Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN
DINA PUSPITA
NPM : 18170100027
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
DISUSUN
SITI RAHAYU
NPM : 18170100026
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN INDONESIA MAJU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JAKARTA
2018
A. PENGERTIAN
1. Istirahat
Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat
merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan
bebas dari kecemasan (ansietas) .Tidur merupakan fungsi protektif yang
dimiliki semua organisme memungkinkan terjadinya perbaikan dan
pemulihan jaringan setelah aktivitas. Seseorang dapat benar-benar istirahat
bila:
a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya;
b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di
manapun juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain;
c. Mengetahui apa yang terjadi;
d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;
e. memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-tvaktu bila memerlukannya.
(Perry & Potter, 2006)
2. Tidur
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang
memperoleh periode tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah
pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan
dan penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang
berikutnya (Perry & Potter, 2006). Tidur merupakan suatu keadaan tidak
sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun
atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan
yang cukup. tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental
emosional, fisiologis, dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan
sedang tidur apabila terdapat tanda tanda sebagai berikut:
a. Aktivitas fisik minimal
b. Tingkat kesadaran yang bervariasi
c. Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuh
d. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
B. FISIOLOGIS TIDUR
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan
perubahan dalam system saraf peripheral, endokrin, kardiovaskuler,
pernapasan dan muscular. Tiap rangkaian diidentifikasi dengan respon fisik
tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG),
yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram
(EMG), yang mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang
mengukur gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis
tidur. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua
mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat
otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme
menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.
System aktivasi reticular ( SAR ) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
dipercaya terdiri atas sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan
terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil.
Aktivasi korteks serebral (mis. Proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi
SAR. Saat terbangun merupakan hasil neuron dalam SAR yang mengeluarkan
katekolamin seperti norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran
serotonin dari sel tertentu dalam system tidur raphe pada pons dan otak depan
bagian tengah. Daerah otak juga disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar
synchronizing region, BSR ). Ketika seseorang mencoba tertidur, mereka akan
menutup mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke SAR menurun.
Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada
beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.
(Perry & Potter, 2006)
C. SIKLUS TIDUR
Secara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode
sebelum tidur, selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap
berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10-30 menit,
tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan berlangsung
satu jam atau lebih, tahapan tidur dibagi dalam beberapa tahap antara lain :
1. Tidur Non Rapid Eye Movement ( NREM)
a. Tahap 1 tidur NREM
1) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2) Tahap berakhir beberapa menit
3) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
4) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti
suara
5) Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun
b. Tahap II NREM
1) Tahap II merupakan periode tidur bersuara
2) Tahap berakhir beberapa menit
3) Untuk terbangun masih relative mudah
4) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
5) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
c. Tahap III NREM
1) Tahap III merupakan tahap awal dari tidur yang dalam
2) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
3) Otot-otot dalam keadaan santai penuh
4) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
5) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
d. Tahap IV NREM
1) Tahap IV merupakan tahap tidur terdalam
2) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
3) Jika terjadi kurang tidur, maka orang tidur akan menghabiskan
porsi malam yang seimbang pada tahap ini
4) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam
terjaga
5) Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit
6) Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
2. Rapid Eye Movement (REM)
a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.T
b. ahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
c. Hal ini dicirikan oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau
fluktuasi tekanan darah
d. Terjadi tonus otot skelet penurunan
e. Peningkatan sekresi lambung
f. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
g. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menit
(Aziz, 2008)
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada
yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami
gangguan. Seseorang bisa tidur maupun tidak dipengaruln oleh beberapa
faktor, di antaranya sebagai berikut (Asmadi, 2008):
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat ndur
dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka
kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik
sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang
menderita gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang
sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirabat dan tidur.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.
Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur
dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh
akan menghambat seseorang untuk tidur.
c. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal
ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan
nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi
tahap IV NREM dan REM. Berdasarkan penelitian Desita Febriana tahun
2011 tentang “Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur
Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri”, Keadaan
hospitalisasi dapat menjadi stresor bagi anak saat dirawat di rumah sakit,
sehingga anak akan mengalami stres hospitalisasi yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan beberapa perilaku pada anak. Apabila masalah
tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat proses perawatan anak dan
kesembuhan anak itu sendiri. Dalam penelitin tersebut terbukti 85% anak
mengalami stres hospitalisasi sedang pada anak di Ruang Anak Rumah
Sakit Baptis Kediri dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada
anak usia prasekolah.
d. Diet
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu,
daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan
mengganggu tidur.
e. Gaya hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan
yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
f. Obat-obatan
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan
ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan
amfetamin akan menurunkan tidur REM
(Asmadi, 2008)
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama
Bayi
pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar
Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur
Toddler pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus
bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur
Dewasa muda
tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.
(Doengoes, 2002)
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Aziz, H. A. (2008). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Perry, P., & Potter, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:
EGC.