Professional Documents
Culture Documents
Indah Tugas
Indah Tugas
DI SUSUN OLEH:
INDAH FITRIANI
NIM:NH0417038
KELAS A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “Proses dan Praktek Konseling dalam Pelayanan Kebidanan”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Proses dan
Praktek Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………….…………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan ……………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ………………….…………………………………………………………….
Saran ……………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesame rekan sejawat
ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan
konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang
berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.
TUJUAN
PEMBAHASAN
b. Tujuan Konseling
Tujuan konseling meliputi:
1. Mencapai kesehatan psikologi yang positif.
2. Memecahkan masalah meningkatkan efektifitas pribadi individu.
3. Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan.
4. Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat.
5. Adanya perubahan prilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi
menguntungkan
Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah
pihak. Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah:
d. Salah pengertian.
2. Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
dan teknik-teknik bimbingan yang lain oleh seorang ahli (konselor) kepada individu
atau kelompok individu yang sedang mengalami masalah (klien) yang bertujuan pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Konseling adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah yang dihadapi oleh klien (Mugiarso, 2009: 5)
Konseling adalah kontak antara dua orang (yaitu konselor dan konseli) untuk
menangani masalah konseli, dalam suasana keahlian yang laras dan terintegrasi,
berdasarkan norma-norma yang berlaku, untuk tujuan-tujuan yang berguna bagi
konseli (Sukardi, 2008: 6).
B. Proses konseling
Proses konseling menyangkut proses perilaku individu di dalam sistem, sehingga
yang menjadi target intervensi konseling bukanlah individu yang terlepas dari sistem,
melainkan individu di dalam sistem, sehingga kepedulian utamanya terletak pada
interaksi individu dalam sistem.
Proses konseling pada dasarmya proses perilaku individu dalam sistem, individu
dalam sistem mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui konseling. Perubahan yang
ingin dicapai adalah perubaha perilaku pada diri individu, baik dalam bentuk pandangan,
sikap, sifat maupun keterampilan yang lebih memungkinkan individu dapat menerima,
mewujudkan diri, mengembangkan diri, mencegah dan mampu mengatasi permasalahan
secara optimal sebagai wujud dari individu yang memiliki pribadi mandiri.
Secara umum, proses konseling terdiri dari tiga tahapan yaitu: (1) tahap awal (tahap
mendefinisikan masalah); (2) tahap inti (tahap kerja); dan (3) tahap akhir (tahap
perubahan dan tindakan).
1. `Tahap Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai
konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu
dilakukan, diantaranya :
Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport). Kunci
keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan
dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.
Memperjelas dan mendefinisikan masalah. Jika hubungan konseling sudah terjalin
dengan baik dan klien telah melibatkan diri, maka konselor harus dapat membantu
memperjelas masalah klien. Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta
gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini pembimbing mencatat kasus-kasus
yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapat
bantuan terlebih dahulu.
Membuat penaksiran dan perjajagan. Konselor berusaha menjajagi atau menaksir
kemungkinan masalah dan merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu
dengan membangkitkan semua potensi klien, dan menentukan berbagai alternatif
yang sesuai bagi antisipasi masalah. Langkah prognosa ini ditetapkan berdasarkan
kesimpulan dalam diagnosa, yaitu setelah ditetapkan masalah beserta latar
belakangnya.
2. Inti (Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik, proses konseling selanjutnya
adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja.
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya;
Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam. Penjelajahan
masalah dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap
masalah yang sedang dialaminya.
Langkah selanjutnya adalah terapi terhadap masalah klien yaitu langkah
pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan apa-apa
yang ditetapkan dalam langkah prognosa. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak
waktu dan proses yang kontinu dan sistematis serta memerlukan adanya pengematan
yang cermat.
Konselor melakukan reassessment (penilaian kembali), bersama-sama klien
meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.
A. Langkah-Langkah Konseling
Langkah-langkah konseling terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Pendahuluan
Merupakan kegiatan untuk menciptakan kontak, melengkapi data klien untuk
merumuskan penyebab masalah dan menentukan jalan keluar.
b. Bagian Inti/ Pokok
Bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan keluar
dan melaksanakan jalankeluar tersebut.
c. Bagian Akhir
Merupakan kegaitan akhir dari konseling yang meliputi penyompulan dari seluruh
aspek kegiatan. Langkah ini merupakan langkah penutupan dari pertemuan dan
penetapan untuk pertemuan berikutnya.
A. Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih.
Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya, terutama
kelompok primer.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua
orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakes oleh kalangan
kelompok tersebut.
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-
masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi
tertentu diantara mereka.
B. Penggolongan Kelompok Sosial (Charles H. Cooley)
a. Primary group
Kelompok primer lebih intensif dan lebih erat antara anggotanya (face to face).
Kelompok primer menjadi sangat penting karena merupakan kerangka untuk
mengembangkan sifat-sifat sosial. Sifat komunikasi kelompok bercorak pada
kekeluargaan dan simpati.
b. Secondary group
Komunikasi kelompok sekunder merupakan komunikasi dalam hubungan yang tidak
langsung, tidak akrab, kurang bersifat kekeluargaan dan bersifat formal, lebih
objektif.
Prinsip yang ada dalam kelompok sekunder agar efektif adalah : suasana; rasa aman
dan kesadaran berkelompok.
F. Kepimpinan Kelompok
Ciri-ciri kepimpinan kelompok harus mengacu pada kepentingan bersama. Syarat yang
harus dipenuhi antara lain: (a) Berorientasi pada tugas; (b) Menggunakan waktu secara
efektif; (c) Berorientasi pada orang; (d) Peduli pada perasaan dan masalah anggota
kelompok.
Gaya kepimpinan dalam komunikasi kelompok yaitu:
1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi
kelompok
2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota kelompok
atau berdasarkan pembagian pada tugas.
PENUTUP
KESIMPULAN
Masalah merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi setiap manusia yang
mengalaminya.masalah tidak akan pernah hilang apabila tidak diusahakan untuk hilang.
Kualitas konselor yang baik sangat dibutuhkan dan membantu dalam proses
penyelesaian suatu permasalahan.
SARAN :
Diharapkan untuk menjadi seorang bidan (konselor ) yang baik, kita harus memiliki
kualitas pribadi serta pengetahuan yang luas,perilaku yang baik,dan keterampilan
yang terapeutik agar dapat memegang peranan penting dalam proses KIP/K (komunikasi
interpersonal/konseling) didalam menjalankan profesi untuk menjadi seorang BIDAN
PROFESIONAL.
DAFTAR PUSTAKA
Taylor,Carol dkk.1997.FundamentalsofNursing.Philadelphia:J.B.LipinconttCompany.