang syringe pump norephineprine
Bitartrat 4 mg/4ml dengan kecepatan 0,5 ml/h tetapi saat ini sudah distop, terpasang
NGT.

Aktivitas 7
Identifikasi indikasi pasien kelolaan Saudara dirawat di ruang HCU
1. Kesadaran pasien apatis dengan GCS E4M4V2
2. Pasien mengalami penurunan kesadaran 2 hari SMRS.
3. Pasien didiagnosa dokter mengalami sepsis ditandai dengan :
Hasil pemeriksaan radiologi pada tanggal 07 April 2016
Klinis : Sepsis
Foto thorax PA : Tampak bercak perselubungan di proyeksi parahiler dextra dapat
merupaka pneumonia.
4. Pasien mengalami gangguan pertukaran gas ditandai dengan:
Hasil pemeriksaan AGD pada tanggal 10 April 2016 yaitu pH = 7,120 (7,310 – 7,420),
pCO2 = 52,8 mmHg (27,0 – 41,0 mmHg), pO2 = 106,2 mmHg (70,0 – 100,0 mmHg),
total CO2 = 25,5 mmol/L (19,0 – 24,0), BE = -0,5 mmol (-2 – +3)
SpO2 98%, terpasang O2 NRM 8 lpm
Sesak napas, RR = 28 x/ menit
5. Pasien memerlukan monitoring TTV, kesadaran, dan status hemodinamik karena dapat
mengalami perubahan sewaktu-waktu.

58

You might also like