You are on page 1of 5

https://www.alodokter.

com/candidiasis

Candidiasis adalah infeksi akibat jamur Candida. Normalnya, kulit manusia ditinggali
oleh bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis
bakteri dan fungi bahkan dapat membantu kulit untuk melakukan fungsinya. Akan
tetapi, jika bakteri dan fungi tersebut berkembangbiak tanpa terkontrol, maka dapat
menyebabkan infeksi.
Jenis jamur Candida yang umumnya menimbulkan candidiasis pada manusia, antara
lain adalah:
 Candida tropicalis.
 Candida albicans.
 Candida parapsilosis.
 Candida glabrata.
 Candida guilliermondii.
Jenis candidiasis yang umum terjadi berdasarkan lokasi atau bagian tubuh yang
terkena, antara lain adalah:

 Candidiasis oral, yaitu infeksi candidiasis pada mulut.


 Candidiasis vulvovaginal, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital wanita.
 Balanitis, yaitu infeksi candidiasis pada organ genital pria.
 Intertirgo, yaitu infeksi candidiasis pada daerah lipatan kulit.
 Dermatitis napkin, yaitu infeksi candidiasis yang menyebabkan munculnya ruam
karena pemakaian popok.
 Paronikia kronis dan onikomikosis, yaitu infeksi candidiasis pada daerah kuku.
 Candidiasis mukokutaneus kronis.

Gejala Candidiasis
Gejala candidiasis yang muncul akan berbeda-beda tergantung lokasinya. Gejala yang
sering muncul adalah ruam pada kulit. Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat
menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan kering. Selain itu, candidiasis juga dapat
menimbulkan lepuhan dan nanah pada kulit.

Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat terjadi pada kulit di berbagai bagian tubuh,
namun umumnya terjadi di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari,
dan bawah payudara. Candidiasis juga dapat terjadi pada kuku, tepian kuku, dan di
sudut mulut.

Penyebab dan Faktor Risiko Candidiasis


Candidiasis dapat terjadi ketika jamur Candida pada kulit berkembang biak tanpa
terkendali dan menyebabkan infeksi. Infeksi Candida dapat terjadi karena dipicu oleh
hal-hal berikut:
 Cuaca yang hangat.

 Kulit yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.


 Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada kehamilan atau diabetes.
 Pakaian yang ketat.

 Kebersihan pribadi yang buruk.

 Penggunaan kortikosteroid yang dapat menyebabkan gangguan sistem imun.

 Penggunaan antibiotik yang dapat membunuh bakteri pada kulit yang berfungsi untuk menekan
perkembangbiakan Candida.
 Obesitas.
 Jarang mengganti pakaian dalam.

Selain faktor-faktor tersebut, kondisi di bawah ini juga dapat memicu candidiasis pada kulit,
antara lain:

 Berusia lanjut atau masih anak-anak.

 Kekurangan zat besi.

 Mengonsumsi pil kontrasepsi yang mengandung tinggi estrogen.

 Menjalani kemoterapi.

 Memiliki penyakit kulit lainnya, seperti psoriasis.

 Menderita sindrom Cushing atau gangguan kelenjar endokrin lainnya.


 Kelemahan yang kronis akibat kanker atau malnutrisi.

Diagnosis Candidiasis
Untuk memastikan apakah penderita terkena candidiasis atau tidak, dokter akan melakukan
pemeriksaan sebagai berikut:

 Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa secara visual bentuk dan
penampakan ruam. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi kulit di daerah tersebut.
 Kultur kulit. Setelah memeriksa kondisi kulit dan ruam pada saat pemeriksaan fisik, dokter
akan melakukan swabbing (apusan) pada daerah kulit yang terkena candidiasis. Hasil sampel
kulit yang diperoleh dari swabbing kemudian diperiksa di laboratorium untuk memastikan
keberadaan jamur Candida sehingga bisa dipastikan apakah terjadi candidiasis atau tidak.
 Analisis urine. Analisis urine berguna untuk membantu diagnosis candidiasis genitourinarial.
Urine dapat dianalisis untuk mengecek keberadaan sel darah merah dan putih, protein, dan sel-
sel ragi. Selain itu, urine juga dapat dikultur untuk memeriksa keberadaan jamur
Pengobatan dan Pencegahan Candidiasis
Candidiasis pada kulit dapat dicegah dengan pengobatan sederhana, yaitu dengan menjaga
kebersihan pribadi dengan baik dan mengubah pola hidup. Beberapa pola hidup yang dapat
dilakukan untuk mencegah infeksi candidiasis, antara lain adalah:

 Segera mengganti pakaian yang lembab, seperti pakaian renang atau pakaian olahraga, dengan
pakaian yang kering.

 Mengganti kaos kaki dan pakaian dalam secara teratur.

 Mengonsumsi probiotik secara teratur.

 Memakai pakaian yang longgar dan tidak ketat.

 Menjaga kadar gula darah.

 Membersihkan area kulit yang terkena candidiasis menggunakan sabun yang lembut dan tidak
mengandung parfum.

Pengobatan candidiosis biasanya berupa obat topikal antijamur berbentuk krim untuk dioleskan
pada kulit. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk menghambat penyebaran infeksi dan
membunuh jamur Candida. Khusus untuk infeksi candidiasis yang sudah berkembang menjadi
infeksi sistemik (menyerang seluruh tubuh), dapat diberikan obat-obatan antijamur berbentuk
oral.
Beberapa golongan obat-obatan antifungal, baik topikal maupun oral yang dapat diberikan untuk
mengobati candidiasis, antara lain adalah:

 Antijamur golongan azole. Obat ini, terutama yang dikemas dalam bentuk topikal, seringkali
diberikan sebagai pengobatan pertama infeksi jamur, termasuk candidiasis. Selain dalam bentuk
topikal, antijamur azole juga dapat diberikan dalam bentuk oral untuk mengobati candidiasis
sistemik. Contoh obat-obatan golongan ini adalah fluconazole, itraconazole, voriconazole, dan
 Polyene. Ini merupakan obat antijamur berspektrum luas. Contohnya adalah amphotericin
B dan nystatin.
 Penghambat sintesis golongan glukan. Obat antijamur golongan ini berfungsi untuk mengobati
candidiasis yang tergolong berat, sistemik, serta invasif. Obat ini juga dapat diberikan pada
penderita candidiasis yang tidak dapat ditangani dengan obat amphotericin B. Contoh obat-
obatan penghambat sintesis golongan glukan adalah caspofungin, micafungin, dan
 Azole topikal. Fungsi obat ini sama seperti antijamur azole lainnya, hanya dikemas dalam
bentuk topikal sebagai krim oles. Contoh obat ini adalah clotrimazole, butoconazole, miconazole
vaginal, tioconazole, dan terconazole vaginal.
Adapun untuk mempercepat kesembuhan infeksi Candida di sekitar kelamin, Anda dapat
melakukan hal-hal berikut ini:

 Memakai pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.

 Tidak memakai pakaian dalam yang terlalu ketat.

 Menghindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi pada organ intim.

 Menjaga organ intim tetap kering, khususnya setelah dibersihkan atau sehabis mandi.

Candidiasis yang terjadi pada bayi atau anak usia dini perlu menjadi perhatian khusus. Jika
diabaikan atau tidak diobati secara baik, infeksi candidiasis yang terjadi dapat berkembang dan
menyebar dengan cepat. Candidiasis pada bayi sering kali terjadi pada bagian yang memakai
popok, ditandai dengan kemerahan pada kulit dengan batas yang jelas dan tetap ada setelah 3
hari. Jika terjadi, segera lakukan penggantian popok secara rutin dan pakaikan bayi dengan
pakaian yang longgar. Jika dirasa perlu, dokter dapat memberikan obat antijamur nystatin untuk
mengobati candidiasis pada bayi.
Bayi juga dapat mengalami candidiasis dalam bentuk sariawan pada mulut. Sariawan pada bayi
ditandai dengan kulit mulut pecah-pecah dan munculnya bercak-bercak berwarna putih pada
mulut, lidah, dan bagian dalam pipi. Dokter dapat memberikan obat antijamur yang diteteskan ke
mulut bayi beberapa kali sehari untuk mengobati candidiasis pada mulut.

You might also like