Professional Documents
Culture Documents
1420015024-3-Skripsi Dwi Bab II PDF
1420015024-3-Skripsi Dwi Bab II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar. Meliputi upaya
malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi dan pemberian
vitamin A dan konseling pemberian makan. Tujuan utama tatalaksana ini untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak balita dan menekan morbiditas karena
berada di pelayanan dasar dilatih untuk menerapkan pendekatan MTBS secara aktif
tanya, lihat,dengar,raba,
Adapun sasaran MTBS adalah anak umur 0-5 tahun dan dibagi menjadi dua
kelompok sasaran yaitu kelompok usia 1 hari- 2 bulan dan kelompok usia 2 bulan- 5
6
2.1.3 Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas
1. Melakukan Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan utama,
lainnya
2. Pemeriksaan
3. Pengobatan
untuk balita sakit yang mendapatkan terapi rawat jalan, maka petugas
1
Menentukan perlunya
rujukan segera 2 3
Menentukan Merujuk
Balita sakit dg Tanda YA, dirujuk
tindakan dan
bahaya umum
pengobatan pra
rujukan
Balita sakit tanpa
tanda bahaya umum
Tidak dirujuk
4.
Menentukan tindakan dan
pengobatan untuk anak yang
tidak memerlukan rujukan
segera
jalan tingkat dasar adalah Paramedis (bidan, perawat) dan dokter, bukan untuk rawat
inap dan bukan untuk kader. Adapun peran dokter dalam MTBS, yaitu :
2.1.5 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit yang dilayani dengan
MTBS
Cakupan MTBS adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Hal ini dapat diukur dengan rumus berikut :
Ʃ total = Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke Puskesmas disuatu
Jumlah anak balita sakit diperoleh dari kunjungan balita sakit yang datang ke
puskesmas (register rawat jalan di puskesmas). Jumlah anak balita sakit yang
mendapat pelayanan standar diperoleh dari format pencatatan dan pelaporan MTBS.
(MTBS)
Puskesmas tidak terlepas dari adanya pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
serta bimbingan teknis bagi perawat dan bidan yang dilakukan oleh kepala
puskesmas atau Dinas kesehatan setempat, dan kelengkapan sarana dan prasarana
sebagai berikut :
perubahan perilaku seseorang dalam hal ini orang yang dimaksud bisa juga dilihat
dari segi tenaga kesehatan, Faktor ini terwujud dalam umur, pengetahuan, sikap,
keyakinan, dan sebagainya. Dalam hal ini yang dibahas pada faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
merupakan pemicu awal dari tingkah laku termasuk tingkah laku dalam bekerja.
Pengetahuan sangat di perlukan dalam rangka perubahan pola pikir dan perilaku.
Pengetahuan yang baik tentang suatu pekerjaan akan membuat seseorang menguasai
tingkatan yang berbeda-beda dan secara garis besar dapat dibagi 6 tingkatan
(application) prinsip yang diketahui pada situasi yang lain, dilanjutkan dengan
menjadi bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan terakhir
puskesmas meliputi :
Hal-hal yang harus dipahami petugas kesehatan adalah kapan harus menentukan
rujukan segera, menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan maupun untuk
anak yang tidak memerlukan rujukan, memilih obat yang sesuai dan menentukan
3) Pengetahuan tenaga kesehatan tentang cara memberi konseling yang baik kepada
ibu tentang cara pemberian obat oral dan pemberian cairan dirumah, cara
Hal-hal yang harus diketahui adalah menentukan status kunjungan anak, menilai
berdasarkan tanda-tanda yang ada termasuk bila ada masalah baru pada anak
bahawa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kinerja petugas MTBS di
Kota Madiun, menurut Tri Handayani (2012) tidak ada hubungan antara pengetahuan
bentuk impresi atau kesan baik dan buruk yang dimiliki terhadap suatu
objek.
seseorang untuk bertindak. Faktor pemungkin dapat terwujud dari adanya sarana dan
Sarana Prasarana yang dapat digunakan untuk pelaksanaan suatu program dan
dapat menunjang kelancaran suatu program. Fasilitas harus ada dan harus dalam
kondisi yang baik( ukurannya pasti) atau tidak rusak, fasilitas harus ada pada setiap
MTBS di puskesmas meliputi Formulir MTBS, Kartu Nasehat Ibu (KNI) dan obat-
obatan yang yang secara umum telah termasuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dan Laporan Pemakian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang di
adalah obat yang lazim sudah ada, kecuali obat yang belum tersedia di puskesmas,
Tabel 2.1
Nama obat yg biasa digunakan dlm MTBS
(MTBS) di puskesmas,yaitu :
3. Termometer
4. Timbangan Bayi
8. Kasa/ kapas
Obat diatas yang belum ada di puskesmas adalah asam nalidiksat, suntikan
gentamisin, suntikan kinun, infus set dan manset anak. Walaupun obat dan alat
tersebut belum ada di puskesmas, tidak berarti menghambat pelayanan bagi balita
sakit, karena obat tersebut pada umumnya merupakan obat pilihan kedua atau obat
yang diperlukan bagi anak yang akan dirujuk sehingga pemberian obat tersebut dapat
tersedianya alat tersebut dalam keadaan yang masih baik/ dapat digunakan.
b. Setelah diketahui kondisi ketersediaan obat dan alat yang ada di puskesmas,
semakin baik fasilitas maka semakin baik pula kinerja petugas, sedangkan menurut
Agita.M. (2010) tidak ada hubungan antara ketersediaan peralatan yang digunakan
Semarang. Fera (2010) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sarana dan
c. Pelatihan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama suatu organisasi yang
menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. SDM yang
kurang mampu, kurang cakap dan tidak terampil, salah satunya mengakibatkan
pekerjaan tidak dapat diselesaikan secara optimal dengan cepat dan tepat pada
dengan baik apabila mempunyai SDM dalam hal ini petugas kesehatan yang
berkompeten.
yang harus terus terjadi secara terus menerus untuk mengantisipasi perubahan di luar
(dokter, bidan, perawat) secara berkelanjutan dari tahun 1998 hingga sekarang,
terhadap hasil pelatihan tersebut. Tujuan dari pelatihan MTBS ini adalah untuk
mengajarkan proses manajemen kasus kepada perawat, bidan, dokter dan tenaga
kesehatan lain yang menangani balita sakit dan balita muda di fasilitas pelayanan
a) Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan
pemberian vitamin A
b) Membuat klasifikasi
d) Memberi pengobatan pra rujukan yang penting, seperti dosis pertama pemberian
antibiotik, vitamin A, dan perawatan anak untuk mencegah turunnya gula darah
dengan pemberian air gula, resomal, cara menghangatkan anak untuk mencegah
f) Memberi konseling kepada ibu mengenai pemberian makan pada anak termasuk
g) Melakukan penilaian ulang dan pemberian perawatan yang tepat pada saat anak
pelaksanaan MTBS di puskesmas yang telah berjalan bergantung pada petugas yang
sudah pernah dilatih. Sedangkan menurut Fera (2010) bahwa tidak ada hubungan
Faktor ini adalah faktor yang dapat memperkuat atau mendorong terjadinya
perilaku sehat. Terkadang meski seseorang telah memiliki pengetahuan dan sikap
positif serta sarana dan prasarana yang mendukung. Masih dibutuhkan adanya
dukungan dari orang- orang disekitarnya seperti adanya dukungan dan komitmen
a. Dukungan Kepemimpinan
dan Blanchard (1998), karakteristik pemimpin sukses yaitu : Cerdas, terampil secara
1. Management of attention
anggota
2. Management of meaning
3. Management of trust
terhadap pelaksanaan MTBS oleh kepala puskesmas. Menurut Tri Handayani (2012),
semakin baik kepemimpinan maka semakin baik pula kinerja petugas MTBS.
Sedangkan Menurut Agita.M (2011) ada hubungan yang lemah antara kepemimpinan