You are on page 1of 15

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

OLEH
ISMI ULFAIDAH
KELAS A
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukukur saya panjatkan kepada Allah subhana wataala atas segala
limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Komunikasi Dalam pelayanan Kebidanan” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah
satu referensi pengetahuan bagi pembaca tentang bagaimana seharusnya komunikasi
dalam pelayanan kebidanan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, Januari 2028

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………….……………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………...………………
BAB I………………………………………………………………………..............
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………..
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...........
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….
BAB II……………………………………………………………………………….
PEMBAHASAN
1. proses Konseling Dalam kegiatan Asuhan Kebidanan……………………….
a. Perbedaan Konseling dan Pemberian Nasehat……………………………..
2. Praktek Konseling Dalam Kegiatan Asuhan Kebidanan……………………...
a. Langkah-langkah Praktek dan Proses Konseling Dalam Asuhan kebidanan
3. Kegiatan Kelompok…………………………………………………………...
a. Pengertian…………………………………………………………………..
b. Penggolongan Kelompok Sosial……………………………………………
c. Karakteristik Kelompok…………………………………………………….
 Keperibadian…………………………………………………………….
 Norma……………………………………………………………………
 Pemenuhan Tujuan………………………………………………………
 Pergeseran Resiko……………………………………………………….
4. Manfaat Komunikasi kegiatan Kelompok…………………………………….
5. Faktor Yang Mempengaruhi Kefektifan Kelompok…………………………..
6. Kepemimpinan Kelompok…………………………………………………….
7. Ciri-ciri Kelompok Efektif…………………………………………………….
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………..……….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembicaraan sehari-hari istilah konseling digunakan untuk
menggambarkan berbagai macam pertemuan tapi penggunaannya tidak selalu
mencerminkan definisi psikologisnya. Kita dapat mendekati definisi, dengan
mendefinisikan interaksi yang kadang-kadang diacu sebagai konseling tapi tidak
melibatkan konseling psikologis. Sebagi contoh, bila seorang pelajar atau klien
tidak memuaskan harapan orang lain yang mereka sering dikatakan sebagai orang
yang membutuhkan konseling. Dalam praktiknya,situasi ini mengandung arti
bahwa seseorang harus memberitahu mereka tentang apa peran penting yang di
harapkan anggota lain. Hal ini dapat juga berarti bahwa mereka mewujudkan
harapan tersebut dengan peringatan tentang konsekuensi apabila gagal
melaksanakan peran tersebut. Konseling dapat juga dikira sebagai suatu “ tellinng
off ( pemberitahuan ) “ supaya orang lain dapat mencegah masalah yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. Dari semua situasi ini berarti tujuan dari konseling
adalah :membawa seseorang kedalam cara yang sesuai dengan harapan orang
lain.
Hal ini bukan lah tujuan dari konseling psikologis dan tidak satupun contoh
intervensi diatas menggambarkan konseling pskologis. Konseling tidak dapat
dipaksakan pada dasarnya konseling merupakan aktivitas membantu orang lain
untuk membuat keputusan-keputusan mereka sendiri dan bertindak secara efektif
dalam hubungannya dengan pernyataan diri mereka sendiri. Aktifitas ini mencakup
pemberiaan perhatian dan hubungan yang menghargai dimana seorag klien dapat
mempertimbangkan beberapa aspek hidupnya dan menghadapinya sesuai dengan
kepuasannya sendiri. Konselor sebagai tenaga profesional atau sukarelawan,namun
keduannya harus dapat membuat hubungan yang tepat dengan kliennya dan dapat
menggunakan keahlian komunikasi khusus untuk memfasilitasi perkembangan
klien. Interaksi yang menyimpang dari prinsip-prinsip dasar ini tidak tepat disebut
sebagai konseling. Jadi meskipun kepemimpinan , pengajaran , pemberian
nasehat , pendiagnosaan dan pemberian semuannya dapat menolong namun tak
satupun tepat disebut hubungan konseling (Wilson/Barnett,1988).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Dasar Konseling
2. Bagaiman Proses Pelaksanaan Konseling tersebut
3. Seperti Apa Kegiatan Kelompok dalam Kebidanan
4. Bagaimana Ciri-ciri Kelompok yang Efektif

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Komunikasi Dalam Pelayanan Kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Proses Konseling Dalam Asuhan Kebidanan
Defenisis Konseling merupakan proses pemberianinformasi obyektif dan
lengkap, dilakukansecara sistematik dengan panduan komunikasiinterpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaanpengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang
dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut.
(Saefudin, Abdul Bari : 2002).
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat
suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta,harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam kondisi
salingpengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan cara
tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang kesulitan
objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu cemas dan
tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan
ataupunperubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan”.
Komunikasi Interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal
dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan
individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. Konseling kebidanan adalah
pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi
yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan. Konselor adalah orang yang memberi nasehat, memberi
arahan kepada orang lain (klien) untuk memecahkan masalahnya. Sedangkan
konseli adalah orang yang mencari (membutuhkan) advis atau nasehat.

Proses konseling dalam asuhan kebidanan adalah Komunikasi menciptakan


hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan menentukan
rencana tindakan. Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang
melibatkan aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial,
pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan.

a. Perbedaan Konseling dan Nasehat


Dalam memberikan konseling tidak boleh memberikan advis-advis langsung pada
klien, perbedaan konseling dan nasehat adalah :
1) Konseling
 Memberikan fakta-fakta sehingga klien dapat membuat keputusan sendiri,
membuat klien mau bertanya dan mendiskusikan masalah yang sangat pribadi
tidak mungkin dibicarakan dengan setiap orang.
 Pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab klien.
 Konseling harus berpijak yang kuat didalam kerangka pemikiran klien.2

2) Nasehat
 Memberikan klien apa yang sebaiknya dialakukan.
 Menghakimi perilakunya dimasalalu dan kini.
 Pemberian nasehat berperan seakan dia seoranga hlidan memikul tanggung
jawab lebih besar terhadap klien.
 Pemberian nasehat lebih mengarahkan dan akbitnya mengambil sebagian
tanggung jawan klien.

b. Proses Konseling
Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan
wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling.1 Hubungan antara
konselor dan klien adalah inti proses konseling. Oleh Karena itu konselor
menguasai berbagai teknik dalam hubungan proses konselingmeliputi :
1) Pembinaan hubungan baik
Dilakuakan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan
konseling.Tujuannya adalah untuk menjembatani hubung anantara konselor dan
klien.
2) Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri).
Pengumpulan informasi merupakan tugas utama bagi konselor. Pendalaman
masalah yang dihadapi klien, perasaan dan kebutuhan klien, serta pemahaman
klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak baik
terhadap informasi yang dibutuh kandan dipahami oleh klien.

3) Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan


Sesuai dengan masalah dan kondisi klien ,konselor membantuk klien
memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk
mengatasi.
4) Menindak lanjuti pertemuan
Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil
pembicaraan selama pertemuan, merencanakan pertemuan selanjutnya atau
merujuk klien disebut juga dengan tahap penutup.Konselor mengakhiri proses
konseling secara bertahap, member klien untuk merenungkan berbagai
alternative berbagai masalah, membuat perjanjian, member dorongan bagi
klien untuk keputusan yang telah diambil dan jalannya proses konseling sangat
bergantung pada percakapan klien.

2. Praktek Konseling Dalam Kegiatan Asuhan Kebidanan


Komunikasi menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk
mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan.
Kemampuan komunikasi tidak terlepas dari tingkah laku yang melibatkan
aktifitas fisik, mental dan dipengaruhi oleh latar belakang sosial, pengalaman,
usia, pendidikan dan tujuan

a. Langkah-langkah praktek dan konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan


Langkah-langkah konseling terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan (Langkah Awal)
Merupakan langkah penting dalam proses konseling kebidanan, keberhasilan
langkah awal akan mempermudah langkah berikutnya dalam proses konseling
kebidanan. Pada langkah awal tugas bidan sebagai seorang konselor adalah:
a. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri
c. Menentukan alas an klien minta pertolongan
d. Membina rasa percaya (trust), penerimaan dan melakukan komunikasi
e. Membuat kontrak bersama
f. Mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien
g. Mengidentifikasi masalah klien
h. Merumuskan tujuan bersama klien
2. Bagian Inti/ Pokok (Langkah Inti)
Bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan
keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut. Langkah ini menentukan
apakah bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan klien
dan apakah konseling berhasil dengan baik. Tugas bidan pada langkah inti
adalah sebagai berikut:
a. Mengeksplorasi stressor yang tepat
b. Mendukung perkembangan kesadaran diri klien dan pemakaian koping
mekanisme
yang konstruktif
c. Mengatasi penolakan perilaku maladaptive
d. Memberikan beberapa alternatif yang dipilih klien
e. Merencanakan tindak lanjut dari alternative pilihan
3. Bagian Akhir (Langkah Akhir)
Merupakan kegaitan akhir dari konseling yang meliputi pengumpulan dari
seluruh aspek kegiatan. Langkah ini merupakan langkah penutupan dari
pertemuan dan penetapan untuk pertemuan berikutnya. Tugas bidan pada
langkah akhir adalah:
a. Menciptakan realitas perpisahan
b. Membicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
c. Saling mengeksplorasi perasaan, penolakan (kehilangan), sedih, marah dan
perilaku lain.
d. Mengevaluasi kegiatan dan tujuan konseling
e. Apabila masih diperlukan, melakukan rencana tindak lanjut dengan
membuat
kontrak untuk pertemuan berikutnya.
3. Kegiatan kelompok
a. Pengertian

Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau
lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya,
terutama kelompok primer.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua
orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakes oleh
kalangan kelompok tersebut.
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-
masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat
organisasi tertentu diantara mereka.
b. Penggolongan Kelompok Sosial (Charles H. Cooley)

1. Primary group

Kelompok primer lebih intensif dan lebih erat antara anggotanya (face to face).
Kelompok primer menjadi sangat penting karena merupakan kerangka untuk
mengembangkan sifat-sifat sosial. Sifat komunikasi kelompok bercorak pada
kekeluargaan dan simpati.
2. Secondary group

Komunikasi kelompok sekunder merupakan komunikasi dalam hubungan yang


tidak langsung, tidak akrab, kurang bersifat kekeluargaan dan bersifat formal,
lebih objektif.
Prinsip yang ada dalam kelompok sekunder agar efektif adalah : suasana; rasa
aman dan kesadaran berkelompok.

c. Karakteristik Komunikasi Kelompok


 Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan
kepribadian individu para anggotanya.
 Norma kelompok
Norma didalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok
berperilaku. Tiap kelompok menetapkan sistem nilai dan
konsep perilaku normatif mereka sendiri. Norma kelompok ini akan menjadi
norma individu.
Napier dan Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelompok akan
menerima norma kelompok apabila : (1) Anggota kelompok menginginkan
keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok; (2) Pentingnya keanggotaan
kelompok; (3) Kelompok bersifat kohesif, yaitu anggotanya berhubungan erat
satu sama lain dan dapat memenuhi kebutuhan anggotanya; (4) Pelanggaran
kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari kelompok.
Efektivitas kelompok dilihat dari aspek produktivitas, moral, dan kepuasan
para anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan
mencapai tujuan kelompok. Moral diamati dari semangat dan sikap para
anggotanya. Kepuasan dilihat dari keberhasilan anggota dalam mencapai
tujuan pribadinya.
 Kohesivitas kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik diantara anggota-
anggota kelompok. Faktoryang mempengaruhi kohesivitas kelompok antara
lain: (1) Perilaku normatif yang kuat; (2) Lamanya menjadi anggota
kelompok.
 Pemenuhan tujuan
Individu memiliki tujuan yang paralel dengan tuuan kelompok. Oleh karena
itu, para anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan
kelompok dan menghindari kegagalan tujuan kelompok.
 Pergeseran risiko
Keputusan yang diambil kelompok akan lebih besar beresiko daripada
keputusan itu diambil oleh satu kelompok. Hal ini disebabkan adanya
penyebaran tanggung jawab yang terjadi di dalam prosespengambilan
keputusan kelompok.

4. Manfaat Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah


pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. Kelompok
menjadi kerangka rujukan (frame of reference) dalam berkomunikasi. Kelompok
menentukan cara berkata, berpakaian, bekerja, dll. Oleh karena itu, komunikasi
kelompok tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah:
(1) Memenuhi kebutuhan sosial
(2) Membentuk konsep diri
(3) Memberi/ menerima dukungan dan bantuan
(4) Berbagi dengan orang lain.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Komunikasi Kelompok

1. The input – process – out put model

Input adalah sesuatu yang mempengaruhi kelompok. Proses adalah sesuatu yang
terjadi dalam kelompok dan Out put adalah sesuatu yang dihasilkan kelompok.

2. The structural perspective

Ada tiga teori komunikasi kelompok yang diperkenalkan dalam aliran input-
proses-out put model : (a) A general organizing model, menekankan pada
bagaimana kelompok memiliki energi yang digunakan
untuk aktivitas pengambilan keputusan. (b) The funcional tradition,
menekankan pada kualitas kelompok, membahas kesalahan-kesalahan yang
dibuat oleh kelompok pada waktu pengambilan keputusan. (c) The interactional
tradition, menekankan pada aspek komunikasi yang terjadi di dalam kelompok.
Bahwa ouput kelompok sangat ditentukan oleh interaksi yang terjadi dalam
kelompok.
6. Kepimpinan Kelompok

Ciri-ciri kepimpinan kelompok harus mengacu pada kepentingan bersama. Syarat


yang harus dipenuhi antara lain:
(a) Berorientasi pada tugas;
(b) Menggunakan waktu secara efektif;
(c) Berorientasi pada orang;
(d) Peduli pada perasaan dan masalah anggota kelompok.

7. Gaya kepimpinan dalam komunikasi kelompok yaitu:

1. Gaya tunggal yaitu berdasarkan pencapaian tugas yang telah ditentukan bagi
kelompok
2. Gaya eklektik yaitu berdasarkan gaya-gaya yang berpusat pada anggota
kelompok atau berdasarkan pembagian pada tugas.

8. Ciri-Ciri Kelompok yang Efektif

Ciri-ciri kelompok yang kompak adalah organisasi baik, hubungan yang baik dan
riwayat keberhasilan yang baik.

Dasar pelaksanaan sumbang saran yang harus ditaati antara lain:


1. Tidak boleh melakukan penilaian ide-ide sebelum acara selesai
2. Kelompok harus beranggapan sebagai penghasil ide dan tidak merasa khawatir
dengan kualitas idenya.
3. Anggota kelompok dibiarkan berpikir dengan bebas.
4. Ide-ide yang ditawarkan anggota kelompok harus dihargai dan dikembangkan.

Tahapan penyelesaian masalah pada kelompok yang kompak adalah :


1. Mengklarifikasi tugas yang harus diselesaikan
2. Mengidentifikasi solusi yang akan dilaksanakan
3. Membuat dan mengimplementasikan rencana tindakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap,
dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik
bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik. Konseling juga suatu
pertolongan dalam wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi
yang mendalam dan usaha bersama konselor (bidan) dengan konseli (klien)
untuk mencapai tujuan konseling yang dapat merubah dan memecahkan
masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap
dalamr uang lingkup kebidanan.
Sedangkan kegiatan kelompok adalah komunikasi yang dilakukan oleh
lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi
hanya diakes oleh kalangan kelompok tersebut.
Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang
masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai
derajat organisasi tertentu diantara mereka
kelompok, manfaat komunikasi kelompok, melaksanakan kegiatan
kelompok sebagai salah satu kegiatan bidan, pengertian kegiatan kelompok,
proses dan praktek konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan,
pengorganisasian kegiatan kelompok, ciri-ciri kelompok sekunder, kasus
karakteristik kelompok kebidanan, contoh kelompok wanita terampil, cir
komunikasi yag bercorak pada akrab intensif

B. Saran
1. Bagi mahasiswa disarankan untuk lebih memahami dan memaknai
perofesinya kelak sebagai seorang bidan sehingga sifat lemah lembut,
ramah sopan, santun dan rendah tumbuh secara alami pada dirinya .
sehingga dengan demikian akan lebih mempermudah terjalinya hubungan
yang baik antara dirinya sebagai konselor dan klien.
Juga pada hubungan dalam sebuah kelompok, sehingga dapat pula terbentuk
sebuah kelompok yang efektif
Daftar Pustaka

Johan T.A, dan Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam
Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.

Dalani ermawati,dan Dahliar ideh. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam


praktik Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media

Pusdiknakes, Komunikasi Teurapetik Kebidanan


Enjang AS, 2009, Komunikasi Konseling ,PT. Nuansa, Bandung
MNH ( 2002 ) Modul Pelatihan Ketrampilan KIP/K M.Taufik dan Juliane,
2010, Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan, PT.Salemba
Medika, Jakarta

Wulandari D. Komunikasi dan konseling dalam praktik kebidanan. jogjakarta:


Mitra cendikia; 2009.
Tyastuti S, kusmiati Y, Handayani S. Komunikasi dan konseling dalam pelayanan
kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya; 2009.

Uripni CL, Sujianto U, Indrawati T. Komunikasi Kebidanan. jakarta2003.


Adi KJ. Esensial konseling pendekatan Trait and Factor Chilen. Yogyakarta:
Garudha wata; 2013.

Gunarsa SD. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia; 2007.

Istiqomah, 2010, Proses Dan Praktek Kip/K Dalam Pelayanan Kebidanan,


Midwifery, http://materibidan.blogspot.com/2010/05/proses-dan-praktek-kipk-
dalam-pelayanan.html [diakses pada (08 Januari 2018)]

Bencoolen Rafless, 2011, Makalah Proses dan Praktik Kebidanan dalam Asuhan
Kebidanan, Bahan Kuliah dan Makalah, http://networkedblogs.com/ixUG4
[diakses pada (08 Januari 2018)]
Fitria Desi Natalina, 2015, Proses dan Praktek Konseling Pada Asuhan
Kebidanan,
. http://inatiganna.blogspot.co.id/2015/07/proses-dan-praktik-konseling-
dalam.html, diakses pada 08 Januari 2018

Lusa web.id, 2009, Proses dan Praktik KIP/K dalam pelayanan Kebidanan,
http://www.lusa.web.id/proses-dan-praktik-kipk-dalam-pelayanan-kebidanan/
diakses pada 08 Januari 2018

Vina Herlina, 2014, Konseling dan Nasehat dalam Asuhan Kebidanan


http://vinaherlina26.blogspot.co.id/2015/02/konselind-dan-nasehat-dalam-
asuhan.html diakses pada 08 Januari 2018

You might also like