Professional Documents
Culture Documents
Tugas KDPK Ismi
Tugas KDPK Ismi
OLEH
ISMI ULFAIDAH
KELAS A
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukukur saya panjatkan kepada Allah subhana wataala atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Komunikasi Dalam pelayanan Kebidanan” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah
satu referensi pengetahuan bagi pembaca tentang bagaimana seharusnya komunikasi
dalam pelayanan kebidanan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….……………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………...………………
BAB I………………………………………………………………………..............
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...........
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
BAB II……………………………………………………………………………….
PEMBAHASAN
1. proses Konseling Dalam kegiatan Asuhan Kebidanan……………………….
a. Perbedaan Konseling dan Pemberian Nasehat……………………………..
2. Praktek Konseling Dalam Kegiatan Asuhan Kebidanan……………………...
a. Langkah-langkah Praktek dan Proses Konseling Dalam Asuhan kebidanan
3. Kegiatan Kelompok…………………………………………………………...
a. Pengertian…………………………………………………………………..
b. Penggolongan Kelompok Sosial……………………………………………
c. Karakteristik Kelompok…………………………………………………….
Keperibadian…………………………………………………………….
Norma……………………………………………………………………
Pemenuhan Tujuan………………………………………………………
Pergeseran Resiko……………………………………………………….
4. Manfaat Komunikasi kegiatan Kelompok…………………………………….
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kefektifan Kelompok…………………………..
6. Kepemimpinan Kelompok…………………………………………………….
7. Ciri-ciri Kelompok Efektif…………………………………………………….
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………..……….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembicaraan sehari-hari istilah konseling digunakan untuk
menggambarkan berbagai macam pertemuan tapi penggunaannya tidak selalu
mencerminkan definisi psikologisnya. Kita dapat mendekati definisi, dengan
mendefinisikan interaksi yang kadang-kadang diacu sebagai konseling tapi tidak
melibatkan konseling psikologis. Sebagi contoh, bila seorang pelajar atau klien
tidak memuaskan harapan orang lain yang mereka sering dikatakan sebagai orang
yang membutuhkan konseling. Dalam praktiknya,situasi ini mengandung arti
bahwa seseorang harus memberitahu mereka tentang apa peran penting yang di
harapkan anggota lain. Hal ini dapat juga berarti bahwa mereka mewujudkan
harapan tersebut dengan peringatan tentang konsekuensi apabila gagal
melaksanakan peran tersebut. Konseling dapat juga dikira sebagai suatu “ tellinng
off ( pemberitahuan ) “ supaya orang lain dapat mencegah masalah yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Dari semua situasi ini berarti tujuan dari konseling
adalah :membawa seseorang kedalam cara yang sesuai dengan harapan orang
lain.
Hal ini bukan lah tujuan dari konseling psikologis dan tidak satupun contoh
intervensi diatas menggambarkan konseling pskologis. Konseling tidak dapat
dipaksakan pada dasarnya konseling merupakan aktivitas membantu orang lain
untuk membuat keputusan-keputusan mereka sendiri dan bertindak secara efektif
dalam hubungannya dengan pernyataan diri mereka sendiri. Aktifitas ini mencakup
pemberiaan perhatian dan hubungan yang menghargai dimana seorag klien dapat
mempertimbangkan beberapa aspek hidupnya dan menghadapinya sesuai dengan
kepuasannya sendiri. Konselor sebagai tenaga profesional atau sukarelawan,namun
keduannya harus dapat membuat hubungan yang tepat dengan kliennya dan dapat
menggunakan keahlian komunikasi khusus untuk memfasilitasi perkembangan
klien. Interaksi yang menyimpang dari prinsip-prinsip dasar ini tidak tepat disebut
sebagai konseling. Jadi meskipun kepemimpinan , pengajaran , pemberian
nasehat , pendiagnosaan dan pemberian semuannya dapat menolong namun tak
satupun tepat disebut hubungan konseling (Wilson/Barnett,1988).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Konseling
2. Bagaiman Proses Pelaksanaan Konseling tersebut
3. Seperti Apa Kegiatan Kelompok dalam Kebidanan
4. Bagaimana Ciri-ciri Kelompok yang Efektif
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Komunikasi Dalam Pelayanan Kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Konseling Dalam Asuhan Kebidanan
Defenisis Konseling merupakan proses pemberianinformasi obyektif dan
lengkap, dilakukansecara sistematik dengan panduan komunikasiinterpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaanpengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
(Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
salingpengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara
tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan
objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan
tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupunperubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal
dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan
individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. Konseling kebidanan adalah
pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi
yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan. Konselor adalah orang yang memberi nasehat, memberi
arahan kepada orang lain (klien) untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan
konseli adalah orang yang mencari (membutuhkan) advis atau nasehat.
2) Nasehat
Memberikan klien apa yang sebaiknya dialakukan.
Menghakimi perilakunya dimasalalu dan kini.
Pemberian nasehat berperan seakan dia seoranga hlidan memikul tanggung
jawab lebih besar terhadap klien.
Pemberian nasehat lebih mengarahkan dan akbitnya mengambil sebagian
tanggung jawan klien.
b. Proses Konseling
Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan
wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.1 Hubungan antara
konselor dan klien adalah inti proses konseling. Oleh Karena itu konselor
menguasai berbagai teknik dalam hubungan proses konselingmeliputi :
1) Pembinaan hubungan baik
Dilakuakan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan
konseling.Tujuannya adalah untuk menjembatani hubung anantara konselor dan
klien.
2) Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri).
Pengumpulan informasi merupakan tugas utama bagi konselor. Pendalaman
masalah yang dihadapi klien, perasaan dan kebutuhan klien, serta pemahaman
klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak baik
terhadap informasi yang dibutuh kandan dipahami oleh klien.
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau
lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya,
terutama kelompok primer.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua
orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakes oleh
kalangan kelompok tersebut.
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-
masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat
organisasi tertentu diantara mereka.
b. Penggolongan Kelompok Sosial (Charles H. Cooley)
1. Primary group
Kelompok primer lebih intensif dan lebih erat antara anggotanya (face to face).
Kelompok primer menjadi sangat penting karena merupakan kerangka untuk
mengembangkan sifat-sifat sosial. Sifat komunikasi kelompok bercorak pada
kekeluargaan dan simpati.
2. Secondary group
Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang
terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok.
Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-
proses-out put model : (a) A general organizing model, menekankan pada
bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan
untuk aktivitas pengambilan keputusan. (b) The funcional tradition,
menekankan pada kualitas kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan. (c) The interactional
tradition, menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok.
Bahwa ouput kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam
kelompok.
6. Kepimpinan Kelompok
1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi
kelompok
2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota
kelompok atau berdasarkan pembagian pada tugas.
Ciri-ciri kelompok yang kompak adalah organisasi baik, hubungan yang baik dan
riwayat keberhasilan yang baik.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa disarankan untuk lebih memahami dan memaknai
perofesinya kelak sebagai seorang bidan sehingga sifat lemah lembut,
ramah sopan, santun dan rendah tumbuh secara alami pada dirinya .
sehingga dengan demikian akan lebih mempermudah terjalinya hubungan
yang baik antara dirinya sebagai konselor dan klien.
Juga pada hubungan dalam sebuah kelompok, sehingga dapat pula terbentuk
sebuah kelompok yang efektif
Daftar Pustaka
Johan T.A, dan Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam
Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
Gunarsa SD. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia; 2007.
Bencoolen Rafless, 2011, Makalah Proses dan Praktik Kebidanan dalam Asuhan
Kebidanan, Bahan Kuliah dan Makalah, http://networkedblogs.com/ixUG4
[diakses pada (08 Januari 2018)]
Fitria Desi Natalina, 2015, Proses dan Praktek Konseling Pada Asuhan
Kebidanan,
. http://inatiganna.blogspot.co.id/2015/07/proses-dan-praktik-konseling-
dalam.html, diakses pada 08 Januari 2018
Lusa web.id, 2009, Proses dan Praktik KIP/K dalam pelayanan Kebidanan,
http://www.lusa.web.id/proses-dan-praktik-kipk-dalam-pelayanan-kebidanan/
diakses pada 08 Januari 2018