Professional Documents
Culture Documents
Jaringan Periodontal
Jaringan Periodontal
PENDAHULUAN
Jaringan Periodontal
A. Pengertian Jaringan Periodontal
Adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari beberapa jaringan, tetapi telah
menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi atau penyangga gigi yang terdiri
dari ligament periodontal, procesus alveolaris, cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein,
2005).
I. Gingiva
Ginggiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan linggir
(ridge) alveolar. Berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap
pengaruh lingkungan rongga mulut. (Susanto, 2009)
Gingiva tergantung pada gigi-geligi, bila ada gigi geligi, hingiba juga ada dan bila gigi
dicabut gingiva akan hilang. Gingiva berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan
scallop agar sesuai dengan kontur gigi geligi. Gingival dibagi menjadi 2 daerah yaitu:
gingiva tepi dan gingiva cekat (Susanto, 2009)
Gingiva yang sehat dideskripsikan sebagai “salmon orcoral pink”. Gingiva yang sehat bisa
juga tampak agak gelap pada orang kulit hitam tapi terkadang juga pada Kaukasian atau
oriental (Rateitschak, 1985).Gingiva disebut juga sebagai mukosa oral dan dibagi menjadi
3 tipe :
1. Mukosa mastikasi : bagian yang menempel pada batasan bawah tulang dan diselimuti
parakeratin atau epitelium keratin. Contoh : gingiva yang menutupi jaringan palatum
durum.
2. Mukosa dasar : komposisi jaringan lunak dengan bagian yang tidak menempel dengan
struktur batasan bawah dan diselimuti oleh epitelium keratin. Contoh : bibir, pipi,
dasar mulut, permukaan inferior dari lidah, palatum mole, uvula dan mukosa alveolar.
3. Mukosa special : mukosa ini menutupi dorsal lidah dan beradaptasi dengan memiliki
sensasi perasa (Hoag, 1990)
Gingiva dapat dilihat sebagai fitur klinis atau secara anatomi dapat dibedakan menjadi,
antara lain :
1. Marginal gingival
2. Attached gingiva
3. Interdental gingiva
Marginal Gingival
Attached Gingiva
Attached gingiva berhubungan dengan marginal gingiva. Ini terlihat jelas dan erat
terikat pada dasar periosteum tulang alveolar. Gingiva melekat dan meluas ke
mukosa alveolar yang relatif longgar dan bergerak. Attached gingiva adalah jarak
antara mukogingival junction dna proyeksi pada permukaan eksternal dari bawah
sulkus gingiva atau poket periodontal.
Lebar gingiva tergantung dari bentuk wajah dan mulutnya. Yang terbesar umumnya
diwilayah insisivus (3,5 – 4,5 mm pada rahang atas dan 3,3 – 3,9mm di mandibula)
dan berkurang dibagian posterior, dengan lebar paling tidak di daerah premolar
pertama (1,9 mm pada rahang atas dan 1,8 mm di mandibula).
Interdental Gingiva
1. Warna
Gingiva sehat umumnya memiliki warna yang disebut “coral pink”. Warna lain
seperti merah, putih, dan biru dapat menandai adanya peradangan (gingivitis) atau
kelainan lain. Walaupun menurut textbook warna gingiva disebut “coral pink”,
pigmentasi rasial normal membuat gingiva berwarna lebih gelap. Karena warna
gingiva dipengaruhi pigmentasi rasial, keseharian dalam warna lebih penting daripada
warna yang ada.
2. Kontur
Gingiva sehat memiliki permukaan halus dan bergelombang didepan tiap gigi.
Gingiva sehat menempati daerah interdental dengan tepat dan pas, berbeda dengan
papilla gingiva yang membengkak yang terdapat pada gingivitis, atau embrassure
yang kosong pada penyakit periodontal. Gusi yang sehat melekat erat pada tiap gigi,
bentuknya meruncing seperti ujung pisau pada tepi marginal gingiva bebas. Disisi
lain, gusi yang meradang memiliki tepi yang menggembung atau bulat.
3. Tekstur
Gingiva sehat bertekstur padat, tahan terhadap adanya pergerakan. Tekstur ini sering
dideskripsikan sama seperti kulit jeruk. Gingiva yang tidak sehat teksturnya
membengkak dan seperti busa. Gingiva berfungsi melindungi jaringan dibawah
perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut (Susanto, 2009)
Ligamentum periodontal terdiri atas komponen selular dan interselular. Komponen selular
terdiri atas sel jaringan ikat, sel-sel epithelial, sel-sel sistem imunitas, dan sel-sel yang
berkaitan dengan elemen neurovaskular. Sel-sel jaringan ikat terdiri dari fibroblast,
cementoblast, dan osteoblast, sedangkan sel-sel imunitas terdiri dari neutrofil, limfosit,
makrofag, sel Mast, dan eusinofil.
Komponen interselular ligamentum periodontal tersusun atas jaringan fibrous dan substansi
dasar. Jaringan fibrous terdiri dari serat kolagen, terutama kolagen tipe I dan III. Pada
ligamentum periodontal terdapat istilah serat Sharpey, yaitu bagian terminal dari serat
kolagen utama yang masuk ke dalam sementum dan tulang. Serat ini dapat mengalami
kalsifikasi dalam derajat signifikan.
Selain serat-serat kolagen, ligament periodontal juga memiliki komponen lain yaitu :
1. Elemen selular
Terdapat empat tipe sel yang terdapat pada ligament periodontal : sel jaringan
ikat, epithelial rest cell, sel sistem imun, dan sel-sel yang berhubungan dengan
elemen neurovaskular.
Sel jaringan ikat termasuk fibroblast, sementoblast dan osteoblast. Fibroblast
adalah sel yang paling banyak terdapat di ligament periodontal, sel ini memproduksi
kolagen dan juga dapat mendegradasi kolagen yang sudah tua. Sedangakan osteoblast
dan sementoblast, seperti halnya osteoklas dan odontoklas, terletak pada permukaan
sementum dan tulang dari ligamentum periodontal.
Epithelial rest of Malassez membentuk kisi-kisi pada ligament periodontal dan
didistribusikan di dekat sementum pada bagian apical dan servical gigi.
Sel sistem imun termasuk neutrofil, limfosit, mast sel, dan eusinofil. Sel-sel
ini, sama dengan sel-sel neurovaskular, juga terdapat pada jaringan ikat lain.
2. Substansi dasar
Ligament periodontal juga memiliki banyak substansi dasar yang mengisi
ruang antara serat dan sel. Terdiri dari dua komponen utama : glycosaminoglycan dan
glycoprotein. Juga memiliki kandungan air yang tinggi (70%).
Ligamen mempunyai anyaman pembuluh darah yang sangat banyak didapat dari arteri
apical dan pembuluh yang berpenestrasi pada tulang alveolar. Terdapat anastomosis dalam
jumlah besar dengan pembuluh darah gingival. Bundel saraf dari nervus trigeminus berjalan
bersama pembuluh darah dari apeks dan melintasi tulang alveolar untuk mensuplai ligamen
dengan reseptor tactile, tekanan dan rasa sakit. Saraf tampaknya berakhir sebagai ujung saraf
bebas atau struktur berbentuk kumparan yang berhubungan dengan aktivitas propioseptif
yang terpusat untuk mengontrol sistem mastikasi pada saat menelan, mengunyah dan
berbicara.
III. Sementum
Sementum merupakan jaringan menyerupai tulang yang tipis dank eras yang menyelimuti
akar anatomi gigi dan temat melekatnya serabut sharpey. Sementum dibentuk oleh
sementoblas yang berkembang dari sel-sel mesenkim yang tidak terdiferensiasi dalam
jaringan ikat folikel dentalis. Sementum tersusun dari 45-50% berat material anorganik
(hidroksi apatit) dan 50-55% berat material organik dan air. Material organiknya sebagian
besar terdiri atas kolagen dan protein polisakarida. Sementum merupakan jaringan avaskuler.
Sementum berwarna kuning muda. Sementum merupakan jaringan dengan kadar fluor
tertinggi diantara jaringan yang termineralisasi dan bersifat permeable terhadap berbagai
material. Terdapat 2 macam sementum, yaitu acellular dan cellular cementum. Lapisan
sementum aselular sementum adalah suatu jaringan hidup yang mendominasi separuh bagian
korona akar. Sementum seluler lebih sering ditemukan di daerah separuh apical akar.
(Sumawinata, 2003).
Dari sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dibandingkan jaringan keras
lain dari gigi. Sementum terdiri atas matriks serat-serat kolagen, glikoprotein, dan
mukopolisakarida yang telah mengapur. Sementum umumnya bertumbuh sangat lambat,
namun dapat mengalami hyperplasia sebagai respons terhadap iritasi menahun. (Fawcett,
2002).
Struktur Sementum
Menurut Manson & Eley (1993) secara umum sementum dibagi menjadi dua, yaitu
sementum aseluler (primer) dan sementum seluler (sekunder). Keduanya mengandung matrix
alcified interfibrilar dan fibril kolagen.
1. Sementum seluler
Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi.
Mengandung sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui suatu
sistem anastomosis kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen, yaitu
Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang merupakan bagian matriks sementum
yang dibentuk sementoblast.
2. Sementum aseluler
Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang berupa
lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan paralel pada
permukaan akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang terkalsifikasi.
3. Sementum intermediate
Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat sebagai
sementum maupun dentin.
ACC merupakan produksi dari sementoblas dan ditemukan pada daerah coronal
sementum dengan ketebalan 1 sampai 15 mikron. Tidak mengandung serabut
kolagen intrinsik maupun ekstrinsik. Hanya mengandung substansi dasar yang
termineralisasi.
Terdiri atas serabut Sharpey (ekstrinsik) dan serabut intrinsik serta kemungkinan
mengandung sel. Merupakan produk bersama fibroblas dan sementoblas.
Ditemukan pada bagian sepertiga apikal dan furkasio. Ketebalan antara 100
sampai 1000 mikron.
5. Intermediete Cementum
Sementogenesis
Fungsi Sementum
Kelainan Sementum
1. Hipersementosis
2. Sementoma
Sementoma merupakan masa sementum yang biasanya terletak dibagian apical gigi,
dapat melekat atau tidak melekat sama sekali. Dianggap sebagai salah satu neoplasma
odontogenik, ataupun kelainan pembentukan pada waktu perkembangan. Sementoma
ini banyak terdapat pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak terdapat di
mandibula dari pada maksila. (Newman, et al, 2006)
IV. TULANG ALVEOLAR
Tulang alveolar adalah bagian dari maxilla dan mandibula yang membentuk dan
menyokong soket gigi. Tulang alveolar terus menerus mengalami remodeling akibat aktivitas
dari osteoclast dan osteoblast (Carison, 2009).
1. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang haver’s dan lamella tulang
compact (Caranza, 2002). Keping kortikal eksternal menutupi tulang alveolar dan
lebih tipis pada bagian facial (Zainal & Salmah, 1992). Keping kortikal eksternal
berjalan miring kea rah koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sejati dan
membentuk membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 – 0,4 mm.
Dinding alveolar dilalui oleh pembuluh darah dan pembuluh lymph serta syaraf yang
masuk ke dalam ruang periodontal melalui sejumlah kanal kecil (Kanal Volkmann)
(Klaus dkk, 1989)
2. Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang compact disebut tulang alveolar
sejati yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran radiografis (Carranza, 2002)
3. Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang alveolar
sejati. Septum interdental terdiri dari trabekula concellous yang mendukung tulang
dan menutupi bagian dalam border tulang compact (Carranza, 2002)
BAB II
ISI
I. Gingiva
Pada probandus dilihat dari segi warna gingiva tegolong coral pink , cerah ,
tidak tampak adanya warna kebiruan atau merah tua yg seringkali menandakan
adanya peradangan atau bengkak. (Rateitschak, 1985).Pada gigi m1 kanan bawah
terlihat kontur gingiva tidak mengikuti kontur normal gingiva pada gigi molar, hal ini
kemungkinan disebabkan oleh karena posisi gigi yang tidak benar (molar
mesioversi)dan menyebabkan resesi gingiva. (Susanto, 2009).Pada regio kiri
atas,antara distal p2 dengan distal m1, terlihat terjadinya resesi gingiva dimana
embrasur tidak berbentuk sesuai dengan kontur gingiva normal yang terlihat pula
pada distal i2 kiri dengan mesial c kiri.
A. KESIMPULAN
Pada jaringan periodontal probandus terdapat berbagai
keadaan abnormal jika dibandingkan dengan keadaan
jaringan periodontal yang normal.