Pedoman pemeliharaan ini meliputi inservice inspection dan inservice
measurement (pengukuran dalam keadaan operasi)
4.1.1 In-Service Inspection
Sebelum dilakukan semua kegiatan in-service ini, harus dilakukan terlebih dahulu pengukuran kondisi peralatan yang meliputi suhu ruangan dan kelembaban
A. Inspeksi harian meliputi:
1) Keadaan display : keadaan display nya mati atau hidup 2) Parameter display a. kWh kirim (mencatat nilai stand pada kwh kirim) b. kWh terima (mencatat nilai stand pada kwh terima) c. kVarh kirim (mencatat nilai stand pada kVarh kirim) d. kVarh terima (mencatat nilai stand pada kVarh terima) e. Tegangan per phase (mencatat tegangan per phase pada display kWh meter) f. Arus per phase (mencatat arus per phase pada display kWh meter) g. Power factor (mencatat power factor pada display kWh meter) h. MW (mencatat MW pada display kWh meter) i. Mvar (mencatat MVar pada display kWh meter) j. Batere (mencatat kemampuan batere dari kWh meter) k. Auxiliary power suply (mencatat kemampuan Auxiliary power suply dari kWh meter) l. Jam meter (Mencatat kesesuaian jam meter dengan jam yang telah distandarkan (GPS/NTP)) 3) Indikator display a. Arah daya (Menunjukkan arah daya pada kWh meter) b. Indikator tegangan (Menunjukkan indikator tegangan dan kemungkinan adanya tegangan hilang atau tidak) c. Pesan error (Menunjukkan pesan error yang tercatat pada display kWh meter) B. Inspeksi mingguan Tidak ada item pemeriksaan khusus mingguan C. Inspeksi bulanan Inspeksi ini meliputi inspeksi pada panel kWh meter meliputi: kondisi luar panel kWh dari korosi dan kebersihan panel dan kWh meter dari debu dan benda lain yang tidak diperlukan serta kondisi pintu. Dalam inspeksi ini yang perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1) Terminasi wiring pada panel kWh Meter (sesuai kebutuhan)
2) Kabel grounding panel 3) Segel pintu (box) 4) MCB PT 3 phase 5) MCB Auxiliary AC/DC 6) Peralatan komunikasi (indikator power suply) a. Eksternal modem b. PABX c. Router d. Switch Hub e. Konverter 7) Lampu penerangan dalam panel 8) Lubang-lubang kabel dalam panel D. Inspeksi tahunan Inspeksi yang harus dilakukan secara rutin setiap tahun, dimana dalam inspeksi ini lebih menitikberatkan ke masalah security / keamanan dan juga kontinuitas. Inspeksi tahunan meliputi: 1) Segel terminal CT 2) Segel terminal PT 3) Segel Marshalling kiosk 4) Kode segel pada CT 5) Kode segel pada PT 6) Kode Segel Marshalling kiosk 7) Terminasi wiring dari CT/ PT sampai ke panel kWh Meter 8) Kondisi visual CT/ PT 9) Kondisi box sekunder PT 10) MCB PT 11) Kondisi kWh METER a. LED KwH METER b. Masa berlaku kalibrasi c. Kartu gantung E. Inspeksi 5 tahunan Inspeksi yang harus dilakukan secara rutin setiap 5 tahunan sebagai berikut: 1) Kondisi fisik panel kWh meter bagian luar 2) Kondisi fisik box CT metering 3) Kondisi fisik box PT metering 4) Kondisi fisik marshalling kiosk 5) Kondisi grounding CT 6) Kondisi grounding PT 7) Saluran kabel dari CT/ PT ke panel kWh meter 4.1.2 In Service Measurement Sebelum dilakukan semua kegiatan in-service ini, harus dilakukan terlebih dahulu pengukuran kondisi peralatan yang meliputi suhu ruangan dan kelembaban. A. In Service Measurement – Bulanan In service yang harus dilakukan secara rutin setiap bulan meliputi: 1) Nilai kWh kirim hasil data logger dari meter yang didownload 2) Nilai kWh terima hasil data logger dari meter yang didownload 3) Nilai kVArh kirim hasil data logger dari meter yang didownload 4) Nilai kVArh terima hasil data logger dari meter yang didownload 5) Tegangan sisi sekunder setiap phasa 6) Arus sisi sekunder setiap phasa 7) Faktor kerja 8) Frequensi 9) Deviasi kWh antara MU dan MP dalam persen 10) Deviasi kVArh antara MU dan MP dalam persen B. In-Service Measurement – Tahunan In-service yang harus dilakukan secara rutin setiap tahun. In-service ini meliputi: 1) Penunjukan arus sisi sekunder 2) Penunjukan tegangan sisi sekunder 3) Burden CT 4) Burden PT 5) Memeriksa error kWh 6) Memeriksa error kVArh C. In-Service Measurement – 5 Tahunan In-service yang harus dilakukan secara rutin setiap 5 tahun. In service ini menitikberatkan pada kalibrasi yang meliputi: 1) Kalibrasi untuk fungsi kWh 2) Kalibrasi untuk fungsi kVArh 4.2 Shutdown testing / measurement Shutdown testing / measurement adalah kegiatan testing / measurement dimana system dalam keadaan shutdown. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini: 1) Memastikan keakuratan data pada kWh meter 2) Memastikan reliabilitas system metering meliputi CT/ PT Metering, wiring panel kWh meter dan kWh meter. Pekerjaan yang harus dilakukan pada saat system shutdown (shutdown testing/measurement) adalah: 4.2.1 Pengecekan CT/ PT untuk metering 1) Periksa visual CT/ PT 2) Periksa name plate CT/ PT meliputi ratio, kelas CT/ PT 3) Periksa kondisi terminal dan wiring CT/ PT 4.2.2 Pemeriksaan di panel kWh meter 1) Terminal arus/ tegangan: a. Periksa wiring untuk arus pada semua phase dengan Avometer (test kontinuitas) b. Periksa wiring untuk tegangan phasa to netral dan phase to phasa dengan Avometer c. Periksa kekencangan di terminal arus dan tegangan d. Periksa test switch kWh meter 4.2.3 Pemeriksaan di kWh meter 1) Terminal arus/ tegangan: a. Periksa wiring untuk arus pada semua phase dengan Avometer (test kontinuitas) b. Periksa wiring untuk tegangan phasa to netral dan phase to phase dengan Avometer c. Periksa kekencangan di terminal arus dan tegangan d. Pemeriksaaan konektivitas pisau-pisau pada kWh meter type switchboard 4.2.4 Pemeriksaaan auxiliary supply kWh meter Pengukuran sumber auxiliary supply ac/dc pada terminal kWh meter. 4.3 Pemeriksaan dan pengujian setelah gangguan Gangguan yang dimaksud disini adalah gangguan dalam system metering yang mengakibatkan transaksi terganggu. Contoh gangguan:display mati, deviasi tinggi, muncul indikasi error, muncul alarm-alarm. Tujuan dari pemeliharaan ini adalah: 1) Memastikan komponen-komponen dalam system metering yang terganggu. 2) Memastikan keakuratan data sehingga transaksi tidak terganggu. Pemeriksaan setelah gangguan ini meliputi: 4.3.1 Investigasi sistem metering antara lain: 1) Pengukuran sisi sekunder CT 2) Pengukuran sisi sekunder PT 3) Pemeriksaan/ pengukuran pengawatan dari CT/ PT sampai dengan Meter 4.3.2 Resetting untuk parameter bila terdapat data yang berubah 1) Rasio CT/PT 2) Konfigurasi Setting 3) Satuan energi pada register dan loadprofile 4) Pulse weight 5) Konstanta kh 6) Pembagian tarif (TOU) 4.3.3 Validasi data logger minimal untuk 2 slot Setelah resetting perlu dilakukan validasi data rekaman loadprofile per interval 30/60 menit minimal 2 slot dan membandingkan dengan penunjukan stand register dan beban instantaneous. 4.3.4 Kalibrasi ulang untuk fungsi kWh dan kVArh Terlampir contoh form hasil pelaksanaan kalibrasi/verifikasi pada meter elektronik fungsi kWh (Tabel 2.1) dan fungsi kVArh (Tabel 2.2) yang dituangkan dalam sertifikat kalibrasi yang dituangkan oleh PLN Litbang. Tabel 2-1 Hasil Kalibrasi untuk fungsi KWh Tabel 2-2 Hasil kalibrasi untuk fungsi kVarh 4.4 Analisa Hasil Pemeliharaan Analisa hasil pemeliharaan menggambarkan kajian dan penilaian hasil-hasil inspeksi maupun pengukuran yang didasarkan pada kondisi baku yang menjadi standar / acuan dari kondisi yang seharusnya terjadi. 4.4.1 In-Service Inspection
Tabel In-Service Inspection
4.4.2 In-Service Measurement
Tabel In-Service Measurement
Pemeliharaan pada kWh meter transaksi dibagi menjadi 2 yaitu pemeliharaan rutin dan non rutin. Pemeliharaan rutin / periodik adalah kegiatan pemeliharaan yang sudah direncanakan sesuai ketentuan dalam Grid Code 2007 (5 tahun sekali), sedangkan pemeliharaan Non Rutin adalah kegiatan yang dilakukan diluar jadwal yang disebabkan adanya kelainan hasil pengukuran pada meter atas persetujuan kedua belah pihak. Pemeliharaan Rutin meliputi pengujian akurasi fungsi kWh dan fungsi kVArh yang dilaksanakan oleh lembaga sertifikasi, sedangkan pemeliharaan non rutin dilakukan dengan cara verifikasi hasil pengukuran fungsi kWh dan kVArh oleh kedua belah pihak tanpa melibatkan lembaga sertifikasi. Hasil kalibrasi atau verifikasi pada meter transaksi fungsi kWh dan fungsi kVArh harus memenuhi batas-batas nilai yang ditentukan dalam standar (SPLN, IEC) KWh meter elektronik yang digunakan sebagai meter transaksi tenaga listrik di Sistem Transmisi adalah ME (Meter Elektronik) Class 0.2 untuk fungsi kWh dan Clas 2.0 untuk fungsi kVARh. ME tersebut dipasang pada Incoming 20 kV Trafo Distribusi, Konsumen Tegangan Tinggi 150 kV dan 70 kV serta sisi netto Trafo Pembangkit 70 kV, 150 kV atau 500 kV. 4.4.3 Standardisasi Hasil pemeliharaan yang meliputi verifikasi dan atau kalibrasi kWh dan kVArh harus sesuai dengan standard IEC 62053-22 tahun 2003 (fungsi kWh) dan IEC 62053-23 (fungsi kVARh) seperti Tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel Persentase Batas kesalahan kWh
(Meter fasa tunggal dan fasa tiga dengan beban seimbang)
Dari table tersebut diatas dapat dijelaskan prosentase kesalahan yang
diijinkan untuk meter class 0.2 mulai pembebanan 1% s/d 100% dengan faktor daya yang bervariasi (CosPhi 1, lagging, leading).
Tabel Presentase Batas Kesalahan kVArh
(phasa tunggal dan phasa tiga dengan beban seimbang) 4.4.4 Metode Metode yang dipergunakan dalam pelaksanaan kalibrasi atau verifikasi adalah metode komparasi yaitu membandingkan antara meter under test dengan meter standar (tertelusur). Tertelusur adalah ketentuan pada meter standar dari jaringan nasional kalibrasi (JNK) bahwa meter tersebut dapat digunakan sebagai media kalibrasi. Hasil kalibrasi atau verifikasi yang ditunjukkan oleh meter standar terhadap meter under test harus dikoreksi dengan factor kesalahan meter standar itu sendiri. Setelah hasil koreksi dilakukan maka tinggal dibandingkan hasil akhirnya dengan table. 4.5 Rekomendasi Dan Saran Pada Kondisi Abnormal Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan kondisi-kondisi abnormal yang mungkin terjadi pada system metering transaksi berikut rekomendasi yang harus ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang. Tabel 4-1 Kondisi Abnormal dan Rekomendasi