You are on page 1of 5

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi

diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya
bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan
perbedaan mobilitas disebabkan adanya pembedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan
uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan ion. Atau secara sederhana kromatografi biasanya
juga di artikan sebagai teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan komponen dalam medium tertentu. Kromatografi di gunakan untuk memisahkan
substansi campuran menjadi komponen-komponen. Seluruh bentuk kromatografi bekerja
berdasarkan prinsip ini.
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang
ingin di deteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan
kepolaran. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisika-kimia dengan fase gerak
(larutan pengembang yang cocok), dan fase diam (bahan berbutir) yang diletakkan pada
penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang cocok. Pemisahan terjadi selama perambatan
kapiler (pengembangan) lalu hasil pengembangan di deteksi. Zat yang memilikikepolaran yang
sama dengan fase diam akan cenderung tertahan dan nilai Rf-nya palingkecil. Kromatografi lapis
tipis digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau
partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang.Pada identifikasi noda atau
penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapatlangsung diperiksa dan ditentukan harga Rf.
Rf merupakan nilai dari Jarak relative pada pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang
ditempuh oleh komponen dibagi dengan jaraktempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap
senyawa.Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam. Karena itu Rf
juga disebut factor referensi.
Prinsip Kerja KLT
Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungankesetimbangan
antara fase diam dan fase gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fasediam dengan gugus
fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksidengan fasa geraknya.
Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fasediam, kepolaran fase gerak,
serta kepolaran dan ukuran molekul.Pada kromatografi lapis tipis, eluent adalah fase gerak yang
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan ( feed ) untuk melewati fase diam
(adsorbent ). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan
komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir
eluent dan jumlahumpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya
pelarut ataucampuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan
adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat larutanrel
atif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gelsilika).
Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa
oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”.
Fase Diam dan Fase Gerak KLT
Pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu
fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak
akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan
tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat.
Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan)
dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa
komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda
bergerak pada laju yang berbeda.
Fase Diam
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika gel atau alumina
yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Gel silika (atau
alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga
mengandung substansi yang mana dapat berpendar flour dalam sinar ultra violet. Fase diam
lainnya yang biasa digunakan adalah alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada
permukaan juga memiliki gugus -OH.
Fase Gerak
Dalam kromatografi, eluent adalah fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi
larutan umpan ( feed ) untuk melewati fase diam (adsorbent ). Interaksi antara adsorbent dengan
eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Eluent dapat digolongkan menurut
ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam
hal ini yang banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut. Suatu pelarut yang bersifat larutan
relatif polar, dapat mengusir pelarut yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel
silika). Kecepatan gerak senyawa-senyawa ke atas pada lempengan tergantung pada: Bagaimana
kelarutan senyawa dalam pelarut, Hal ini bergantung pada bagaimana besar atraksi antara
molekul-molekul senyawa dengan pelarut.
1. Alkaloid
Alkaloid adalah golongan senyawa yang bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom
nitrogen biasanya dalam gabungan berbentuk siklik. Alkaloid sebagian besar berbentuk kristal
padat dan sebagian kecil berupa cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar, memutar bidang
polarisasi dan terasa pahit dan biasanya tanpa warna (Harborne, 1987).

2. Flavonoid
Flavonoid mengandung system aromatik yang terkonjugasi dan arena itu dapat menunjukkan
pita serapan kuat pada daerah spectrum UV. Flavonoid terdapat dalam tumbuhan sebagai
glikosida dan aglikon flavonoid. Flavonoid biasanya terdapat dalam semua tumbuhan
berpembuluh.
Proses ekstraksi flavonoid dilakukan dengan etanol mendidih untuk menghindari oksidasi
enzim (Harborne, 1987). Pendeteksian adanya senyawa ini dapat dilakukan dengan
menambahkan larutan besi (III) klorida 1% dalam air atau etanol yang menimbulkan warna hijau
atau hitam kuat.

3. Terpenoid
Terpenoid adalah suatu senyawa yang berasal dari molekul isopren CH2=C(CH3)-CH=CH2
dan kerangka karbonnya yang dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5 ini.
Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa yaitu monoterpen dan seskuiterpen yang mudah
menguap, diterpen yang sukar menguap dan yang tidak menguap, triterpenoid dan sterol, serta
karotenoid.
4. Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda
khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya.Polifenol sering terdapat dalam
bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetman, dkk, 1985). Beberapa
golongan bahan polimer penting dalam tumbuhan seperti lignin, melanin dan tanin adalah
senyawa polifenol dan kadang-kadang satuan fenolitik dijumpai pada protein, alkaloid dan
terpenoid Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat
musim gugur. Polifenol banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran serta biji-bijian. Rata-
rata manusia mengkonsumsi polifenol dalam sehari sampai 23 mg. Khasiat dari polifenol adalah
menurunkan kadar gula darah dan (Harbone, 1987).
Jenis-Jenis Polifenol
a. Tanin
Tanin merupakan senyawa kimia yang terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh,
khusus dalam tumbuhan angiospermae terdapat dalam jaringan kayu. Secara kimia
terdapat dua jenis utama tanin, yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Tanin
terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara
kondensasi katekin tunggal (galokatekin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian
oligomer yang lebih tinggi.
b. Lignin
Lignin adalah salah satu komponen penyusun tanaman. Secara umum, tanaman
terbentuk dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pada batang tanaman, lignin berfungsi
sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri
tegak (Seperti semen pada sebuah batang beton). Berbeda dengan selulosa yang
terutama terbentuk dari gugus karbohidrat, lignin terbentuk dari gugus aromatik yang
saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon . Pada proses
pirolisa lignin, dihasilkan senyawa kimia aromatis yang berupa fenol, terutama kresol.
c. Melanin
Melanin adalah senyawa biologi yang ditemukan pada tanaman, hewan, dan protista,
yang berfungsi sebagai pigmen. Pigmen yang dihasilkan biasanya merupakan turunan
dari asam amino tirosin. Banyak jenis melanin yang tidak larut di dalam garam. Jenis
melanin yang paling umum adalah eumelanin dan pheomelanin.
5. Kuinon dan Antrakuinon
Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor
benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap
karbon-karbon.Untuk tujuan identifikasi, kuinon dibagi menjadi empat kelompok, diantaranya
adalah benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan isoprenoid. Kelompok benzokuinon,
naftokuinon dan antrakuinon biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa fenol, mungkin dalam
bentuk glikosida atau bentuk kuinol, kadang-kadang juga bentuk dimer. Sedangkan kuinon
isoprenoid yang terlibat dalam respirasi sel dan fotosintesis diperlukan cara khusus untuk
memisahkannya dari bahan lipid lain (Harborne, 1987).
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava L.

Kandungan dan Manfaat Daun Jambu Biji


Jambu biji (psidium guajava) memiliki banyak kandungan, yang terdapat dalam daun yaitu:
Asam psidoklat, asam oleanolat, asam guajaverin, minyak lemak, minyak atsiri, vitamin dan
tannin. Selain itu tanaman jambu biji juga kaya akan zat non gizi, seperti serat pangan,
komponen karotenoid, dan polifenol. Berikut manfaat khasiat daun jambu biji yaitu :
 Obat diare
 Obat maag
 Obat sariawan
 Obat masuk angin
 Demam berdarah
 Penurun kadar kolesterol tinggi
 Sering buang air kecil
 Luka dan luka berdarah
 Sariawan dan sakit gigi
 Perut kembung
https://www.academia.edu/8315572/Pengertian_Kromatografi_Lapis_Tipis_KLT

You might also like