Professional Documents
Culture Documents
1. Lanjutkan irigasi bila pH belum sesuai target, dan tetap dilakukan follow up
pH air mata untuk menyingkirkan kemungkinan masih adanya partikel sisa zat
kimia yang tersembunyi
2. Mulai terapi steroid topikal ( dexametason 0,1% ed dan prednisolone 1% ed)
3. Pertimbangkan pemberian steroid subkonjungtiva
4. Imobilisasi pupil dengan anestesi topikal atropin 1% atau scopolamine 0,25%
ed 2x1
5. Pemberian obat anti inflamasi seperti na diclofenac 2x100 mg atau
prednisolone 50-200 mg
6. Pemberian vitamin c baik oral maupun topikal bila tersedia untuk menetralisir
radikal yang bersifat sitotoksik
7. Asetazolamide 500 mg po untuk menurunkan TIO sebagai profilaksis
terjadinya glaukoma sekunder
8. Pemberian asam hialuronat untuk menjaga kornea dan mempercepat
reepitelisasi serta menstabilkan barrier fisiologis kornea
9. Pemberian antibiotik topikal
10. Angkat konjungtiva atau jaringan kornea yang sudah mengalami nekrosis
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada trauma kimia derajat sedang hingga
berat bisa mengakibatkan terjadinya simbleparon (adhesi antara palpebra dan
konjungtiva bulbar). Reaksi inflamasi pada COA akibat trauma kinia juga dapat
menyebabkan terjadinya glaukoma sekunder, terutama pada trauma basa. 3
3. Riordan P- Eva dan Whitcher. Vaughen & Asbury’s General Ophthalmology 17th
edition.2007. The Mcgraw-Hill Company
BAB 3
KESIMPULAN
Trauma kimia pada mata dapat disebabkan oleh berbagai substansi kimia yang
bersifat asam atau basa seperti detergen, pelarut, zat perekat, atau zat iritan seperti gas
air mata. Tingkat kearahan penyakit bervariasi mulai dari iritasi ringan hingga yang
paling berat berupa kebutaan. Secara umum, pada trauma akibat zat azam terjadi
koagulasi yang mencegah penetrasi lebih dalam, sedangkan pada zat basa terjadi
proses likuefiaksi yang dapat mengakibatkan zat menembus struktur mata lebih
dalam. Hal ini menjadikan trauma karena zat asam lebih ringan dibandingkan basa
karena sifat basa.
Manajemen terapi yang cepat dan tepat menentukan prognosis. Irigasi dengan
cairan yang bersifat netral dapat dilakukan sebagai terapi awal sambil menilai pH
mata hingga mencapai normal. Terapi lain baik yang bersifat topikal maupun sistemik
dipertimbangkan sesuai klinis dan keparahan penyakit akibat papara zat kimia
tersebut. Pada keadaan berat dapat dipertimbangkan berbagai tindakan operatif sesuai
dengan indikasi yang dapat mempercepat proses penyembuhan.