Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
Tirotoksikosis
2.6 Manifestasi klinis Hipertiroid
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan
kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . Gejala
yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
a. Umum :Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas
b. Kardiovaskuler ;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinustakikardi, fibrilasi atrium,
nadi kolaps.
c. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis,psikosis, kelemahan otot,
secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa
khawatir, Serta tidak dapat duduk diam .
d. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi makanan,
penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal, perubahan defekasi
dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
e. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
f. Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon yang
khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian, pasien yang berusia
lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema
pretibial, rambut tipis..
g. Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
h. Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi
kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.
2.6.1 Manifestasi Klinis Penyakit graves
Pada penyakit graves terdapat 2 kelompok gambaran utama, tiroidal dan ekstratiroidal
dan keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar
tiroid dan hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang
berlebihan. Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila
panas, kulit lembab, berat badan menurun, nafsu makan meningkat, palpitasi, takhikardi, diare
dan kelemahan serta atrofi otot.
Pada ekstratiroidal berupa oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya pada
tungkai bawah. Oftalmopati yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai oleh mata
melotot, fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata
dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan konvergensi. Jaringan orbita dan otot-otot mata
diinfiltrasi oleh limfosit, sel mast dan se-sel plasma yang mengakibatkan eksoftalmoa (proposis
bola mata), okulopati kongestif dan kelemahan gerakan ekstraokuler (Price,1995).
2.8 Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid,
yang terjadi secara tiba-tiba. Badal tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan
tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena
hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
- Pembedahan - Ketakutan
- Stress - Kehamilan atau persalinan
2.9 Prognosis
Mortalitas krisis tiroid dengan pengobatan adekuat adalah 10-15% (Rani., et.al.,2006).
Individu dengan tes fungsi tiroid normal-tinggi, hipertiroidisme subklinis, dan
hipertiroidisme klinis akan meningkatkan risiko atrium fibrilasi. Hipertiroidisme juga
berhubungan dengan peningkatan risiko gagal jantung (6% dari pasien), yang mungkin menjadi
sekunder untuk atrium fibrilasi atau takikardia yang dimediasi cardiomyopathy. Gagal jantung
biasanya reversibel bila hipertiroidisme diterapi. Pasien dengan hipertiroidisme juga berisiko
untuk hipertensi paru sekunder peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi vaskuler
paru.
Pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, hipertiroidisme
meningkatkan risiko kematian (rasio hazard [HR] = 1,57), dan bahkan mungkin pada pasien
tanpa jantung. Hal ini juga meningkatkan risiko stroke iskemik (HR = 1,44) antara dewasa usia
18 sampai 44 years. Hipertiroidisme tidak diobati juga berpengaruh terhadap kepadatan
mineral tulang yang rendah dan meningkatkan risiko fraktur pinggul (Gandhour and Reust,
2011).
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon
tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas
keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan
krisis tiroid alergi terhadap yodium.
2.10.3 Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul. Para
ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk
menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis
(diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan
aliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin
B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah
perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
2.10.4 Terapi Iodium Radioaktif
Terapi RAI dengan IODIN – 131 sering dipakai karena dapat di berikan kepada pasien
yang berobat jalan. Dan juga lebih aman bagi pasien yang yang bias menjadi rsiko tinggi utuk
pembedahan, terutama yang lansia.perbaikannya lebih cepat tampak dari pada obat antitiroid.
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
2.10.5 Operasi Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari
selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
2.10.6 Radiasi
Berikut kewaspadaan teradap terapi radiasi RAI
a. Siram air toilet yang banyak setelah memakainya
b. Tingkatkan asupan air untuk membantu eksresi RAI
c. Alat makan,handuk,seprei harus tersendiri dan harus dicuci sendiri
d. Tidur sendirian
e. Hindari kontak badan yang lama
f. Jangan menyusui bayi
g. Tunda kehamilan 6 bulan setelah terapi
2.10.7 Diet
Karena kebutuhan makanan meningkat maka asupan nutrisi dan kalori
perlu di tingkatkan dan di atur pola makannya.
2.10.8 Aktivitas
Penderita hipertiroidisme memerlukan tirah baring komplit dan perawatan di unit
intensif.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
a. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh.
b. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy.
c. Klien akan menunjukkan berat badan stabil.
d. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus.
e. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.
f. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya.
g. Klien dapat mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebabnya.