Professional Documents
Culture Documents
Modul 3
Modul 3
ROMADINA 10070312012
HAFIZ ASWAN 10070313072
DINA MADINAH SUMAATMAJA 10070313073
SYILFAH SYARIFAH 10070313078
DWI MAY MENTARI 10070313086
ANDIKA PAHLEVI 10070313094
Puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi dan salawat serta salam penyusun
panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya, bahwasannya Laporan Pendahuluan ini yang merupakan salah
satu syarat dalam mengikuti praktikum Aplikasi Lingkungan pada semester ganjil
tahun akademik 1436 H / 2015 M ini yang berbentuk Laporan Pendahuluan
dengan judul “KUALITAS AIR DAN BIOTIS” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Proses penyusunan Laporan ini tidak lepas dari peranan dan arahan dari
berbagai pihak baik akademis maupun non akademis, untuk itu dengan segala
kerendahan hati penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
atas keterlibatan pihak-pihak yang telah memberikan sumbangsih saran dan
kritikan selama proses penyusunan laporan ini.
Akhir kata, semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi civitas
akademika, wilayah pengembangan dan khalayak umum.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
A. Cara Pengelolaan dalam Penghematan Air ........................................................ 1
B. Konsep Penghematan Air di Lingkungan Perumahan...................................... 1
C. Carrying Capacity (CC) ......................................................................................... 4
D. Green Product ........................................................................................................ 5
E. Keberlanjutan ....................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9
ii
MODUL 3
KUALITAS AIR DAN BIOTIS
1
2
Tampung air kucuran kran dan bekas air wudhu. Air ini masih bisa
digunakan untuk menyiram tanaman atau untuk memelihara ikan dikolam
dan keperluan lain.
Gunakan peralatan dapur yang terbuat dari bahan alamiah (kayu, bambu,
daun tanaman dan sebagainya) daripada menggunakan bahan yang terbuat
dari plastik. Pilihan ini disamping lebih berwawasan lingkungan, juga lebih
sehat dan menghemat air. Bahan-bahan peralatan atau perlengkapan dapur
dan perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari plastik, memerlukan air
yang cukup banyak per kg bahan dalam proses pembuatannya.
Hindari tumpahnya minyak (goreng atau minyak lain) kedalam tampungan
atau sumber air. Untuk memurnikan atau membilas satu galon minyak
mentah yang mencemari air, diperlukan paling sedikit 44 galon air.
3. Diwaktu belanja dan di luar rumah
Jika berbelanja ke pasar, supermarket atau ke toko, usahakan membawa
keranjang atau tas belanja dari rumah untuk mengurangi pemakaian tas
plastik (tas kresek). Tas plastik dalam proses pembuatannya memerlukan
banyak air dan tidak bisa didegradasi sehingga menjadi bahan polusi
lingkungan.
Pilih bahan makanan dan minuman yang yang proses pembuatannya tidak
memerlukan banyak air. Satu kg daging sapi yang sudah diproses menjadi
daging olahan (burger, steak, bakso dll) memerlukan air sekitar 500 galon air
untuk memprosesnya.
Memilih membuat jus buah sendiri daripada membeli jus buah siap saji. Cara
ini disamping lebih sehat juga bisa menghemat air. Satu kotak jus tomat, jus
apel, jeruk atau jus buah lainnya yang siap konsumsi (0.5 liter) memerlukan
air sebanyak 8-12 liter untuk memprosenya. Sedangkan satu kotak susu (0.8
liter) memerlukan sekitar 48 galon untuk memprosesnya. Delapan (8 ons)
ayam siap masak memerlukan air sekitar 330 galon untuk memprosesnya.
Konsep ini diperkenalkan oleh Thomas Robert Malthus yang di dalam essaynya
berjudul the Principle of Population menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk akan
melebihi produksi makanan sehingga akan terjadi kelaparan di mana-mana. Sebuah
pernyataan lain yang diutarakan oleh Thomas Robert Malthus adalah: “The power of
population is indefinitely greater than the power in the earth to produce subsistence for
man” (Kekuatan penduduk lebih besar dibandingkan kekuatan bumi untuk memproduksi
kebutuhan/nafkah untuk manusia). Setiap individu di dalam satu area (ekosistem) yang
sama memiliki carrying capacity yang berbeda. Carrying capacity dipengaruhi oleh tiga
faktor:
1. jumlah sumber (makanan) yang tersedia di dalam ekosistem tersebut
2. jumlah populasi
3. jumlah sumber (makanan) yang dikonsumsi oleh setiap individu
Karenanya, carrying capacity suatu ekosistem akan mempengaruhi semua yang
berada atau hidup di dalam ekosistem tersebut.
D. Green Product
Kasali (2005) memberikan definisi dari produk hijau (green product) sebagai
ilustrasi dari barang atau produk yang dihasilkan oleh produsen yang terkait dengan rasa
aman dan tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi
merusak lingkungan hidup. Di samping itu, produk bersih juga dikaitkan dengan
penggunaan bahan baku yang senantiasa memperhatikan generasi mendatang, produk
bersih juga bertujuan untuk mengurangi sampah (waste) baik dari prosesnya maupun dari
daur hidup produk tersebut. Lebih jauh, Nugrahadi (2002) menyatakan bahwa produk
bersih (green product) selalu berorientasi pada lingkungan.
Menurut Ottman (1998:89) menyatakan bahwa produk hijau secara prinsip dapat
bertahan dalam periode waktu yang cukup lama, tidak mengandung racun, terbuat dari
bahan yang bersahabat dengan lingkungan dan dapat didaur ulang, atau dikemas secara
sederhana dan minimalis. Green product tersebut dibuat, disebarluaskan, dan digunakan
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan seperti kerusakan dan
pencemaran pada lingkungan.
Pengertian dari green product yaitu barang-barang yang salah satu cirinya
menggunakan material yang baik dengan ramah lingkungan serta tidak merusak
sekeliling kita dan bisa untuk didaur ulang, dan proses pembuatan green product itu
sendiri menggunakan manajemen pembuangan yang baik, dimana setiap kita memiliki
tanggung jawab akan kebersihan lingkungan. Kita juga dapat mengelolah sampah yang
6
dilakukan dengan dasar tanggung jawab, dasar berkelanjutan, dasar manfaat, dasar
keadilan, dasar kesadaran, dasar kebersamaan, dasar keselamatan, dasar keamanan dan
dasar nilai ekonomi sehingga secara keseluruhan menggunakan green product yang
berarti menggurangi emisi karbon dan turut membantu menggurangi dampak dari
pemanasan global.
Dalam dunia produksi memiliki kebijakan baru dalam memanfaatkan sumber
daya disekitar semaksimal mungkin dan dapat membuang limbah seminimal dalam
konsep green product dapat disebut juga eco-labeling. Terdapat beberapa kendala dalam
penerapan green product di Indonesia, seperti:
1. Minimnya kesadaran pada produsen
2. Keraguan terhadap produk yang berlabel green product.
3. Produk yang berlabel green product relatif lebih mahal.
Pada beberapa negara maju telah mengaplikasikan regulasi lingkungan tentang
green product. Produk bersih dalam proses produksi memiliki konsep yang sangat
signifikan dalam negeri agar produk lokal dapat bersaing di luar negeri dimana pemasok,
produsen, maupun konsumen dapat memahami konsep ini, karena mengingat sejak lama
produsen-produsen dari negara maju sudah menerapkannya. Penerapan hal ini akan
berpotensi memberikan dampak penambahan biaya anggaran bagi produsen, akan tetapi
di masa mendatang akan memberikan manfaat yang cukup signifikan pula.
E. Keberlanjutan
Keberlanjutan (sustainability) secara umum berarti kemampuan untuk menjaga
dan mempertahankan keseimbangan proses atau kondisi suatu sistem, yang terkait dengan
sistem hayati dan binaan. Dalam konteks ekologi, keberlanjutan dipahami sebagai
kemampuan ekosistem menjaga dan mempertahankan proses, fungsi, produktivitas, dan
keanekaragaman ekologis pada masa mendatang.
Dalam perkembangannya seiring dengan kebutuhan menjaga keberlanjutan
kehidupan manusia di bumi, masyarakat dunia diperkenalkan pada pemahaman mengenai
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Walaupun hingga kini secara
ilmiah belum terbukti adanya kehidupan manusia yang tidak berkelanjutan, namun pada
prinsipnya pembangunan berkelanjutan memiliki tujuan agar pemanfaatan sumberdaya
alam dipertahankan pada laju dimana kelangkaan dan kepunahan sumberdaya alam
bersangkutan tidak dihadapi oleh generasi mendatang. Dalam prinsip tersebut terkandung
makna adanya batas atau limitasi keberlanjutan.
7