Professional Documents
Culture Documents
Pengujian Aktivitas Enzim
Pengujian Aktivitas Enzim
Perhitungan nomor 3:
M NaOH = 0,1M
Volume Enzim = 2 ml
Menit = 10 menit
ts (titrasi sampel) = 5,3 ml
tb (titrasi blanko) = 5 ml
𝑡𝑠 − 𝑡𝑏 𝑥 𝑀 𝑁𝑎𝑜𝐻 𝑥 1000
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑛𝑧𝑖𝑚 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑛𝑧𝑖𝑚 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑡𝑠 − 𝑡𝑏 𝑥 𝑀 𝑁𝑎𝑜𝐻 𝑥 1000
= = 1,5
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑛𝑧𝑖𝑚 𝑥 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino
dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan
penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan
digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan
metabolisme pertahanan sel. Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah
molekul-molekul pati dan glikogen Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-
glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida.
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di
samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin,
tripsin dan lain-lain (Tucker, 2012)
1
Teori pembentukan enzim substrat
Menurut (Miller, 2010) ada dua teori
pembentukan kompleks enzim substrat yaitu teori lock and key dan teori induced-fit. Di
mana substrat yang spesifik akan terikat pada daerah spesifik di molekul enzim yang
disebut sisi aktif. Substrat mempunyai daerah polar dan non polar pada sisi aktif yang
baik bentuk maupun muatannya merupakan pasangan substrat. Hal ini terjadi karena
adanya rantai peptida yang mengandung rantai residu yang menuntun substrat untuk
berinteraksi dengan residu katalitik. Ketika katalisis berlangsung, produk masih terikat
pada molekul enzim. Kemudian produk akan bebas dari sisi aktif dengan terbebasnya
enzim.
Teori induced-fit (ketetapan induksi). Teori ini menerangkan bahwa enzim bersifat
fleksibel. Dimana sebelumnya bentuk sisi aktif tidak sesuai dengan bentuk substrat,
tetapi setelah substrat menempel pada sisi aktif, maka enzim akan terinduksi dan
menyesuaikan dengan bentuk substrat.
Enzim dapat digolongkan berdasarkan tempat bekerjanya, substrat yang
dikatalisis, daya katalisisnya, dan cara terbentuknya.
1. Penggolongan enzim berdasarkan tempat bekerjanya
a) Endoenzim
Endoenzim disebut juga enzim intraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di
dalam sel. Umumnya merupakan enzim yang digunakan untuk proses sintesis di
dalamsel dan untuk pembentukan energi (ATP) yang berguna untuk proses
kehidupan sel,misal dalam proses respirasi.
b) Eksoenzim
Eksoenzim disebut juga enzim ekstraseluler, yaitu enzim yang bekerjanya di luar
sel. Umumnya berfungsi untuk “mencernakan” substrat secara hidrolisis, untuk
dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih rendah sehingga dapat
masuk melewati membran sel. Energi yang dibebaskan pada reaksi pemecahan
substrat di luar sel tidak digunakan dalam proses kehidupan sel.
2. Penggolongan enzim berdasarkan daya katalisis
a) Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi, yang merupakan
pemindahan elektron, hidrogen atau oksigen. Sebagai contoh adalah enzim
elektron transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase). Ada beberapa
macam enzim electron transfer oksidase, yaitu enzim oksidase, oksigenase,
hidroksilase dan dehidrogenase.
b) Transferase
Transferase mengkatalisis pemindahan gugusan molekul dari suatu molekul ke
molekul yang lain. Sebagai contoh adalah beberapa enzim sebagai berikut:
1. Transaminase adalah transferase yang memindahkan gugusan amina.
2. Transfosforilase adalah transferase yang memindahkan gugusan fosfat.
3. Transasilase adalah transferase yang memindahkan gugusan asil.
c) Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi hidrolisis, dengan contoh enzim adalah:
1. Karboksilesterase adalah hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester
karboksil.
2. Lipase adalah hidrolase yang menghidrolisis lemak (ester lipida).
2
3. Peptidase adalah hidrolase yang menghidrolisis protein dan polipeptida.
d) Liase
Enzim ini berfungsi untuk mengkatalisis pengambilan atau penambahan
gugusan dari suatu molekul tanpa melalui proses hidrolisis, sebagai contoh
adalah:
1. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.
2. Dekarboksiliase (dekarboksilase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi
pengambilan gugus karboksil.
e) Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:
1. Rasemase, merubah l-alanin D-alanin
2. Epimerase, merubah D-ribulosa-5-fosfat D-xylulosa-5-fosfat
3. Cis-trans isomerase, merubah transmetinal cisrentolal
4. Intramolekul ketol isomerase, merubah D-gliseraldehid-3-fosfatdihidroksi
aseton fosfat
5. Intramolekul transferase atau mutase, merubah metilmalonil-CoA suksinil-
CoA
f) Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya
molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat
3. Enzim lain dengan tatanama berbeda
Ada beberapa enzim yang penamaannya tidak menurut cara di atas, misalnya
enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease. Permease adalah enzim yang berperan dalam menentukan sifat
selektif permiabel dari membran sel.
4. Penggolongan enzim berdasar cara terbentuknya
a) Enzim konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel
normal, sehingga enzim tersebut selalu ada umumnya dalam jumlah tetap pada
sel hidup. Walaupun demikian ada enzim yang jumlahnya dipengaruhi kadar
substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan enzim-enzim yang berperan
dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi oleh kadar substratnya.
b) Enzim adaptif
Perubahan lingkungan mikroba dapat menginduksi terbentuknya enzim
tertentu. Induksi menyebabkan kecepatan sintesis suatu enzim dapat dirangsang
sampai beberapa ribu kali. Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukannya
dirangsang oleh adanya substrat. Sebagai contoh adalah enzim beta
galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E. coli yang ditumbuhkan di dalam
medium yang mengandung laktosa. Mulamula E. coli tidak dapat menggunakan
laktosa sehingga awalnya tidak nampak adanya pertumbuhan (fase lag/fase
adaptasi panjang) setelah beberapa waktu baru menampakkan pertumbuhan.
Selama fase lag tersebut E. coli membentuk enzim beta galaktosidase yang
digunakan untuk merombak laktosa.
Enzim diklasifikasikan berdasarkan tipe reaksi dan mekanisme reaksi yang
dikatalisis. Pada awalnya hanya ada beberapa enzim yang dikenal, dan
3
kebanyakan mengkatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua enzim ini
diidentifikasi dengan menambahkan akhiran –ase pada nama substansi atau
substrat yang dihidrolisis. Contoh: lipase menghidrolisis lipid, amilase
menghidrolisis amilum, protease menghidrolisis protein. Pemakaian penamaan
tersebut terbukti tidak memadai karena banyak enzim mengkatalisis substrat
yang sama tetapi dengan reaksi yang berbeda. Contohnya ada enzim yang
megkatalisis reaksi reduksi terhadap fungsi alkohol gula dan ada pula yang
mengkatalisis reaksi oksidasi pada substrat yang sama.
Sistem penamaan enzim sekarang tetap menggunakan –ase, namun
ditambahkan pada jenis reaksi yang dikatalisisnya. Contoh: enzim
dehidrogenase mengkatalisis reaksi pengeluaran hidrogen, enzim transferase
mengkatalisis pemindahan gugus tertentu. Untuk menghindari kesulitan
penamaan karena semakin banyak ditemukan enzim yang baru,
maka International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sistem
penamaan yang kompleks tetapi tidak meragukan berdasarkan mekanisme
reaksi. Namun sampai sekarang masih banyak buku-buku yang masih
menggunakan sistem penamaan lama yang lebih pendek (Tucker, 2012).
Enzim mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel hidup. Dalam batas-
batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan naik bila suhunya
naik. Reaksi yang paling cepat terjadi pada suhu optimum
4
Kacang tanah memiliki beberapa enzim yaitu enzim kitinase, enzim urease,
enzim lipoksigenase. Enzim kitinase untuk menentukan substrat kromogenik yang
sesuai kemudian mengelompokannya sebagai endo-kitinase dan ekso-kitinase, dan
tujuan yang lain adalah menganalisi aktivitas enzim tersebut pada jaringan leher, akar,
batang, dan daun (Adisarwanto, 2008).
2. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat diketahui bahwa enzim adalah protein yang berfungsi sebagai
biokatalisator, senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim hanya
mengubah kecepatan reaksi, bekerja secara spesifik, Enzim merupakan protein,
diperlukan dalam jumlah sedikit, bekerja secara bolak-balik, dan enzim dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Penggolongan enzim berdasarkan tempat
bekerjanya (endoenzimdan eksoenzim) ; berdasarkan daya katalisis (oksidoreduktase,
transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase) ; enzim lain dengan tatanama
berbeda (enzim pepsin, triosin, dan sebagainya serta enzim yang termasuk enzim
permease) ; berdasarkan cara terbentuknya (enzim konstitutif dan adaptif). Faktor-faktor
yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor
(penghambat) serta konsentrasi substrat. Cara kerja enzim juga dijelaskan dengan dua
teori, yaitu teori gembok dan anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
3. Daftar Pustaka
Brownlee, Iain A., Forster, Deborah J., Wilcox, Matthew D., Dettmar, Peter W., Seal,
Chris J., and Pearson, Jeff P. 2010. Physiological parameters governing the
action of pancreatic lipase. Newcastle University.
5
Frederic P. Miller, A. F. 2010. Enzyme Substrate: Enzyme, Catalysis, Active Site,
Chymosin, Rennet, Catalase, Hydrogen Peroxide, FAAH, Limiting Factor, In
Vitro, 2- Arachidonoylglycerol, Anandamide, In Vivo, Enzyme Kinetics, Enzyme
Assay. Jakarta. Alphascript Publishing.
Kurnia. 2010. Studi Aktivitas Enzim Lipase dari Aspergillus niger sebagai Biokatalis pada
Proses Gliserolisis untuk Menghasilkan Monoasilgliserol. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Murray RK , Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. 2011. Biokimia Harper. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC