Ias 16

You might also like

You are on page 1of 24

A.

PENDAHULUAN

Property, Plant, and Equipment lebih sering disebut sebagai aset tetap dalam literatur bahasa
Indonesia ataupun didalam standar akuntansi keuangan Indonesia. Pengetian Aset tetap adalah
aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa,
untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dandiharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode. Dari berbagai defini di atas dapat ditarik, kesimpulan
bahwa aset dapat disebut aset tetap apabila mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Berupa wujud fisik.


2. Bersifat permanen.
3. Digunakan dalam operasi perusahaan.
4. Tidak dimaksudkan dijual kembali.
5. Memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun

IAS 16 ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan
keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan
dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset,
penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilai atas aset tetap.

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang:


a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

2. Biaya Perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari
imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehanatau
konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama
kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi
2010): Pembayaran Berbasis Saham.

3. Jumlah Tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
4. Jumlah Terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual dan nilai pakainya.

5. Jumlah Tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.

6. Nilai Spesifik Entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari
penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur
manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.

7. Nilai Residu Aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur
dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

8. Nilai Wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan
wajar.

9. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama
umur manfaatnya.

10. Rugi Penurunan Nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat
suatu aset atas jumlah terpulihkannya.

11. Umur Manfaat adalah:


a. periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
b. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh
entitas.
B. RUANG LINGKUP

Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi aset tetap kecuali Pernyataan lain
mensyaratkan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Pernyataan ini tidak diterapkan untuk:
a. Aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5: Aset
tidak lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;
b. Aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian (IAS 41 Agriculture);
c. Pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (IFRS 6 eksplorasi dan Evaluasi
Sumber Daya Mineral);
d. Hak penambangan dan cadangan mineral dari minyak, gas alam dan sumber daya tidak
terbarui lainnya.

Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yang digunakan untuk
mengembangkan atau memelihara aset yang dijelaskan dalam (b) – (c).
Pernyataan lain bisa saja mensyaratkan pengakuan aset tetap berdasarkan pendekatan yang
berbeda dari Pernyataan ini. Misalnya, IAS 17: Sewa mensyaratkan suatu entitas untuk
mengevaluasi pengakuan aset tetap sewaan atas dasar pemindahan risiko dan imbalan. Namun
demikian, dalam aspek perlakuan akuntansi tertentu lainnya untuk aset tersebut, termasuk
penyusutan, diatur oleh Pernyataan ini.
Entitas menggunakan model biaya atau properti investasi sesuai dengan IAS 40 Properti
Investasi akan menggunakan model biaya dalam Standar ini.

C. PENGAKUAN

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
 kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset
tersebut;
 biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang
utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan
menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga
dicatat sebagai aset tetap.
Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu aset tetap. Oleh
karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan kriteria pengakuan yang sesuai dengan
kondisi tertentu entitas. Pertimbangan tersebut tepat terhadap agregasi unit-unit yang secara
individual tidak signifikan, seperti cetakan dan perkakas, kemudian menerapkan kriteria atas
nilai agregrat tersebut.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk
memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaikinya

Biaya Perolehan Awal

Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap
semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan
dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat
ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset tetap
semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut
memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset-
aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset tersebut
tidak diperoleh. Sebagai contoh, pabrik kimia mungkin menerapkan proses penanganan
kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi
dan penyimpanan zat kimiawi berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai aset
karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat-zat kimiawi.
Namun demikian, jumlah tercatat aset tersebut dan aset lain yang terkait harus di-review untuk
menguji apakah telah terjadi penurunan nilai sesuai dengan IAS 36 : Penurunan Nilai Aset.

Biaya-biaya Setelah Perolehan Awal

Sesuai dengan prinsip pengakuan dalam paragraf 07, entitas tidak boleh mengakui biaya
perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui
dalam laba rugi saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri atas biaya tenaga
kerja dan bahan habis pakai (consumables) termasuk di dalamnya suku cadang kecil.
Pengeluaran-pengeluaran untuk hal tersebut sering disebut “biaya pemeliharaan dan perbaikan”
aset tetap.
Bagian-bagian tertentu aset tetap mungkin perlu diganti secara periodik. Contoh, tungku
pembakaran perlu diganti lapisannya setelah digunakan sekian jam, demikian juga interior
pesawat terbang seperti tempat duduk dan dapur perlu diperbarui beberapa kali sepanjang umur
rangka pesawat. Entitas dapat juga memperoleh komponen aset tetap tertentu untuk melakukan
penggantian yang tidak terlalu sering dilakukan, seperti mengganti dinding interior suatu
bangunan, atau melakukan suatu penggantian yang tidak berulang. Sesuai dengan prinsip
pengakuan dalam paragraf 07, entitas mengakui biaya penggantian komponen suatu aset dalam
jumlah tercatat aset saat biaya itu terjadi jika pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk
diakui sebagai bagian dari aset. Jumlah tercatat komponen yang diganti tersebut tidak lagi
diakui apabila telah memenuhi ketentuan penghentian pengakuan.

Agar aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakukan inspeksi teratur
terlepas apakah ada komponen yang diganti. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya
inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi
kriteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang
dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. Hal ini terjadi terlepas apakah
biaya inspeksi terdahulu teridentifikasi dalam transaksi perolehan atau konstruksi aset tetap
tersebut. Jika diperlukan, estimasi biaya inspeksi sejenis yang akan dilakukan di masa depan
dapat digunakan sebagai indikasi biaya inspeksi saat aset tersebut diperoleh atau dibangun.

D. PENGUKURAN PADA SAAT PENGAKUAN

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan.

Komponen Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap meliputi:


a. harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
b. biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen;
c. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
a. biaya imbalan kerja (seperti didefinisikan dalam IAS 19 : Imbalan Kerja) yang timbul
secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap;
b. biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c. biaya handling dan penyerahan awal;
d. biaya perakitan dan instalasi;
e. biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih
penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut (misalnya,
contoh produk dihasilkan dari peralatan yang sedang diuji); dan
f. komisi profesional.

Entitas menerapkan IAS 2 Persediaan terhadap biaya-biaya yang terkait dengan


kewajiban untuk membongkar, memindahkan, dan merestorasi lokasi aset yang terjadi
dalam suatu periode tertentu sebagai akibat dari pemakaian aset tersebut untuk
menghasilkan persediaan selama periode tersebut. Biaya-biaya ya ng terkait dengan IAS 2 atau
IAS 16 diakui dan diukur sesuai dengan IAS 37 Provisi, Liabilitas Kontinjensi , dan Aset
Kontinjensi.

Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
a. biaya pembukaan fasilitas baru;
b. biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi);
c. biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk
biaya pelatihan staf); dan
d. administrasi dan biaya overhead umum lainnya.

Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan ketika
aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan intensi manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan pengembangan aset tidak
dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ini
tidak termasuk di dalam jumlah tercatat suatu aset tetap:
biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu eroperasi sesuai
dengan intensi manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah
kapasitas penuhnya;
 kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran (output) masih
rendah; dan
 biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.

Sebagian kegiatan terjadi sehubungan dengan pembangunan atau pengembangan suatu


aset tetap, tetapi tidak dimaksudkan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang
diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. Kegiatan insidental
ini mungkin terjadi sebelum atau selama kontruksi atau aktivitas pengembangan. Contoh,
penghasilan yang diperoleh dari pengunaan lahan lokasi bangunan sebagai tempat parkir mobil
sampai pembangunan dimulai. Karena kegiatan insidental ini tidak dimaksudkan untuk
membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan
sesuai dengan intensi manajemen, penghasilan dan beban yang terkait dari kegiatan
insidental diakui dalam laba rugi dan diklasifikasikan dalam penghasilan dan beban.

Biaya perolehan suatu aset yang dibangun sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip
yang sama sebagaimana perolehan aset dengan pembelian. Jika entitas membuat aset serupa
untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya
pembangunan aset untuk dijual (lihat IAS 2: Persediaan). Oleh karena itu, dalam menetapkan
biaya perolehan maka setiap laba internal dieliminasi. Demikian pula jumlah abnormal yang
terjadi dalam pemakaian bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain dalam proses
konstruksi aset yang dibangun sendiri tidak termasuk biaya perolehan aset. IAS 23: Biaya
Pinjaman menetapkan kriteria yang harus dipenuhi sebelum biaya bunga dapat diakui sebagai
suatu komponen biaya perolehan aset tetap.

CONTOH:

Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan bangunan sementara untuk
kegiatan operasional kantor. Biaya untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar 1,2 miliar.
Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir masa sewa. Estimasi
biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta.
Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran.
200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 1.335,167 jt
Cr Kas 1.200 jt
Kewajiban diestimasi 135,1167jt
Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1
Db Biaya bunga 10,889 jt
Cr Kewajiban diestimasi 10,889 jt

E. PENGUKURAN HARGA PEROLEHAN

Pengukuran Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat

terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit

normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga

selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan IAS 23 : Biaya Pinjaman.

Satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran aset nonmoneter, atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu
aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lainnya, tetapi hal ini juga berlaku untuk semua
pertukaran yang dijelaskan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan dari suatu aset tetap
diukur pada nilai wajar kecuali:
(a) transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; atau
(b) nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
Aset yang diperoleh diukur dengan cara seperti di atas bahkan jika entitas tidak dapat dengan
segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan. Jika aset yang diperoleh tidak dapat
diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset
yang diserahkan.

Entitas menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial dengan


mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan untuk mengubah sebagai
akibat dari transaksi . Transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika :
a. konfigurasi ( resiko , waktu, dan jumlah ) dari arus kas dari aset berbeda yang diterima
dari konfigurasi arus kas dari aset yang ditransfer ; atau
b. nilai - entitas tertentu dari bagian operasi entitas dipengaruhi oleh perubahan transaksi
sebagai akibat dari pertukaran ; dan
c. perbedaan (a) atau (b) relatif signifikan terhadap nilai wajar aset ditukar.
Untuk tujuan menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial
, nilai entitas tertentu dari bagian operasi entitas dipengaruhi oleh transaksi tersebut
mencerminkan arus kas setelah pajak . Hasil analisis ini mungkin jelas tanpa suatu entitas harus
melakukan perhitungan rinci .

Nilai wajar aset dapat diukur secara andal meskipun tidak ada transaksi pasar yang sejenis, jika:
a. variabilitas rentang estimasi nilai wajar yang masuk akal (wajar) untuk aset tersebut
tidak signifikan; atau
b. probabilitas dari berbagai estimasi dalam rentang tersebut dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang diterima atau
diserahkan, maka nilai wajar dari aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya
perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar aset yang diterima lebih jelas.

Perolehan Gedung

Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :


 Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga  jika
membangun sendiri
 Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan.
 Fee profesional
 Ijin pendirian bangunan

Perolehan Tanah

Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biay a pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan.

Tanah dan Bangunan  Investasi Properti

a. Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


 properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang
dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk:
 Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif, atau
 Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
b. Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
c. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut.
d. Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan metode biaya atau nilai
wajar

Perolehan Peralatan
a. Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik dan peralatan
lain.
b. Biaya perolehan meliputi
 Harga beli,
 Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
 Biaya transportasi
 Biaya asuransi selama pengiriman barang
 Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi
 Biaya untuk pengetesan peralatan

Perolehan Aset yang Dibangun Sendiri

a. Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan:


 Material dan tenaga kerja
 Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung
dengan pembangunan aset.
 Biaya bunga selama proses pembangunan

F. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN

Pengeluaran - pengeluaran setelah perolehan aset tetap terbagi menjadi dua, yaitu pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan. Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran tersebut diatas
dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pengeluran pendapatan (revenue expenditure).


yaitu : pengeluaran – pengeluaran untuk aset tetap yang bermanfaatnya dinikmati tidak
lebih dari satu periode akuntansi.
2. Pengeluaran modal (capital expenduditures).
yaitu : pengeluaran untuk aset tetap yang manfaatnya dapat dinikmati lebih dari satu
periode akuntansi. Jenis pengeluaran yang bersifat demikian dicatat sebagai tambahan
bagi harga perolehan aset tetap yang bersangkutan.

Perusahaan dapat memilih model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansinya
dan menerapkan kebijakan teersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama.

a. Model biaya.
Setelah di akui sebagi aset, aset tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset

b. Model revaluasi
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang niali wajarnya dapat diukur secara andal, dan
dicatat pada jumlah revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi pada tanggal
revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan.
Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar
pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat ditukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar.
Hirarki Penentuan Nilai Wajar

a. Kuotasi harga di pasar aktif;


b. Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi:
 penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang
mengerti, berkeinginan, jika tersedia;
 referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama;
 analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan
 model penetapan harga opsi (option pricing model)
c. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh
penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar.
d. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
(a) disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto
aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah
revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara
memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
(b) dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah
eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini
sering digunakan untuk bangunan
Secara berkala semua aset tetap, kecuali tanah akan mengalami penyusutan atau
penurunan kemampuan dalam menyediakan manfaat. Dengan ada nya penyusutan, maka
nilai dari aset tetap tercatat tidak lagi dapat mewakili nilai dari manfaat yang dimiliki aset
tersebut. Agar nilai aset tetap dapat memiliki nilai dari manfaat yang dimiliki nya, maka
perlu dilakukan pengalokasian manfaat atas aset tetap ke dalam akumulasi biaya secara
sistematika, berdasarkan estimasi masa manfaat aset tetap.

Menurut PSAK (IAI, 2011 : 16.4) pengertian umur manfaat adalah : a. Periode
aset diperkirakan dapat digunakan oleh perusahaan, atau b.Jumlah produksi atau unit
serupa yang diperkirakanakan diperoleh oleh perusahaan.

Pengertian nilai residu dari aset menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah
“estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah di
kurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang
diperkirakan pada akhir umur manfaatnya.”

Untuk menghitung penyusutan dapat dilakukan beberapa metode perhitungan.


Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode berdasarkan kriteria :
a. Berdasarkan Waktu.

Metode ini menghubungkan biaya penyusutan dengan perjalanan waktu. Taksiran


umur kegunaan dari aset tetap dinyatakan dalam bentuk satuan waktu, biasanya tahun.
Metode ini terdiri dari :
1. Metode garis lurus ( straight line menthod)

Beban penyusutan dibagi sama rata selama masa manfaat aset yang bersangkutan,
setelah dikurangi dengan estimasi nilai residu yang wajar. Rumus untuk
menghitung penyusutan metode garis lurus yaitu :

Harga perolehan (HP) – Nilai residu


Beban penyusutan / tahun = ______________________________
Umur manfaat
2. Metode Saldo Menurun

Dalam metode penyusutan saldo menurun yang menyajikan penyusutan dalam jumlah
yang terus menurun dari tahun ke tahun . Rumus untuk menghitung penyusutan
metode saldo menurun yaitu :

Beban penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan

b. Berdasarkan penggunaan.

Metode jumlah unit produksi.

Taksiran manfaat dintakan dalam kapasitas profuksi yahng dapat dihasilkan . tarig
penyusutan di hitung sebagai persentase (%) produksi aktual terhadao kapasitas
produksi. Dengan demikian tarif dan beban penyusutan akan bervariasi dari tahun ke
tahun, tergantung produksi aktual yang dicapai pada tahun yang bersangkutan.
Rumus untuk menghitung penyusutan metode jumlah unit produksi yaitu :

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢


Beban penyusutan / tahun = 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑢𝑛𝑖𝑡)

Jurnal untuk mencatat beban penyusutan adalah :

Dr. Beban penyusutan aset tetap xxx

Cr. Akumulasi penyusutan aset tetap xxx

Metode penyusutan aset dipilih berdasarkan ekspektasi pola pemakaian manfaat


ekonomik masa depan aset. Metode tersebut diterapkan secara konsisten dari periode
ke periode, kecuali terdapat perubahan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat
ekonomik masa depan aset tersebut.

Penurunan Nilai
 Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai
terpulihkan (recoverable amount)
 Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan
dengan nilai kini penggunaan aset.
 Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
 Review penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
 Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

Contoh: Misalkan perusahaan Carita melakukan uji penurunan nilai untuk peralatannya.
Nilai buku dari peralatan tersebut sebesar Rp200 juta sedangkan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual sebesar Rp180 juta, dan nilai pakainya Rp205 juta.

Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai dari peralatannya
menjadi Rp175 juta.
Dr. Rugi penurunan nilai Rp20 juta
Cr. Akumulasi depresiasi – peralatan Rp20 juta

G. PENGHENTIAN PENGAKUAN

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat:


(a) dilepas; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya, tetapi
keuntungan tersebut tidak dapat dianggap sebagai pendapatan .Namun pada perusahaan
yang kegiatan usahanya menjual aset yang sebelumnya dientalkan kepada pihak lain,
maka perusahaan harus memindahkan aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai nilai
tercatat ketika aset tidak lagi direntalkan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan
sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatatnya.

Pelepasan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :


1. Penjualan asset tetap
2. Berakhirnya masa manfaat aset tetap
3. Pertukaran aset tetap
Ilustrasi Penghentian Pengakuan

Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 8 juta


Dr. Rugi Rp 2 juta
Cr. Aset Tetap Rp 10 juta
Dr. Aset Tetap Rp 8 juta
Cr. Kas Rp 8 juta

H. PENGUNGKAPAN

Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk setiap kelompok aset tetap yaitu :
1. Dasar penilaian yang di gunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, jika lebih
dari satu dasar yang digunakan, maka jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap
kategori harus diungkapkan.
2. Metode penyusutan yang digunakan.
3. Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan.
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
5. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
 penambahan;
 aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok
lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan dan pelepasan lainnya;
 akuisisi melalui kombinasi bisnis;
 peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan
40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam
pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan
Nilai Aset;
 rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
 rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48;
 penyusutan;
 selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari
mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk
penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari
entitas pelapor; dan
 perubahan lain.

Laporan keuangan juga mengungkapkan:


a. keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan
untuk liabilitas;
b. jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang
dalam pembangunan;
c. jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset
tetap; dan
d. jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami
penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika
tidak diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehensif lain.

Pemilihan metode penyusutan dan estimasi umur manfaat aset adalah hal-hal yang
memerlukan pertimbangan. Oleh karena itu, pengungkapan metode yang digunakan dan
estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan informasi bagi pengguna
laporan keuangan dalam me-review kebijakan yang dipilih manajemen dan
memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk alasan yang serupa, juga perlu
diungkapkan:
a. penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian dari biaya
perolehan aset lain, selama suatu periode; dan
b. akumulasi penyusutan pada akhir periode.

Sesuai dengan IAS 8: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan


Kesalahan entitas mengungkapkan sifat dan dampak perubahan estimasi akuntansi yang
berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan berdampak material pada
periode berikutnya. Untuk aset tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan
estimasi dalam:
 nilai residu;
 estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu aset tetap;
 umur manfaat; dan
 metode penyusutan.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:
 tanggal efektif revaluasi;
 apakah penilai independen dilibatkan;
 metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar
aset;
 penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasarkan
harga terobservasi (observable prices) dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar
terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya;
 untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset seandainya aset tersebut
dicatat dengan model biaya; dan
 surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama periode dan pembatasan-
pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
Kasus – Model Revaluasi & Cost

Informasi terkait aset yang diperoleh pada 1 Januari 2006:


Harga perolehan: Rp100 juta
Umur manfaat: 5 tahun, tidak ada nilai sisa
Metode depresiasi: Garis lurus

Tanggal Biaya Penggantian Terdepresiasi

1 Januari 2007 Rp120 juta

1 Januari 2008 Rp45 juta

1 Januari 2009 Rp50 juta

Diminta:
a. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Revaluasi!
b. Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Biaya (Cost Model)!
Asumsikan kondisi pada 1 Januari 2008 memenuhi kriteria penurunan nilai (impairment)!

Jawaban – Revaluasi – Proporsional


1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta
Cr. Kas Rp100 juta
31/12/06 Dr. Beban depresiasi Rp20 juta
Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta
1/1/07 Dr. Aset Rp50 juta*
Cr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta**
Cr. Surplus Revaluasi Rp 40 juta

*((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 100 juta


**((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 20 juta

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4)


Cr.Akumulasi Depresiasi Rp 30 juta
Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40juta/4)
Cr. Laba Ditahan Rp10 juta
1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi 30 juta*
Dr. Surplus Revaluasi 30 juta
Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset 15 juta
Cr. Aset 75 juta**

*((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 60 juta


**((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 150 juta

31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (45 juta/3)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta
1/1/09 Dr. Aset Rp50 juta*
Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta**
Cr. Keuntungan/Kerugian Rp15 juta
Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta

*((50 juta -30 juta)/30 juta) x 7,500


**((5,000-3,000)/3,000) x 4,500

Jawaban – Revaluasi – Eliminasi


1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta
Cr. Kas Rp100 juta

31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/07 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta


Cr. Aset Rp20 juta
Dr. Aset Rp40 juta
Cr. Surplus Revaluasi Rp40 juta

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta
Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40 juta/4)
Cr. Laba Ditahan Rp10 juta

1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta


Cr. Aset Rp30 juta
Dr. Surplus Revaluasi Rp30 juta
Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset Rp15 juta
Cr. Aset Rp45 juta

31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (4,500/3)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta

1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta


Cr. Aset Rp15 juta
Dr. Aset Rp20 juta
Cr. Laba/Rugi Rp15 juta
Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta

Jawaban – Model Biaya


1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta
Cr. Kas Rp100 juta

31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/07 No journal

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/08 Dr. Kerugian Penurunan Nilai Aset Rp15 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta
31/12/08 Dr. Beban Depreasiasi Rp15 juta
Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta
1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta
Cr. Laba/Rugi Rp10 juta

Koreksi Kesalahan pencatatan dalam Laporan Keuangan, Menurut (Keiso, Weygandt, &
Warfield, 2008) :

1. Perubahan estimasi yang terjadi karena estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan
jujur. Contoh: penggunaan tarif penyusutan yang secara jelas tidak realistis.

2. Kelalaian, seperti kegagalan untuk mengakrualkan atau menangguhkan beban atau


pendapatan tertentu pada akhir periode.

3. Penggunaan fakta yang tidak benar, seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa
dalam menghitung dasar penyusutan untuk pendekatan garis lurus.

4. Klasifikasi biaya yang tidak tepat sebagai beban dan bukan sebagai aset

You might also like