You are on page 1of 16

DAFTAR ISI

BAB I PEDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………………. 2
Rumusan Masalah ………………………………………………………… 2
Tujuan ……………………………………………………………………... 3
Manfaat ……………………………………………………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian dari napza …………………………………………………….. 4
Jenis-jenis dari napza …………………………………………………….. 4
Pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba ………………………….. 5
Penyebab dari penggunaan narkoba …………………………………….. 7
Napza yang ditinjau dari agama ………………………………………… 9
Pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan napza …………………… 11
BAB III PENUTUP

NAPZA | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi
tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang. Dulu, narkoba hanya dipakai
secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah
menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan kapitalisme mutakhir,
narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa
mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan
umat manusia. Padahal 2.000 tahun yang lalu catatan-catatan mengenai penggunaan cocaine di
daerah Andes – penggunaan terkait adat, untuk survival/bertahan hidup (sampai sekarang)
menahan lapar dan rasa haus, rasa capek, bantu bernafas, sedangkan Opium digunakan sebagai
sedative (penawar rasa sakit) dan aphrodisiac (perangsang). Dahulu pada banyak negara obat-
obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan , namun seiring berjalannya waktu ,
penyalahgunaan napza dimulai oleh para dokter, yang meresepkan bahan bahan napza baru
untuk berbagai pengobatan padahal tahu mengenai efek-efek sampingnya. Kemudian
ketergantungan menjadi parah sesudah ditemukannya morphine (1804) – diresepkan sebagai
anaesthetic, digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga sekarang dan
penyalahgunaan napza diberbagai negra yang sulit untuk dikendalikan hingga saat ini

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari napza ?


2. Apa saja jenis-jenis napza ?
3. Bagaimana pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba?
4. Apa saja penyebab dari penggunaan napza ?
5. Bagaimana napza ditinjau dari agama ?
6. Bagaimana pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan napza ?

NAPZA | 2
C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari napza


2. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari napza
3. Mengetahui pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba
4. Mengetahui penyebab dari penggunaan narkoba
5. Mengetahui napza yang ditinjau dari agama
6. Mengetahui pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan napza

D. MANFAAT

1. Mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi remaja


2. Dapat mengantisipasi adanya penyalahgunaan napza di kalangan remaja
3. Mampu memberikan informasi dan pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi
remaja
4. Bidan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi remaja

NAPZA | 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.

NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh baik
secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi pikiran,
suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan
sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian
yang berlebihan.

B. Jenis-jenis NAPZA

Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga
golongan yaitu:

Narkotika, merupakan suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
menurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik
maupun psikologik.

Narkotika terbagi menjadi tiga golongan:

 Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
 Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin,
turunan garam dalam golongan tertentu.
 Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein,
garam-garam narkotika dalam golongan tertentu.

NAPZA | 4
Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika terbagi menjadi empat golongan:

 Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan


ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini
yaitu: MDMA, ekstasi, LSD, ST.
 Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin,
fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
 Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrasepam.
 Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam.

NAPZA | 5
Zat Adiktif, bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan inhalasi yang
penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter, premix, thiner
dan lain-lain. Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang diproses
dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi
atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan mencampur konsentrat dengan
etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung etanol. Minuman alcohol dibagi
menjadi tiga golongan sesuai dengan kadar alkoholnya yaitu:

 Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5%


Contoh : bir, green sand.

 Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5%-20%


Contoh : anggur kolesom.

 Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55%


Contoh : arak, wisky, vodka.

C. pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba

Narkoba menurut efeknya Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga: Depresan, yaitu
menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai
merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis
bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai
turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw. Stimulan,
merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein,
Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan
Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi,
disebut juga kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut:

NAPZA | 6
coba-coba senang-senang menggunakan pada saat atau keadaan tertentu penyalahgunaan
ketergantungan Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus
atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan
inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang
dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.

Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang.

Dampak Fisik: Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,


halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi Gangguan pada jantung dan pembuluh
darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah Gangguan
pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim Gangguan pada paru-paru
(pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-
paru Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron),
serta gangguan fungsi seksual Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan
antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak
haid) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara
bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat
ini belum ada obatnya Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over
Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa
menyebabkan kematian

Dampak Psikis: Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah Hilang
kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang
brutal Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak
aman, bahkan bunuh diri

Dampak Sosial: Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi
obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk
mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan
gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Bahaya bagi Remaja Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk

NAPZA | 7
perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja
rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang
besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga
memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa
jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi
lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan
HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum
suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. Apa yang masih bisa dilakukan? Banyak yang
masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja
yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu Primer,
sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi
mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya
BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian
informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan
keluarga. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik,
antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll

D. Penyebab penyalahgunaan NAPZA

Faktor individu

Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja
yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan
individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri
tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.

Faktor lingkungan

NAPZA | 8
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah,
sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang ikut menjadi penyebab
seorang anak atau remaja menjadi penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah:

Lingkungan Keluarga

 Komunikasi orang tua-anak kurang baik


 Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
 Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
 Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
 Orang tua otoriter atau serba melarang
 Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
 Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
 Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
 Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak konsisten)
 Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga
 Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA.
Lingkungan Sekolah

 Sekolah yang kurang disiplin


 Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
 Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri
secara kreatif dan positif
 Adanya murid pengguna NAPZA
Lingkungan Pergaulan

 Berteman dengan pengguna narkoba


 Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar narkoba
Lingkungan masyarakat / sosial

 Lemahnya penegakan hukum


 Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung

Faktor NAPZA

NAPZA | 9
 Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga terjangkau
 Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba
 Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri,
menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar
perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan,
bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
penyalahguna NAPZA.

Terapi dan Rehabilitasi

Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA

Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai motivasi
untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal.
Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak langsung
dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA tetapi
kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain.

Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps

Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja
setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia memang telah
dibekali ketrampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap
mencoba bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relapse prevention programe, program
terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa
alternatif untuk mencegah relaps.

Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial

Dalam kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan
(maintenance) metadon merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.

E. NARKOBA DAN AGAMA

Narkotika dan minuman keras telah lama dikenal umat manusia. Tapi sebenarnya lebih banyak
madharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua agama besar melarang umat
manusia untuk mengkonsumsi narkotika dan minuman keras (dalam bentuk yang lebih luas lagi
adalah narkoba)

NAPZA | 10
Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang manusia untuk
mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada orde yang lebih mutakhir,
minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga dianalogikan sebagai narkoba. Waktu
Islam lahir dari terik padang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling populer
memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian
bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang
kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.

Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan hal-hal yang
memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua surat al-Qur’an dan
dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira begini :

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS Al-Maidah : 90)

Kemudian ayat yang kedua:

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di


antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS Al-
Maidah : 91)

Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi
destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa membius
nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia kejahatan dan
kekerasan, maka menurut al-Qur’an khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan
dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari
Allah dan shalat.

Selain dua ayat al-Qur’an di atas, juga ada hadits yang melarang khamar/minuman keras (baca :
narkoba), yaitu :

“Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, ‘Hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya, peminumnya, penerima dan

NAPZA | 11
penyimpannya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi”. (HR.
Ahmad bin Hambal dari Ibnu Abbas)

Kemudian hadits yang kedua :

“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar, dan
setiap khamar haram”. (HR. Abdullah bin Umar).

Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang rendah
dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang
lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam
penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya, pemakainya,
penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.

Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti (memberi peringatan yang
sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara lebih umum umat manusia, untuk
menjauhi narkoba.

F. PENCEGAHAN DAN SOLUSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :

a. Ikatan yang kuat di dalam keluarga

b. Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan pelibatan
orang tua dalam kehidupan anak/remaja

c. Keberhasilan di sekolah

d. Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan organisasi-
organisasi keagamaan.

e. Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.

f. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik

g. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat

h. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak

NAPZA | 12
i. Memonitor aktivitas mereka

j. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul

k. Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka

l. Orang tua harus menjadi panutan

m. Orang tua menjadi teman diskusi

n. Orang tua menjadi tempat bertanya

o. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan

p. Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.

Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba :

a. Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung

b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak

c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebih

d. Hargai kejujuran

e. Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri

f. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama keluarga

g. Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba atau
tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.

h. Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hati-hati dan
ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.

NAPZA | 13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan
diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal
itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data
menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia
remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan
menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba
melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak
akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan
kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan
membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi,
yaitu :

1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran


informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah,
seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan
seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja
langsung dan keluarga.

2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan
melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik,
antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.

3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar
mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di

NAPZA | 14
masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

B. SARAN

1. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba sejak dini kepada anak sangat
diperlukan guna untuk mencegah terjadinya pebyalahgunaan napza

2. Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan pendidikan agama untuk memberikan
kekuatan iman juga sangat diperlukan guna membangun karakter anak.

3. Pemantauan dari pihak sekolah dan pihak yang berwajib perlu lebih tegas lagi agar anak tidak
ingin mencoba dan takut untuk melakukan hal ini dan diberikan sanksi yang tegas terhadap pada
pengedar dan pengguna narkoba.

NAPZA | 15
DAFTAR PUSTAKA

https://contohmakalahterlengkap.blogspot.co.id/2016/03/makalah-tentang-napza-dan-
narkoba.html

https://prodiaohi.co.id/napza

1. Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.


2. M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan Melawan,
Bandung : Nuansa, 2004.
3. Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, Depsos RI

NAPZA | 16

You might also like