Professional Documents
Culture Documents
Dividen Bab 15
Dividen Bab 15
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Lima hari kerja sebelum date of record, ditentukan tanggal ex-dividend. Pada
tanggal ini dan sesudahnya pembeli saham tidak berhak untuk memperoleh
dividen yang akan dibagikan. Pada hari tersebut dan sesudahnya, dikatakan
saham diperdagangkan ex-dividend date, sedangkan sebelumnya dikatakan
saham diperdagangkan cum-dividend date.
3
daftar pemegang saham pada tanggal 31 Januari berhak memperoleh dividen
yang akan dibagikan pada tanggal 15 Februari.
3. Tingkat ekspansi yang tinggi memerlukan dana yang besar, sehingga laba
yang diperoleh lebih baik ditahan. Stabilitas earning memungkinkan
perusahaan untuk mempertahankan payout ratio yang tinggi.
4
4. Akses perusahaan di pasar modal juga berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Aksesibilitas perusahaan ini dipengaruhi oleh usia dan skala
perusahaan, bagi perusahaan yang sudah established lebih mudah
mempertahankan payout ratio yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang kecil.
Berdasarkan teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan sebagai dividen
bisa dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
5
Dimana:
EAT : Laba setelah pajak
AT : Aktiva Tetap
MK : Modal Kerja
Apabila dividen yang dibagikan (Dividend Payout Ratio) misalnya hanya 40%
dari EAT, maka ini berarti bahwa yang 60% dipergunakan untuk menambah
dana untuk penyusutan yang mana digunakan untuk investasi pada aktiva tetap
dan penambahan modal kerja.
6
(a). Dividen yang berfluktuasi lebih berisiko daripada dividen yang
stabil, oleh karena itu tingkat discount rate yang lebih rendah
akan diterapkan pada dividen yang stabil sehingga nilai saham
lebih tinggi.
7
Kebijakan yang terakhir merupakan kebijakan yang moderat yaitu
merupakan kompromi atas dua kebijakan satu dan tiga yang lebih
fleksibel.
8
2.5.2. Bird-in-the Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Gordon (1962) dan Lintner (1956, 1963),
dimana beliau berpendapat bahwa biaya ekuitas (Ke) perusahaan akan
mengalami kenaikan disebabkan oleh penurunan pembayaran dividen,
karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen
dibandingkan dengan kenaikan nilai modal (capital gain) yang
dihasilkan laba tersebut
Investor lebih suka untuk menerima capital gain yang tinggi dibanding
dengan dividen tinggi. Dengan kata lain investor mengehndaki
perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan dipergunakan untuk
pembaiayaan investasi dari pada pembayaran dividen dalam bentuk kas.
Untuk itu dapat disimpulkan bahwa investor akan meminta tingkat
keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang
9
memiliki dividen yield yang rendah. Oleh karenanya kelompok ini
cenderung menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan
dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak membagikan
dividen.
Jika perusahaan menahan laba setelah pajak yang diperoleh, investor yang
menyukai pembayaran dividen akan kecewa. Memang para investor tersebut
akan menerima capital gain, tetapi untuk memenuhi kebutuhannya mereka
terpaksa harus menjual kembali sahamnya. Sementara investor yang memilih
untuk menginvestasikan kembali pendapatannya, menghendaki perusahaan
untuk membayar dividen yang rendah, karena bagi mereka pembayaran
dividen yang besar berarti pajak dibayar juga semakin besar. Ini terjadi karena
mungkin kenaikan dividen mengakibatkan kenaikan tarif pajak pendapatan
sehinggadividen tidak begitu menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan
pajak yang harus dibayar. Dengan demikian paling tidak terdapat dua
kelompok investor dengan dua kepentingan yang bertentangan.
11
sebanyak dua lembar, atau dengan kata lain jumlah lembar saham akan
meningkat sebesar 20%.
12
(a). Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk tersebut.
(c). Total modal sendiri (net worth) tidak mengalami perubahan, tetapi
hanya komposisinya saja.
Identifikasi karakteristik:
(b).Stock split mungkin akan merubah par value tetapi stock dividend tidak
merubah par value.
(c). Banyak bukti yang mendukung bahwa stock split dan stock dividend
meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
13
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
Jadi ada tambahan saham sebesar : 7% x 600.000 lb = 42.000 lb. Setiap 20 lb saham
mendapatkan 1 lb saham baru.
= Rp 504.000.000
= Rp 252.000.000
Misalkan investor semula memiliki 12.000 lb saham, maka nilai saham = 12.000 x
Rp 12.000 = Rp 144.000.000. Setelah stock dividen, maka nilai pasar saham akan turun
14
sebesar = Rp 12.000 x (1 – 12.000/12.840 lb) = Rp 785,04. Dengan demikian nilai
keseluruhan saham yang dimiliki adalah :
Pemecahan nilai nominal saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil. Jumlah
lembar saham meningkat proporsional dengan penurunan nilai nominal saham.
Misalkan : PT. JAYA KERTI menerbitkan stock split 1 lembar saham menjadikan 4
lembar saham, maka perhitungannya sebagai berikut :
Setelah stock split nilai nominal saham berkurang dari Rp 6.000 menjadi Rp 3.000,
jumlah lembar saham meningkat dari 100.000 lembar menjadi 2.000.000 lembar, capital
surplus dan laba ditahan tidak berubah.
EAT Rp 200.000.000,-
Jumlah saham beredar 500.000 lb
Laba per lb saham/EPS
(Rp 200.000.000/500.000) Rp 400,-
Harga pasar saham
sekarang Rp 4.500,-
Dividen per lb saham
(Rp 150.000.000/500.000) Rp 300,-
= Rp 426,-
= Rp 4.686,-
Kedua alternative itu sama dan distribusi kepada pemegang saham Rp 300,- per lb, baik
pembagian dividen kas maupun pembelian kembali saham (capital gain)
Pembahasan :
16
Perusahaan Rama memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 20.000.000,- tahun
yang lalu dan membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp 4.250.000,-. Dividen
tersebut telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8% per tahun selama 10
tahun. Pada tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 16.000.000,-.
Kesempatan investasi yang tersedia sebesar Rp 12.000.000,-. Hitunglah dividen untuk
tahun ini di bawah setiap kebijakan berikut ini :
Pembahasan :
Investaasi Rp 14.000.000,-
Persentase equity financing 60%
Equity financing Rp 8.400.000,-
Laba yang diperoleh Rp 16.000.000,-
Dividen yang dibagikan Rp 7.600.000,-
Suatu perusahaan akan membagikan stock dividen sebesar 30%. Saat ini posisi
keuangan perusahaan sebagai berikut :
Apa yang terjadi dengan harga saham, apabila pemodal berpendapat bahwa prospek
dan risiko perusahaan tidak berubah ?
Pembahasan :
17
Sebelum membagi stock dividen :
Keadaan tersebut diperkirakan sama. Maka setelah stock dividen posisinya menjadi :
EPS Rp 500
Ini berarti bahwa harga saham turun 30%, karena penambahan lembar saham
sebesar 30%.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Prosedur pembayaran dividen meliputi : declaration date yaitu merupakan
keputusan RUPS untuk membagikan dividen; ex-dividend date, adalah merupakan
hari/tanggal dimana pembeli saham tidak berhak memperoleh dividen yang dibagikan,
record date, adalah hari/tanggal daftar pemegang saham; dan payment date, merupakan
tanggal pembayaran dividen.
Berdasrkan teori keuangan, jumlah dan yang bisa dibagikan sebagai dividen adalah
laba setelah pajak ditambah penyusutan dikurangi investasi aktiva tetap dikurangi
penambahan modal kerja. Hanya saja untuk menyederhanakan analisis sering
18
diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap akan diambil dari penyusutan, dan
modal kerja dianggap tidak berubah. Sehingga dengan asumsi seperti itu maka besarnya
dividen ditentukan oleh EAT.
Jenis-jenis Pembayaran Dividen meliputi :
(1) Pembayaran dividen yang stabil, dimana alasan perusahaan yang menganut
kebijakan ini adalah agar harga pasar saham yang lebih tinggi, karena dividen
yang berfluktuasi lebih berisiko daripada dividen yang stabil, pemegang saham
yang mengharapkan pendapatan dari penerimaan dividen akan lebih suka untuk
menerima dividen dalam jumlah yang stabil (dividen minimum) dan
mengharapkan adanya premium atas saham itu, dan persyaratan listing surat
berharga mensyaratkan dividen yang stabil dan tidak terputus.
(2) Residual decision of dividend, penentuan besarnya dividen dipengaruhi oleh ada
tidaknya kesempatan investasi yang menguntungkan. Sejauh terdapat investasi
yang menguntungkan maka dana yang diperoleh dari operasi perusahaan akan
digunakan untuk investasi tersebut. Kalau terdapat sisa barulah sisa tersebut
dibagikan sebagai dividen.
(3) Payout ratio yang konstan, apabila laba yang diperoleh berfluktuasi, maka
dividen yang dibayarkan juga akan berfluktuasi. Kebijakan ini cenderung tidak
akan memaksimumkan nilai saham perusahaan.
(4) Pembayaran dividen regular yang rendah disertai pembayaran ekstra, kebijakan
ini merupakan kebijakan yang moderat yaitu merupakan kompromi atas dua
kebijakan satu dan tiga yang lebih fleksibel.
Teori kebijakan dividen : (1) Dividen adalah Tidak Relevan, dikemukakan oleh
Modigliani-Miller (MM), dengan asumsi pasar dalam keadaan efisien, berpendapat
bahwa di dalam kondisi bahwa keputusan investasi yang given, pembayaran dividen
tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, nilai perusahaan ditentukan
oleh earning power dari asset perusahaan. (2) Bird-in-the Hand Theory, beranggapan
kemungkinan capital gains yang diharapkan adalah lebih tinggi risikonya disbanding
dengan dividend yieldi, sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih
tinggi untuk setiap pengurangan dividen yieldi. (3) Tax Differential Theory,
dikemukakan oleh Lizenberger dan Ramaswamy, mengemukakan bahwa dalam
kaitannya dengan pajak pendaatan perseorangan adalah pendapatan setelah pajak,
investor lebih suka untuk menerima capital gain yang tinggi disbanding dengan dividen
yang tinggi, sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang
19
lebih tinggi terhadap saham yang memilki dividend yieldi yang tinggi dari pada saham
dengan dividend yieldi yang rendah.
Kadang-kadang perusahaan memutuskan untuk membagikan stock dividend dan
stock split. Stock dividend dan mengakibatkan jumlah lembar saham akan bertambah
sebesar jumlah saham yang dibagikan sebagai dividen, stock split mengakibatkan
jumlah lembar saham menjadi bertambah/berkurang, tujuannya dalah untuk
meningkatkan likuiditas dalam perdagangan perusahaan (artinya saham perusahaan
lebih sering diperdagangkan). Perusahaan sering harus melakukan pembelian kembali
sahamnya (repurchase of stock) karena memiliki kelebihan kas, dan tidak ada
kesempatan investasi yang menguntungkan, atau alasan lain karena perusahaan akan
melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain.
4.2 Saran
Dalam materi kebijakan dividen , sebaiknya perusahaan berpedoman pada teori-
teori yang telah dijelaskan diatas agar dapat mencapai tujuannya yaitu meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
20
DAFTAR PUSTAKA
21