You are on page 1of 18

PANDANGAN ISLAM TENTANG MANUSIA

_______________________________________________________________________

DESKRIPSI

Kedudukan dan sifat manusia, proses kejadian manusia, karakteristik manusia,


Misi dan fungsi penciptaan manusia

KOMPETENSI

- Mahasiswa mengetahui tentang kedudukan dan sifat


Manusia.

- Mahasiswa mengetahui proses kejadian manusia,

- Mahasiswa mengetahui karakteristik manusia.

- Mahasiswa mengetahui misi dan fungsi penciptaan manusia.

_______________________________________________________________________

A. KEDUDUKAN DAN SIFAT MANUSIA.

1. Kedudukan Manusia
Kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi.
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah.
Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah untuk mendapatkan
kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi
ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka
untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai
kesenangan di dunia dan ketenangan diakhirat.

9
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu di bumi? Dan
bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta
bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan
ketenangan akhirat tersebut ? Banyak sekali ayat yang menjelaskan
mengenai tiga pandangan ini kepada manusia. Antara lain seperti
disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. Al-
Baqarah: 30)
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk,
mukalaf, mukaram, mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk
yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat-sifat insaniah, seperti dha’if ‘lemah’
(an-Nisaa’: 28), jahula ‘bodoh’ (al-Ahzab :72), faqir ‘ketergantungan atau
memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ‘sangat mengingkari nikmat’ (al-
Israa’: 67), syukur (al-Insaan:3), serta fujur dan taqwa (asy-Syams: 8).

2. Sifat-sifat Manusia
a) Lemah
Allah (senantiasa) hendak meringankan (beban hukumnya) daripada
kamu, karena manusia itu dijadikan berkeadaan lemah. (An-
Nisaa:28)
b) Tidak Bersyukur
Dan Dia lah yang menghidupkan kamu, kemudian Ia mematikan
kamu, kemudian Ia menghidupkan kamu semula. Sesungguhnya
manusia sangatlah tidak bersyukur. (Al-Hajj:66)

10
Dan apabila Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah
dia serta menjauhkan diri (dari bersyukur) dan apabila ia ditimpa
kesusahan, maka ia berdoa merayu dengan panjang lebar.
(Fussilat:51)
Sesungguhnya manusia sangat tidak bersyukur akan nikmat
Tuhannya. (AL-‘Adiyat:6)
c) Berputus asa
Dan demi sesungguhnya! Jika Kami rasakan manusia sesuatu
pemberian rahmat dari Kami kemudian Kami tarik balik pemberian itu
daripadanya, mendapati dia amat berputus asa, lagi amat tidak
bersyukur. (Hud:9)
Dan apabila Kami kurniakan nikmat kepada manusia, berpalinglah ia
serta menjauhkan diri dan apabila ia merasai kesusahan, jadilah ia
berputus asa. (Al-Israa’:83)
Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan. Dan kalau ia ditimpa
kesusahan maka menjadilah ia seorang yang sangat berputus asa,
lagi sangat nyata kesan putus harapnya (dari rahmat pertolongan
Allah). (Fussilat:49)
d) Tidak menghargai nikmat Allah
Sesungguhnya manusia (yang ingkar) sangat suka menempatkan
sesuatu pada bukan tempatnya lagi sangat tidak menghargai nikmat
Tuhannya. (Ibrahim:34)
e) Suka membantah
Ia menciptakan manusia dari air benih, (setelah sempurna
kejadiannya), tiba-tiba menjadilah ia seorang pembantah yang terang
jelas bantahannya. (Al-Nahl:4)
Dan demi sesungguhnya Kami telah huraikan dengan berbagai-
bagai cara di dalam Al-Quran ini untuk umat manusia, dari segala
jenis contoh bandingan dan sememangnya manusia itu, sejenis
makhluk yang banyak sekali bantahannya. (Al-Kahfi:54)

11
f) Terburu-buru
Dan manusia berdoa dengan (memohon supaya ia ditimpa)
kejahatan sebagaimana ia berdoa dengan memohon kebaikan, dan
sememangnya manusia itu (bertabiat) terburu-buru. (Al-Israa’:11)
Jenis manusia dijadikan bertabiat terburu-buru dalam segala halnya,
Aku (Allah) akan perlihatkan kepada kamu tanda-tanda
kekuasaanKu, maka janganlah kamu meminta disegerakan
(kedatangannya). (Al-Anbiyaa’:37)

g) Kufur nikmat
Dan apabila kamu terkena bahaya di laut, (pada saat itu) hilang
lenyaplah (dari ingatan kamu) makhluk-makhluk yang kamu seru
selain dari Allah, maka apabila Allah selamatkan kamu ke darat,
kamu berpaling tadah (tidak mengingatiNya); dan memanglah
manusia itu sentiasa kufur (akan nikmat-nikmat Allah). (Al-Israa’:67)
h) Bakhil dan Kikir
Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu
tahan, karena takut membelanjakannya". Dan adalah manusia itu
sangat kikir. (Al-Israa’:100)
i) Zalim
sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan
kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut
dikerjakan. (Al-Ahzab:72)
j) Sombong
Maka apabila manusia disentuh oleh sesuatu bahaya, ia segera
berdoa kepada Kami, kemudian apabila Kami memberikannya
sesuatu nikmat (sebagai kurnia) dari Kami, berkatalah ia (dengan
sombongnya): “Aku diberikan nikmat ini hanyalah disebabkan
pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku”. (Tidaklah benar
apa yang dikatakannya itu) bahkan pemberian nikmat yang tersebut

12
adalah ujian (adakah ia bersyukur atau sebaliknya), akan tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu) (Az-Zumar:49)
k) Tidak mengenang budi
Dan mereka (yang musyrik mempersekutukan Allah dengan)
menjadikan sebahagian dari hamba-hamba Allah sebagai anak
bagiNya. Sesungguhnya manusia (yang demikian sesatnya) sangat
tidak mengenang budi, lagi nyata kufurnya. (Az-Zukhruf:15)
l) Resah dan Gelisah
“ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
[Al-Maarij:19]
Disebutkan seterusnya bahwa manusia yang resah gelisah itu
mempunyai dua ciri yang utama iaitu:
 Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, [Al-Maarij:20]
 dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, [Al-Maarij:21]
m) Mudah terpedaya
Wahai manusia! Apakah yang memperdayakanmu – (berlaku
derhaka) kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah ? (Al-Infitar:6)
n) Melampaui batas
Sesungguhnya jenis manusia tetap melampaui batas (yang
sepatutnya atau yang sewajibnya), (Al-‘Alaq:6)
o) Kerugian
Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. (Al-‘Asr:2)

B. PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL QURAN


1. Nutfah : \
Nutfah yaitu peringkat pertama bermula selepas persenyawaan atau
minggu pertama. Ianya bermula setelah berlakunya percampuran air
mani.
Maksud firman Allah dala surah al-insan : 2

13
" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis air
mani yang bercampur yang Kami (hendak mengujinya dengan perintah
dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat "
Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah nutf ertinya air
yang sedikit yang terdapat di dalam sesuatu bekas samada telaga,
tabung dan sebagainya. Sementara perkataan amsyaj berasal daripada
perkataan masyj yang bererti percampuran
Berasaskan kepada makna perkataan tersebut maksud ayat di atas ialah
sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan manusia daripada air mani
lelaki dan air mani perempuan.
Daripada nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota yang
berlainan, tingkahlaku yang berbeza serta menjadikan lelaki dan
perempuan. Daripada nutfah lelaki akan terbentunya saraf, tulang dan
fakulti, manakala dari nutfah perempuan akan terbentuknya darah dan
daging.

A- Sperma B-Sperma menembusi ovum


2. Alaqah
Alaqah yaitu Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu
pertama/hari ketujuh . Pada hari yang ketujuh telor yang sudah
disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar makin). Selepas
itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.
Firman Allah yang bermaksud
" Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun : 14

14
Kebanyakan ahli tafsir menafsirkan alaqah dengan makna
segumpal darah. Ini mungkin dibuat berasaskan pandangan mata kasar.
Alaqah sebenarnya suatu benda yang amat seni yang diliputi oleh darah.
Selain itu alaqah mempunyai beberapa maksud :
a) sesuatu yang bergantung atau melekat
b) pacat atau lintah
c) suatu buku atau ketulan darah
Peringkat alaqah adalah peringkat pada minggu pertama hingga minggu
ketiga did alam rahim.

3. Mudghah
MUDGHAH : Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu
keempat. Perkataan mudghah disebut sebanyak dua kali di dalam Al-
Quran surah al-Mukminun ayat 14, artinya
"Lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging" al-Mukminun
: 14
Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga
dan anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah
terbentuk. Vilus yang tertanam di dalam otot-otot ibu kini mempunyai
saluran darahnya sendiri. Jantung bayi pula mula berdengup. Untuk
perkembangan seterusnya, darah mula mengalir dengan lebih banyak
lagi kesitu bagi membekalkan oksigen dan pemakanan yang
secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula
berfungsi sendiri.

4. Izam Dan Lahm


Izam Dan Lahm yaitu peringkat keempat pada minggu kelima, keenam
dan ketujuh ialah peringkat pembentukan tulang yang mendahului
pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot
akan membungkus rangka tersebut.
Firman Allah yang bermaksud :

15
"Lalu Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam dan
kemudiannya Kami membalutkan Izam dengan daging" al-Mukminun :
14
Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang
kompleks. Pada tahap ini perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang
belakang mula terbentuk. Serentak dengan itu sistem pernafasan dan
saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke pau-paru mula
kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan, kalenjar, hati, buah
penggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih
sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata,
telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya
telah sempurna dan lengkap

Janin pada usia 12 minggu

5. Nasy'ah Khalqan Akhar


Nasy'ah Khalqan Akhar yaitu pada peringkat ini menjelang minggu
kelapan, beberapa perubahan lagi berlaku. Perubahan pada tahap ini bukan
lagi embrio tetapi sudah masuk ke peringkat janin. Pada bulan ketiga,
semua tulang janin telah terbentuk dengan sempurnanya Kuku-kukunya pun
mula tumbuh. Pada bulan keempat, pembentukan uri menjadi cukup
lengkap menyebabkan baki pranatel bayi dalam kandungan hanya untuk

16
menyempurnakan semua anggota yang sudah wujud. Walaupun perubahan
tetap berlaku tetapi perubahannya hanya pada ukuran bayi sahaja.

Janin mendapat makanan melalui uri

6. Nafkhur-Ruh
Nafkhur-Ruh : yaitu peringkat peniupan roh. Para ulamak Islam
menyatakan bilakah roh ditiupkan ke dalam jasad yang sedang
berkembang? Mereka hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini
berlaku selepas empat puluh hari dan selepas terbentuknya organ-organ
tubuh termasuklah organ seks. Nilai kehidupan mereka telah pun
bermula sejak di alam rahim lagi. Ketika di alam rahim perkembangan
mereka bukanlah proses perkembangan fizikal semata-mata tetapi
telahpun mempunyai hubungan dengan Allah S.W.T melalui ikatan
kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Quran
surah al-A'raf : 172. Dengan ini entiti roh dan jasad saling bantu
membantu untuk meningkatkan martabat dan kejadian insani di sisi
Allah.

C. KARAKTERISTIK MANUSIA.

1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah dirakit dalam suatu tatanan
yang terbaik dan sempurna. Hal ini bisa dibandingkan dengan makhluk

17
lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi
tangan manusia lebih fungsional dari tangan simpanse, demikian pula
organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempoatan memahmi lebih jauh hakekat
alam semsta di sekelilingnya. Pengetahuan hewan hanya terbatas pada
naluri dasar yang tidak bisa dikembangkan melalui pendidikan dan
pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan peradaban yang
terus berkembang
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan
pilihan dalam hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah
baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang mulia tak akan
pernah menjadi makhluk yang sombongataumaksiat.
4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada manusia
yang sebelumnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat
menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu lembaga
pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang
akan datang.

D. MISI DAN FUNGSI PENCIPTAAN MANUSIA

1. Misi Untuk Beribadah

Misi penciptaan manusia untuk beribadah terdapat dalam Alquran


surat Az-Zariyat ayat 56.
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepadaku.” (Q.S. Az-Zariyat: 56)

Setelah menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah


berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan
dipercaya menghuni dan memelihara bumi sebagai tempat tinggalnya.
Penciptaan manusia di muka bumi mempunyai misi yang jelas dan pasti.
Keberadaan manusia di muka bumi ini memiliki misi utama, yaitu
beribadah kepada Allah SWT. Maka, setiap langkah dan gerak-geriknya

18
harus searah dengan garis yang telah ditentukan. Setiap desah nafasnya
harus selaras dengan kebijakan-kebijakan ilahiah, serta setiap detak
jantung dan keinginan hatinya harus seirama dengan alunan-alunan
kehendak-Nya. Semakin mantap langkahnya dalam merespon seruan
Islam dan semakin teguh hatinya dalam mengimplementasikan apa yang
telah menjadi tugas dan kewajibannya, maka ia akan mampu
menangkap sinyal-sinyal yang ada di balik ibadahnya.
Dalam setiap ibadah yang telah diwajibkan oleh Islam memuat
nilai filosofis seperti nilai filosofis yang ada dalam ibadah shalat, yaitu
sebagai ‘aun (pertolongan) bagi manusia dalam mengarungi lautan
kehidupan (Al-Baqarah: 153), dan sebagai benteng kokoh untuk
menghindari , menghadang, dan mengantisipasi gelombang kekejian dan
kemungkaran sesuai dengan surat Al-Ankabut: 45 yang artinya
”Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan “.

Adapun nilai filosofis ibadah puasa adalah untuk menuntun


manusia muslim menuju gerbang ketaqwaan, dan ibadah-ibadah lain
yang bertujuan untuk melahirkan manusia-manusia muslim yang
berakhlak mulia sesuai dengan surat Al-Baqarah: 183 dan At-Taubah:
103. Maka, ketika manusia mampu menangkap sinyal-sinyal nilai filosofis
dan kemudian mengaplikasikan serta mengekspresikannya dalam
bahasa lisan maupun perbuatan, ia akan sampai kepada gerbang
ketaqwaan. Gerbang yang dijadikan satu-satunya tujuan penciptaannya.
Maka, dalam bingkai misi utama ini, manusia bisa diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu sabiqun bil khairat, muqtashidun, dan dzalimun
linafsihi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut :
a. Sabiqun bil khairat

19
Hamba Allah SWT yang termasuk dalam kategori ini adalah
hamba yang tidak hanya puas melakukan kewajiban dan
meninggalkan hal-hal yang diharamkan-Nya, namun ia terus
berlomba dan berpacu untuk mengaplikasikan sunnah yang telah
digariskan, dan menjauhi yang dimakruhkan. Akal sehatnya
menerawang jauh ke depan untuk menghimpun karya-karya besar
dan langkah-langkah positif. Hati sucinya menerima pilihan akal
selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Inilah hamba
yang selalu melihat kehidupan dengan cahaya bashirah. Hamba
yang hatinya senantiasa dihiasi ketundukan, cinta, pengagungan,
dan kepasrahan kepada Allah SWT.

b. Muqtashidun
Hamba Allah yang masuk dalam kategori ini adalah manusia
muslim yang puas ketika mampu mengamalkan perintah dan
meninggalkan larangan Allah SWT. Dalam benaknya tidak pernah
terlintas ruh kompetitif dalam memperluas wilayah iman ke wilayah
ibadah yang lebih jauh lagi, yaitu wilayah sunnah. Imannya hanya
bisa menjadi benteng dari hal-hal yang diharamkan dan belum
mampu membentengi hal-hal yang dimakruhkan.
c. Dzalimun linafsihi
Hamba yang termasuk dalam kelompok ini adalah yang masih
mencampur adukkan antara hak dan batil. Selain ia mengamalkan
perintah-perintah Allah SWT, ia juga masih sering berkubang dalam
kubangan lumpur dosa. Jadi, dalam diri seorang hamba ada dua
kekuatan yang mempengaruhinya, tergantung kekuatan mana yang
lebih dominan, dan dalam kelompok ini, nampaknya kekuatan
syahwat yang mendominasi kehidupannya, sehingga hatinya sakit
parah.

20
2. Misi Sebagai Khalifah
Selain bertugas sebagai hamba yang harus selalu mengabdi,
manusia hidup di dunia memiliki posisi terhadap makhluk-makhluk yang
lainnya. Fungsi ini disebut dengan fungsi kekhalifahan (khilafah),
sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah dalam surat Al-Baqarah
ayat 30, artinya :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“aku hendak menjadikan kalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-
Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman. “sungguh, Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)

Khalifah secara bahasa berarti pengganti atau wakil. Maka


manusia di muka bumi ini menjadi khalifah Allah, atau wakil Allah. Ibnu
Jarir at-Thabari menjelaskan, bahwa Allah mengangkat manusia sebagai
khalifah-Nya untuk menggantikan Allah dalam memutuskan perkara
secara adil terhadap makhluk-makhluk Allah.
Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya agar mengingat firman-Nya
kepada para malaikat yaitu “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi” yang akan menggantikan-Nya dalam
menjalankan hukum-hukum-Nya di muka bumi. Para malaikat ketika itu,
bertanya-tanya karena kawatir yang menjadi khalifah ini adalah orang-
orang yang akan menumpahkan darah dan membuat kerusakan di muka
bumi, yaitu berupa kekufuran dan perbuatan maksiat. Hal ini sebagai
perbandingan terhadap makhluk sebelumnya (jin) yang memang terjadi
terhadap mereka apa yang dikhawatirkan tersebut. Lalu Allah SWT
memberitahukan kepada mereka bahwa Dia mengetahui hikmah dan
mashalahat yang ada dibalik itu semua, suatu hal yang tidak mereka
ketahui.Yang dimaksud dengan peringatan ini adalah tambahan dalam
mengungkapkan bukti-bukti yang menunjukkan wujud Allah Ta’ala,
qudrat-Nya, ilmu-Nya serta hikmah-Nya yang mewajibkan kita untuk
beriman dan beribadah kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya.

21
Firman: (Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi”); maksud al-Khalifah disini adalah pengganti para malaikat
sebelumnya. Ada yang mengatakan bahwa dia adalah Nabi Adam
‘alaihissalaam. Allah Ta’ala berbicara kepada para malaikat dengan
khithab seperti ini bukan dalam rangka meminta pendapat mereka akan
tetapi untuk mengeluarkan apa yang ada pada diri mereka (mengetahui
tanggapan mereka).

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)


di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya, yakni
dengan berbuat syirik dan maksiat, mereka mengatakan hal ini
berdasarkan pengetahuan yang mereka dapatkan dari Allah SWT, yaitu
hanya satu sisi sebab mereka tidak mengetahui hal yang ghaib. (Dan
menumpahkan darah); yakni dengan membunuh dan menyakiti
orang. (Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau);
yakni kami sebagai orang yang memuji-Mu. (Dan mentaqdiskan /
mensucikan Engkau); kata at-Taqdis merupakan sinonim dari kata at-
tathhir, yakni kami mensucikan-Mu dari hal-hal yang tidak layak untuk-
Mu yang dinisbatkan oleh kaum al-Mulhidûn (Atheis) dan pendustaan
yang dibuat oleh kaum al-Jâhidûn (para pengingkar). (Rabb berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui); dari
Qatadah (berkaitan dengan tafsirnya), dia berkata:

“Sungguh, sudah ada dalam ‘ilmu Allah bahwa akan ada dari
makhluk tersebut (yang menjadi) para Nabi, Rasul, kaum yang
shalih dan para penghuni surga “.

Petunjuk Ayat diatas adalah:


- Perlunya orang yang tidak tahu bertanya kepada orang yang lebih
tahu.

22
- Tidak bisa membentak orang yang bertanya dan harus menjawabnya
atau memalingkan pertanyaan tersebut dengan cara yang lembut.
- Mengetahui penciptaan pertama.
- Kemuliaan Adam dan kelebihannya.
Khalifah sebenarnya adalah representasi Allah untuk
memakmurkan bumi. Banyak yang salah mengira bahwa menjadi
khalifah berarti menguasai. Nabi Adam AS. bukanlah manusia pertama,
tetapi ia adalah khalifah pertama. Sebelumnya ada manusia-manusia
yang tidak bertugas sebagai khalifah. Lihatlah penggunaan kata Khalifah
bukan Insan di ayat tersebut.
Untuk bertugas sebagai khalifah, bukan berarti harus selalu
dibentuk sebuah sistem pemerintah berlabelkan Islam. Sebenarnya tiap
individu dapat berperan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini secara
individual, karena sesungguhnya seorang manusia baru berfungsi
sebagai khalifah ketika ia berkarya di bumi ini berdasarkan misi untuk
berbuat yang Allah telah tentukan kepadanya di alam dunia.
Masing-masing orang punya “Misi Suci” yang berbeda, yang
telah Allah tugaskan kepadanya. Berdasarkan misi suci inilah “untuk apa”
seseorang diciptakan dan “menurut apa dimudahkan kepadanya”.
Dalam hadits Rasulullah SAW disebutkan bahwa ada seseorang
bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, sudahkah dikenal para
penduduk neraka dan penduduk surga?” Jawab Rasulullah: “Sudah.”
Lalu ia kembali bertanya: “Kalau begitu untuk apa manusia beramal?”
Rasulullah SAW menjawab: “Mereka beramal untuk apa dia diciptakan
dan menurut apa yang dimudahkan kepadanya “ . (Hadits Riwayat
Bukhari).
Kebanyakan manusia tidak mengetahui untuk apa dia diciptakan
di dunia ini. Ketika seorang berkarya di bumi ini sesuai dengan Misi
Hidupnya, maka secara langsung ia telah berkarya sesuai dengan apa
yang Allah kehendaki padanya. Maka secara langsung pula ia telah
menjadi abdi Allah secara hakiki.

23
Dr. Quraisy Syihab menjelaskan tentang kekhalifahan ini, “Ia
berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang hubungannya
dengan Allah SWT baik kehidupan masyarakatnya harmonis, dan
agama, akal dan budayanya terpelihara”. Pengangkatan manusia
sebagai khalifah ini terkait dengan penghargaan sifat ketuhanan kepada
manusia, di antaranya adalah kehendak (iradah). Manusia yang bebas
berkehendak dan bebas memilih ini diuji oleh Allah, mau berkehendak
yang sesuai dengan Dzat yang mewakilkan atau tidak. Dan kelak
manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas jabatannya
sebagai khalifah itu di akhirat.
Pembagian manusia sebagai hamba Tuhan sekaligus khalifah-
Nya :
- Golongan yang tidak tahu atau tidak sadar yang mereka itu hamba
Tuhan dan khalifah-Nya.
- Kelompok yang tahu bahwa mereka adalah hamba dan khalifah Allah
di bumi tetapi rasa kehambaan dan kekhalifahannya tidak ada.
- Kelompok yang merasa kehambaan dan kekhalifahan kepada Allah
di bumi. Rasa kehambaan dan rasa kekhalifahannya kepada Allah itu
kuat.
- Golongan yang sifat kehambaannya dan memperhambakan diri
kepada Allah lebih menonjol dari kekhalifahannya kepada Allah.
- Kelompok yang sifat kekhalifahannya kepada Allah lebih menonjol
dari sifat kehambaannya.
3. Misi Untuk Memakmurkan Bumi
Misi operasional manusia untuk memakmurkan bumi terdapat
dalam Alquran surat Hud ayat 61
‫إإولىَوو‬
‫صاَلإححاَ أووخاَمَهمم وثمَموود‬ ‫إمون أومنوشأ ومَكمم مَهوو وغميمَرهمَ إإولهَه إممن لومَكمم وماَ ا‬
‫او معمَبمَدوا اوياَوق موإم وقاَول و‬
(61 :‫ب وربَبيِّ إإان إإلوميإه مَتومَبوا مَثام وفاَمسوتمغإفمَروهمَ إفيوهاَ ووامسوتمعومورمَكمم املومرإض )هود‬
‫ب وقإري ب‬
‫جي ب‬
‫مَم إ‬
Artinya: Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka,
Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada
Tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi

24
(tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya,
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan
memperkenankan (doa hamba-Nya ).” (Q.S. Hud: 61)

Pertanyaan tentang kapankah kehidupan di bumi ini mulai ada


telah dijawab dengan tegas oleh Al Qur’an. Al Qur’an menjelaskan
bahwa kehidupan bermula saat alam semesta tercipta. Air adalah
komponen utama setiap bentuk kehidupan. 50 - 90% berat makhluk
hidup terdiri atas air. Dalam penciptaan makhluk, termasuk di dalamnya
manusia, beberapa ayat menjelaskan besarnya peranan tanah liat, di
samping peranan air.
Dalam hidup keseharian tampak bahwa segalanya hadir dalam
bentuk yang saling berpasangan, siang-malam, pagi-sore, susah-
senang, jantan-betina, dan seterusnya. Begitupun dengan manusia,
keberpasangan padanya tidak perlu diragukan lagi, yaitu laki-laki dan
perempuan. Keberpasangan ini memicu kerjasama yang akan
menghasilkan kesinambungan dan keharmonisan hidup yang akan
mendorong manusia menjadi khaira ummah.
Menjadi khaira ummah menjadi identitas umat Islam. Ditandai
sikap istiqamah (Konsisten) dengan perangai utamanya tetap membawa,
mendorong, mengajak umat kepada yang baik atau amar
makruf . Kemudian melarang berbuat salah yakni nahyun ‘anil
munkar dan tetap beriman dengan Allah. Amar makruf, hanya terlaksana
dengan ilmu pengatahuan. Ketika manusia pertama diciptakan, diberikan
beberapa perangkat ilmu, diajarkan pertama sekali pengenalan terhadap
nama, sifat sesuatu dari alam yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya termasuk malaikat. Lihatlah dengan jelas dialog Allah dengan
para malaikat tatkala penciptaan manusia pertama (Adam), seperti
tertera dalam QS.2, Al Baqarah: 30-35).
Dengan ilmu yang dimiliki itu, maka manusia mengemban misi
mulia yaitu apabila digabung menjadi sebagai makhluk yang dipilih untuk

25
membangun, mengembangkan dan menjadikan bumi (dunia) lebih
berdaya guna agar tercapai kemakmuran di muka bumi dengan keniatan
karena Allah SWT semata.

_________________________________________________________________

Soal – soal :
1. Jelaskan kedudukan dan sifat manusia ?
2. Jelaskan proses kejadian manusia menurut Al Quran ?
3. Jelaskan karakteristik manusia ?
4. Jelaskan fungsi penciptaan manusia ?

26

You might also like