Professional Documents
Culture Documents
Essay Sampah
Essay Sampah
Isu sampah dan konsep Shared Value sangat mungkin dan relevan untuk diterapkan
khususnya di Indonesia. Bahkan konsep shared value bisa menjadi terobosan baru bagi korporasi
dalam berkontribusi pada negara dengan cara yang tetap meningkatkan profit mereka baik
jangka Panjang maupun jangka pendek. Konsep ini menjadi salah satu cara yang efektif dalam
mendorong korporasi untuk Bersama – sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk
mengurangi isu global sampah.
Konsep Shared Value menempatkan masyarakat termasuk pemangku kepentingan sebagai
mitra dan sesama subyek, sementara konsep CSR cenderung menempatkan pemangku
kepentingan sebagai obyek. Walaupun keduanya mempunya landasan yang sama yaitu doing
well by doing good namun CSR berbicara mengenai responsibility, sedangkan shared value sudah
menapak pada penciptaan nilai Bersama/ creating value. Tantangan yang terjadi adalah
mengubah paradigma dari mengubah nilai sosial menjadi nilai ekonomi dan menciptakan nilai
bersama sebagai bagian integral dari keuntungan dan daya saing perusahaan.
Praktek Shared Value diaplikasikan dalam berbagai hal, diantaranya adalah kepatuhan
terhadap hukum, standar bisnis, dan standar perilaku. Praktek yang sudah dilakukan Nestle
adalah penyediaan biogas di kawasan value chain Nestle di Jawa Timur. Nestle bekerja sama
dengan Hivos. Biogas dibangun untuk peternak sapi yang mempunyai minimal sapi 2 ekor. Biogas
ini dimanfaatkan untuk kompor dan penerangan rumah. Pengadaan biogas ini selain
meringankan beban masyarakat karena tidak harus membayar lstrik ke PLN, masyarakat juga
tidak perlu lagi mencari kayu bakar untuk keperluan memasak. Untuk menjaga biogas ini tetap
dipelihara dengan baik, dan munculnya rasa memiliki di masyarakat, Nestle memberikan
pinjaman tanpa bunga yang bisa dicicil dengan setoran susu per 1 liter tiap harinya selama 3
tahun.
Praktek bisnis yang membangun manfaat bersama masyarakat juga dilakukan oleh Toraja
Melo. Toraja Melo merupakan social enterprise yang mendorong penenun-penenun Toraja
kembali menenun dengan teknik tenun yang hampir punah. Toraja Melo yang terdiri dari PT
Toraja Melo dan Yayasan Toraja Melo tergerak karena kekhawatiran terhadap teknik tenun
Toraja yang hampir punah. Setelah mendorong perempuan penenun Toraja kembali menenun
dengan teknik yang hampir punah tersebut, kain tenun di kirim ke Jakarta untuk kemudian diolah
menjadi produk, baik itu pakaian, maupun produk seperti tas, dsb dengan menggandeng
Komunitas Perempuan Miskin Kota yang ada di Jakarta. Sehingga Toraja Melo bisa
memberdayakan perempuan penenun di Toraja, dan perempuan rentan di Jakarta. Produk-
produk yang dihasilkan fashionable, bahkan sudah masuk di Indonesia Fashion Week, dan
menembus Pasar Jepang.
Banyak pihak yang mulai sadar mengenai pentingnya prinsip “membangun manfaat
bersama” menjadi kabar baik dalam dunia bisnis. Bisnis tidak lagi menjadi sarana mengejar
keuntungan ekonomi semata, tetapi melibatkan masyarakat di sepanjang mata rantai produksi,
distribusi, bisa maju bersama dengan perusahaan. Prinsip ini sudah diterapkan di Indonesia, dan
beberapa stakeholder yang hadir dalam diskusi sepakat menyasar kawasan Indonesia timur
sebagai kawasan penerapan konsep Shared Value.
Contoh penerapan diatas menjadi suatu kabar baik bahwa konsep shared value sudah
mulai disadari dan diterapkan oleh korporasi untuk membangun nilai sosial dan nilai profit pada
perusahaan. Bukan tidak mungkin bahwa isu sampah yang sudah berada pada titik didih ini
menjadi sebuah aspek yang bisa dikaitkan dengan konsep shared value perusahaan. Relevansi
Shared value sangat baik untuk diterapkan di Indonesia dengan masyarakat yang majemuk
sehingga korporasi dapat bekerja sama dengan masyarakat dan menciptakan nilai nilai yang baik
yang pada akhirnya akan meningkatkan profir perusahaan.
Relevansi dan implementasi penerapan Shared Value mulai menggantikan konsep
Corporate Social Responsibility yang selama ini banyak dijalankan oleh korporasi sebagai bentuk
comply pada Undang Undang PT No. 40. Konsep Shared Value menjadi sebagai sebuah solusi atas
isu isu social dengan skala yang besar karena peran pemerintah tidak akan cukup untuk
menjawab dan mennaggulangi isu-isu social bersifat lingkungan yang berdampak pada isu social
perilaku manusia. Oleh karena itu, sampah yang mulai mengkhawatirkan ini menjadi salah satu
tugas korporasi untuk menanggulangi dengan menerapkan konsep Shared Value, terlebih
pengaruh teknologi saat ini maju pesat yang memungkinkan sampah diolah menjadi bahan bakar
tertentu yang bisa diupayakan oleh korporasi berskala besar.
Sampah solid maupun liquid menjadi isu global yang menjadi kekhawatiran dunia melihat
perkembangannya yang pesat setiap tahunnya. Sehingga hal ini tidak hanya menjadi tanggung
jawab negara dengan alokasi sumber daya yang terbatas tetapi juga menjadi tanggung jawab
korporasi berbasis profit untuk create shared value yang memungkin mereka berperan ganda,
menjawab isu social dan sekaligus menciptakan nilai ekonomi bagi perusahaannya. Hal ini
dikaitkan dengan sudah banyak korporasi yang mulai menerapkan Creating Shared Value dalam
bisnis operasi perusahaannya dan terasa dampak positifnya pada stakeholder. Dikaitkan dengan
isu sampah, memungkinkan korporasi menerapkan dan implementasi shared value dalam
menanggulangi isu ini sekaligus dapat berkontribusi pada stakeholder dan menambah profit
perusahaan, sesuai dengan maksud dari Creating Shared Value yang diungkapkan oleh Michael
Porter.
Sumber :
1. https://synthesis-development.id/sumbang-sampah-di-transformation-
corner-synthesis/
2. http://www.quikpick.ca/b/why-is-waste-management-important
3. Ancaman dibalik kepraktisan. MINGGU, 27 FEBRUARI 2011 | MEDIA
INDONESIA
4. Riset Ecoton: 37 % Sampah di Sungai Surabaya adalah Popok Bayi.
www.mongabay.com
5. https://www.iswa.org/fileadmin/galleries/Publications/ISWA_Reports/
GWMO_summary_web.pdf
6. http://www.latimes.com/world/global-development/la-fg-global-trash-
20160422-20160421-snap-htmlstory.html
7. https://www.sharedvalue.org/about-shared-value
8. www.netralnews.com
9. http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/new/pusdiklatmigas/file/t2-
_Bahaya_Plastik_---_Nurhenu_K.pdf
10. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNP-SPP)