Professional Documents
Culture Documents
Bismillah Ya Dong OMG
Bismillah Ya Dong OMG
MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Kelompok : VI / RABU PAGI
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Kelompok : VI / RABU PAGI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
SEMARANG . 2018
Mengesahkan
Asisten Pembimbing
Andhika Pudji U
21030115130122
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Dasar
Teknik Kimia II. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada :
1. Dosen penanggung jawab Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Dr.-Ing.
Silviana, S.T., M.T.
2. Semua asisten laboratorium yang telah membimbing selama praktikum
dan hingga laporan resmi ini dapat diselesaikan
3. Laboran yang telah membantu selama praktikum
4. Teman-teman IMPRESIF yang telah membantu baik dalam segi waktu
maupun motivasi.
Laporan resmi praktikum dasar teknik kimia II ini berisi tentang Viskositas
dan Tegangan Muka yang bertujuan untuk menentukan viskositas dinamis pocari
sweat, L-Men 260 Whey, kiranti dan Menentukan nilai tegangan muka molto cair
dan teh pucuk harum berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan metode tetes.
Praktikan berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, namun praktikan
menyadari banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Maka dari itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
RINGKASAN
SUMMARY
In each fluid, both gas and liquid, each having a property known as
viscosity. Viscosity is divided into dynamic viscosity and kinematic viscosity. The
purpose of this lab is to determine the dynamic viscosity of pocari sweat, L-Men
260 Whey, kiranti; create a graph between% V vs ηx, ρxvs ηx, and Tx vs ηx;
determine the relationship between viscosity with% volume, solution density, and
suhupocari sweat, L-Men 260 Whey, kiranti.
Viscosity can be regarded as a friction between a liquid layer or a flowing
gas. Calculation of the most common viscosity of the solution is relative viscosity,
specific viscosity, inherent viscosity, and intrinsic viscosity. Factors influencing the
viscosity are density, temperature, pressure and frictional force.
In this experiment used materials such as pocari sweat and L-Men (20 ml,
30 ml, 40 ml, 50 ml) and 30 ml of ciranti. Tools used include Ostwald viscosimeter,
beaker glass, picnometer, funnel, and others. The experimental procedure is to
determine the sample density and find the time.
From the experimental results obtained the viscosity value as follows: for
pocari sweat 20% V = 0.952 poise, 30% V = 1.04 poise, 40% V = 1.077 poise, 50%
V = 1.14 poise. On L-Men 20% V = 1.07 poise, 30% V = 1,198 poise, 40% V =
1,385 poise, 50% V = 1,509 poise. At 30% V the temperature of 34oC = 1.504
poise, 46oC = 0.957 poise, 58oC = 0.831 poise.
From the experimental results it is concluded that the relation of density
vs. viscosity to pocari sweat, L-Men, and kiranti is directly proportional, the% V
relationship with viscosity in pocari sweat, L-Men is directly proportional, the
temperature relation with viscosity in kiranti is inversely proportional. For the next
practice, when the temperature heating is exaggerated 4oC so that the temperature
is right when used, the laboran should check the tool first damaged or not, and
assistant guard more accompany praktikan to minimize errors during the lab.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Viskositas dapat dianggap sebagai suatu gesekan antara lapisan zat cair
atau gas yang mengalir. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang. Maka sebelum lapisan molekul dapat melewati lapisan
molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu lapisan zat
cair dapat meluncur diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya gesekan
antara lapisan zat cair, maka suatu zat akan bersifat menahan aliran. Besar
kecilnya gaya gesekan tersebut tergantung dari sifat zat cair yang dikenal
G
=
dengan nama viskositas. Dirumuskan; A.dv
dy
Dengan: η = viskositas
G = gaya gesek
A = luas permukaan zat cair
dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak
dy
Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas
(dyne/cm2) yang diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1
cm/dt antara dua lapisan zat cair yang sejajar dan berjarak 1 cm.
Dalam satuan cgs, viskositas sebesar 1 dyne dt cm-2 disebut 1 poise.
Untuk kekentalan yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise).
2. Viskositas Kinematis
Adalah viskositas yang ditimbulkan bila dua zat cair saling
bergesekan sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan
banyaknya zat cair yang mengalir per satuan luas tiap detik, satuannya
adalah cm2dt-1 atau stokes.
Satu stokes didefinisikan sebagai gaya sebesar 1 dyne yang
diperlukan untuk mendapatkan sejumlah zat cair yang mengalir dalam
penampang seluas 1 cm2 dalam satu detik.
Hubungan antara angka kental dinamis (ηd) dengan angka kental
kinematis (ηk) berdasarkan satuannya adalah:
ηd = gr cm-1 det-1
ηk = cm2/dt
jadi ηd/ ηk = gr/cm3 = ρ (densitas)
3. Viskositas Inheren
Adalah rasio antara logaritma natural dari viskositas relatif dengan
konsentrasi dari zat terlarut (biasanya berupa polimer).Viskositas inheren
dinyatakan dengan rumus:
ln 𝜂𝑟
𝜂𝑖 =
𝑐
4. Viskositas Intrinsik
Adalah rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat terlarut yang
diekstrapolasi sampai konsentrasi mendekati nol (saat pengenceran tak
terhingga). Viskositas intrinsik menunjukkan kemampuan suatu polimer
dalam larutan untuk menambah viskositas larutan tersebut. Nilai viskositas
dari suatu senyawa makromolekul di dalam larutan adalah salah satu cara
yang paling banyak digunakan dalam karakterisasi senyawa
tersebut.Secara umum, viskositas intrinsik dari makromolekul linear
berkaitan dengan berat molekul atau derajat polimerisasinya. Viskositas
intrinsik dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑠𝑝
[𝜂] = lim
𝑐→0 𝑐
2. Suhu
Untuk gas, semakin besar suhu maka tekanan semakin besar. Akibatnya
jarak antar molekul makin kecil dan gesekan antar molekul bertambah
sehingga viskositas makin besar. Pada cairan, viskositas meningkat
dengan naiknya tekanan dan menurun bila suhu meningkat.
3. Tekanan
Dari percobaan rontgen dan dilanjutkan oleh loney dan Dr.Ichman
memperlihatkan bahwa untuk semua cairan, viskositas akan bertambah
bila tekanan naik.
Rumus: ηp = ηl + (1+αP)
dengan ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2)
ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2)
α = konstanta
4. Gaya gesek
Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin
besar.
atau jika bola bergerak dalam zat cair yang kental yang berda dalam
keadaan diam, maka akan terdapat gaya penghalang (gaya stokes)
sebesar:
f = 6ηπrv
dengan : f = frictional resistance
η = viskositas
r = jari-jari bola
v = kecepatan yaitu jarak yang ditempuh per satuan waktu
Jadi, bila dan cairan pembanding diketahui, maka dengan mengukur waktu
yang diperlukan kedua cairan untuk mengalir melalui alat yang sama dapat
ditentukan cairan yang sudah diketahui rapatannya.(Apriani,Devina.2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.GambarAlat Utama
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Data aquadest :
Massa picnometer kosong = 21,506 gram
Massa picnometer + aquadest = 46,309 gram
Massa aquadest = 24,803 gram
Suhu aquadest = 27oC
Densitas aquadest = 0,996513 gr/cm3
Volume picnometer = 24,89 ml
T aquadest = 1,5 sekon
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum Viskositas
Massa Densitas Waktu Viskositas (poise)
Sampel
3
(gram) (gr/cm ) (sekon)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Viskositas vs Densitas
4.2.1.1 Pocari Sweat
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai densitas
dan viskositas dengan grafik sebagai berikut :
1.15
viskositas (poise)
1.1
1.05
1
0.95
0.9
1.046 1.048 1.05 1.052 1.054 1.056
densitas (gr/ml)
1.6
1.4
viskositas (poise)
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1.05 1.052 1.054 1.056 1.058 1.06 1.062
densitas (gr/ml)
1.5
0.5
0
1.04 1.045 1.05 1.055 1.06
densitas (gr/ml)
1.15
viskositas (poise)
1.1
1.05
0.95
0.9
0 10 20 30 40 50 60
% Volume (ml)
1.5
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60
% Volume (ml)
2
viskositas (poise)
1.5
1
0.5
0
0 20 40 60 80
suhu (0C)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Pada saat dipanaskan, suhu cairan dilebihkan 4oC supaya suhunya tepat
saat digunakan
2. Laboran sebaiknya mengecek alah yang akan digunakan rusak atau tidak
supaya praktikum berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul, Leily, dkk. 2011. Pengaruh Konsentrasi H2SO4 dan Waktu Reaksi
terhadap Kuantitas dan Kualitas Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar.
Jurnal Teknik Kimia No 6 Vol 17 April 2011. Diakses 12 Maret 2018
Yulianti, Dian, dkk. 2014. Pengaruh Lama Ekstraksi dan Konsentrasi Pelarut
Etanol Terhadap Sifat Fisika-Kimia Ekstrak Daun Stevia Dengan Metode
Microwave Assisted Extraction (MAE). Jurnal Bioproses Komoditas
Tropis Vol. 2 No. 1 Juni 2014. Diakses 12 Maret 2018
RINGKASAN
SUMMARY
Surface tension is a force or pull that is directed into the liquid which
causes the liquid surface to contract. The surface tension of a liquid is due to the
resultant gravity of the molecule on the surface of the liquid. The objective of this
experiment was to determine molten molten surface value and fragrant shoot tea
based on capillary pipe method and drop method, determine the effect of% V to
molten molten surface pressure and fragrant shoot tea, to know the effect of
height, droplet number and volume of droplet to voltage liquid molto face and
fragrant aromatic tea.
The methods of determining surface tension include capillary pipe
method, drop method, ring method, and maximum wave pressure method. Factors
- factors that affect surface tension is the density, concentration, temperature and
viscosity. The surface tension can be used to find out soil moisture, industrial
plastic extract goods, and to know the concentration of a solution.
In this experiment the materials used are molto, tea, and aquadest.
While the tools used are capillary pipes, tools drop method, picnometer, funnel,
beaker glass, and others. How it works is the first using the method of capillary
pipe, then the second with the method of drops, the method of drops there are two
that is constant volume and constant drops.
From the experiment we have obtained the value of surface tension with
the method of increase of capillary pipe at molto 12% V = 71,697 N / m2, 17% V
= 58,599 N / m2, 20% V = 52,109 N / m2, 23% V = 45,614 N / m2, on tea 12% V =
98,15 N / m2, 17% V = 111,315 N / m2, 20% V = 117,835 N / m2, 23% V =
137,858 N / m2. The constant volume method at molto 12% V = 28.858 N / m2,
17% V = 29,011 N / m2, 20% V = 29.401 N / m2, 23% V = 32,535 N / m2, at tea
12% V = 91.204 N / m2, 17% V = 102,424 N / m2, 20% V = 90,532 N / m2, 23% V
= 101,557 N / m2
It can be concluded that the relationship of the surface tension vs the
number of drops on the molto is directly proportional and to the tea is inversely
proportional, the relation of the surface tension versus the molecular volume of
the molto is inversely proportional and to the tea directly proportional, the face
vs. high-pressure of the capillary pipe on the molto is inversely proportional and
at tea are straight. For the next practicum, the solution to be used should be
homogeneous, the laboratory should check the equipment to be used damaged or
not, and assistant guard more accompany praktikan to minimize errors during the
lab
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Molekul-molekul yang terletak didalam cairan dikelilingi oleh molekul-
molekul lain sehingga mempunyai resultan gaya sama dengan nol. Sedangkan
untuk molekul yang berada di permukaan cairan, gaya tarik ke bawah tidak
diimbangi oleh gaya tarik ke atas. Akibat dari gaya tarik ke bawah ini, maka
bila keadaan memungkinkan cairan akan cenderung mempunyai luas
permukaan yang sekecil-kecilnya. Misalnya tetesan cairan akan berbentuk
bola, karena untuk suatu volume tertentu bentuk bola akan mempunyai luas
permukaan yang sekecil-kecilnya, maka ada tegangan pada permukaan cairan
yang disebut tegangan permukaan.
Sehingga tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang
bekerja sepanjang permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus pada
garis yang panjangnya 1 cm yang mengarah ke dalam cairan.
3. Metode Cincin
Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan
cepat dengan hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan
nama tensiometer Duitog, yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada
salah satu lengan timbangan. Cincin ini dimasukan ke dalam cairan yang
akan diselidiki tegangan mukanya dengan menggunakan kawat. Lengan
lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin terangkat di permukaan
cairan.
4. Metode Tekanan Maksimum Gelembung
Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan
maksimum dikurangi gaya yang menekan gas keluar
Suatu cairan yang membasahi gelas akan berupa tetesan pada ujung pipa
vertikal. Mula-mula tetesan berupa setengah bola, kemudian memanjang dan
membentuk pinggang. Pada saat akan jatuh bebas, gaya ke bawah pada tetesan
(mg) akan sama dengan gaya ke atas yang menahan tetesan (2πrγ), sehingga
menurut Hukum Tate diperoleh:
mg = 2πrγ atau γ = mg/(2πr)
dimana: m = Massa satu tetesan
g = Gaya gravitasi
r = Jari-jari pipa luar
γ = Tegangan permukaan
Berat tetesan yang jatuh bukan berat yang ideal, karena sekitar 40%
dari cairan masih tertinggal pada ujung pipa, oleh karena itu diperlukan suatu
faktor koreksi (Fd) sehingga:
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Keterangan:
1. Alat untuk metode tetes
2. Alat untuk metode pipa kapiler
.n .
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus = X a
X
.n
a X
a
B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas molto cair dan teh pucuk harumdengan
menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan
pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selam percobaan,
biarkan air menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan
(31 tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk molto cair dan teh pucuk
harumyang akan dicari tegangan mukanya.
.
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus = .v.
X
X X
a
a v
a
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Data aquadest :
Suhu aquadest = 27o C
Densitas aquadest = 0,996513 gr/ml
Volume picnometer = 24,6 ml
Jumlah tetes (na) = 128 tetes
Tinggi aquadest (ha) = 1,1 cm
Volume aquadest (Va) = 3,9 ml
Tegangan muka aquadest = 71,658 N/m2
Tabel 4.1 Data Hasil Praktikum Tegangan Muka
Tinggi
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Tegangan Muka vs Jumlah Tetes
4.2.1.1 Sampel Molto
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai
tegangan muka dan jumlah tetes dengan grafik sebagai berikut :
33
Tegangan Muka (N/m2)
32
31
30
29
28
280 290 300 310 320
Jumlah Tetesan
105
95
90
85
88 90 92 94 96 98 100 102 104
Jumlah Tetesan
Gambar 4.2 hubungan tegangan muka vs jumlah tetes teh pucuk harum
Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa hubungan jumlah tetes dan
tegangan muka berbanding terbalik.
Pada prinsipnya larutan dengan tegangan permukaan yang lebih
rendah memungkinkan terbentuknya gelembung dengan volume yang
lebih besar (Tang, Muhammad dan Veinardi Suende, 2011). Sehingga
semakin kecil tegangan permukaannya, jumlah tetesan semakin banyak
36
35
34
33
32
1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 2.05
Volume Tetesan (ml)
persamaan :
Vs = volume tetes
γ = tegangan muka
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara
tegangan muka dengan volume tetesan adalah berbanding lurus. Hal
tersebut juga sesuai dengan grafik hasil percobaan yang diperoleh.
Tegangan muka menyebabkan volume tetes yang menjadi semakin
besar (Sukarsono,2017).
4.2.2.2 Teh pucuk harum
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dihasilkan nilai
tegangan muka vs volume tetes pada teh pucuk harum dengan grafik
sebagai berikut :
100
Tegangan Muka (N/m)
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6
Volume Tetesan (ml)
80
40
20
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Tinggi Pipa Kapiler (cm)
100
50
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Tinggi Pipa Kapiler (cm)
Gaya adhesi antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya
kohesi antara partikel – partikel air, maka air akan naik dalam pipa
kapiler. (Yuliyanto,Eko.dkk.2017)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hubungan tegangan muka vs jumlah tetesan pada sampel molto berbanding
terbalik, pada sampel teh pucuk harum pun hubungan antara tegangan muka
dan jumlah tetesan juga berbanding terbalik
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
MATERI
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA
Disusun Oleh :
Kelompok : VI / RABU PAGI
I. TUJUAN PERCOBAAN
• Viskositas
1. Menentukan viskositas dinamis pocari sweat, L-Men 260 Whey,
kiranti.
2. Membuat grafik antara %V vs ηx, ρxvsηx, dan Tx vs ηx.
3. Menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume, densitas
larutan, dan suhu pocari sweat, L-Men 260 Whey, kiranti.
• Tegangan Muka
1. Menentukan nilai tegangan muka molto cair dan teh pucuk harum
berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan metode tetes.
2. Menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka molto cair dan
teh pucuk harum.
3. Mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume tetesan
terhadap tegangan muka molto cair dan teh pucuk harum.
II. PERCOBAAN
2.1 BAHAN YANG DIGUNAKAN
• Viskositas
1. Pocari sweat 140 mL
2. L-Men 260 Whey protein 140 mL
3. Kiranti 30 mL
4. Aquadest 590 mL
• Tegangan Muka
1. Molto cair 72 mL
2. Teh pucuk harum 72 mL
3. Aquadest 656 mL
2. Beaker glass
3. Picnometer
4. Corong
5. Stopwatch
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Erlenmeyer
9. Termometer
10. Kompor listrik
• Tegangan Muka
1. Pipa Kapiler
2. Alat Metode Tetes
3. Picnometer
4. Corong
5. Beaker glass
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Mistar
9. Erlenmeyer
10. Termometer
5. Hidupkan stopwatch pada saat cairan tepat berada di garis batas atas ”s1”
dan matikan stopwatch saat cairan tepat berada pada garis batas bawah
”s2”.
6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas atas
”s1” ke batas bawah ”s2”.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk pocari sweat, L-Men 260 Whey protein,
kiranti yang akan dicari viskositasnya.
.t .
= X
X
8. Tentukan harga viskositas dengan rumus X
.ta a
a
• Tegangan Muka
➢ Metode Kenaikan pipa kapiler
1. Tentukan densitas molto cair dan teh pucuk harumdengan
menggunakan picnometer.
2. Tuangkan 100 ml cairan pembanding (air) ke dalam beaker glass 100
ml.
3. Masukan pipa kapiler ke dalam beaker glass, biarkan beberapa saat
agar aquadest naik ke pipa.
4. Setelah tinggi air konstan, tutup bagian atas dari pipa kapiler dengan
ibu jari lalu angkat, kemudian ukur tingginya menggunakan mistar .
5. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk molto cair dan teh pucuk harum
yang akan dicari tegangan mukanya .
.
= .h. X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus:
hX
a a
a
➢ Metode Tetes
A . Volume Konstan
1. Tentukan densitas molto cair dan teh pucuk harumdengan
menggunakan air sebagai cairan pembanding.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebanyak 15 ml
sebagai cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan,
biarkan air menetes sampai habis.
4. Hitung jumlah tetesan.
B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas molto cair dan teh pucuk harumdengan
menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan
pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selam percobaan,
biarkan air menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan (31
tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk molto cair dan teh pucuk
harumyang akan dicari tegangan mukanya.
.
= .v. X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
v
X
a a
a
Tinggi
Teh pucuk
harum 24,62 1,0008 101 4,1 1,5
12%V
Teh pucuk
harum 24,637 1,0015 90 5 1,7
17%V
Teh pucuk
harum 24,631 1,00126 102 4,9 1,8
20%V
Teh pucuk
harum 24,7 1,00408 91 5 2,1
23%V
Praktikan Asisten
LEMBAR PERHITUNGAN
Viskositas
• 30%, t = 2 s
Data aquadest :
m = 47,730 – 21,506 = 26,224 gr
Massa picnometer kosong = 21,506 26,224
ρ= 24,89 = 1, 054 gr/cm3
gram 1,054 𝑥 2
η= 0,9965 𝑥 1,5 𝑥0,85 = 1,198 poise
Massa aquadest = 24,803 gram
Densitas aquadest = 0,996513 gr/cm3 • 40%, t = 2,3 s
m = 47,830 – 21,506 = 26,324 gr
Volume picnometer = 24,89 ml 26,324
ρ= 24,89 = 1, 058 gr/cm3
T aquadest = 1,5 sekon 1,058 𝑥 2,3
η= 0,9965 𝑥 1,5 𝑥0,85 = 1,383 poise
1. Pocari sweat
• 20%, t = 1,6 s • 50%, t = 2,5 s
m = 47,561 – 21,506 = 26,055 gr m = 47,923 – 21,506 = 26,477 gr
26,055
ρ= 24,89 = 1, 0468 gr/cm3 26,477
ρ= 24,89 = 1, 061 gr/cm3
1,0468 𝑥 1,6
η= 0,9965 𝑥 1,5 𝑥0,85 = 0,952 poise 1,061 𝑥 2,5
η= 0,9965 𝑥 1,5 𝑥0,85 = 1,509 poise
LEMBAR PERHITUNGAN
Tegangan Muka
c. Molto 20 %
Data aquadest : 𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟔𝟐 𝒙 𝟎,𝟖
γ= 𝒙71,658=52,109 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟏,𝟏
Massa picnometer kosong = 21,608
gram d. Molto 23%
𝟎,𝟗𝟗𝟕𝟔𝟖𝒙 𝟎,𝟕
γ= 𝒙71,658=45,614 N/m2
3 𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟏,𝟏
Densitas aquadest = 0,996513 gr/cm
Volume picnometer = 24,6 ml e. Teh Pucuk 12%
𝟏,𝟎𝟎𝟎𝟖 𝒙 𝟏,𝟓
Densitas sampel γ= 𝒙71,658=98,15 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟏,𝟏
1. Molto 12%
24,535 f. Teh Pucuk 17%
ρ= 24,6 = 0,997 gr/cm3 𝟏,𝟎𝟎𝟏𝟓 𝒙 𝟏,𝟕
γ= 𝒙71,658=111,315 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟏,𝟏
2. Molto 17%
24,502 g. Teh Pucuk 20%
ρ= 24,6 = 0,996 gr/cm3 𝟏,𝟎𝟎𝟐𝟔 𝒙 𝟏,𝟖
γ= 𝒙71,658=117,835 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟏,𝟏
Tetes Konstan
a. Molto 12%
𝟎,𝟗𝟗𝟕 𝒙 𝟐
γ= 𝒙71,658=36,766 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟑,𝟗
b. Molto 17%
𝟎,𝟗𝟗𝟔 𝒙 𝟏,𝟗
γ= 𝒙71,658=34,892 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟑,𝟗
c. Molto 20%
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟔𝟐 𝒙 𝟏,𝟖
γ= 𝒙71,658=33,077 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟑,𝟗
d. Molto 23%
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟖 𝒙 𝟏,𝟗
γ= 𝒙71,658=34,72 N/m2
𝟎,𝟗𝟗𝟔𝟓𝟏𝟑 𝒙 𝟑,𝟗
TUGAS TAMBAHAN :
Prinsip kerja viskosimeter ostwald dan prinsip kerja metode tetes (jurnal) resume
tulis tangan !
CATATAN :
Suhu 3-4oC
Volume konstan = 15 ml
Tetes konstan = 31 tetes
Sedia kapas
Semarang, 1 Maret 2018
ASISTEN PEMBIMBING
Andhika Pudji U
NIM. 21030115130122
2. L-Men
20
20% = 100 𝑥100 = 20 ml (aquadest = 100 – 20 = 80 ml)
30
30% = 100 𝑥100 = 30 ml (aquadest = 100 – 30 = 70 ml)
40
40% = 100 𝑥100 = 40 ml (aquadest = 100 – 40 = 60 ml)
50
50% = 100 𝑥100 = 50 ml (aquadest = 100 – 50 = 50 ml)
3. Kiranti
30
30% = 100 𝑥100 = 30 ml (aquadest = 100 – 30 = 70 ml)
DIPERIKSA TANDA
KETERANGAN
NO. TANGGAL TANGAN