You are on page 1of 22

KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com

DISUSUN OLEH
—AMALDO FIRJARAHADI TANE—

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 1


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
1.

 MATERI: STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR


 Di soal diketahui bahwa unsur Q memiliki nomor atom 22. Ingat, bahwa jumlah
neutron suatu unsur dan ionnya bernilai sama, yang membedakannya hanyalah
nomor atom (Z) atau jumlah proton atau jumlah elektron.
 Ion Q4+ punya 18 elektron dalam bentuk kation (ion positif) karena suatu unsur
dalam bentuk ion positif melepas elektron sebanyak faktor valensi ion yang
ditangkapnya.
 Sebanyak 4 elektron yang dilepas dari unsur Q berada pada tingkat subkulit
terendah, yaitu subkulit s. Jadi, konfigurasi elektron ion Q4+ kekurangan 4 elektron
pada subkulit s terakhirnya (terluar):
 22Q = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d2
 22Q4+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
 JAWABAN: D
2.

 MATERI: KIMIA ORGANIK


 Dalam senyawa organik untuk membentuk suatu orbital hibrida dibentuk oleh dua
buah ikatan kimia, yaitu ikatan sigma (σ) dan ikatan pi (π). Materi ini biasanya ada
di bagian stereokimia kimia organik.
 Ikatan sigma adalah ikatan kimia yang paling sering terdapat pada atom senyawa
organik berikatan tunggal.
Biasanya berbentuk tetrahedral
(AX4) dengan sudut 109,5°. Ikatan
ini terbentuk akibat tumpang tindih
orbital-orbital di sekelilingnya

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 2


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
sehingga jika ditinjau akan tergambar secara horizontal seperti pada gambar di
samping.
 Berbeda dengan ikatan pi, yaitu ikatan kimia kovalen yang dua cuping orbital atom
yang berlektron tunggal bertumpang tindih
dengan dua cuping orbital atom lainnya
yang juga berelektron tunggal. Hanya
terdapat satu bidang simpul dari orbital yang
melewati dua inti atom. Pada gambar di
samping, ikatan pi memiliki bidang tegak
lurus dengan atom yang terikat sehingga
tergambarkan secara vertikal.
 Senyawa di soal memiliki gugus fungsi keton (—CO), yang terstruktur pada gambar
di bawah ini:

 Di dalam molekul di atas, ikatan pi hanya membutuhkan orbital p untuk berikatan


sehingga menghasilkan dua pasang tunggal, yaitu 2s dan 2p. Dalam alkena (C=C),
ikatan rangkapnya kurang reaktif dibandingkan dengan ikatan rangkap pada gugus
karbonil (—CO) akibat adanya atom O yang mempunyai keelektronegatifan yang
lumayan tinggi. Sepasang elektron atom oksigen akan terletak di 2s dan yang
lainnya terletak di 2p dengan posisi tegak lurus terhadap orbital pi.
 Di bawah ini menjelaskan hibridisasi (pembastaran) atom C yang melekat pada
atom O, di mana warna merah melambangkan posisi tempat melekat atom C yang
lainnya; warna biru tempat melekat atom O; dan warna hijau tempat ikatan rangkap
antara atom C dan O.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 3


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Dikarenakan pada pembastaran di atas terikat pada sebuah subkulit s dan dua buah
subkulit p (yaitu px dan py), maka tipe hibridisasinya adalah sp2.
 JAWABAN: B
3.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Volume Cl2 STP = 56 L
 Massa M = 35 gram
 Ar M = … ?
 Untuk mendapatkan nilai massa atom relatif M bisa didapatkan dari konsep mol,
yaitu membagi massa M yang terbentuk dengan mol M yang terbentuk.
 Nilai Ar unsur M bisa kita dapatkan dengan reaksi stoikiometri setara di bawah ini,
lalu membandingkan koefisiennya:
M (s) + 2Cl2 (g)  MCl4 (l)
 Mol Cl2 STP = 56 L/22,4 = 2,5 mol
 Mol M (ditanya) = koefisien M (ditanya) x mol Cl2 (diketahui)
Koefisien Cl2 (diketahui)
= 1 x 2,5 mol
2
= 1,25 mol MI
 Dalam 35 gram unsur M dengan jumlah mol 1,25 mol bisa dipastikan dengan
konsep mol bahwa massa atom relatif (Ar) unsur tersebut adalah 28. Dalam
sistem periodik unsur, unsur M yang dimaksud adalah Si.
 JAWABAN: B

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 4


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
4.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Volume Na2CO3 = 50 mL
 [Na2CO3] = 0,5 M
 Volume Ba(NO3)2 = 75 mL
 [Ba(NO3)2] = 0,2 M
 [Na2CO3]akhir = … M ?
 Untuk mendapatkan konsentrasi garam natrium karbonat setelah reaksi, kita dapat
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa). Nantinya pasti ada
senyawa bagian reaktan yang bertindak sebagai pereaksi pembatas. Perhatikan
skema reaksi berikut!
 n Na2CO3 = 50 mL x 0,5 M = 25 mmol
 n Ba(NO3)2 = 75 mL x 0,2 M = 15 mmol
 Na2CO3 (aq) + Ba(NO3)2 (aq)  BaCO3 (s) + 2NaNO3 (aq)
M 25 mmol 15 mmol - -
B -15 mmol -15 mmol +15 mmol 30 mmol
S 10 mmol - 15 mmol 30 mmol
 Tersisa sebanyak 10 mmol natrium karbonat (Na2CO3) pada label ―S‖, sehingga
banyaknya konsentrasi natrium karbonat setelah reaksi adalah konsentrasi dalam
volume total reaktan yang digunakan:
[Na2CO3]akhir = n Na2CO3 akhir
volume reaktan
= 10 mmol .
(50 + 75) mL
= 0,08 M
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 5


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
5.

 MATERI: STOIKIOMETRI
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Jenis tabung = isokhorik (volume tetap) dan isotermis (suhu tetap)
 m H2 = 6 gram
 Po = 12 atm
 P1 = 40 atm
 Massa gas total = … gram?
 Gas yang dimaksud di soal mungkin adalah jenis gas ideal. Berdasarkan
persamaannya di bawah ini, nilai V adalah konstan sehingga bisa dihilangkan,
begitu juga dengan nilai R karena sebuah tetapan, dan nilai T juga konstan karena
suhu pada soal tidak berubah sehingga disebut juga kondisi isotermis.
PV = nRT
P=n
Tekanan = jumlah mol
 Perbandingan tekanannya bukanlah tekanan awal dan akhir (tekanan total), tetapi
perbandingan tekanan sebelum di tambah gas Ne dan saat tekanan setelah ditambah
gas Ne atau dengan kata lain tekanan masing-masing gas.
 Tekanan total = tekanan awal + tekanan akhir
40 atm = 12 atm + tekanan akhir
Tekanan akhir = tekanan gas Ne = 28 atm
 Cukup perbandingan antara tekanan banding mol, yang nantinya didapatkan massa
gas Ne yang ditambahkan, sebagai berikut.
 Po gas H2 = n H2
Pt gas Ne n Ne
12 atm = 6 gram/2  n Ne = 7 mol
28 atm n Ne
 Dalam 7 mol gas Ne (Ar = 20) terdapat massanya 140 gram
 Jadi, massa gas totalnya adalah 140 gram (Ne) + 6 gram (H2) atau 146 gram
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 6


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
6.

 MATERI: TERMOKIMIA
 Di soal diketahui dan ditanya data:
 m Zn = 3,27 gram
 m larutan = m ZnCl2 = 750 gram
 ΔH (1 mol Zn) = -240 kJ
 ΔT = (27,5 – 23,5)°C = 4,0°C
 c ZnCl2 = … J/g.°C ?
 Di soal tertera bahwa kalorimeter sederhana tersebut kapasitas kalornya diabaikan,
artinya kalorimeter tersebut berjenis kalorimeter yang terbuat dari styrofoam dengan
kondisi isobarik. Jenis kalorimeter ini nilai kalor kalorimeter (qkal) dianggap nol
karena tidak menyerap panas. Besarnya harga entalpi bisa ΔHh dianggap sama
dengan negatif kalor larutan (qlar):
ΔHf = - (qlar + qkal)
ΔHf = - (qlar + 0)
ΔHf = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
 Nilai entalpi reaksi Zn dengan HCl bernilai -240 kJ untul 1 mol Zn, namun kita
memerlukan ΔH-nya untuk 3,27 gram!
 n Zn = 3,27 gram/65,4 = 0,05 mol
 ΔH Zn (1) = n Zn (1)
ΔH Zn (2) n Zn (2)
-240 kJ = 1 mol .
x 0,05 mol
x = -12 kJ = -12000 J
 Cari nilai kalor jenis ZnCl2!
 ΔHh = - qlar = - (mlar . clar . ΔT)
-12000 J = - (750 gram . clar . (4°C))
clar = 4,0 J/g.°C (pembulatan)
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 7


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
7.

 MATERI: LAJU & ORDE REAKSI DAN PELURUHAN RADIOAKTIF


 Soal ini bisa dikerjakan 2 buah cara. Pertama, dengan konsep laju dan orde reaksi
satu; dengan bantuan kalkulator. Kedua, dengan konsep peluruhan radioaktif; tanpa
kalkulator. Ingat, bahwa peluruhan radioaktif tergolong laju reaksi orde satu karena
hanya bergantung pada jumlah nuklida radioaktif yang bereaksi.
 Ada hal yang menipu di soal, yaitu pemakaian kata ―meluruh‖. Ingat, dalam kimia
fisika bab radioaktif, meluruh berbeda dengan tersisa. Meluruh berarti banyaknya
zat total yang hilang dari zat awal atau dengan kata lain selisih antara zat awal
dengan zat akhir. Sementara tersisa adalah massa akhir yang didapatkan suatu zat
setelah mengalami peluruhan.
 Meluruh = zat awal – zat akhir
 Sisa = zat akhir
 Jadi, apabila 93,20 gram massa unsur Pa meluruh sebanyak 81,55 gram, artinya ada
sejumlah 11,65 gram unsur Pa yang tersisa setelah peluruhan berhenti.
 Massa Pa meluruh = massa Pa awal (A0 atau N0) – massa Pa akhir (At atau Nt)
81,55 gram = 93,20 - Nt
Nt = At = 11,65 gram
 CARA 1 (Konsep laju dan orde reaksi):
1) Dalam laju reaksi orde satu dikenal persamaan kimia yang didapatkan dari
pengintegralan matematis hingga akhirnya didapatkan rumus di bawah ini. Nah,
penjabaran lengkap dari mana rumus ini berasal bisa kalian cari di internet, ya.
In [A]t = In [A]0 – kt … (persamaan a)
t1/2 = In 2 … (persamaan b)
k
2) Dari persamaan (b) di atas kita sudah dapat mencari nilai waktu paruh (t1/2)
unsur Pa, dengan mencari terlebih dahulu nilai k (tetapan laju reaksi) pada
persamaan (a) sebagai berikut. (In dibaca logaritma natural)

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 8


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 In [A]t = In [A]0 – kt
kt = In [A]0 – In [A]t
kt = In [A0/At]
k.(84 hari) = In [93,20/11,65]
84k = In [8]  Nilai In 8 sekitar 2,08
84k = 2,08
k = 0,025
3) Cari nilai waktu paruh unsur Pa!
 t1/2 = In 2  Nilai In 2 sekitar 0,693
k
t1/2 = 0,693 .
0,025
= 28 hari (pembulatan)
 CARA 2 (Konsep peluruhan radioaktif):
1) Persamaan kimia peluruhan radioaktif adalah sebagai berikut.
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
dengan, Nt = massa zat akhir
N0 = massa zat awal
t = waktu awal reaksi
t1/2 = waktu paruh
2) Cari nilai waktu paruh unsur Pa!
(Nt/N0) = (1/2)t/t1/2
(11,65/93,20) = (1/2)84 hari/t/12
(1/8) = (1/2)84 hari/t1/2
t1/2 = 28 hari
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 9


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
8.

 MATERI: KESETIMBANGAN KIMIA


 Dalam tabung tertutup bevolume 1 L terjadi reaksi seperti pada soal dengan
komposisi konsentrasi masing-masing zat diketahui saat kesetimbangan. Nah, dari
sini kita bisa mendapatkan jumlah mol masing-masing zat sebagai berikut.
 [N2O4]= [NO2] = n (N2O4 dan NO2)
volume (L)
2 M = n (N2O4 dan NO2)
1L
n (N2O4 dan NO2) = 2 mol
 Untuk mencari ke arah mana sistem kesetimbangan bergeser, kita dapat mencari
data tetapan kesetimbangan kedua (Qc). Nanti data Qc ini dibandingkan dengan data
Kc reaksi kesetimbangan awal, yaitu:
1) Jika Qc < Kc reaksi bergeser ke arah kanan
2) Jika Qc = Kc reaksi tidak bergeser
3) Jika Qc > Kc reaksi bergeser ke arah kiri
 Cari dahulu nilai Kc awal reaksi!
 Kc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [2]2 .
[2]
=2
 Nah, mari kita periksa seluruh obsein!
a) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 3 mol N2O4
 n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 3 mol = 5 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 10


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
2
 Qc = [NO2] .
[N2O4]
= [3]2 .
[5]
= 1,8
 Qc < Kc, jadi reaksi bergeser ke kanan. (SALAH)
b) Bergeser ke kiri jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 2 mol N2O4
 n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [3]2 .
[4]
= 2,25
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
c) Tidak akan bergeser jika ditambahkan 1 mol NO2 dan 1 mol N2O4
 n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 1 mol = 3 mol
 Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [3]2 .
[3]
=3
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
d) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO2 dan 4 mol N2O4
 n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 4 mol = 6 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
 Qc = [NO2]2 .
[N2O4]
= [4]2 .
[6]
= 2,67
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
e) Bergeser ke kanan jika ditambahkan 2 mol NO2 dan 5 mol N2O4
 n N2O4 (penambahan) = 2 mol + 5 mol = 7 mol
 n NO2 (penambahan) = 2 mol + 2 mol = 4 mol
 Qc = [NO2]2 .
[N2O4]

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 11


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
2
= [4] .
[7]
= 2,286
 Qc > Kc, jadi reaksi bergeser ke arah kiri. (SALAH)
 JAWABAN: B
9.

 MATERI: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


 Besar massa molekul relatif (Mr) senyawa AX2 dapat dicari menggunakan
persamaan kimia tekanan osmosis:
Π = MRTi

dengan, M = molaritas
R = tetapan gas (L.atm/mol.K)
T = suhu (K)
i = faktor Van’t Hoof
 Cari nilai faktor Van’t Hoof! Ingat, bahwa elektrolik kuat terdisosiasi sempurna
sehingga nilai derajat ionisasi (α) bernilai 1!
AX2  1A2+ + 2X-
(warna merah = n = banyak ion)
 i = 1 + (n – 1)α
i = 1 + (3 – 1)1
i=3
 Cari nilai Mr AX2!
 Π = MRTi
Π = g . 1000 . R . T . i
Mr . V (mL)
4,1 atm = 7 gram . 1000 . 0,082 L.atm/mol.K . (27 + 273) K . 3
Mr AX2 . 1000 mL
Mr AX2 = 126
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 12


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
10.

 MATERI: LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)


 Di soal diketahui dan ditanya data:
 Ka HOBr = 1 x 10-9
 pH = 10
 [HOBr]/[OBr-] = … ?
 Senyawa asam hipobromit adalah senyawa asam lemah dengan rumus kimia HOBr
atau HBrO. Nah, asam lemah ini dalam larutan NaOBr atau NaBrO membentuk
suatu sistem larutan penyangga (buffer) karena terdiri dari komponen asam lemah
HBrO dan basa konjugasi BrO- yang bersifat basa.
 Besarnya perbandingan [HOBr] banding [OBr-] bisa didapatkan dari reaksi ionisasi
asam hipobromit karena konsep dasar dari nilai Ka atau tetapan ionisasi asam pada
larutan adalah kesetimbangan kimia.
HOBr (aq) ⇌ H+ (aq) + OBr- (aq)
 pH = 10
maka, [H+] = 1 x 10-10
 Ingat, dalam kesetimbangan konsentrasi (Kc) yang dimasukkan adalah zat dalam
fase larutan dan gas. Pada kondisi reaksi di atas, semua zat dapat dimasukkan ke
dalam persamaan tetapan ionisasi asam (Ka) sebagai berikut.
Ka = [H+] [OBr-]
[HOBr]
1 x 10 = [1 x 10-10] [OBr-]
-9

[HOBr]
[HOBr] = 1 x 10-1
[OBr-]
 JAWABAN: D

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 13


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
11.

 MATERI: KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)


 Nilai data Ksp dapat memprediksi seberapa banyak maksimum jumlah zat dapat
larut dalam sebuah pelarut, dengan pemisalan setiap konsentrasi zat berwujud
larutan (aq) dan gas (g) adalah s.
 Cari besar kelarutan PbSO4!
PbSO4 (s) ⇌ 1Pb2+ (aq) + 1SO42- (aq)
 Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+] [SO42-]
1,6 x 10-8 = [s] [s]
s = 1,265 x 10-4
 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -8
2
= -4
 Cari besar kelarutan PbI2!
PbI2 (s) ⇌ 1Pb2+ (aq) + 2I- (aq)
 Kelarutannya dengan konsep kesetimbangan:
Ksp = [Pb2+] [I-]2
7,1 x 10-9 = [s] [2s]2
s = 1,922 x 10-3
 Kelarutannya dengan rumus cepat (banyak ion ditandai warna merah pada
reaksinya):
s = pangkat 10 dari nilai Ksp
banyak ionnya
= -9
3
= -3

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 14


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Dari uraian di atas sudah dapat disimpulkan bahwa kelarutan senyawa PbI2 lebih
besar daripada senyawa PbSO4, dipandang dari kelarutannya pada konsep
kesetimbangan maupun rumus cepat.
 Obsein B memiliki jawaban yang salah karena kelarutan PbSO4 lebih kecil
dibanding kelarutan PbI2, artinya PbSO4 sukar larut sementara PbI2 mudah larut.
Jadi, tidak mungkin dong anion SO42- ditambahkan lebih banyak, toh PbSO4 sudah
pasti sukar larut dan kalau ditambahkan lagi malah menjadi lebih sukar larut. Jadi,
harus dibutuhkan anion I- lebih banyak agar PbI2 yang semula mudah larut menjadi
sukar larut akibat lewat batas maksimum jumlah zat terlarut PbI2 yang ditambahkan.
 JAWABAN: E
12.

 MATERI: KIMIA ORGANIK


 3-metilbutanol adalah senyawa alkohol primer rantai lurus (bukan siklik atau
tertutup). Struktur 3-metibutanol digambarkan pada kedua struktur di bawah ini:
struktur (a) adalah struktur ―kerennya‖ sementara struktur (b) struktur umumnya.

 Ingat, jika sebuah senyawa organik dioksidasi dengan KMnO4, K2Cr2O7, dan CrO3
maka akan terjadi penambahan atom O pada bagian unsur lebih reaktif yang terikat
pada senyawa tersebut. Bisa saja, ada unsur yang memiliki kereaktifan yang hampir
sama (misal kereaktifan unsur A dalam wujud logam dan unsur B wujud nonlogam)
kedua-duanya sama-sama mengalami oksidasi.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 15


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Perhatikan struktur 3-metilbutanol di atas, skema oksidasinya sebagai berikut.
1) Saat 3-metilbutanol dioksidasi oleh CrO3 membuat penambahan atom O pada
salah satu unsur yang reaktif di strukturnya yang terletak dekat dengan gugus
fungsinya utamanya (—OH), yaitu atom H, yang ditunjukkan pada gambar
berikut.

2) Senyawa pada bagian produk reaksi (1) di atas mengandung dua buah gugus
alkohol (—OH) akibatnya kurang stabil. Untuk mencapai kestabilan, senyawa
tersebut harus mengalami reaksi dehidrasi atau pelepasan gugus H2O (ditandai
dengan coretan cokelat reaksi di bawah). Gambar di bawah ini menunjukkan
skemanya. Mengapa atom O yang berikatan rangkap dengan C tetap berada di
tempat gugus alkohol (—OH) pada senyawa awalnya dan bukan di tempat
gugus alkohol satunya lagi? Hal ini dipengaruhi oleh letak gugus fungsi utama
(yaitu alkohol —OH) pada senyawa yang akan dioksidasi tadi.

 Berdasarkan skemanya, oksidasi 3-metilbutanol menghasilkan sebuah senyawa


bergugus aldehid yang bernama IUAPC 3-metilbutanaldehid.
 JAWABAN: A
13.

 MATERI: REAKSI REDOKS


 Untuk mencari apakah sebuah reaksi termasuk reaksi redoks atau bukan, dapat
dicari melalui biloks tiap-tiap unsur.
1) Fe3O4 + 8HCl  2FeCl3 + FeCl2 + 4H2O
 Bilok Fe = +3 (Fe3O4)  +3 (FeCl3) = bukan reduksi atau oksidasi

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 16


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Biloks Fe = +3 (Fe3O4)  +2 (FeCl2) = reduksi
 Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)
2) 4NH3 + 5O2  4NO + 6H2O
 Biloks N = -3 (NH3)  +2 (NO) = oksidasi
 Biloks O = 0 (O2)  -2 (H2O dan NO) = reduksi
 Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
3) H2O + SO2  H2SO3
 Biloks O = -2 (H2O dan SO2)  -2 (H2SO3) = bukan reduksi atau oksidasi
 Biloks S = +4 (SO2)  +4 (H2SO3) = bukan reduksi atau oksidasi
 Bukan merupakan reaksi redoks. (SALAH)
4) 2SO2 + O2  2SO3
 Biloks S = +4 (SO2)  +6 (SO3) = oksidasi
 Biloks O = 0 (O2)  +6 (SO3) = reduksi
 Merupakan reaksi redoks. (BENAR)
 JAWABAN: C
14.

 MATERI: ELEKTROKIMIA
 Di soal diketahui data:
 Volume CuSO4 = 100 mL
 [CuSO4] = 0,1 M
 Volume AgNO3 = 100 mL
 [AgNO3] = 0,1 M (ralat soal)
 i=1A
 t = 60 detik
 Ingat, pada elektrolisis jumlah kuantitas yang sama adalah aliran arus listrik (i) yang
digunakan sehingga jumlah elektron (e) yang dibawa tiap satuan waktu (t) bernilai
sama di katode maupun anode karena dihubungkan secara seri.

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 17


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com

mol e = i x t .
96500
= 1 A x 60 detik = 0,000622 mol
96500
 0,01 mol CuSO4 serta 0,01 mol AgNO3 di soal adalah jumlah mol total awal kedua
senyawa saat dielektrolisis. Nah, di bawah ini tertera reaksi-reaksi yang terjadi di
CuSO4 dan AgNO3:
a) CuSO4
 Reaksi ionisasi: CuSO4  Cu2+ + SO42-
 Reaksi katode: Cu2+ + 2e  Cu
 Reaksi anode: 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Reaksi elektrolisis: 2Cu2+ + 2H2O  2Cu + 4H+ + O2
b) AgNO3
 Reaksi ionisasi: AgNO3  Ag+ + NO3-
 Reaksi katode: Ag+ + e  Ag
 Reaksi anode: 2H2O  4H+ + O2 + 4e
 Reaksi elektrolisis: 4Ag+ + 2H2O  4Ag + 4H+ + O2
 Analisis pernyataannya satu per satu!
1) Massa Cu yang mengendap lebih besar daripada massa Ag
 Massa Cu yang mengendap
 0,01 mol CuSO4 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Cu2+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sesuai reaksi:
CuSO4  Cu2+ + SO42-
0,01 mol 0,01 mol
 Nah, dalam reaksi elektrolisis CuSO4 di katode terbentuk padatan Cu,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Cu yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Cu2+ + 2e  Cu
M 0,01 0,000622
B -0,000311 -0,000622 +0,000311
S 0,009689 - 0,000311
 Terbentuk 0,000311 mol padatan Cu (Ar = 63,5) dengan massa 0,01975
gram
 Massa Ag yang mengendap
 0,01 mol AgNO3 yang dielektrolisis menghasilkan 0,01 mol kation Ag+
juga karena perbandingan koefisien keduanya 1 : 1 sebagai berikut.
AgNO3  Ag+ + NO32-
0,01 mol 0,01 mol

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 18


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Nah, dalam reaksi elektrolisis AgNO3 di katode terbentuk padatan Ag,
maka dari reaksi ini bisa didapatkan jumlah padatan Ag yang terbentuk
menggunakan konsep MBS (Mula-mula, Bereaksi, Sisa).
Ag+ + e  Ag
M 0,01 0,000622
B -0,000622 -0,000622 +0,000622
S 0,009378 - 0,000622
 Terbentuk 0,000622 mol padatan Ag (Ar = 108) dengan massa 0,067176
gram
 Jelas pernyataan ini SALAH karena massa Ag yang mengendap lebih
banyak daripada massa Cu yang mengendap.
2) Jumlah atom Cu yang mengendap sama dengan jumlah atom Ag
 Jumlah atom Cu
 Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000311 mol padatan Cu,
sehingga banyaknya jumlah atom Cu adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000311 x 6,02 x 1023
N = 18,72 x 1019 atom
 Jumlah atom Ag
 Dari reaksi pernyataan (1) di atas terbentuk 0,000622 mol padatan Ag,
sehingga banyaknya jumlah atom Ag adalah:
N=nxL
N = n x 6,02 x 1023
N = 0,000622 mol x 6,02 x 1023
N = 37,44 x 1019 atom
 Jelas bahwa pernyataan ini SALAH.
3) Volume gas O2 yang dihasilkan pada bejana A lebih besar dibandingkan volume
gas O2 pada bejana B
 Volume gas O2 berjana A (CuSO4), misalkan pada keadaan STP
 Volume gas O2 bisa didapatkan dari reaksi di anode, lalu
membandingkan mol elekron (e) dengan mol O2 sehingga didapatkan
jumlah mol oksigen sebesar 0,0001555 mol karena perbandingan
koefisien O2 banding elektron adalah 1 : 4.
2H2O  4H+ + O2 + 4e
0,000155 0,000622
 Terbentuk 0,000155 mol oksigen jika pada keadaan STP (22,4), maka
volumenya adalah 0,0034832 L

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 19


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
 Volume gas O2 bejana B (AgNO3), misalkan pada keadaan STP
 Sebenarnya reaksi di anode bejana B sama dengan reaksi di anode
bejana A (lihat reaksi-reaksinya kembali!). Jadi, volume gas oksigen di
bejana B juga bernilai 0,0034832 liter.
 Jelas pernyataan ini SALAH.
4) pH larutan dalam bejana A sama dengan pH larutan dalam bejana B
 pH bejana A (CuSO4)
 Nilai pH dapat ditentukan oleh konsentrasi [H+] dan [OH-]. Nah, di
bejana A ion H+ maupun OH- hanya ditemukan pada reaksi di anode,
yaitu kation H+ atau ion proton. Jadi, besarnya mol ion proton tersebut
banding mol elektron adalah 0,000622 mol karena perbandingan
koefisien keduanya adalah 4 : 4 atau 1 : 1.
2H2O  4H+ + O2 + 4e
0,000622 0,000622
 Nilai pH dapat ditentukan sebagai berikut.
pH = – log [H+]
pH = – log [0,000622 mol/(0,1 L + 0,1 L)]
pH = – log [3,11 x 10-3]
pH = 3 – log 3,11
pH = 2,51
 Terbukti bahwa pH tersebut berada pada suasana asam (pH < 7)
 pH bejana B (AgNO3)
 Nah, ion H+ pada reaksi elektrolisis AgNO3 juga ditemukan pada reaksi
di anode. Reaksi di anode elektrolisis AgNO3 ini sama dengan reaksi di
anode elektrolisis CuSO4 sehingga nilai pH kedua senyawa setelah
elektrolisis bernilai sama, yaitu 2,51.
 Jelas pernyataan ini BENAR.
 JAWABAN: D
15.

 MATERI: KIMIA ORGANIK


 Isomer adalah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering dengan
jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda (dapat
diibaratkan sebagai sebuah anagram). Isomer secara umum ada dua macam, yaitu

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 20


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
isomer struktur dan ruang. Di soal hanya ditanyakan tentang isomer struktur, yang
terbagi lagi menjadi:
 Isomer kerangka
 Rumus molekul sama
 Gugus fungsi ada yang sama dan beda
 Rantai induk (panjang rantai) yang berbeda
 Isomer posisi
 Panjang rantai induk sama
 Posisi gugus fungsi (contohnya, gugus fungsi alkohol, eter, dsb) berbeda
 Rumus molekul sama
 Isomer gugus fungsi
 Rumus molekul sama
 Panjang rantai induk berbeda
 Gugus fungsi berbeda
 Sikloheksanol adalah senyawa alkohol beratom karbon siklik (rantai tertutup) yang
berjumlah 6 atom C. Jenis senyawa ini adalah alkohol primer, karena sikloheksanol
bisa juga diartikan namanya sebagai sikloheksan-1-ol. Gambar di bawah ini
menunjukkan struktur sikloheksan-1-ol dengan rumus kimia C6H12O.

 Mari cek satu per satu pernyataan di soal!


1) Pernyataan (1) tentang senyawa dipropileter. Bisa dipastikan bahwa senyawa ini
mempunyai dua buah gugus alkil propil (C3H7) dan sebuah gugus eter (—O —).
Sehingga bila ditelaah, senyawa ini mempunyai rumus kimia C6H14O sesuai
strukturnya di bawah ini dan tidak berisomer dengan sikloheksanol: (SALAH)

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 21


KODE: 119

www.amaldoft.wordpress.com
2) Etenilbutileter adalah senyawa turunan alkana. Senyawa ini mempunyai ikatan
rangkap pada nomor pertama yang berasal dari kata ―etenil‖ atau yang bergugus
fungsi vinil (CH2=CH—). Karena eter adalah gugus fungsi utamanya, senyawa
ini berisomer gugus fungsi dengan sikloheksanol. Gambar di bawah ini
menunjukkan strukturnya dengan rumus kimia C6H12O. (BENAR)

3) 3-heksanol adalah senyawa alkohol rantai lurus. Senyawa ini adalah jenis
alkohol primer karena dari namanya sudah bisa ditebak, yaitu 3-heksan-1-ol.
Gambar di bawah adalah struktur senyawa ini dengan rumus kimia C6H14O
sehingga tidak berisomer dengan sikloheksanol. (SALAH)

4) 3-heksen-1-ol adalah senyawa turunan alkana dengan gugus utama berupa


alkohol (—OH). Senyawa ini berjenis alkohol primer dan berisomer kerangka
dengan sikloheksanol. Gambar di bawah menunjukkan strukturnya dengan
rumus kimia C6H12O. (BENAR)

 JAWABAN: C

#SBMPTN2017

PEMBAHASAN SBMPTN KIMIA 2017 Page 22

You might also like