You are on page 1of 3

Bab 1

Memasuki abad ke 21 sebagai era globalisasi, erkembangan teknologi dan bentuk pemanfaatan
tumbuhan obat di Indonesia dalam pelayanan kesehatan sudah menenai serta menggunkan konsep
ekstrak. Hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi k=efarmasian serta pertanian dan kedokteran di Indonesia

Iptek kefarmasian telah berkembang pula pada bidang ekstrk, analisis yang dapat dipertangggung
jawabkan mutu dan keajengan kandugan kimianya. Inilah yang disebut sebagai paradigm ekstrak
terstandar, baik seabgai bahan baku, bahan antara ataupun bahan produk

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandugan kimia yang dapat larut sehingg terpisah dari bahan yang
tidak larut dengan pelarutan cair. Simplisia yang diesktrak mengandung senyawa aktif yang larut dan
senyawa yang tidak dapat larut seperti karbohidrat; protein dan lain-lain

Standarisasi dalam kefarmasian tidak lain adalah serangkaina parameter, prosedur dan cara
pengukuran yang hasilnya merupakan unsur unsur terkait parag=digma mutu kefarmasian, mutu dalam
artian memnuhi syarat standar (kimia, biologi dan farmasi), termasuk jaminan (batas – batas) stabiitas
sebagai produk kefarmasian umumnya

Dalam buku pedoman parameter standar umum estrak ini, dibahas berbagai landasan ilmiah rancangan
serta konsep metode, prosedur yang dipelukan dalam rangakian yang bermutu, aman serta bermanfaat

Bab 2 simplisia dan esktak

2.1 simplisia

Dalam bukumaterial medika Indonesia ditetapkan definisi bahwa simplisia adalah alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang beum mengalamai pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan simplisia bedakan simplisia nabati, simplisia
hewani dan simpliasi pelican (mineral)

Prose preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap
diproses selanjutnya yaitu

1. Siap dipakai dlama bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum ( jamu)
2. Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus).
3. Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya melalui proses
eksrtaksi, separasi dan ermunian yaitu menjadi esktrak, fraksi atau bahan isolate senyawa murni

Produk tumbuhan obat dari tahap pertanian yaitu simplisia berubah posisi menjadi bahan awal serta
ekstrak sebagai bahan baku obat dan produk kimia

Variasi senyawa kandungan dalam produk hasil panen tumbuhan obat disebabkan aspek:
1. Genetic
2. Lingkungan (tempat tumbuh, iklim)
3. Rekayasa agronomi ( fertilizer, perlakuan selama masa tumbuh)
4. Panen( waktu dan pasca panen
Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat menentukan mutu
simplisisa dalam berbagai artian, yaitu komposisi senyawa kandungan, kontaminasi dan
stabilitas bahan

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi langsung dapat
diertimbangakn 3 konsep untuk menyusun parameter standar umum

1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya memenuhi 3 parameer mutu umum
suatu bahan ( material) yaitu kebenaran jenis (identiifikasi), kemurnian (bebas dan kontaminasi
kimia dan biologis) serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan trasportasi)
2. Bahwa simplisia seabgai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap diupayakan
memenuhi 3 paradigma seerti produk kefarmasian lainnya yaitu quality safety efficacy( mutu
aman manfaat)
3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandngan kimia yang bertangung jawab terhdap respon
biologi harus mempunyai spesifikasi kimia yaitu informasi komposisi (jenis dan kadar ) senyawa
kandungan.

2.2 ekstak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengestraksi senyawa aktif dari simpliasia nabati
atau simplisia hewani mengunakan pelarut yang sesuai, kemdia semua atau hamper semua pelarut
sedimikian hingga dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
yang telah di tetapkan

Ekstrak cair adalah sediaan dari simpliasia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai
pengawet. Jika tidak dinyatakanlain pada masing- masing morfologi tiap ml ekstark mengandung
senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat

Infus adaah sediaan cair yang dibuat dengan mengestrak simlisia nabati dengan air pada shu 90 C
selama 15 menit

Bab 3 faktor yang berpengaruh pada mutu estrak

3.1 faktor biologi


meliputi
1. identifikasi jenis (spesies): jenis tumbuhan dari sudut keragaman hayati dapat dikonfrimasi
sampai informasi henetik seabagai factor internal untuk validasi jenis ( species)
2. lokasi tumbuhan asal: lokasai berarti factor eksternal, yaitu lingkungan (tanah dan atmorfer)
dimana tumbuhan berintekraski berupa energy ( caca; temperature , cahaya ) dan materi ( air
senyawa organic dan an organic)
periode pemanenan hasil tumbuhan : factor ini merupakan dimensi waktu dari proses
kehidupan tumbuhan terutama metabolism sehingga menentukan senyawa kandungan.
4. Penyimpanan bahan tumbuhan : factor eksternal yang dapat diatur karena dapat berpengatruh
pada stabilitas bahan serta adanya kontaminasi ( biotik dan abiotic)
5. Umur tumbuhan dan bagian yang dipergunakan

Selain 5 faktor tersebut bahan dari tumbuhan obat hasil budidaya (kultival) ada lagi factor GAP (
good agriculture pracrice) sedangkan untuk bahan dari tumbuhan liar ( wild crop) ada factor kondisi
proses pengeringan yang umumnya diakukan di lapangan

3.2 faktor kimia

bahan daritumbuhan obat hasil budidaya ( kultur ) ataupun dari tumbuhan liar ( wild crop) meliputi

a. factor internal
1. jenis senyawa aktif dalam bahan
2. komposisi kualititatif senyawa aktif
3. komposisi kuantitatif senyawa aktif
4. kadar total rata- rata senyawa aktif
b. factor eksternal
1. metode eksternal
2. perbandingan ukuran alat eksteaksi( diameter dan tinggi alat)
3. ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
4. pelarut yang digunakan dalam ekstaksi
5. kandungan logam berat
6. kandugan pestisida

senyawa kimia dalam estarak ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi 4 kelompok

1. senyawa kadnugan asli dari tumbuhan


2. senyawa hasil perubahan dari senyawa asli
3. senayawa kontaminasi, baik seabagai polutan atau aditif proses
4. senayawa hasil interaksi kontaminasi denagn senayaw asli atau seanyaw perubahan

You might also like